Penanggung Jawab
Abetnego Tarigan Pola Yang inya yang masih lahan berpin-
dah. Cangkul dan Bajak sudah
asli dengan orang Tran, jangan
sampai konflik diselesaikan
Sekretariat Redaksi
Vinna Saprina
2 4
Distribusi dan
Danau Sen-
Pelayanan Komplain Lingkungan tarum ditanami
Eep Saepullah dan Terancam... Sawit...
Sahroel
Keuangan
Tina Sumartina, Supapan 6 9 11
dan Sukardi Mikrohidro
Ekspansi Sawit ..Warga dipen- selamatkan
Penerbit di Kaltim... jara.. hutan adat..
Perkumpulan Sawit Watch
Alamat Redaksi
Jl. Sempur Kaler No. 28,
Bogor 15 22
Telp : 0251-8352-171
Fax : 0251-8352-047
redaksi@sawitwatch.or.id ..Buruh Kebun Demokrasi
www.sawitwatch.or.id terpidana.. Kerakyatan..
Sumber foto :
Sawit Watch
TandanSawit 2
EDITORIAL
A
grofuels – lebih dikenal perusahaan-perusahaan energi Salah satu komoditi yang dapat keanekaragaman hayati lain-
dengan sebutan biofuel dalam skala besar. dijadikan agrofuels adalah kela- nya. Mekanisme pembakaran
– dalam bahasa Indone- pa sawit. Pesatnya pertumbuhan dalam membuka lahan dan pen-
“Indonesia,
sia disebut sebagai bahan bakar pasar minyak sawit berdampak geringan gambut untuk ditan-
nabati, telah disebar-luaskan pada pengembangan perkebu- ami sawit, ternyata menghasil-
sebagai solusi untuk permasala- sebagai neg- nan kelapa sawit skala besar di kan jutaan ton karbon dioksida
ara penghasil
han perubahan iklim, karena sejumlah negara Amerika Latin, (CO2) yang membuat Indonesia
dapat memenuhi kebutuhan en- Afrika Barat dan Asia Teng- menjadi kontributor emisi CO2
ergi dunia dengan menghasil- minyak sawit gara. terbesar ketiga di dunia setelah
kan emisi karbon yang lebih Amerika Serikat dan China.
rendah dibanding bahan bakar mentah terbe-
lainnya. Bahkan Uni Eropa te-
lah menetapkan keputusan bah-
sar di dunia, Namun tidak hanya hutan dan
lahan gambut yang kaya akan
wa di tahun 2010, bahan bakar saat ini memiliki perke- keanekaragaman hayati yang
transportasi harus mengandung
10% agrofuels.
bunan kelapa sawit seluas terancam perluasan kebun ke-
lapa sawit. Dus ada jutaan pen-
7.4 juta hektar dan masih duduk Indonesia yang meng-
Beberapa pihak melihat tum-
buhnya pasar agrofuels ini se-
berencana memperluas ke- gantungkan hidupnya pada
hutan dan lahan gambut juga
bagai sebuah peluang ekonomi bun sawitnya mengalami kesulitan. Mereka
bagi negara berkembang karena
dapat membuka lapangan kerja
hingga men- Patut diingat, perkebunan sawit
merupakan salah satu penyebab
terpaksa kehilangan tanah dan
kebun demi pembanguna kebun
dan meningkatkan kesejahter- capai 20 juta utama penggundulan hutan dan kelapa sawit Simak potret ling-
hektar”
aan. Sementara pihak lainnya pembukaan lahan gambut Indo- kungan yang kami buat di Riau,
justru khawatir proses ini mer- nesia, yang berakibat punahnya Kalimantan Barat dan Kaliman-
upakan awal dari privatisasi ta- spesies langka seperti orang tan Timur. Gambaran persoalan
nah dan sumberdaya alam oleh utan, harimau Sumatra dan lingkungan di Indonesia.
3
Edisi I/Maret ‘09-SW10
LAPORAN KHUSUS
Ekosistem Danau Sentarum persen di antaranya merupakan ikan ende- wasan lindung lahan basah (ramsar site).
mik air tawar Borneo.Tak cuma itu keuni-
Sejak 1999, danau Sentarum di kan TNDS. Di danau ini terdapat reptil se- Fenomena alam atau lebih tepatnya keajai-
resmikan sebagai Taman Nasion- banyak 26 spesies dan burung 310 spesies, ban Danau Sentarum dapat dilihat dan dira-
al berdasarkan surat keputusan sekitar 13 spesies di antaranya merupakan sakan langsung oleh banyak orang, terutama
Menteri Kehutanan dan Perke- burung endemik.Tak heran, dengan berba- penduduk Kalbar yang hidup di tepian Sun-
bunan Nomor 34/Kpts-II/ 1999 gai keunikan ini TNDS ditetapkan sebagai gai Kapuas. Saat musim hujan tiba, luapan
dengan luas kawasan mencapai warisan kekayaan dunia yang tak ternilai air dari tujuh sumber air di hulu sungai Ka-
132.000 hektar. Danau yang harganya. Walaupun banyak terdapat lahan puas akan ”ditangkap” oleh Danau Senta-
terbentuk sejak zaman es atau gambut di Kalimantan Barat (Kalbar), na- raum, agar bagian hilir sungai tidak dilanda
periode pleistosen ini memiliki mun sebagian besar berusia muda sekitar banjir bandang. Namun ketika musim kema-
kekayaan flora dan fauna yang 2.000-7.000 tahun, sedangkan yang tertua rau tiba, danau itu akan melepaskan airnya
luar biasa, yang tak dimiliki satu-satunya hanya TNDS. ke aliran sungai Kapuas, untuk menghidupi
daerah lain. Tumbuhannya saja Boleh dikatakan Taman Nasional Danau ekosistem yang ada di enam kabupaten dan
ada 510 spesies dan 33 spesies Sentarum merupakan perwakilan ekosistem satu kota. Boleh dikatakan Danau Sentarum
di antaranya endemik TNDS, lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan merupakan ”bendungan alam” yang me-
termasuk 10 spesies di antaran- hutan hujan tropik di Kalimantan. Demi mang ada untuk mempertahankan kehidu-
ya merupakan spesies baru. menjaga keunikan dan kekayaan ekosistem pan mahluk hidup.
di wilayah tersebut, pemerintah kabupaten
Kapuas Hulu melalui Surat Keputusan Bu- Manfaat Ekonomis Danau
S
elain itu, hewan mamalia di TNDS
ada 141 spesies. Sekitar 29 spesies pati No. 144 tahun 2003 tentang Penetapan Sentarum
di antaranya spesies endemik, dan Kabupaten Kapuas Hulu sebagai Kabupat-
64 persen hewan mamalia itu endemik Bor- en Konservasi. Bahkan melalui konvensi Selain aspek lingkungan, bagi penduduk
neo. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 UNESCO, TNDS ditetapkan sebagai ka- yang hidup di dalam dan sekitar kawasan
TandanSawit 4
itu, Danau Sentarum memberikan sumber Lha...ini bagaimana?” Hulu, namun belum mendapat ijin AMDAL
penghidupan utama mereka yang berprofesi dari Bapedalda Provinsi Kalimantan Barat.
sebagai nelayan dan penangkar ikan arwa- Danau Sentarum Terancam Ditambahkan pula, ada 6 perusahaan sawit
na, juga jenis ikan lainnya. Selain itu, pen- Ekspansi Kebun sawit yang konsesinya langsung berbatasan den-
duduk lokal juga bisa memanfaatkan madu gan kawasan TNDS. Dus ada 2 perusahaan
hutan dan kerajinan tangan seperti rotan Namun sejak tahun 2007, dikhawatirkan sawit yakni PT Duta Nusa Lestari dan PT
sebagai penghasilan tambahannya. Sebagai oleh praktisi lingkungan dan Balai TNDS, Kartika Prima Cipta yang jaraknya hanya
penyangga air sungai Kapuas yang menga- keberadaan ekositem di kawasan TNDS dan 12 km dari TNDS, telah melakukan pem-
liri berbagai kabupaten sepanjang 700 km keberlanjutan kehidupan manusia di sekitar bibitan di lahan seluas 400 ha. Di bagian
dan bermuara di laut China Selatan, ke- taman nasional itu , juga di sepanjang aliran penutup surat Kepala Balai TNDS tersebut
beradaan TNDS tidak hanya menguntung- sungai Kapuas, mulai teracam kerena adan- dinyatakan, Balai TNDS bekerja sama den-
kan sekitar 9 ribu jiwa penduduk di sekitar ya kebijakan pemerintah memberikan ijin gan LSM mengadakan sosialisasi kepala
kawasan tersebut, juga sebagian besar pen- bagi pembangunan perkebunan kelapa sawit masyarakat di dalam dan di sekitar TNDS
duduk provinsi Kalimantan Barat. skala besar di kawasan penyangga TNDS. tentang dampak/ akibat limbah kelapa
sawit.
Keterangan Ade tadi ditimpali seorang to- Berdasarkan Surat Keterangan Kepala Balai
koh masyarakat Suhaid. ” Di daerah kami, Taman Nasional Danau Sentarum No.S.65/ Kekhawatiran para aktifis LSM dan pen-
ada banyak miliader. Rata-rata mereka BTNDS.1/BKP/2008 tentang Konsesi Pem- gelola Taman Nasional serta kebingungan
berprofesi sebagai penangkar ikan Arwana bibitan Kebun Kelapa Sawit di Kawasan Pe- penduduk lokal terhadap masa depan Danau
dengan tujuan pasar ekspor. Jadi alangkah nyangga Taman Nasional Danau Sentarum Sentarum yang terdesak perluasan perkebu-
naifnya pemerintah bila mengatakan daerah disebutkan, saat ini di kawasan penyangga nan kelapa sawit memang sangat beralasan.
” ini miskin dan untuk memakmur- TNDS terdapat 18 perusahaan kelapa sawit Untuk itu dibutuhkan langkah arif pemerin-
Da-
kannya mesti dibangunk- yang letaknya tersebar mengeliling kawasantah dan para pemangku kekuasaan lainnya
an kebun sawit. TNDS dengan luas total 384.394,883 ha. untuk menjaga fungsi dan keunikan Danau
nau Sen- Sentarum. Bagaimana jawaban pemerintah
tarum merupakan Ke-18 perusahaan-perusahaan itu telah atas soal ini?
mendapat ijin prinsip dari Jefri G. Saragih, Dep. Kampanye PSW
berkah Ilahi buat kami Bupati Kapuas
masyarakat tempatan (baca:
lokal) yang sebagian besar merupakan
nelayan tradisional. Selain memberikan ikan untuk
lauk-pauk dan sebagian bisa besar hasil tangkapan juga bisa
untuk dijual,” kata Ade, penduduk desa Suhaid
5
Edisi I/Maret ‘09-SW10
LAPORAN KHUSUS
TandanSawit 6
antan Timur untuk mereview kebijakannya.
Lihat Tabel Konflik Perkebunan Kelapa
Tabel Jumlah Konflik Kelapa Sawit di
Sawit di Provinsi Kalimantan Timur Kalimantan Timur
Sampai Tahun 2008
Peran Lembaga Keuangan dan
Jumlah
Perbankan Terhadap Ben- No Kabupaten
Konflik
Keterangan
cana Ekologi Lewat Program
Masy vs Masy
Revitalisasi Perkebunan 1 Paser 12 Masy vs Perusahaan
servasi ber-
Dari skenario program nasional melalui skala besar, dan pertambangan serta perga-
TandanSawit 8
MASYARAKAT ADAT
9
Edisi I/Maret ‘09-SW10
selalu mendapat pengawalan dari aparat dah diserahkan kepada pemerintah [camat, warga republik ini yang terpenjara karena
kepolisian. Hal ini tentu saja menimbul- kades, BPD dan tim desa]. Pada bagian pe- mempertahankan sumber hidupnya dari
kan kekecewaan dalam diri warga Tanjung nutup surat disebutkan, ”PT.WSSL akan perluasan kebun kelapa sawit. Kisah mu-
hanau. melaporkan kepada aparat penegak hukum rung warga Tanjung Hanau jelas menam-
bila masyarakat melakukan masih tetap bah hitam citra perusahaan kebun sawit
Puncaknya adalah handep yang dilakukan pengrusakan terhadap aset perusahaan di dan kewibawaan aparat penegak hukum di
oleh warga pada 1 – 2 januari 2009. Diper- lokasi Q 28. ” Indonesia. Sampai kapan kisah seperti ini
kirakan luas kebun sawit yang dicabut war- mesti berulang? (Oeban Hadjo, anggota
ga sekitar 30 hektar. Bila dihitung jumlah Meski telah menghentikan aksi handepnya, sawit watch di Kalimantan Tengah)
pokok pohon sawit yang dicabut berjumlah pada 8 Januari 2009, tiba-tiba Rajab dijem-
3.900 batang, dengan asumsi dalam 1 hek- put polisi dari sektor Hanau dari pondoknya
tar lahan berisi 130 pokok pohon sawit. yang berada di lokasi lahan konflik [blok Q
28]. Rajab dimintai keterangan terkait pen-
Aksi tersebut akhirnya terhenti di sore hari cabutan pohon pada tanggal 1 dan 2 januari
pada 2 januari 2009. saat itu, 4 orang staf yang lalu. Tak sampai sehari, ia dijadikan
PT WSSL yang didampingi 4 orang aparat tahanan pihak kepolisian.
dari kepolisian sektor Hanau dan seorang
berseragam militer meminta agar warga Tidak sampai disitu, 13 januari 2009,
menghentikan aksinya. Menanggapi hal itu, empat orang warga desa Tanjung Hanau
warga juga meminta agar PT WSLL mengh- kembali dijemput polisi. Tuduhan kepada
entikan aktifitasnya di lahan mereka. Men- Mugiansyah cs ini mirip tuduhan terhadap
jelang malam, masing-masing pihak mem- Rajab, melakukan pengrusakan aset peru-
bubarkan diri. sahaan. Nasib mereka juga sama, menjadi
tahanan. Begitu juga dengan Masteng dan
Berakhir di Sel Tahanan Osong yang dicokot polisi tanggal 14 janu-
ari 2009. Mugiansyah atau ian, salah seorang
Keesekokan harinya, PT.WSSL mengeluar- warga desa Tanjung Hanau yang di-
kan surat kepada warga Tanjung hanau yang Pada akhirnya, Rajab, Mugiansyah, Dardi, tahan
memiliki lahan di Q 28, isinya urusan lahan Murdiono, Masteng dan Osong hanya
masyarakat dengan pihak perusahaan su- menambah panjang deretan nama-nama
TandanSawit 10
LINGKUNGAN
Pembangunan Mikrohidro
Selamatkan Hutan Adat dan
Ketersediaan Energi Berkelanjutan
Dalam mengemban tanggung jawab, ses- Selain itu, masyarakat Kampung Muluy
eorang yang dipilih atau dihunjuk menjadi juga sangat menghargai keberadaan hutan
kepala adat mesti memiliki nilai filosofis di sekitar wilayah tinggalnya. Menurut mer-
”mengetahui bahwa bumi atas bumi” . Mak- eka, keberadaan hutan (esensi) ebih berhar-
sudnya, kepala adat tadi dianggap sebagai ga dari nyawanya sendiri (eksistensi). Hal
pemiliki kampung dan hutan Gunung Lu- ini didasarkan pada keyakinan bahwa pe-
muy, sehingga dia mesti mengetahui seisi manfaatn dan pelestarian hutan mesti terus
kampung dan hutan adat. Meski begitu, diupayakan demi keberlanjutan kehidupan
sang kepala adat tadi dilarang dan tidak ber- anak-cucu mereka di kemudian hari. Kar-
hak untuk menjual atau membagi lahan dan enanya praktek-praktek pemanfaatan dan
hutan adat kepada siapapun di luar warga pelestarian hutan selalu dilakukan warga
Kampung Muluy. kampung Muluy dengan arif dan bijak ber-
dasarkan petuah adatnya.
Larangan itu berasal dari filosofis hidup
Ahmad SJA, Direktur Pelaksana Yayasan
penduduk Kampung Muluy yang bertahan Jadi tidak mengherankan jika masyarakat
Padi, Kalimantan Timur
hingga saat ini, yang meyakini bahwa pen- Kampung Muluy akan mengeluarkan se-
Sudah ratusan tahun jualan atau pembagian tanah adat ke pihak ruan ”lebih baik parang jalan duluan dari
masyarakat Kampung Mu- lain, di kemudian hari pasti akan menim- pada berbicara” ketika ada pihak lain yang
luy, Kecamatan Muara Ko- bulkan konflik antar warga asli dan penda- hendak memasuki kawasan hutannya. Ber-
tang bahkan bisa menimbulkan perkelahian dasarkan pengalaman warga, banyak pihak
mang, Kabupaten Paser,
antar saudara sendiri.
Kalimantan Timur, hidup
di kawasan hutan Gunung
Lumut, yang dalam bahasa
lokal sering disebut Alas
Royong.
B
ila dirunut berdasarkan kesaksian
masyarakat, kelompok subetnis
Dayak Paser ini telah menetap di
daerah gunung Lumut sepanjang 13 genera-
si. Hal itu terbukti dari catatan sejarah adat
yang memuat urutan nama-nama kepala adat
Kampung Muluy dari kepala adat pertama
bernama Layung Jagar hingga pemangku
adat saat ini bernama Jidan.
11
Edisi I/Maret ‘09-SW10
Sungai Temulur, Gunung Lumut, Kaltim dan Mesin Mikrohidro yang sudah terpasang (sumber : Ahmad Sja)
yang ingin mengambil kayu dan sumber memerlukan waktu dan tenaga ekstra. Set- gan yang dikelola oleh kaum perempuan.
daya hutan lainnya secara berlebihan tanpa elah bekerja keras bersama warga selama 3 Yang paling menarik, Kampung Muluy
pernah memikirkan keberlanjutan hutan itu tahun, di awal tahun 2008 Kampung Muluy yang terletak dekat Gunung Lumut kini
sendiri. Yang lebih parah lagi, bila hutan itu pun telah merasakan aliran listrik. Bahkan sedang membuka diri bagi pengembangan
dikonversi menjadi kebun sawit skala besar. peresmian listrik mikrohidro di Gunung Lu- ekowisata.
Akhirnya hutan pun musnah dan tak ber- mut itu dilakukan oleh Bupati Kabupaten
manfaat lagi. Paser. Bagi kami, program penyelamatan hutan
dan ketersediaan energi di daerah terpen-
Melihat dari kegigihan masyarakat untuk Tak lama berselang, keberadaan mikro- cil lewat mikrohidro yang berdampak pada
meyelamatkan hutan adat dari pengrusakan hidro, pengurusan administrasi dan mana- keberlanjutan lingkungan dan peningka-
pihak lain dan perluasan kebun sawit, kami jemen diserahkan kepada sebuah lembaga, tan produksi warga, seperti yang terjadi di
pun tergerak untuk ikut mendukung upaya bentukan warga Kampung Muluy setelah Kampung Muluy, bisa menjadi model pen-
itu sekaligus mencari manfaat lain dari hu- bermusyawarah. Pasca mendapat aliran lis- gelolaan kawasan yang berbasis ekologi.
tan. Misalnya saja memanfaatkan sumber air trik, banyak kegiatan produksi yang bisa di- (Ahmad SJA)
dari hutan untuk energi listrik dengan mem- lakukan warga. Misalnya saja pasca panen
buat mikrohidro. Selama 13 generasi hidup padi, telah tersedia pabrik pengolahan padi
di daerah Gunung Lumut, warga Kampung menjadi beras. Juga kegiatan kerajinan tan-
Muluy tak pernah dialiri listrik.
Kepada Yth;
1. Presiden Roundtable on Sustainable Palm Oil [RSPO]
2. Sekretaris Jendral Roundtable on Sustainable Palm Oil [RS
Di:
Singapore
Salam hormat,
Pertama, kami menyampaikan salam semoga Anda dalam keadaan baik dan dapat menjalankan tugas dengan baik selalu sukses.
Melalui surat ini, saya dan beberapa warga desa Kenyalan, Sebabi dan Pasi Putih ingin menyampaikan informasi sekaligus keberatan kami
atas tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh salah satu anggota RSPO yaitu Musim Mas Group, melalui anak perusahaannya PT. Su-
kajadi Sawit Mekar (PT SSM), yang berlokasi di Kecamatan Talawang Kabupaten Kotawaringin Timur, meliputi desa-desa Kanyala, Tanah
Putih dan Sebabi serta beberapa desa lainnya.
Hal ini sengaja kami lakukan karena PT SSM mengajukan diri untuk mendapat sertifikat berkelanjutan dari Roundtable on Sustainable
Palm Oil (RSPO) atas penyelenggaraan kebun sawitnya yang sesuai dengan prinsip dan kriteria forum yang Anda pimpin. Dan pada 16
Februari 2009, perusahaan tersebut mendapat sertifikat berkelanjutan dari forum yang Anda pimpin.
Menurut kami, PT SSM tidak layak mendapat sertifikat berkelanjutan dari RSPO karena dalam penyelenggaraan kebun sawit, perusahaan
itu banyak melakukan pelanggaran dan perampasan hak kami, masyarakat tempatan, seperti penipuan, intimidasi, penggusuran dan peram-
pasan lahan warga.
Kami mencoba menuliskan setiap upaya yang dilakukan untuk mendapatkan kembali hak-hak kami yang terampas, seperti berikut:
Pada tanggal 24 April 2005, kami membuat portal jalan di kebun sawit milik PT. SSM sebagai bentuk protes karena kebun itu berada di
atas lahan kami yang dirampas tanpa ijin dang anti rugi. Juga tanpa ada sosialisasi. Namun protes kami tidak ditanggapi, malah PT SSM
mendatangkan aparat kepolisian untuk membuka portal dan membubarkan masyarakat.
Tidak berhenti disitu, pada 4 Juni 2005, limaratusan warga Kenyala melakukan aksi unjuk rasa untuk menekan pemerintah daerah dan
DPRD Kotim dagar mencabut izin usaha PT. SSM karena dianggap merugikan dan mencaplok tanah masyarakat. Saat itu warga diterima
oleh pimpinan DPRD Kotim dan Kadisbun Kab. Kotim mewakili pemerintah kabupaten. Dalam pertemuan tersebut masyarakat menunjuk-
kan bukti kepemilikan lahan yang diserobot pihak perusahaan. Hasil dari pengaduan kami, DPRD dan Pemkab memutuskan PT SSM harus
menghentikan operasinya sampai semua persoalan perampasan hak warga diselesaikan. Namun pihak perusahaan tidak mengindahkan
keputusan tadi.
Kami tidak pernah berhenti berupaya. Merasa gagal di kabupaten, kami mengadukan persoalan ini ke tingkat provinsi dengan mendatangi
DPRD Kalteng. Saat itu perwakilan warga diterima oleh anggota Komisi B DPRD Kalteng yang terdiri dari RYM Subandi, HM Asera, Ir
Borak Milton dan Ir Artaban. Namun upaya inipun tak berhasil.
Merasa segala usaha mengalami kebuntuan, tanggal 29 November 2008, warga Dusun Bukit, desa Tanah Putih menutup akses ke kebun
sawit dengan cara membangun perkemahan di tengah jalanan. Lagi-lagi aksi masyarakat itu bukannya diselesaikan dengan cara persuasif,
malah dilakukan tindakan reperesif dengan mendatangkan kembali aparat kepolisian untuk membubarkan dan membawa barang-barang
berupa tenda adan alat masak milik warga.
Sumber konflik berkepanjangan ini sesuangguhnya berawal dari pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh PT SSM, berupa:
1. PT. SSM masuk desa Kanyala dan sekitarnya tanpa melakukan sosialisasi tentang rencana pembukaan perkebunan sawit. Kalau dilakukan, itu
hanya dilakukan kepada segelintir orang yaitu ke pihak aparat pemerintah desa.
2. Dalam menangani konflik, PT SSM selalu menggunakan aparat kepolisian dan pemerintah desa tanpa berusaha untuk menyelesaikan langsung
dengan masyarakat.
3. PT. SSM melakukan penggusuran tanah-tanah masyarakat tanpa ganti rugi yang layak, sedangkan masyarakat yang tidak mau menyerahkan
lahan ditipu dan dipaksa untuk menyerahkannya seperti yang terjadi pada Langkai TN.
4. PT. SSM tetap menggusur tanah-tanah yang sudah memiliki surat keterangan tanah milik masyarakat antara lain milik:
Langkai TN (surat keterangan bukti hak menurut hukum adat tahun 1997 seluas ± 150 Ha di desa Kanyala yang ditandatangi oleh
kepala Desa Palangan, Kepala Dusun Luwuk Rengas dan Damang kepala adat dan saksi sebatas) lahan tersebut garap oleh PT. Suka
jadi Sawit Mekar
13
Edisi I/Maret ‘09-SW10
Jantan Bin Leger (surat tanah yang berlokasi di Desa Tanah Putih, Sungai Rasak Dukuh Sati) yang digarap oleh PT. Maju Aneka Sawit
Leger Judi (surat pernyataan pengakuan tanah tahun 2003 seluas 400.000 meter persegi di wilayah dukuh Sati Desa Tanah Putih yang disah-
kan oleh Kepala Desa Tanah Putih dan Kepala Dukuh Sati dan saksi sebatas) yang digarap oleh PT. Maju Aneka Sawit.
Siker Judi (surat Pernyataan Pengakuan Tanah di wilayah sungai Seranau Dukuh Sati Desa Tanah Putih pada tahun 2003 seluas 400.000
meter persegi yang disahkan oleh Kepala Desa Tanah Putih dan Kepala Dukuh Sati beserta saksi sebatas) yang digarap oleh PT. Maju Aneka
Sawit.
Menggo Nuhan (surat Keterangan Hak Atas Tanah Ulayat Hukum Adat, wilayah Tanah Putih tahun 2006 seluas 119.072 meter persegi
(11,90 ha) yang di tandatanagi oleh Sekertaris Desa Tanah Putih, Keapla Desa Tanah Putih dan Damang Kepala Adat Kecamatan Kota Besi
dan saksi sebatas) yang digarap oleh PT. Maju Aneka Sawit.
n Akir Bin Saun (surat pernyataan tanah seluas 65.550 meter persegi tahun 2006 yang di tandatangai oleh ketua RT 02 Desa Tanah Putih
dan Kepala Desa Tanah Putih beserta saksi sebatas) yang di garap oleh PT. Maju Aneka Sawit
Akir Bin Saun (surat Pernyataan Tanah seluas 9.450 meter persegi tahun 2006 yang di tandatangai oleh Ketua RT 02 Tanah Putih dan
Kepala Desa Tanah Putih) yang di garap oleh PT. Maju Aneka Sawit
5. Penggusuran 2 buah kuburan masyarakat, keluarga Apin di Desa Tanah Putih oleh PT. Maju Aneka Sawit –juga Group Musim Mas- (lokasi
berdasarkan GPS berada pada titik Kordinat S 02º 31’07 E 112º 35’30).
6. Mempidanakan masyarakat (Saudara Langkai TN dan Jon Senturi) dengan aduan yang mengada-ada, yaitu perbuatan tidak menyenangkan.
Berdasarkan data yang kami peroleh dari banyak sumber, selain persoalan perampasan tanah warga, PT SSM juga telah merugikan negara
Republik Indonesia. Berdasarkan dokumen hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan, yang melakukan uji dokumen terhadap program Gera-
kan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) diperoleh kesimpulan bahwa proyek seluas 840 ha yang dilakukan di Desa Kanyala
Kacamatan Kota Besi [sekarang Kecamatan Talawang] Kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat lahan seluas 704,08 ha yang dibabat untuk
areal perkebunan kelapa sawit oleh anak perusahaan Musim Mas tersebut.
Menurut BPK Republik Indonesia, masalah ini mengakibatkan Kerugian Negara sebesar Rp. 3.922.956.000,00 [tiga milyar Sembilan
ratus dua puluh dua juta Sembilan ratus lima puluh enam ribu rupiah] atas biaya yang dikeluarkan untuk Kegiatan Rehabilitasi Hutan
Produksi.
Melalui data-data di atas, kami menuntut agar Anda,sebagai pimpinan RSPO, mendesak Musimas Group segera menyelesaikan persoalan
perampasan lahan dan kebun milik warga tempatan demi keberlanjutan kehidupan kami di masa depan. Atau lembaga RSPO ini memang tak
peduli pada keberlanjutan kehidupan orang-orang pedalaman dan kecil seperti kami?
Demikian surat ini disampaikan, untuk menjadi perhatian pada kesempatan pertama.
Kanyala-Kalimantan Tengah, 22 Januari 2009
Atas nama warga korban PT. SSM,
[ LANGKAI TN.]
TandanSawit 14
BURUH
15
Edisi I/Maret ‘09-SW10
KEBIJAKAN
MENELISIK ARSITEKTUR KONFLIK Namun dalam menjatuhkan putusannya, sudut
PEMBANGUNAN
pandang hakim berbeda. Dalam perkara pem-
bakaran PT. Jamika dan PT. KDA, pelaku har-
uslah dibuktikan kesalahannya. Apabila tidak
DI PROVINSI JAMBI
Pengadilan Negeri Bangko, majelis hakim
yang menangani kasus ini melihat dari sudut
pandang yang berbeda. Walaupun pelaku tidak
S
Sebagai ritual 5 tahun sekali, isu Dari data-data yang dipaparkan itu, dapat di- terbukti melakukan pembakaran sebagaima-
Pemilu yang akan dilakukan pada 5 tarik satu kesimpulan kecil bahwa hampir di na diatur didalam pasal 170 KUHP, namun
April 2009 nanti, lebih banyak men- setiap daerah yang dibuka untuk pembangu- pelaku mempunyai niat untuk melakukannya,
gangkat persoalan ekonomi, perbaikan nan kebun sawit skala besar akan menimbul- sehingga si pelaku dapat dikenakan perbuatan
fasilitas kesehatan dan pendidikan. Di tingkat kan konflik yang berujung pada pembakaran percobaan sebagaimana diatur didalam pasal
nasional sendiri, persoalan korupsi dan krisis kebun sawit oleh warga lokal. Rentang waktu 53 KUHP.
keuangan global mewarnai kegiatan yang pembakaran kebun sawit telah terjadinya
kerap mengerahkan massa ini. pembakaran kebun sawit oleh masyarakat Arsitektur selanjutnya adalah pengamambil al-
tempatan. Intensitas pembakaran kebun sawit, ihan tanah namun kebun sawit tidak dibangun
Namun dari banyaknya tema kampanye yang cukup tinggi rata-rata 1 kasus setiap tahunnya. oleh perusahaan sehingga status lahan itu ada-
diusung partai politik dan para calon legislatif, Pemerintah masa reformasi bisa dikatakan lah lahan kosong atau lahan sengketa . Faktor
isu sengketa lahan akibat pembangunan kebun gagal dalam menyelesaikan sengketa tanah yang mempengaruhi digunakan cara ini antara
kelapa sawit tidak pernah diangkat alias teng- sehingga berlarut-larut hingga menjalar ke lain; 1) Perundingan antara masyarakat pemi-
gelam, Padahal perkara itu telah banyak me- banyak daerah lain. lik tanah dengan pihak perusahaan berlang-
renggut korban jiwa juga harta akibat konflik sung alot dan tidak tercapai kesepakatan. 2)
vertikal maupun horizontal yang muncul seir- Arsitektur kedua adalah pengalihan issu. Ada Pihak perusahaan menelantarkan perkebunan
ing dengan perluasan kebun sawit. Apabila upaya sistematis untuk mengalihkan issu sawit karena pergantian manajemen perusa-
bila tidak dikelola dan diselesaikan dengan dari persoalan tanah menjadi masalah krimi- haan atau perusahaan hanya ingin mengambil
baik, konflik tersebut bisa menimbulkan amuk nal. Artinya persoalan tanah antara pemi- kayu yang tumbuh di atas lahan untuk dijual.
massa yang daya destruktifnya sangat luar lik tanah dengan perusahaan sawit berubah Dan bisa juga niat jahat perusahaan untuk
biasa. jadi masalah kriminal dengan menggunakan mendapatkan kredit dari perbankan dengan
tenaga keamanan swasta dan aparat penegak jaminan lahan kosong atau sengketa.
Tulisan ini mencoba menguraikan arsitektur hukum sebagai alat untuk mengintimidasi dan
konflik pembangunan kelapa sawit. Sengaja membungkam perjuangan masyarakat untuk Dari deskripsi sederhana di atas dapat disem-
dipilih kata arsitektur (sebagai ilusi atraktif) meraih lahannya kembali yang diambil secara pulkan bahwa sengketa lahan akibat pemban-
untuk memudahkan pembaca melihat rancang sepihak oleh perkebunan kelapa sawit. Sam- gunan perkebunan kelapa sawit masih akan
bangun dus aktor-aktor yang terlibat dalam pai sekarang metode ini sering digunakan oleh terus terjadi. Siapapun yang diberi amanat
persoalan itu secara sederhan namun men- perkebunan kelapa sawit. untuk menjalankan negara ini, baik sebagai
dalam. Berdasarkan data yang dikumpulkan kandidate anggota parlemen maupun sebagai
sejak tahun 1998, ada beberapa hal yang me- Arsitektur ketiga adalah kriminalisasi terhadap kepala daerah, sepantasnya memprioritaskan
narik untuk dituliskan, antara lain: masyarakat. Cara ini sengaja dirancang lewat diri dan membuat program untuk menyelesai-
pendekatan legal formal. Akibatnya banyak kan konflik lahan akibat perluasan kebun sawit
Arsitektur pertama adalah pembakaran pe- warga tempatan yang berjuang mendapat- ini. Sepantasnya, inilah yang menjadi agenda
rusahaan oleh masyarakat. Pembakaran PT. kan lahannya kembali dari penguasaan mesti perioritas calon wakil rakyat dan calon presi-
DAS bulan November 1998 di Tungkal Ulu, menjadi pesakitan di ruang pengadilan lalu den dalam berkampanye menjelang pemilu
Kabupaten Tanjung Jabung (kemudian setelah berakhir di balik terali penjara dengan status tanggal 9 April 2009 nanti. Hidup Demokrasi
daerah pemekaran bernama Tanjung Jabung narapidana. Efek dari arsitektur ketiga ini dan Salam Demokrasi.
Barat). Kemudian disusul pembakaran PT. adalam membuat jera pelaku langsung yang
Tebora, Januari 1999 di Muara Bungo. Sep- menuntut perusahaan sawit, juga menebar ter- Musri Nauli, Praktisi Hukum dan Aktifis
tember 1999 pembakaran PT. KDA di Bangko ror pada orang lain yang simpatik terhadap Lingkungan, tinggal di kota Jambi
dan Januari 2000 pembakaran PT. Jamika perjuangan si pelaku tadi. * Tulisan pernah dimuat di Harian Jambi
Raya di Muara Bungo. Di bulan April 2002 Express pada 30-31 Maret 2008. Diterbitkan
juga terjadi pembakaran PTPN VI di Bungo Misalnya saja, putusan hakim terhadap ter- ulang di website Sawit Watch setelah men-
dan pembakaran PT. DIPP pada Desember dakwa pembakaran PT. KDA, PT. Jamika galami proses re-edeting guna mempersing-
2006 di Sarolangun. Raya dan PT. DIPP. Semua pelaku dijerat kat nan menyederhanakan isi tulisan.
dengan tuduhan melanggar pasal 170 KUHP.
TandanSawit 16
KEBIJAKAN
Wawancara dengan Erik Wakker :
17
Edisi I/Maret ‘09-SW10
Erik: Belanda dan Indonesia mempunyai lapangan (red: perkebunan sawit). Orang tainable Palm Oil (RSPO, red:Pertemuan
hubungan sejarah yang panjang. Selain itu, bank tadi cukup terkejut melihat perbedaan Meja Bundar untuk Penyelenggaraan Ke-
Negara kami juga membeli kayu dan banyak yang tajam antara informasi yang mereka bun Sawit Berkelanjutan)?
komoditas lainnya dari Indonesia. Setelah dapat dari kliennya (red: perusahaan kela-
meninggalkan Milieudefensi, saya mem- pa sawit) dengan kenyataan di lapangan. Erik: Tidak penting apa yang saya pikir ten-
bantu WWF Belanda mengidentifikasi cara- tang RSPO. Yang penting adalah SW memu-
cara yang dapat dilakukan kantor WWF In- Abet: Setelah perkenalan dengan Rudy tuskan menjadi anggota RSPO sejak 2004.
donesia guna memerangi kebakaran hutan, Lumuru dan memfasilitasi kunjungan staf Saya rasa RSPO tidak akan menjadi seperti
yang pada tahun itu sudah sangat diluar ABN Amro ke Indonesia, selanjutnya apa sekarang tanpa keterlibatan SW. Buktinya
kendali. Itulah konsultasi pertama saya di yang Anda lakukan? sederhana saja. Sebelum 2004, tidak ada
Indonesia, bulan November 1997. Setelah (red: pemerintah dan perusahaan kelapa
itu, saya banyak bekerja dengan WALHI, sawit) yang mau mendengarkan SW dan
Yayasan Telapak dan SKEPHI. “Memang ada mitra lokalnya. Sekarang SW bisa mempu-
TandanSawit 18
dipastikan Anda akan mendapat apa yang juga dilibatkan dalam pelaksanaan projek.
Anda inginkan. Menurut saya, perjuangan Namun keputusan akhir tentang pekerjaan-
SW di RSPO mesti dimaknai dari analogi pekerjaan tadi ada pada Lembaga DOEN.
tadi. Bukan Aidenvironment. Ini yang membuat
kami tetap menjadi lembaga konsultasi.
Abet: Kembali ke aktifitas lembaga Anda.
Di satu sisi, AIDEnvironment bekerja untuk Abet: Tapi tarif konsultasi yang melibatkan
NGO namun di sisi lain, ia juga bekerja un- AIDEnvironment sangat mahal. Bagaima-
tuk perusahaan sawit. Bagaimana mungkin na…?
AIDEnvironment mampu menjaga netrali-
tas dan independensinya? Erik: (red: Erik langsung memotong per-
tanyaan) Itu karena kami harus memba-
Erik: Sebagai lembaga konsultasi, kami yar pajak yang jumlahnya cukup besar di
memang bekerja dengan banyak pihak yang Belanda. Juga standar hidup di sana jauh
memiliki perbedaan kepentingan. Namun lebih tinggi daripada di Indonesia. Sewa
klien yang menggunakan jasa AIDEnvi- kantor kami saja, misalnya, hampir 10 kali Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif
Perkumpulan Sawit Watch
ronment harus mau melakukan perubahan lebih mahal dibandingkan harga sewa di
“yang penuh arti”. Artinya konsultasi yang Indonesia. Tarif kami memang “disesuai- menangani konflik-konflik itu?
kami lakukan harus bermanfaat kepada kan dengan harga pasar” di Belanda.
lingkungan, hutan, masyarakat lokal, dan Erik: Pemerintah harus duduk bersama
juga perusahaan. AIDEnvironment tidak in- Tetapi saat bekerja di Malaysia atau In- dengan SW (red: juga LSM lain) dan peru-
gin hasil kerjanya digunakan untuk “green- donesia, AIDEnvironment punya hitungan sahaan dalam mencari solusi dari konflik-
wash”. Sejauh yang saya tahu, ini tidak tersendiri untuk memecahkan persoalan konflik yang muncul di perkebunan sawit.
pernah terjadi! Jika ada, kami tidak akan harga itu. Biasanya kami akan bekerja Jika pemerintah tidak dilibatkan, mungkin
sungkan untuk menyanggahnya. sama dengan konsultan lokal yang tarif- mereka hanya akan duduk dan berdoa agar
nya “sesuai dengan standar pasar lokal”, LSM dan perusahaan sawit bisa menyele-
Terkadang kami memang menghadapi sehingga pekerjaan yang memiliki kwalitas saikan semua masalah yang ada. Setelah
dilema ketika bekerja untuk banyak pihak. yang sama yang dilakukan dibayar dengan itu, pemerintah akan pelesiran ke Eropa
Namun benteng kami adalah intregitas harga yang lebih rendah. setiap tahun, untuk meyalahkan NGO yang
diri dan transparansi. Bila ada LSM atau dianggap penghasut munculnya konflik dan
masyarakat ingin mengetahui secara khusus Abet: Menurut Anda, apa hal prioritas yang membiarkan buah apel busuk tetap ada di
apa yang AIDEnvironment lakukan dengan mesti dilakukan SW ke depan? industri sawit.
perusahaan, kami pasti akan menjelaskan-
nya. Erik: Sebagai anggota SW, saya melihat Ini tidak bisa dibiarkan! LSM tidak punya
penambahan jaringan kerja SW yang dida- kapasitas dan mandat untuk mengerjakan
Sampai sejauh ini, kami tidak pernah dan pat dari program “Equal Balance II” telah tugas-tugas pemerintah. Mekanisme sukar-
tidak akan pernah menerima “projek raha- membuat posisi tawar lembaga ini semakin ela di RSPO, juga tidak cukup untuk me-
sia” dari klien. Itu sudah menjadi prinsip kuat. Saya pikir banyak anggota SW belum nyelesaikan masalah tadi. Kita membutuh-
dasar AIDEnvironment dalam bekerja. Si- menyadari betapa kukuhnya jaringan kerja kan pemerintah untuk menjadi bagian dari
lakan Anda dan banyak pihak lainnya mem- itu. Hal lain adalah SW mempunyai posisi proses perubahan dan mengatur perilaku
buktikannya sendiri. kunci dalam RSPO dan mengetahui apa industri sawit. Ini kewajiban pemerintah!
yang terjadi di lapangan.
Abet: AIDEnvironment juga bekerja seba- Abet: Terimakasih untuk Erik yang telah
gai konsultan bagi lembaga donor. Misal- Tugas kita sekarang justru membawa kelu- meluangkan waktu untuk menjawab pertan-
nya DOEN Foundation. Bagaimana ini bisa ar dan membeberkannya secara terbuka se- yaan saya.
terjadi? mua konflik yang ada di perkebunan sawit
. Setelah itu SW mesti masuk ke proses pe- --------------*-------------
Erik: Kami memang menjadi konsultan un- nyelesaian konflik melalui perlawanan, dia-
tuk DOEN dengan tugas mengidentifikasi log dan negosiasi.
mitra kerja lembaga itu, membantu mitra
DOEN dalam membuat proposal dan sering Abet: Bagaimana peran pemerintah dalam
19
Edisi I/Maret ‘09-SW10
Siaran Pers Perkumpulan Sawit Watch
Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17,000 pulau. Pulau-pulau besar sep-
erti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua masih tersisa hutan dan ekosistem tro-
pis, rumah bagi gajah, badak, harimau Sumatra, Orang Utan, dll, spesies hutan basah tropis
yang dilindungi, langka dan terancam punah akibat perluasan kebun sawit yang tidak terkendali.
Peraturan Menteri
Sawit Watch sangat khawatir jika pemerintah tetap menerapkan Peraturan Menteri Pertanian No.14/
Permentan/PL.110/2/2009 tentang pedoman pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya kela-
pa sawit akan menybabkan perampasan hutan gambut dan lahan gambut milik masyarakat lokal dan
masyarakat adat di seluruh nusantara dan berpotensi meningkatkan pemanasan global dan peruba-
han iklim akibat emisi karbon yang terpapas oksigen lepas ke udara dari pembukaan lahan gambut.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memanfaatkan lahan gambut sebelum Peraturan ini ditetap-
kan telah memperoleh Izin Usaha Perkebunan (IUP) atau Surat Pendaftaran Usaha Perkebunan (SPUP)
dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan Hak Guna Usaha (HGU) atau hak lainnya berakhir.
Menurut kami, pertimbangan peraturan menteri tersebut secara hukum tidak sesuai dan secara substansi
bertentangan dengan aturan hukum lainnya diantaranya:
• UU No.26/2007 tentang Tata Ruang Nasional mewajibkan pemerintah pemerintah untuk melaku-
kan kajian, evaluasi dan pelaksanaan tata ruang nasional;
• UU No.39/1999 tentang Hak Asasi Manusia mewajibkan negara untuk melindungi, memajukan dan
memenuhi hak-hak rakyat;
• UU No.29/1999 tentang ratifikasi konvensi internasional tentang pengapusan segala bentuk dis-
kriminasi rasial (CERD);
• Inpres No.2/2007 tentang percepatan revitalisasi dan rehabilitasi lahan gambut di Kalimantan
Tengah;
Akankah kita biarkan 2 juta ha atau 4 juta ha bahkan 13.5 juta ha sampai sekitar 20 juta ha lahan gam-
but tropis Indonesia diubah menjadi kebun kelapa sawit? Ada beberapa temuan lapangan Sawit Watch
yang patut dipertimbangkan secara cermat dan matang, yaitu:
TandanSawit 20
Pertama, di beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatra, Sawit Watch mencatat sejak tahun 2006-2008 telah
terjadi peningkatan pemberian izin pembukaan lahan gambut kepada perusahaan kelapa sawit di kawasan
gambut. Propinsi yang berambisi memperluas kebun sawitnya secara besar-besaran, misalnya, Kaliman-
tan Barat sejumlah 706,379.1 ha, Kalimantan Tengah 239,388.93 ha, dan Riau 792,618.08 ha. Sawit Watch
menemukan sekitar 348 perusahaan kelapa sawit dengan luas rata-rata 3.149,3 Ha setiap perusahaan.
Kedua, Indonesia telah menanam 7.5 juta ha lahan dengan sawit yang menghasilkan sekitar 19 juta
ton CPO. Namun, pembangunan ekonomi yang hebat ini mengakibatkan 576 konflik lahan di 16
propinsi dari 23 propinsi yang mengembangkan kelapa sawit di Indonesia (Sawit Watch, Januari 2009).
Ketiga, emisi yang dihasilkan dari alih fungsi lahan dalam sektor sawit diperkirakan telah menca-
pai antara 3.1 dan 4.6 milliar ton CO2 – 46 sampai 68 kali pengurangan emisi karbon yang diharap-
kan Uni Eropa dengan menggunakan biofuels. Selain itu, produksi minyak sawit dari konversi
lahan gambut tropis Indonesia, akan memerlukan 420 tahun produksi biofuel untuk membayar kem-
bali hutang karbon yang telah terpapas oksigen akibat pembukaan lahan gambut (Oxfam, 2008).
Potensi dampak:
Oleh karena itu, cepat atau lambat, ketika berlaku peraturan ini akan berdampak:
• Menghilangkan hak dan kebutuhan – membenarkan pengambil-alihan – hak masyarakat lokal dan masyarakat
adat atas tanah dan sumber daya lainnya yang secara tradisional mereka miliki atau kuasai dan manfaatkan
dalam kawasan sosial dan interaksi budaya;
• Tidak menghargai prinsip untuk secara bebas menolak atau memberikan keputusan bebas, didahulukan
dan diinformasikan (FPIC) masyarakat terkait dengan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya mereka dalam
pelestarian lahan gambut;
• Mempercepat peningkatan laju deforestasi dan degradasi di kawasan gambut karena peraturan ini dibuat
tanpa adanya penelitian dan konsultasi secara sosial dan lingkungan
• Membenarkan secara hukum pelepasan emisi karbon tak terkendali dari pembukaan lahan, pengeringan,
dan kanalisasi hanya demi memperluas perkebunan kelapa sawit;
• Menggagalkan semangat agenda pembaruan agararia nasional dan kedaulatan pangan yang dicanangkan
oleh presiden republik Indonesia.
Rekomendasi:
Dengan ini, Sawit Watch mendesak pemerintah:
1. Segera meninjau Peraturan Menteri Pertanian No.14/Permentan/PL.110/2/2009;
2. Membuat mekanisme dan tindakan cermat yang menjamin hak dan kebutuhan – kesejahteraan
masyarakat lokal dan masyarakat adat yang terkena dampak oleh peraturan tersebut;
3. Mengambil tindakan perbaikan dan pemulihan melalaui mekanisme yang berlaku secara nasional
untuk menangani pelanggaran hak-hak rakyat dimasa lalu;
4. Melakukan tindakan segera dan efektif untuk menyelesaikan semua konflik lahan dan sumber daya
alam yang sedang terjadi dalam perkebunan kelapa sawit;
5. Bila memungkinkan mencegah eskalasi konflik sosial dan degradasi lingkungan hidup dengan men-
erapkan mekanisme resolusi konflik yang permanen
6. .
Dengan menerima dan melaksanakan rekomendasi ini, pemerintah Indonesia sesungguhnya telah me-
lindungi hak-hak sipil dan politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat-nya sendiri. Juga demi menjaga
keberlanjutan lingkungan untuk kepentingan umat manusia.
Norman Jiwan
Nomor kontak: 081315613536
21
Edisi I/Maret ‘09-SW10
KEBIJAKAN
Wawancara dengan Sekjen Sarekat Hijau Indonesia, Koesnadi Wirasaputra
“DEMOKRASI KERAKYATAN
PILIHAN TERBAIK UNTUK BANGSA INDONESIA”
Sejak akhir 2008 lalu, Kusnadi Wirasaputra Anehnya praktek-praktek culas itu berlind-
(yang akrab disapa Bung KWS) didapuk men- ung dibalik aturan-aturan hukum. Mulai dari
jadi sekretaris jenderal Sarekat Hijau Indone- UU Perkebunan sampai Surat Keputusan
sia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia di masa Bupati yang memberikan ijin lokasi. Ujung-
mendatang. Pria asal Jawa Barat yang mulai ujungnya, perkebunan sawit skala besar tadi
beraktifitas di organisasi masyarakat sipil sejak menjadi private area (wilayah khusus) yang
tahun 1985, sengaja diwawancara tim Media mendapat perlakukan khusus pula. Bukankah
Sawit Watch untuk mengetahui tanggapannya ini namanya Negara dalam Negara? Coba cek
tentang Pemilihan Umum yang akan digelar sendiri ke kebun sawit.
pada 9 April 2009 dan sistem demokrasi yang
pantas untuk bangsa Indonesia. (Koesnadi Wirasaputra pertama kali menyak-
sikan langsung penderitaan penduduk tempa-
Berikut petikan wawancara tim redaksi Media tan akibat perluasan kebun sawit pada tahun
Sawit Watch dengan Koesnadi Wirasaputra. 1993 di kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Saat itu PTPN II -perusahaan sawit milik
Red: Bagaimana tanggapan Anda pada negara- membuka kebun seluas 40 ribu hektar
sistem demokrasi Indonesia sekarang? yang terhampar di tiga kecamatan meliputi 47
desa yang berpenduduk sekitar 70 ribu jiwa.
KWS: kita kembalikan saja ke sejarah. Negara Koesnadi Wirasaputra Dari pengalamannya itu, KWS membuat satu
ini sudah lama merdeka, tapi apa sudah ber- Sekjen Sarekat Hijau Indonesia tulisan berjudul KOLONIALISASI SAWIT
daulat sampai sekarang ini? bahan setengah jadi ke negara-negara utara. DI TANAH PASER yang sampai sekarang
Skalanya juga dirancang luas dan besar. Ben- masih relevan untuk dibaca.)
Red: Apa yang Anda maksud dengan ber- tuknya pasti menghisap rakyat banyak demi
daulat ini? kepentingan sekelompok kecil pemodal. Bila Red: Anda punya resep menanggulangi per-
dikaji lebih jauh, cara kerja para penggiat soalan itu?
KWS: Berdaulat itu berarti mandiri. Mengu- ekonomi jenis ini dimuluskan seperangkat
tamakan kepentingan rakyat. Caranya menuju kebijakan berupa produk hukum. Entahlah KWS: Ya jelas. Berdaulat secara ekonomi dan
ke situ dengan jalan mulai membatasi inter- namanya Undang-Undang atau peraturan-per- politik. Dalam bidang ekonomi, yang mesti
vensi asing dari sisi ekonomi dan politik. aturan eksekutif Negara. Akibat dari semua itu dicapai dan dipertahankan terus-menerus ada-
Hingga suatu saat intervensi tadi bisa dihilan- adalah terbentuknya koloni-koloni baru dalam lah ketahanan pangan. Artinya pengembangan
gkan secara total. Negara ini. komoditi pangan di wilayah yang memang
cocok untuk budidaya itu pangan itu. Lalu
Red: Bagaimana dengan anggapan banyak Red: Anda bisa menyebutkan contoh konkret pembentukan sentra-sentra industri di tiap
orang yang mengatakan tidak semua inter- dari pernyataan tadi? region yang berbasis komoditi lokal. Jadi tiap
vensi asing dalam bidang politik dan ekono- region punya industri andalan. Bayangkan
mi itu jelek? KWS: Lihat saja perkebunan kelapa sawit. bila keanekaragaman produk tadi dijadikan
Pengembangannya dimulai dari masa penja- dasar industri nasional? Betapa mandiri dan
KWS: Itu anggapan yang keliru. Bagaima- jahan sampai sekarang perluasannya malah kayanya bangsa ini.
na mungkin orang asing mau “membantu” semakin gila-gilaan. Orientasinya jelas bahan
ekonomi dan membangun sistem politik yang mentah atau setengah jadi untuk diekspor. Satu hal lagi, produk apapun yang dikembang-
katanya lebih “demokratis” tanpa ada kepent- Pengembangannya dalam skala luas yang di- kan di tingkat lokal atau regional tadi bukan
ingannya? Buat saya itu nonsen. lakukan dengan cara mengkonversi hutan dan orientasi ekspor. Tapi pemenuhan kebutuhan
rawa gambut, merampas wilayah kelola kaum dalam negeri. Sisanya untuk cadangan bila
Lihat saja sistem ekonomi yang dikembang- adat, mengintimidasi bahkan mengkriminal- terjadi suatu peristiwa yang tak direncana-
kan Indonesia saat ini. Semua kegiatan ekono- isasikan rakyat yang menolak ekspansi kebun kan. Peran Negara adalah mengatur peredaran
mi berorientasi pada ekspor bahan baku atau sawit ke daerah tinggalnya. komoditi antar daerah atau region. Kalaupun
TandanSawit 22
mesti ekspor, itu dilakukan setelah menghi- (KWS resmi bergabung dengan Perkumpulan contohan di Kalimantan Tengah, bisa dikem-
tung kebutuhan dan stock dalam negeri. Sawit Watch pada tahun 2004. Sebelum dan bangkan di tempat-tempat lain. Kedua PSW
setelah menjadi anggota lembaga ini, KWS semakin aktif merangsang rakyat untuk mem-
Red: Bagaimana dengan persoalan politik? banyak menginisiasi pembentukan organisasi bentuk organisasi demi mencerdaskan rakyat
rakyat - terutama di Pulau Kalimantan- salah secara politik dan ekonomi. Pembentukan
KWS: Akar budaya bangsa ini adalah sosial- satu alasannya, demi mewujudkan kedaulatan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) merupa-
isme. Suka menolong sesama dalam seman- rakyat dalam ekonomi, politik dan pengelo- kan prestasi besar buat organisasi ini. Tapi apa
gat gotong-royong. Dalam sejarah Indonesia laan lingkungan) SPKS saja sudah cukup? Lalu bagaimana den-
modern, Pancasila itulah hasil terbaik yang gan pendirian institusi ekonomi yang mudah
tergali dari sosialisme tadi. Turunan dari Pan- Red: Apakah ada partai politik (parpol) pe- terjangkau dan tidak ngribetin rakyat? Saya
casila itu demokrasi kerakyatan. Artinya kepu- serta pemilu 2009 ini yang seide dengan pikir pendirian koperasi dan sejenisnya, perlu
tusan apapun yang diambil mesti berdasarkan Anda dalam mewujudkan kedaulatan rakyat dilakukan PWS di masa mendatang.
musyawarah untuk mufakat. Mari berdebat itu?
panjang yang membutuhkan waktu lama. Tapi Apabila PSW mau bekerja fokus melakukan 2
demi kebaikan bersama. Bukan demokrasi one KWS: Tidak Ada! Semua parpol peserta pemi- hal itu, bisa dipastikan kedaulatan rakyat akan
man one vote! Itu budaya individualis yang lu tahun ini hanya mengekspolitasi rakyat se- cepat tersasar!
diimpor! Memang instan, efektif dan efisien cara ekonomi, politik dan lingkungan. Mulai
tapi tidak mengakar. Demokrasi kerakyatan dari Bantuan Langsung Tunai, politik uang Red: Terimakasih untuk waktu dan jawaban
pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia! dan mulai berjalannya jual-beli karbon! Bila Anda Bung KWS.
suatu saat nanti Sarekat Hijau Indonesia (SHI)
Sekarang ini bahkan ada kelompok yang beru- berubah menjadi Partai Hijau Indonesia, Insya
saha mensintesakan antara kedaulatan rakyat Allah, kedaulatan menjadi perjuangan utama.
“Lihat saja
tadi dengan demokrasi one man one vote. Na-
manya gerakan sosdem alias sosialis-demokra- Red: Pertanyaan terakhir Bung KWS. Apa
si. Makanya dibuatlah dialog multi pihak, pe- harapan Anda pada Perkumpulan Sawit
nyelenggaraan pemerintah yang bersih lewat Watch (PSW)?
goodgovernance dan lain-lain. Hasilnya apa?
perkebunan
kelapa sawit.
Itu cara halus kapitalisme/ imperialisme men- KWS: Saya punya 2 harapan terhadap or-
jinakkan Indonesia yang berbudaya gotong ganisasi ini. Pertama PSW yang sudah mulai
royong, musyawarah untuk mufakat tadi.
Pengembangan-
menginisiasi sentra produksi berbasis komodi-
ti lokal, misalnya pembuatan kebun nilam per-
nya dimulai
Red: Apa demi mewujudkan kedaulatan itu
maka Anda bersedia didapuk menjadi sekre-