Anda di halaman 1dari 26

Oleh : Patrick Jesse NIM : 205080190

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku. Hukum hak cipta melindungi karya inteletual dan seni dalam bentuk ekspresi. Ekspresi yang dimaksud salah satunya adalah buku.

Hukum hak cipta bertujuan melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual atau membuat turunan dari karya tersebut. perlindungan yang didapatkan pleh pembuat (author) adalah perlindungan terhadap penjiplakan (plagiat) oleh orag lain.

Pasal 29 UUHC (1) Hak cipta atas ciptaan buku dan lain-lain berlaku selama hidup pencipta dan berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.

Menurut berbagai sumber buku pertama kali ada di mesir pada zaman mesir kuno pada tahun 2400 SM setelah mesir menemukan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan dan digulung, gulungan tersebut merupakan buku yang pertama.

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dikumpulkan atau dijilid menjadi satu dan berisi tulisan atau gambar.

1. 2. 3. 4.

Buku Buku Buku Buku

sebagai sebagai sebagai sebagai

media atau perantara kepemilikan/milik pencipta suasana sumber kreativitas

Pada awalnya perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pencipta tidak menimbulkan masalah hak cipta. Hal ini terjadi pada masa kekuasaan kekaisaran romawi pada sekitar abad ke-3 sebelum masehi sampai abad ke-5 setelah masehi. Pada waktu itu perbanyakan karya berupa tulisan dan buku dilakukan oleh paara budak belian atas perintah para penguasa kerajaan, selain diperbanyak karya-karya tersebut juga diperjual-belikan.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih mempunyai dampak bagi munculnya kemudahan-kemudahan dalam memperbanyak peniruan atau pembajakan atas karya buku, dimana di pasaran banyak ditemukan buku bajakan yang dipasarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dan hal ini jelas sangat merugikan bagi penulis buku atau yang menerbitkan buku tersebut.

Keadaan serupa juga didapati pada masyarakat tradisional indonesia. Pada zaman dahulu seorang pencipta suatu karya tulis dianggap melakukan pekerjaan mencipta untuk masyarakat. Ciptaan dianggap milik bersama yang selain merupakan suatu

properti rights.

Jika kenyataan yang terjadi seperti itu, maka penulis dan penerbit buku yang seharusnya mendapatkan nilai ekonomis (royalti) dari buku tersebut tidak akan mereka peroleh, tapi yang mendapatkan keuntungan adalah mereka yang melakukan perbanyakan dan pembajakan atas buku tersebut.

1. 2.

Bagaimana pengaturan hak cipta karya tulis buku di indonesia? Bagaimana dasar hukum perjanjian penerbitan buku di indonesia?

A.

Pengatura hak cipta karya tulis buku di indonesia.

Pengaturan secara khusus mengenai hak cipta atas karya buku dapat dilihat dalam undang-undang hak cipta no. 19 tahun 2002 jo undang-undang no 12 tahun 1997

Dengan diundangkan-nya UUHC no. 19 tahun 2002 menepatkan buku sebagai salah satu ciptaan yang perlu dilindungi. Buku sebagai karya yang harus dilindungi juga karena untuk memenuhi keinginan bangsa indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang terdapat dalam UUD 1945

UUHC pada dasarnya bertujuan positif untuk melindungi, memagari, memberikan rambu, dan menetapkan aturan main di bidang hak cipta. UUHC di satu pihak melindungi hak para pecipta atas jerih payah yang telah dilakukan dengan hak yang mengandung nilai ekonomi dan moral.

Hak ekonomi : adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait dan dapat dialihkan kepada orang atau badan hukum Hak moral : adalah hak pencipta yang tetap melekat pada ciptaannya sehingga tidak dapat dihilangkan atau dihapus dengan alasan apapun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.

Perjanjian penerbitan buku antara seorang penulis dan penerbit merupakan suatu perjanjian keperdataan. Perbuatan ini mengatur pengalihan hak cipta karya tulis seseorang kepada penerbit. Dengan pengalihan hak cipta, penulis mendapatkan hak ekonomis dari cptaan yang dialihkan.

Hak eksklusif yang dapat dialihkan dari suatu hak cipta ke ciptaan menurut UUHC no. 19 tahun 2002 penaturannya tersebar dalam beberapa pasal, antara lain : Pasal 2 Pasal 23 Pasal 24

PT. Hikayat Indah (PT.HI) menerbitkan buku kumpulan cerita rakyat untuk anak-anak dalam bahasa Indonesia. Buku itu dijual secara luas di masyarakat. Setahun kemudian, PT. Dongeng Abadi (PT.DA) juga menerbitkan buku kumpulan serupa. Judul buku dan perwajahan PT.DA mirip dengan buku PT.HI, susunan cerita keduanya tidak sama, dan dalam buku PT.DA terdapat ilustrasi gambar sementara di buku terbitan PT .HI tidak ada. PT. HI tidak mendaftarkan ciptaannya ke Direktorat jenderal HKI. PT. HI berniat menggugat PT. DA dengan alasan PT. DA melanggar hak ciptanya.

Dalam kasus ini telah terjadi pelanggaran hak cipta karena adanya kemiripan hak cipta berupa judul buku,perwajahan dan isi buku yang diterbitkan oleh PT. DA dengan yang diterbitkan oleh PT. HI dan sudah menimbulkan ketidak nyamanan oleh PT. HI sebagai penerbit buku lebih awal dengan judul dan perwajahan yg sama oleh oleh PT. DA.

Adanya kesamaan Judul buku dan perwajahan buku yang diterbitkan oleh PT.DA dengan yg diterbitkan oleh PT.HI. Pelanggaran hak cipta tidak harus terjadi secara keseluruhan tetapi juga terjadi apabila ada kesamaan sebagian. Pelanggaran hak cipta berupa kesamaan Judul buku dan perwajahan buku yang diterbitkan oleh PT.DA dengan yg diterbitkan oleh PT.HI. adalah kesamaan inti dari sebuah hak cipta.

Adanya kesamaan Judul buku dan perwajahan buku yang diterbitkan oleh PT.DA dengan yg diterbitkan oleh PT.HI. tanpa adanya komunikasi dan kontrak oleh pihak PT. DA kepada pihak PT. HI sebagai pemegang hak cipta buku yang Judul buku dan perwajahan buku yang sama tersebut. Pada kasus ini tidaklah wajar karena walaupun ada kemiripan dalam judul buku belum tentu isi dan perwajahan buku bisa sama tetapi dalam kasus ini tidak hanya judul buku saja yang sama namun isi dan perwajahannya juga sama.Hal ini dapat merugikan PT. HI yang telah lebih dulu menerbitkan buku tersebut.

Seharusnya PT. HI yang seharusnya memiliki hak untuk memegang hak cipta atas buku kumpulan cerita rakyat untuk anak-anak dalam bahasa Indonesia tersebut yang ia terbitkan sebelum PT.DA. Karena PT. HI yang lebih dulu menerbitkan buku tersebut dan memiliki bukti atas kepemilikan hak cipta atas buku yang tela diterbitkan maka jika PT. HI ingin membawa masalah ini ke hukum PT. HI dapat memenangkan kasus ini dengan proses cetak dan penggunakan awal oleh publik/ masyarakat. Dimana masyarakat sudah menikmati hasil hak cipta terbitan buku oleh PT. HI. Walaupun ini akan membutuhkan ekstra perjuangan oleh pihak PT. HI untuk memberikan pembuktian akan kepemilikan hak cipta dari buku terbitannya.

PT. HI memiliki hak atas perlindungan hukum hak cipta dengan secara otomatis tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan Undang-Undang. Walaupun secara hukum ciptaan PT. HI tidak didaftarkan namun itu tidak mempengaruhi posisi PT. HI tentang kepemilikannya pada hak cipta dari buku yang telah ia terbitkan.

Anda mungkin juga menyukai