Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN

1. Wideband CDMA Teknologi Wireless Generasi ke-3


Pada awal abad 21 teknologi komunikasi wireless sudah memasuki generasi ke tiga. Dimana teknologi komunikasi saat ini harus memenuhi persyaratan diantaranya service yang bersifat global dan portabel, mendukung untuk layanan pita lebar (multimedia) baik untuk mobile maupun WLL (Wireless Local Loop), Wireless BOD (Bandwidth on Demand) sampai rate 2 Mbps, interworking dengan sistem eksisting, performansi yang cukup baik terhadap problema propagasi (multi environment) dan harus memiliki efisiensi spektrum yang tinggi. Menurut standar baik dari Eropa, Jepang maupun USA maka teknologi di atas dikenal dengan istilah IMT-2000 atau UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Di sisi air interfacenya teknologi akses yang dipakai bisa berupa : W-CDMA, TDCDMA atau Wideband CDMAone tergantung dari kebijaksanaan negara masingmasing. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Air interface Sistem Generasi 3 1.1 Roadmap Menuju W-CDMA Kebutuhan akses informasi yang cepat akan terus berkembang. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya kebutuhan fleksibilitas dan produktifitas yang lebih tinggi dan kebutuhan mengurangi "dead" time. Kebutuhan-kebutuhan tersebut setidaknya akan terpenuhi dengan munculnya sistem komunikasi generasi ke-3. Hal ini dapat kita lihat karena dengan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk memasuki ke generasi tersebut. Persyaratan yang dimaksud dapat diterangkan seperti di bawah ini :

Layanan-layanan komunikasi dengan data rate yang tinggi dan transmisi data asimetric

Mendukung untuk service baik packet maupun circuit switched, seperti Internet (IP) trafik dan video conference

Mekanisme charging yang baru, data volume vs time Kapasitas jaringan yang lebih besar dengan efisiensi spektrum Mendukung untuk koneksi yang besar dan simultan, contoh user dapat mengebrowse Internet dan menerima fax atau panggilan telpon

Mempunyai kapabilitas interworking dengan sistem eksisting Portabilitas layanan secara global

Sebelum menuju ke generasi di atas maka telah ada generasi sebelumnya yaitu generasi ke-1 dan generasi ke-2. Generasi ke-1 ditandai dengan teknologi analog sedangkan teknologi ke-2 yang ditandai dengan teknologi digital dengan kecepatan rendah. Perkembangan menuju sistem komunikasi wireless generasi ke-3 (UMTS/IMT2000) dapat diterangkan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2. Evolusi menuju W-CDMA

Di

Eropa

ETSI

bekerja

untuk

UMTS

yang

menjadi

International

Telecommunication Unit (IMT-2000). W-CDMA adalah salah satu kandidat utama untuk standar UMTS atau IMT-2000.

1.2 Teknologi Wideband CDMA Standar teknologi CDMA, dilihat dari spread signalnya relative lebih besar dari teknologi selular lainnya, pengurangan problem propagasi (multipath dan fading). Dikenal dua standar untuk aplikasi dengan metode akses CDMA. Standar yang dimaksud adalah IS-95 dan poprietary. Wideband CDMA mengambil konsep ini lebih lanjut dengan pengurangan multipath-fading, penawaran kapasitas dalam tiap cell dan kualitas suara yang lebih baik. Bandwidth yang luas juga membuat kemungkinan features ke depan termasuk ISDN dan bandwidth on demand. Bandwidth yang ditawarkan bersifat variatif dari mulai 1,26 MHz, 5 MHz, 10 MHz bahkan sampai 20 MHz. Wideband CDMA dengan wireless mempunyai potensi untuk menyediakan "transparan" local loop dengan fungsi penuh seperti wireline. Wideband CDMA sebagai WLL didesain untuk menyediakan layanan fixed dan mobile yang dikoneksikan dengan PSTN dari layanan POTS (Plain Old Telephone Service) ke features-features selanjutnya seperti ISDN dan bandwidth on demand. Service-service akan termasuk voice, high speed fax, data dan multimedia, termasuk 3

juga video. Teknologi ini memungkinkan aplikasi ISDN ke desktop fixed wiireless dan mobile wireless. Peluncuran layanan-layanan wideband multimedia akan menambah performansi dibanding dengan standar wireless yang ada sekarang. W-CDMA sangat mendukung baik untuk komunikasi packet dan circuit switched seperti browsing Internet. Dari awalnya, W-CDMA didesain untuk layanan data kecepatan tinggi seperti internet base packet data menawarkan sampai 2 Mbps dalam lingkungan kantor dan sampai 384 Kbps di outdoor atau lingkungan yang bergerak. Secara rinci hubungan antara besarnya carrier spacing dengan dengan bit rate maksimum yang dapat dicapai adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Hubungan carrier spacing dan bit rate CARRIER SPACING (MHz) MAKSIMUM BIT RATE 1,26 5 20 13 kbps(~ 64 kbps) 64 kbps ~ 384 kbps 266 kbps ~ 2 Mbps

Sedangkan spesifikasi dari W-CDMA dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :

Tabel 2. Spesifikasi Teknis W-CDMA TYPE SPESIFIKASI Radio Access Carrier spacing Chip rate Modulation Detection (Reverse & Forward link) JENIS / NILAI DS-CDMA / FDD 1,26 / 5 / 10 / 20 MHz 4,096 Mcps (1,024 / 8,192 / 16,384 Mcps) Data-QPSK, Spreading QPSK Pilot Symbol Aided Coherent RAKE 4

TCH rate Variable rate TCH Frame length Voice codec Inter BS Synchronous

Sampai 384 kbps (sampai 2 Mbps) Variable Spreading Factor Multi code Transmission for High rate TCH 10 ms G.729 CS-ACELP Asynchronous Layered Protocol

Signaling Protoccol

Multiple Protocol Control Entities B-ISDN based Call Control

Services

Voice, Packet data Unrestricted information transmission

Spektrum yang baru telah dialokasikan pada band frekuensi 2 GHz untuk sistem komunikasi wireless generasi ke-3. Sebagai gambaran spektrum frekuensi yang rencananya akan diperuntukkan di Eropa dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3. Rencana band UMTS di Eropa

2. Gelombang Multimedia
Salah satu karakteristik dari pelayanan dan aplikasi teknologi komunikasi wireless selular generasi ketiga adalah kemampuan masing-masing pengguna terminal selular untuk menjalankan beberapa aplikasi dan layanan secara bersamaan. Artinya masingmasing pelanggan teknologi baru ini dapat melakukan percakapan sekaligus mengakses 5

intranet maupun internet untuk mendapatkan informasi penting yang dibutuhkan. Pelanggan juga dapat menggunakan terminal selularnya untuk video conference dan dalam waktu yang bersamaan dapat saling bertukar informasi melalui e-mail ataupun multimedia mail. Beberapa layanan masa depan untuk wireless multimedia pita lebar adalah pengiriman berita/koran secara interaktif (berupa suara, video, teks, grafik/gambar), multimedia Email (berupa teks, gambar, klip video), Audio Interactive (suara berkualitas CD), video conference (konferensi melalui audio/video), web interactive (aplikasi Internet secara interaktif, contohnya permainan-permainan di Internet) dan transfer file berkapasitas besar dari intranet maupun internet (dalam waktu yang lebih singkat). 2.1 Aplikasi, Layanan dan Pemasaran dari 3G: 3G menawarkan kepada pelanggan satu layanan multimedia berkecepatan tinggi dan user-friendly, sehingga operator mempunyai sumber pendapatan yang baru. Dengan perangkat handphone 2G/3G quad-band (900/1800/1900/2200 Mhz) / dualmode, kelak pengguna akan menikmati layanan layanan seperti: o Always-oncontohnya, e-mail, personal organizer, otomatisasi, penjualan, dan lain sebagainya. o Informasicontohnya, menjelajah web, Intranet perusahaan, game jaringan, musik, layanan berita, lokasi, kejadian dan layanan transportasi. o Belanjacontohnya, on-line shopping, transaksi bank, judi (tidak direkomendasikan), dan pemesanan ticket..

Gambar 4. Perangkat multi-media yang mobile berbasis W-CDMA Diperkirakan bahwa tahun 2004, di luar Amerika Utara, 40% transaksi e-commerce akan dilakukan melalui layanan sellular. Pengembangan yang significant dari komunikasi mobile membuka pintu untuk layanan multimedia baru. Di fixed telephone network, data traffic (termasuk penggunaan internet) tumbuh lebih cepat dibandingkan voice traffic. Dan para pakar industri percaya trend ini juga juga terjadi pada komunikasi wireless. Diharapkan orang akan membutuhkan untuk mengirim dan menerima wireless data, terutama di lingkungan bisnis. Gaya bekerja akan berubah, dan orang lebih suka bekerja di luar kantor, akses wireless ke ke perusahaan melalui jaringan komputer menjadi sangat penting. Bandwidth wireless yang lebar juga memungkinkan terminal mobile digunakan untuk aplikasi sperti high-quality videoconference dan mentransmisikan gambargambar dengan resolosi tinggi. Bandwidth air interface, bagaimanpun juga merupakan faktor penting yang dapat membatasi isi dari informasi yang dapat ditransmisikan antara terminal wireless dan jaringan. Mobile phone generasi pertama dan kedua diperuntukan untuk mensupport komunikasi suara, meskipun sekarang sudah memungkinkan digunakan untuk transfer data dengan kecepatan rendah seperti mengirim dan menerima fax dan email. Kecepatan transmisi data sekitar 10 kbps. Ada dua cara yang digunakan 7

untuk

memperbaiki

kapabilitas

dari

komunikasi

wireless,

yang

pertama

meningkatkan kemampuan bandwidth dari jaringan digital (GSM, D-AMPS dan PDC). Teknologi baru yang disebut EDGE (Evolved Date Rates for GSM Evolution) dikembangkan untuk GSM dan D-AMPS, untuk meningkatkan kecepatan data sampai 384 kbps. Pendekatan yang kedua adalah memperbaiki system dengan teknologi radio generasi terbaru (teknologi radio generasi ketiga). Kapabilitas yang diharapkan dari teknologi generasi ketiga adalah :

Kualitas suara yang lebih bagus. Keamanan yang terjamin. Kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access.

Support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet bersamaan dengan melalukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda.

Infrastruktur bersama dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama.

Interkoneksi ke other mobile dan fixed users. Roaming nasional dan internasional. Bisa menangani packet-and circuit-switched service termasuk internet (IP) dan videoconferencing. Juga high data rate communication services dan asymetric data transmission.

Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum bandwidth yang terbatas.

Support untuk multiple cell layer. Co-existance and interconnection dengan satellite-based services. Mekanisme billing yang baru tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu. 8

3. Keuntungan W-CDMA
Konsep W-CDMA yang baru beroperasi dengan besar kanal radio 5MHz sedang dikembangkan dengan menggunakan potensi keuntungan dari CDMA. Sistem yang baru ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan sistem narrowband CDMA generasi ke-2 sekarang. Fitur teknologi W-CDMA adalah sbb:

Kapasitas lebih tinggi dan penambahan coverage : sampai 8 kali lebih tinggi trafik per carrier dibandingkan dengan carrier narrowband CDMA

Variabel dan kecepatan data yang tinggi, sampai 384 Kbps pada wide area dan 2 Mbps pada lokal area

Service packet dan circuit switched Layanan multiple simultan pada tiap mobile terminal Mendukung untuk Hierarchical Cell Structures (HCS) pada metode handoff yang baru diantara carrier CDMA Fitur-fitur di atas dapat dijelaskan seperti berikut :

Menambah kapasitas dan coverage Ada beberapa faktor yang menambah kapasitas dan coverage:
o

Sistem W-CDMA menggunakan 4 kali channel lebih besar dibanding dengan channel narrowband CDMA, kapasitas bertambah 4 kalinya. Dengan bandwidth lebih lebar memperbaiki efek frekuensi diversity dan oleh karena itu mengurangi efek fading

Demodulasi koheren pada uplink memperbaiki coverage W-CDMA menggunakan demodulasi pada uplink. Hal itu akan memberi 2-3 dB gain demodulasi dan memperbaiki coverage.

Memperbaiki power control Pengurangan efek fading pada channel yang besar, akurasi power kontrol akan diperbaiki. Power konrol pada up dan link, yang melawan efek fading dan mengurangi rata-rata level power, akan menambah kapasitas.

W-CDMA, variabel dan high speed data rates 9

Air interface W-CDMA mendukung baik untuk low maupun high bit rates. Kecepatan samapai 384 Kbps untuk full mobility dan 2 Mbps untuk lokal area. Mendukung kepada pemakai untuk komunikasi yang berbagai macam dari voice sampai multimedia. Variabel data rates dapat dicapai dengan penggunaan variabel orthogonal spreading codes dan adaptasi dari output power.

W-CDMA menawarkan layanan untuk packet dan circuit swithed Layanan berbentuk packet menawarkan kemungkinan selalu "on-line" dengan aplikasi host tanpa menduduki kanal secara dedicated. Service packet memungkinkan pemakai membayar hanya jumlah data yang ditransmisikan dan bukan waktu koneksinya. Paket data service adalah penting untuk membangun aplikasi yang cost efektif untuk remote LAN dan wireless internet akses. Layanan high speed circuit switched dibutuhkan untuk aplikasi komunikasi real time seperti video conference.

W-CDMA mendukung layanan secara multiple simultan Tiap terminal W-CDMA dapat menggunakan beberapa layanan secara simultan. Bagi pemakai akan mempercepat hubungan ke corporate LAN dan pada waktu yang sama dapat menerima Voice call, yang berarti tidak ada nada sibuk ketika line diduduki untuk data call.

Kelebihan lain adalah :


o

Mendukung untuk Adaptive Antenna Arrays (AAA) Teknik ini adalah untuk mengoptimalkan antena pattern pada mobile station. Hal ini akan memungkinkan penggunaan spektrum yang efektif dan akan menambah jumlah kapasitas.

Tidak memerlukan GPS untuk sinkronisasi di sisi base stations W-CDMA mempunyai internal sistem untuk sinkronisasi pada base station, sehingga tidak membutuhkan eksternal sinkronisasi seperti GPS (Global Positioning System). 10

Hal ini mempunyai masalah jika implementasi base station dilakukan pada daerah rawan covergae satelit GPS seperti shoping center atau di subways suatu gedung.
o

Mendukung untuk Hierarchical Cell Structures (HCS) W-CDMA mendukung HCS denganmemperkenalkan metode handoff diantara carrier CDMA yang diberi nama Mobile Assisted Inter-Frequency Hand-off (MAIFHO)

Mendukung untuk deteksi multi user. Deteksi multi user akan membatasi interferensi pada suatu cell dan memperbaiki kapasitas.

4. Perkembangan Seluler di Indonesia


Penggunaan seluler W-CDMA sudah memasuki generasi ke tiga atau dikenal IMT 2000 (International mobile telecommunications system). Teknologi ini memasuki pasar Indonesia sekitar tahun 2000. Sistem ini berbeda dengan sistem CDMA pita sempit (narrow band). CDMA pita lebar bekerja pada frekuensi 2 GHz, ia bisa menyediakan layanan internet yang di PT TELKOM disebut dengan PASOPATI dan multimedia . Percobaan-percobaan yang sudah dilakukan, antara lain oleh NTT DoCoMo dari Jepang yang kini sudah menerapkan teknologi W-CDMA (Wideband code division multiple access) pada gelombang 5 MHz. Yang menjadi pesaing utama dari W-CDMA adalah teknologi TDCDMA (Time Diivision-Code Division Multiple Access atau CDMA2000.

***

11

BAB II TEKNOLOGI PENDUKUNG

Sistem komunikasi bergerak generasi ketiga memerlukan fleksibilitas dalam hal penerapan layanan kecepatan bit dengan cakupan yang lebar termasuk kecepatan yang berubah-ubah dan layanan paket. Fleksibilitas dalam frekuensi dan pengaturan sumber radio, pemanfaatan layanan dan sistem, pengoperasian yang mudah dalam bermacammacam ukuran sel dan skenario multi operator. CDMA adalah teknik modulasi dan metode akses jamak yang bekerja berdasarkan teknologi spread spectrum, khususnya Direct Sequence Spread Spectrum. Dengan teknologi ini sinyal informasi ditransmisikan melalui lebar pita yang jauh lebih lebar dari lebar pita sinyal informasi. Perbedaan antara Narrowband-CDMA dengan Wideband-CDMA adalah terletak pada kecepatan kode penebar yaitu N-CDMA sebesar 1,23 Mbps sedangkan W-CDMA sebesar 5-20 Mbps. Perbedaan ini menyebabkan lebar pita transmisi W-CDMA lebih lebar dari lebar pita transmisi N-CDMA. Berdasarkan teorema Shannon yang menyatakan : C = W Log 2 ( 1+ S/N ) dimana : C = kapasitas kanal (bps), W = lebar pita transmisi (Hz), S = daya sinyal (Watt), N = daya derau (Watt),

terlihat untuk kapasitas kanal yang tetap, karena lebar pita transmisi W-CDMA lebih lebar dari N-CDMA maka W-CDMA memerlukan S/N yang lebih rendah dari NCDMA, dengan kata lain untuk sistem modulasi digital dengan E b/No yang sama , WCDMA mampu mentransmisikan data dengan kecepatan data yang lebih besar daripada N-CDMA. 12

1. Konsep Multirate Radio Interface


Radio akses sistem bergerak generasi ketiga harus mendukung skenario multioperator, dimana sejumlah operator jaringan yang berbeda berada dalam satu area yang sama menawarkan layanan yang berbeda-beda, dari beberapa kbps sampai dengan 2 Mbps. Untuk mendukung konsep ini dan mempermudah pengaturan alokasi frekuensi, maka sistem bergerak ini harus menerapkan multiple bandwidth kanal RF, dimana masingmasing jaringan menempati lebar pita yang berbeda. Di dalam proyek Code Division Testbed (CODIT), telah diteliti direct sequence CDMA (DS-CDMA) asynchronous dengan tiga kecepatan yaitu : Rc1 = 1,023 Mcps, Rc2 = 5,115 Mcps, dan Rc3 = 20,46 Mcps. Ketiga kecepatan chip tersebut menghasilkan lebar pita RF masing-masing sekitar 1 Mhz, 5 Mhz, dan 20 Mhz, dimana dinyatakan sebagai narrowband, mediumband, dan wideband kanal RF. Pentransmisian pada physical layer dengan menggunakan teknik pengkodean kanal, interleaving, dan spreading, mampu memetakan masing-masing kecepatan informasi, Rb, yang ditawarkan oleh sistem kedalam paling sedikit salah satu dari ketiga kecepatan tersebut. Untuk masing-masing layanan, parameter transmisi, yaitu : kecepatan coding, interleaving, kecepatan chip, faktor spreading, daya transmisi, dsb. diatur sehingga memungkinkan spesifikasi yang dibutuhkan untuk layanan tersebut dipenuhi. Jadi, coding dan faktor spreading Rc/Rb bervariasi terhadap kecepatan data informasi. Untuk lebar pita RF yang telah ditentukan, dalam hal ini kecepatan chip tetap, maka karakteristik loss akan bertambah dengan bertambahnya kecepatan bit informasi. Multirate radio interface DS-CDMA memungkinkan diterapkannya skenario multi operator. Hal ini ditunjukan oleh gambar 5.

Gambar 5. Multirate radio interface DS-CDMA 13

Operator jaringan, tergantung dari jenis layanan dan spektrum yang dibutuhkan dapat dialokasikan dalam spektrum 1 Mhz, 5 Mhz, 20 Mhz, atau kelipatannya atau kombinasi dari ketiganya. Mediumband atau wideband dapat terdiri dari beberapa narrowband, seperti pada jaringan 1. Untuk jaringan yang luas, beberapa jaringan dapat menempati band frekuensi yang sama, seperti pada jaringan 5. Layanan dengan kecepatan rendah (suara) dapat diterapkan pada kanal narrowband maupun mediumband. Untuk telepon bergerak, kanal RF standart adalah 1 Mhz, tetapi bila menginginkan kualitas yang lebih baik dengan mengatasi diversitas multipath dan penginterferensi, dan mengijinkan operator untuk menerapkan ukuran cluster tunggal, maka dipergunakan kanal 5 Mhz Untuk layanan dengan kecepatan tinggi (diatas 64 kbps) membutuhkan kanal RF 5 Mhz atau 20 Mhz.

1.1 Konfigurasi Jaringan Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak generasi ketiga dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak generasi ketiga

Jaringan tersebut secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan sistem generasi kedua, dimana PHS termasuk didalamnya. Terdapat empat kesatuan fungsi yang ditunjukan, yaitu : mobile station (MS), base station (BS), radio network controller (RNC) dan mobile control node (MCN). Sebuah MS dapat dihubungkan pada satu atau beberapa BS dan sejumlah BS berkomunikasi dengan RNC melalui satu interface. Sejumlah RNC dihubungkan ke jaringan fixed melalui MCN. 14

1.2 Protokol Protokol yang dikembangkan mengacu pada model referensi dari Open System Interconnection (OSI), seperti yang ditunjukan pada gambar 7

Gambar 7. Arsitektur Protokol

Protokol dibagi kedalam dua bidang, yaitu : bidang pensinyalan, disebut C-plane, dan bidang data user, disebut U-plane. Kedua bidang dibagi kedalam physical layer (layer 1), data link layer (layer 2), dan network layer (layer 3, tak terdapat di Uplane). Layer 2 selanjutnya dipecah ke dalam dua bagian, data link control (DLC) dan medium access control (MAC). DLC berhubungan dengan pendirian jalur (link establishment), release dan maintenance, sedangkan MAC dipecah lagi menjadi upper sub layer yang terdapat di RNC dan lower sub layer yang berada di masingmasing BS. Pertukaran informasi antara MS dan RNC dilayani oleh RNC dan dikendalikan oleh kedua sub-layer ini. Pertukaran informasi ini antara lain : handover. Pertukaran informasi antara BS dengan MS ditangani oleh lower sublayer. Pertukaran informasi BS-MS ini antara lain : channel coding, interleaving, dan control information.

15

1.3 Pengendalian Jalur Radio Bagian yang penting dalam akses radio adalah manajemen sistem, yang menyangkut fungsi pengendalian jalur radio (radio link control). Bagian ini meliputi algoritma handover, kendali kualitas, pengawasan jalur radio, seleksi panggilan, dan congestion control. Fungsi-fungsi ini melibatkan MS secara aktif. MS dirancang untuk menggunakan sumber radio secara efisien dan mengoptimalkan beban sistem. Untuk mempertinggi beban sistem, MS harus dilayani oleh sel yang dapat menawarkan layanan terbaik. Selanjutnya, jalur yang dibangun harus memilki kualitas yang dapat diterima secara terus menerus. Pada waktu diaktifkan, MS akan berada salah satu dari dua keadaan, yaitu : connection idle atau connection active. Selama connection idle, MS memonitor informasi broadcast baik untuk mengevaluasi lingkungan ataupun untuk mendapatkan informasi paging. MS akan dalam keadaan connection active saat call set-up maupun saat berlangsungnya pembicaraan. Prosedur pemilihan sel melibatkan MS secara aktif. Tergantung pada sejumlah kriteria, MS menjamin bahwa ia mengawasi BS yang memberikan layanan terbaik saat idle mode. MS akan melakukan pengukuran secara terus menerus untuk menentukan sel yang terbaik. Pada saat aktif, evaluasi atas BS ini juga dilakukan. Sistem dirancang untuk inter-frequency dan intra-frequency handover. Interfrequency handover merupakan handover yang dilakukan antar frekuensi pembawa, sedangkan intra-frequency handover dilakukan dalam frekuensi pembawa yang sama. Inter-frequency handover digunakan pada struktur sel secara hierarki, dimana dalam satu daerah dicakup oleh dua ukuran atau lebih sel. Semua sel dalam satu layer menggunakan spektrum radio yang sama, dengan ukuran cluster tunggal. Suatu handover dibagi dalam 2 phasa, yaitu phasa evaluasi dan phasa eksekusi. Selama phasa evaluasi, sejumlah BS membangun hubungan dengan MS. Kemudian dievaluasi kualitas radio oleh MS maupun BS dengan mengadakan pengukuran kualitas hubungan. Berdasarkan hasil pengukuran inilah maka RNC mengambil keputusan sejumlah BS yang melayani MS. Setelah keputusan dibuat, maka segera dilakukan phasa eksekusi yang ditangani oleh protokol radio. Selama intra-frequency handover, agar tidak ada informasi 16

yang hilang maka sauatu sambungan baru harus dibangun sebelum sambungan lama dilepaskan. Teknik ini memungkinkan suatu handover yang aman dan cepat tanpa interupsi panggilan. Inter-frequency handover dilakukan dengan cara membangun suatu jalur pada frekuensi yang baru, misalnya pada sebuah BS yang baru, dengan tetap menjaga jalur yang lama. Hal ini dilakukan dengan cara membagi struktur frame menjadi dua tim slot (5 ms), sehingga disebut compressed mode. Dengan panjang frame 5 ms ini maka panjang simbol sebelum di-spreading akan menjadi setengahnya dari semula dan Rc tetap maka faktor spreading direduksi dengan faktor 2. Agar performansi sinyal tidak turun maka daya pancar digandakan. Ketika jalur baru telah stabil dan kanal telah dapat dipindahkan ke BS yang baru dengan panjang frame 10 ms, maka jalur yang lama dilepas.

1.4 Transceiver 1.4.1 Prinsip pentransmisian variabel rate W-CDMA di desain untuk dapat mengakomodasikan berbagai layanan baik suara data maupun multimedia dengan bit rate yang bervariasi. Hal ini memungkinkan pemakaian spektrum yang paling efisien. Penerapan pentransmisian variabel rate membutuhkan informasi kontrol yang menyatakan kecepatan simbol seketika itu juga. Untuk melakukan pengawasan terhadap kecepatan simbol ini selama selang waktu tertentu secara terus menerus maka semua kanal fisik diatur didalam frame yang mempunyai panjang yang sama (10 ms). Sebagai pengontrol maka tiap frame terdapat bit rate control yang ditransmisikan melalui kanal fisik yang terpisah. Pentransmisian variabel rate dapat mengurangi interferensi dari masing-masing user. Bila laju chip tetap maka laju bit informasi yang rendah akan memberikan faktor spreading tertinggi dan daya transmisi yang terendah.

17

1.4.2 Struktur Kanal Logika Pada sistem bergerak radio seluler dibutuhkan sejumlah kanal logika. Kanal logika tersebut dibagi menjadi Dedicated Channel, Common Control Chanel dan System Control Channel.

Gambar 8. Struktur Fungsi Kanal

Dedicated Channel Didicated Channel terjadi apabila hubungan antara MS dengan BS telah terbangun baik uplink maupun downlink. Kanal ini terdiri dari : Traffic Channel (TCH) dan Dedicated Control Channel (DCCH).

TCH berisi data user yang akan ditransmisikan pada interface radio, yang berupa suara, data dan video, dengan kecepatan bervariasi antara 0-144kbps.

Dedicated Control Channel (DCCH) DCCH ini membawa informasi kontrol yang akan dipertukarkan antara BS dengan MS. Kanal ini berisi kontrol hubungan, kontrol mobility dan kontrol link dengan bit rate 0 9,6 Kbps.

Common Control Channel Common Control Channel ini digunakan pada kanal downlink dan diberikan untuk semua MS. Kanal ini berisi Broadcast Channel (BCH), Paging Channel (PCH) dan Access Grant Channel (AGCH) untuk downlink dan Random Acces Channel (RACH) untuk uplink. 18

Broadcast Channel (BCH) Berisi informasi BS disekitarnya.

Paging Channel (PCH) PCH memberitahukan akan datangnya panggilan, yang diikuti dengan penetapan kanal trafik.

Acces Grant Channel (AGCH) Kanal AGCH dikodekan oleh MS selama pendudukan akses secara random dan berfungsi sebagai kontrol daya lingkar tertutup terhadap MS. Perintah kontrol daya dikirim melalui AGCH oleh BS.

Random Acces Channel (RACH) RACH adalah satu-satunya kanal kontrol yang digunakan pada kanal uplink yang digunakan MS untuk inisialisasi akses ke sistem. Untuk akses random, MS mengirim sinyal diikuti kontrol daya lingkar tertutup selama pengiriman sinyal RACH.

System Control Channel Dua sistem kontrol kanal adalah Pilot Channel (PICH) dan Synchronization Channel (SCH) yang digunakan pada kanal downlink agar BS dapat memantau dan mengidentifikasikan, sinkronisasi dan estimasi kanal pada MS.

Pilot Channel (PICH) PICH berfungsi untuk memisahkan kanal fisik broadcast pada tiap kanal RF dan laju chip dalam sel radio. PICH ditentukan oleh code spreading PN pendek (kode Gold dengan panjang 1023) dan unik untuk setiap BS. Kode PN pendek ini ditransmisikan secara periodik tanpa modulasi data informasi, sehingga mudah untuk pendeteksian pilot, sinkronisasi dan estimasi kanal pada MS.

Kanal sinkronisasi (SCH)

19

SCH berfungsi untuk mensikronkan PICH. SCH dikirim pada kanal fisik yang terpisah dengn menggunakan kode spreading PN pendek yang diperoleh dari PICH yang bersangkutan. TCH, DCCH, BCH, PCH, AGCH mempunyai long code = 2 41 1, short code RACH = 127, short code PICH = SCH = 1023. Long code dibangkitkan dari generator f(x) = 1 + x3 + x41.

1.4.3 Layer Fisik Interface radio dirancang untuk menjadi layer transport yang universal, yang secara mudah dapat diadaptasi berdasarkan permintaan layanan dan disesuaikan dengan keadaan sekitarnya. Untuk itu, pada skema pengirim, terdapat configuration unit yang setelah menerima applicable information (berupa frekuensi pembawa, kecepatan chip yang dibutuhkan, dan identitas layanan) maka unit ini mengendalikan proses pengkodean, mul tipleks dan konversi informasi ke sinyal RF. Informasi yang berupa speech, data dan informasi kendali ditransmisikan melalui kanal logika yang berbeda. Informasi kendali ditranmisikan melalui kanal DCCH. Ada dua kategori pembentuk kanal trafik, yaitu traffic channel/speech (TCH/S) dan traffic channel/data (TCH/D), masing-masing dikodekan dan di-interleave secara berbeda. Sebagai contoh, speech harus ditransmisikan dengan delay yang kecil, sedangkan data dapat menerima delay yang lebih besar tetapi dengan kualitas transmisi yang lebih tinggi. Informasi ini dibungkus bersama dalam frame-frame yang mempunyai panjang 10 ms. Campuran kanal-kanal logika yang diwakili dalam satu frame dapat berbeda dari frame ke frame. Sebagai contoh, kanal kontrol yang didedikasikan hanya diberikan ketika informasi benar-benar telah tersedia. Hal ini tidak perlu dimultipleks ke dalam aliran data secara terus menerus, tetapi disesuaikan dengan keadaan lingkungan maupun informasi yang dikirimkan seperti contoh kasus berikut ini. Kasus : pemakai pertama kali ingin membangun sambungan speech melalui kanal trafik speech (TCH/S), dan ketika diperlukan maka DCCH akan ditranmisikan. Jika tiba20

tiba selama panggilan , pemakai ingin mengirimkan data, maka tidak dibangun panggilan khusus lagi. Layanan atas speech dan data telah dinegoisasikan antara terminal mobile dan jaringan selama persiapan panggilan, sehingga jalur radio secara otomatis membuat data dapat dimultiplekskan ke dalam jalur radio ketika diperlukan, dengan catatan sambungan speech dan sambungan data mempunyai kualitas layanan yang berbeda. Pemakai dapat memutuskan salah satu dari kanal logika tersebut, sambil tetap menjaga hubungan kanal logika lainnya. Sebagai contoh, pemakai dapat menghentikan layanan speech, tetapi membiarkan kanal data dipertahankan untuk mentransmisikan data sampai selesai. Pada kasus ini, TCH/S tidak akan dimultipleks bersamaan dengan TCH/D pada leyer fisik. Kanal multipleks dapat mengambil beberapa diantara kombinasi berikut :

TCH/S dan DCCH TCH/D dan DCCH TCH/S, TCH/D, dan DCCH

Hasil demultipleks antara TCH dan DCCH dinotasikan sebagai Physical Data Channel (PDCH). Tiap PDCH dilengkapi dengan Physical Control Channel (PCCH) yang membawa informasi kontrol lapisan fisik. Selain itu PCCH membawa informasi tentang pendemultiplekskan frame PDCH dan pada kanal downlink PCCH membawa informasi tentang kontrol daya. PCCH mempunyai bit rate 4 Kbps setelah proses encoding informasi dan ditransmisikan secara sinkron dengan PDCH (mempunyai laju chip sama dengan carier RF yang sama dengan PDCH). PDCH dan PCCH dibedakan dengan menggunakan fasa yang berbeda dari kode spreading PN panjang.

1.5 Transmiter W-CDMA. Transmiter W-CDMA baik untuk uplink maupun downlink melakukan pengiriman trafik dan informasi kontrol secara simultan. pengiriman traffic dan informasi kontrol yang dinotasikan sebagai Dedicated Informasi Channel (DICH). 21

Ketika hubungan telah terbentuk maka unit konfigurasi akan menentukan laju chip, frekuensi carrier RF, fc, yang bergantung pada layanan yang akan dilayani dan menentukan parameter-parameter untuk semua pemrosesan sinyal pada kanal fisik dan mengkonfigurasi kanal fisik agar sesuai dengan layanan yang dilayani. Modulasi yang dipergunakan adalah QPSK, dimana data simbol ditransmisikan dalam bentuk in-phase (I) dan quadratur (Q) dan dikalikan dengan suatu deretan spreading yang sama dengan phasa yang berbeda.

1.6 Kontrol Daya. Kontrol daya meliputi kontrol daya uplink dan kontrol daya downlink. Kontrol daya downlink digunakan untuk memperbesar kapasitas sistem, sedangkan uplink digunakan untuk mengontrol hubungan dan batas threshold penerimaan MS. Pada kana uplink kontrol daya yang digunakan kombinasi kontrol daya loop tertutup dan loop terbuka mendeteksi daya sinyal yang diterima dari MS. Pada kontrol daya loop tertutup, BS secara terus menerus mengukur level sinyal yang diterima dari MS. Dari informasi level sinyal yang diterima tersebut maka BS menentukan perintah kontrol daya yang dikirimkan melalui kanal downlink PCCH ke MS dengan bit rate 2 kbps.

1.7 Combining, Pulse Shaping dan Konversi Frekuensi Beberapa kanal fisik digabung secara linear sebelum pulse shaping. Pulse shaping berisi filter yang berfungsi untuk melewatkan sinyal W-CDMA. Konversi frekuensi dilakukan dengan menggeser frekuensi baseband ke frekuensi RF. Alokasi frekuensi sistem W-CDMA adalah :

1920-1940 MHz untuk kanal uplink 2110-2130 MHz untuk kanal downlink

1.8 Receiver

22

Sistem penerima untuk jalur uplink maupun downlink, membutuhkan struktur yang berbeda. Pada jalur downlink, dimana penerima berada di MS, kanal pilot yang kuat dapat digunakan untuk pencarian kanal, sehingga dapat dilakukan demodulasi PCCH dan PDCH secara koheren. Pada jalur uplink, dimana penerima berada di BS, tidak memungkinkan menggunakan kanal pilot yang kuat untuk semua MS, sehingga proses estimasi kanal pada uplink lebih sukar. Dibawah ini hanya dibicarakan penerima untuk BS. Sinyal yang diterima difilter oleh filter Matched Filter (MF) untuk meloloskan sinyal WCDMA dan disampel pada laju 2 sample per chip (sesuai frekuensi nyquist). Kemudian sinyal masuk ke demodulator Rake dan unit estimasi kanal. Kanal PCCH harus dikodingkan terlebih dahulu sebelum demodulasi terhadap PDCH, karena PCH berisikan informasi pengiriman PDCH, sehingga diperlukan buffer frame di depan demodulator PDCH. Dua feedback dari PCCH Rake demodulator berfungsi untuk menentukan masukan sinyal bagi unit estimasi kanal. Pada PDCH dilakukan demodulasi koheren sedangkan pada PCCH dilakukan encoding terlebih dahulu sebelum dilakukan proses demodulasi. Pada demodulasi koheren harus diketahui delay dan amplituda kompleks masing-masing sinyal multipath. Setelah proses demodulasi koheren dari PCCH dan soft decision decoding, PCCH dapat dilihat sebagai kanal pilot. Pengkodean yang salah tidak dapat dihindari sehingga menyebabkan frame hilang karena faktor spreading termuat dalam PCCH. Faktor spreading yang benar akan berfungsi untuk demodulasi PDCH. Jika PCCH setelah decoding adalah kanal pilot maka kanal tersebut dapat digunakan untuk estimasi amplituda kompleks sinyal-sinyal multipath.

1.9 Sinkronisasi Dengan menggunakan DS spreading asinkron pada PDCH dan PCCH, dihasilkan peralatan yang tidak memerlukan sinkronisasi antar sel dan sinkronisasi antar kanal. MS melakukan sinkronisasi dengan BS (melalui PICH dan SCH) dapat secara langsung menyesuaikan waktu frame Tx CDMA dan Rx CDMA pada lokasi MS tertentu. Karena sinyal yang diterima di BS dari MS yang berbeda-beda tidak 23

memerlukan pengaturan frame (seperti pada sistem TDMA) maka tidak diperlukan rangkaian pengontrol pewaktuan. Dengan menerapkan DS spreading asinkron pada jalur downlink maka tidak diperlukan antar BS, sehingga Global Positioning System (GPS) tidak diperlukan lagi.

2. Komunikasi Spread Spectrum


Prinsip utama komunikasi Spread Spectrum adalah pendudukan bandwidth jauh lebih tinggi dari yang lain. Karena bandwidth yang lebih tinggi, power spectral density lebih kecil, sehingga sinyal kelihatan seperti noise dalam kanal. Penyebaran dilakukan dengan menggabungkan sinyal data dan kode (code division multiple access), di mana kode ini independen terhadap data yang dikirimkan. Beberapa keuntungannya a.l.:

Karena sinyal disebarkan dalam pita frequency yang lebar, Power Spectral Densitynya menjadi sangat kecil, sehingga sistem komunikasi yang lain tidak dipengaruhi oleh jenis komunikasi ini. Namun, level noise Gaussian bertambah.

Dengan konsep Random Access, karena kode dalam jumlah besar dapat dihasilkan, jumlah pelanggan dalam jumlah besar diijinkan.

Jumlah maksimum pelanggan dibatasi oleh interferensi. Keamanan: tanpa mengetahui kode penyebaran (spreading code), (hampir) tidak mungkin mengenali data yang terkirim.

Fading rejection: sistem lebih kuat terhadap distorsi, sebab bandwidth lebih lebar .

Ada beberapa teknik Spread Spectrum yang dapat digunakan. Yang paling populer adalah Direct Spectrum (DS), juga yang lumayan terkenal adalah Frequency-Hopping (FH). Kombinasi keduanya (DS/FH) menawarkan banyak keuntungan dan akan menjadi basis sistem yang diajukan. Sebuah sistem spread-spectrum harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi

24

Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan bantuan sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal yang diterima dan replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal. Kode yang digunakan pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo random). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise semu (pseudo noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Random Generator (PRG) atau pseudo noise generator (PNG). PRG inilah yang akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal data yang akan dikirimkan. Dalam komunikasi spread spectrum semakin lebar bandwidth akan semakin tahan terhadap jamming dan akan semakin terjamin tingkat kerahasiaannya. Disamping itu akan semakin banyak kanal yang bisa dipakai. Seperti yang di terangkan oleh Shanon , salah seorang ahli statistik telekomunikasi, dalam ilmu komunikasi dinyatakan bahwa kapasitas kanal akan sebanding dengan bandwidth transmisi dan logaritmik dari S/N-nya. Jadi agar sistem komunikasi dapat bekerja dengan kapasitas kanal yang tetap pada level daya noise yang tinggi (S/N yang rendah), dapat dilakukan dengan jalan memperbesar bandwidth transmisi W. Disamping itu Shannon juga mengemukakan bahwa sebuah kanal dapat mentransmisikan informasi dengan probabilitas salah yang kecil apabila terhadap infromasi tersebut dilakukan pengkodean yang tepat dan rate infromasi yang tidak melebihi kapasitas kanal meskipun kanal tersebut memuat derau acak.

25

Gambar 9. Perbandingan gelombang Spread Spectrum dan gelombang narrow band

2.1 Direct Sequence Direct Sequence adalah teknik Spread Spectrum paling populer. Sinyal data dikalikan dengan kode Pseudo Random Noise (PN-code). PN-code adalah urutan chips bernilai -1 dan 1 (polar) atau 0 dan 1 (non-polar). Jumlah chip dalam satu kode disebut periode kode. PN-code adalah kode yang menyerupai noise (noise-like code) dengan properti properti tertentu. Ada beberapa kelas binary (2-phase) PN-codes: M-sequences (base), Gold-codes dan Kasami-codes. PN-code dapat dibuat dengan satu atau lebih shiftregisters. Jika panjang dari shiftregister adalah n, secara umum periode N dapat dinyatakan sbb: N = 2n -1 Dalam kasus paling sederhana, PN-code dikalikan dengan satu bit data (lihat gambar, dalam contoh ini N = 7). Bandwidth sinyal data dikalikan dengan faktor N, faktor ini disebut sebagai processing gain.

26

Gambar 10. Direct Sequence Coding

Sinyal yang dbangkitkan dengan teknik ini nampak seperti nois yang sipancarkan ke daerah frekwensi. Lebar bidang di disajikan oleh kode suara gaduh yang purapura mengijinkan sinyal itu jatuh di bawah ambang noise tanpa kehilangan informasi apapun.

Gambar 11. Bentuk gelombang Direct Sequence

2.2 Frequency Hopping Berbeda halnya dengan DS (Direct Sequence), frequency hopping bukanlah sinyal yang menyebar ke seberang spektrum, tetapi suatu pancaran bandwidth dalam spektrum yang dibagi menjadi sebanyak mungkin frekwensi siaran ke data yang akan dikirimkan. 27

Gambar 12. Frequency Hopping

Untuk Frequency Hopping, di sana ada suatu kode yang menentukan pada saat tertentu frekwensi mana yang akan dipancarkan, meloncat dari frekwensi ke frekwensi. Karenanya, satu-satunya cara untuk memperoleh transmisi adalah harus mempunyai suatu kode yang identik yang mengetahui frekwensi mana yang akan melompat berikutnya.

Gambar 13. Frequency Hopping dalam grafik 3 dimensi Nilai frequency hopping sangat tinggi. Sinyal akan tinggal pada salah satu frekwensi selama kurang lebih 10 ms, karenanya efek yang timbul sangat minim 28

pada sinyal narrow band, seperti halnya dalam kaitan dengan sejumlah besar frekwensi yang digunakan menerjemahkan kode yang mustahil berikutnya.

***

29

BAB III TEKNOLOGI KEAMANAN TELEPON MOBILE W-CDMA

SEJALAN dengan berkembangnya teknologi seluler di Indonesia, saat ini teknologi seluler berbasis CDMA2000 (code division multiple access) telah mulai memasuki pangsa pasar di Indonesia. Berdasarkan generasinya, teknologi CDMA2000 diklasifikasikan sebagai teknologi seluler generasi ketiga (3G), yang setingkat dengan teknologi W-CDMA (wideband code domain multiple access) atau UMTS (universal mobile telecommunication system). Teknologi CDMA2000 ini dikembangkan oleh suatu lembaga kerja sama berskala internasional yang disebut 3GPP2 (3G Partnership Project 2) dengan menggunakan IS-2000 sebagai acuan. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi seluler (nirkabel) ini, perhatian pada tingkat-tingkat keamanannya juga semakin mendapat perhatian. Teknologi keamanan yang diperlukan dalam sistem telepon mobile W-Cdma, termasuk fungsi keamanan pada level-komunikasi suara, fungsi keamanan pada level komunikasi data dan fungsi keamanan pada level isi (contents). Gambar dibawah menunjukkan teknologi keamanan yang diterapkan pada telepon mobile W-CDMA.

Gambar 14. Teknologi keamanan telepon mobile W-CDMA

30

1. Tingkat keamanan autentikasi pada komunikasi nirkable Ini adalah suatu teknologi untuk membuktikan keaslian pemakai yang mempunyai otoritas untuk menggunakan fasilitas komunikasi nirkabel, atau dengan kata lain, bahwa pemakai adalah pelanggan telah membayar jasa layanan komunikasi dan untuk mendeteksi perubahan data yang tidak sah. Ini juga dikenal sebagai autentikasi (pengesahan) pesan (message). Fungsi F9 digunakan untuk menghasilkan kode autentikasi (pengesahan) itu ( lihat gambar 3) untuk ditambahkan kepada data dalam urutan pesanan ketika suatu panggilan diminta, sisi jaringan membuktikan keaslian telepon mobile berdasar pada informasi pelanggan yang ada dalam handset. Jika informasi pelanggan telah dikirim kepada sisi jaringan dalam mode plain-text, informasi ini masih memungkinkan untuk disadap orang lain dan dengan sukses memainkan peran (menyamar) sebagai pelanggan yang asli. Autentikasi (pengesahan) kemudian dilakukan oleh kedua sisi yang untuk melakukan perhitungan menggunakan informasi pelanggan dan membandingkan hasilnya. Di dalam W-CDMA, ada fungsi f1 ke f5 yang menggambarkan proses itu dengan mana kalkulasi dilakukan. Algoritma di dalam fungsi ini tidak mengacu pada standardisasi, tetapi lebih ditentukan oleh para operator komunikasi nirkabel itu. Dalam proses kalkulasi untuk autentikasi (pengesahan) (autentikasi), telepon mobile dan jaringan saling berbagi kunci autentikasi (pengesahan) itu dan mencegah perubahan data kunci secara tidak sah.

2. Autentikasi (Pengesahan) Data Dalam W-Cdma, fungsi f8 digunakan untuk menghasilkan satu rangkaian angka-angka secara acak, dan logika eksklusif OR (X-OR) melakukan penjumlahan untuk masingmasing bit data pemakai dan sinyal data untuk melakukan encoding (penyandian), lihat gambar 2. Panjang bit untuk encoding/decoding, up/down link, counter, pengidentifikasi saluran yang logis, dan kunci untuk kerahasiaan data dimasukkan kedalam fungsi logika f8 untuk menghasilkan deretan angka-angka secara acak.

31

Gambar 15. Fungsi f8 untuk menjamin kerahasiaan data

3. Integritas Data Ini mengacu pada teknologi yang mana kode autentikasi (pengesahan) ditambahkan ke sinya data di dalam komunikasi nirkabel dalam rangka mendeteksi perubahan data yang tidak sah. Ini juga dikenal adalah autentikasi (pengesahan) pesan. Fungsi F9 digunakan untuk menghasilkan kode autentikasi (pengesahan) itu ( lihat gambar 3) untuk ditambahkan pada data dalam rangka melihat kemungkinan perubahan data yang tidak sah dan memastikan integritas data. Data, up/down link, counter, suatu nomor acak untuk masing-masing pemakai, dan kunci integritas dimasukkan ke dalam fungsi f9 untuk menghasilkan kode pengesahan pesan (message-authentication code). Penerima membandingkan kode pengesahan pesan yang dikirim oleh pengirim kepada kode pengesahan pesan yang dihasilkan oleh penerima, ini membuat kemungkin untuk konfirmasi, ketika kode itu cocok (match), yang menunjukkan tidak ada perubahan data secara tidak sah.

32

Gambar 16. Fungsi f9 untuk menjamin kerahasiaan data

4. Algoritma Enkripsi KASUMI Algoritma enkripsi yang membentuk inti konfidentialitas data fungsi f8 dan fungsi integritas data f9 dikenal sebagai KASUMI. Kondisi-kondisi berikut yang harus dipenuhi ketika mengembangkan suatu algoritma enkripsi telah digambarkan oleh Konsorsuim Third Generation Partnership Project (3GPP), yang meneliti standard teknis untuk W-Cdma, meliputi: Keamanan harus dipelihara di bawah spesifikasi terbuka. Mempaketkan pembatasan di dalam telepon mobile yang berarti bahwa algoritma itu harus diterapkan dalam perangkat keras menggunakan tidak lebih dari 10K gerbang. Mempertimbangkan trafik W-Cdma, yang berarti bahwa pengolahan harus pada 2Mbps. Karena pengembangan algoritma itu hanya berlaku dalam waktu enam bulan, hal itu telah diputuskan untuk bekerja pada suatu algoritma enkripsi yang telah ada tidak untuk kembangkan suatu algoritma baru dari awal. Suatu pencarian algoritma enkripsi yang telah ada memenuhi kebutuhan itu seperti diuraikan di atas menunjukkan bahwa satusatunya yang tersedia adalah MISTY, algoritma pada Mitsubishi Electric Corporation,

33

KASUMI telah dikembangkan berdasarkan pada mengerjakan kembali Algoritma MISTY.

5. Tingkat Keamanan Komunikasi Data Autentikasi dan komunikasi rahasia untuk telepon nirkabel biasanya menggunakan SSL/TLS (Secure Socket Layer/Transport Layer Security) yang telah menjadi standard global untuk protokol keamanan antara web server dan browsers pada Internet. Bagaimanapun, tidak semua fungsi SSL/TLS diterapkan pada telepon mobile: spesifikasi adalah suatu subset SSL/TLS. Di sana harus pula fungsi keamanan untuk menjamin legitimasi berbagai isi (content) dan modul yang di-download dari jaringan itu. Di sini legitimasi mengacu pada data yang telah dihasilkan oleh provider yang benar dan yang tidak mempunyai perubahan secara tidak sah setelah data itu dihasilkan, dan mengacu pada suatu fungsi pada handset mobile untuk memverifikasi dan mengkonfirmasikan hak pemakaian. Suatu teknologi yang menjamin legitimasi menggunakan suatu sistem dimana sisi server menerapkan tandatangan digital pada data, dan tandatangan yang divalidasikan pada telepon mobile yang men-download itu,dengan demikian menetapkan legitimasi itu.

6. Tingkat Keamanan Isi (Content) Riset tingkat keamanan isi (content) masih dalam tahap awal, dan standar-standar belum ditetapkan. Sebuah kartu memori eksternal yang disisipkan ke dalam telepon mobile telah dikembangkan pada Mitsubishi Electric sebagai copyright-control technology. Teknologi itu dimungkinkan melalui pengkapsulan menggunakan teknologi enkripsi. Bila isi (content) yang yang telah dikemas disimpan secara eksternal, mereka dienkripsi dengan informasi dikhususkan untuk telepon mobile itu. Dengan cara yang sama, ketika isi (content) itu dimainkan kembali, isi (content) itu didekripsi menggunakan data yang sama, unik untuk telepon mobile itu. Ini membuatnya mungkin untuk membatasi playback isi (content) ke telepon mobile yang mereka simpan. Keamanan komunikasi untuk telepon mobile generasi ketiga (3G) adalah penting untuk menyebar luaskan adopsinya. Mitsubishi Electrik berada di garis terdepan dalam usaha 34

mensukseskan kepastian untuk derajat keamanan yang paling tinggi tingkatan

pada setiap

Kesimpulan :
1. Teknologi telepon mobile tumbuh dan berkembang mulai dari generasi ke-1 yang ditandai dengan teknologi analog, sedangkan generasi ke-2 ditandai dengan teknologi digital dengan kecepatan rendah dan selanjutnya pada abad 21 ini muncul generasi ke-3 2. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai teknologi generasi ke-3 (3G) maka kecepatan transmisi data dari sistem 3G harus memenuhi persyaratan kecepatan data 144 kbps dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi, 384 kbps dalam keadaan bergerak dengan kecepatan rendah, seperti pejalan kaki, dan 2 Mbps dalam keadaan tidak bergerak/stasioner seperti ketentuan dari International Telecommunication Union (ITU). 3. Teknologi keamanan yang diperlukan dalam sistem telepon mobile W-Cdma, termasuk fungsi keamanan pada level-komunikasi suara, fungsi keamanan pada level komunikasi data dan fungsi keamanan pada level isi (contents).

DAFTAR BACAAN 1. Wireless Technologies, http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/cisintwk/ito_doc/wireless.pdf 2. 3G CDMA TECHNOLOGY, http://www.qualcomm.com/cdma/3g.html 3. QUALCOMMs CDMA Technology Enhances Security Measures at Super Bowl XXXVII http://www.qualcomm.com/press/pr/releases2003/press1142.html 4. WCDMA, http://www.nokia.com/nokia/0,,32893,00.html 5. Introduction to 3G Mobile Communications, http://www.techbooks.co.uk/artech/book558.htm 6. WCDMA: Towards IP Mobility and Mobile Internet, http://www.techbooks.co.uk/artech/book544.htm, 35

7. 3G Series, http://www.cted.ucalgary.ca/wireless/courses/3g_detailed.html 8. Nokia Preps for W-CDMA War, http://www.unstrung.com/document.asp? doc_id=39078&site=unstrung 9. Gunadi Dwi Hantoro; Wideband CDMA; http://www.elektroindonesia.com/elektro/tel26a.html 10. Setyo Budianto; International Mobile Telecommunication-2000 (IMT-2000) http://www.elektroindonesia.com/elektro/tel27a.html 11. Ir. Hasudungan Manurung, MT, IPM; W-CDMA sebagai Teknik Akses Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga; http://www.elektroindonesia.com/elektro/ut25a.html 12. Wireless LAN; http://www.geocities.com/komnow/artikel/wrlan-2.html 13. Onno W. Purbo; Spread Spektrum http://www.detikinet.com/database/onno/jurnal/200004/fisik/wireless/wire04.shtml 14. TOM FARLEY KD6NSP; Cellular Telephone Basics: AMPS & BEYOND http://www.telecomwriting.com 15. 3G Frequencies http://www.umtsworld.com/technology/frequencies.htm 16. Analysis of 3G Mobile Security, http://choices.cs.uiuc.edu/MobilSec/

17.

An Overview of Current Wireless Security Strategies,

http://www.researchandmarkets.com/reportinfo.asp? cat_id=93&report_id=1492

18.

3GPP confidentiality and integrity algorithms,

http://www.3gpp.org/TB/Other/algorithms.htm 19. Standard Groups/Organizations, http://cnscenter.future.co.kr/hottopic/wwan.html

36

37

Anda mungkin juga menyukai