Anda di halaman 1dari 17

Contoh Format Laporan Observasi Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pelayanan bimbingan dan konseling berupaya membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai model pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dan konseling pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya, dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekarang maupun masa yang akan datang. Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling, layanan ini tidak terbatas pada individu yang bermasalah saja, tetapi meliputi seluruh siswa. (Nurihsan, 2006: 42) Sejalan dengan visi tersebut, maka misi bimbingan dan konseling harus membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang. B. RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. Bagaimana keadaan Bimbingan dan Konseling di SMA N 10 Kota Bengkulu? Hambatan apa saja yang sulit dihadapi oleh guru pembimbing? Bagaimana struktur keorganisasian Bimbingan dan Konseling di sekolah? Bagaimana pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah? Pihak mana saja yang terkait terhadap Bimbingan dan Konseling di Sekolah?

C. TUJUAN 1. Observasi ini bertujuan untuk mengamati bagaimana aplikasi Bimbingan dan Konseling di SMAN 10 KOTA BENGKULU sehingga mahasiswa bisa mengambil pelajaran dan mendapat pengalaman langsung tentang Bimbingan dan Konseling. 2. Observasi ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kejadian di lapangan dalam kesesuaiannya dengan teori yang ada sehingga ditemukan perbedaan keduanya dan menemukan reaksi dari perbedaan tersebut, apakah bersifat positif atau negatif. 3. Terakhir observasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Bengkulu. D. METODE PENGUMPULAN DATA Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu teknik observasi langsung (pengamatan), wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling, dan Pengambilan data

melalui pemberiang angket untuk siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk poinpin dan narasi. Setelah data tersaji, penulis melakukan analisis secara cermat dan melakukan kajian pustaka mengenai permasalahan tersebut.

BAB II KAJIAN TEORITIS


Landasan Bimbingan Konseling A. SKB Mendikbud dan KA BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 Pasal 1 ayat 4 : Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling kepada sejumlah peserta didik. Pasal 1 ayat 10 : Penyusunan program Bimbingan dan Konseling adalah membuat perencanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Pasal 1 ayat 13 : Analisis evaluasi Bimbingan dan Konseling adalah hasil evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang mencakup layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya. Pasal 1 ayat 14 : Tindak lanjut pelaksanaan Bimbingan dan Konseling adalah kegiatan menindaklanjuti hasil analisis evaluasi tentang layanan evaluasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya. B. PP No. 38/1992 Pasal 1 ayat 2 : Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Pasal 1 ayat 3 : Tenaga pembimbing adalah tenaga pembimbing yang bertugas membimbing peserta didik. Pasal 2 ayat 2 : Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih. C. PP No. 29/1990 pasal 27 ayat 1 Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menekan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

BAB III PEMBAHASAN


A. DESKRIPSI SEKOLAH 1. Identitas Sekolah Nama sekolah Provinsi Otonomi daerah Kecamatan Desa/kelurahan Jalan Kode pos Telephone Daerah Status sekolah Kelompok sekolah Tahun berdiri Kegiatan belajar mengajar Bangunan sekolah Luas bangunan Lokasi sekolah Organisasi penyelenggara Jumlah guru Jumlah siswa : SMA N 10 kota Bengkulu : Bengkulu : Kota : Selebar : Suka rami : Padang cengkeh : 38210 : 5406400 : Perkotaan : Negeri : Inti : 2006 : Pagi hari : Milik sendiri : L; 100m P;100m : Kota : Pemerintah : 43 orang : 523 siswa

Visi Misi 2. 3. 4.

: Iman, Ilmu, Amal dan Mengakar pada masyarakat :

Meningkatkan kompetensi Ilmu Sebagai dasar ketahanan Meningkatkan kompetensi Ilmu pengetahuan Meningkatkan Teknologi Mengamalkan konsep pendidikan berkelanjutan Sarana dan fasilitas : I ruang Bk Ruang TU Perpustakaan Mushola Lapangan olahraga (basket, voli, futsal) WC Kantin Laboratorium Organisasi pengembangan diri siswa PIK-KRR PMR Bola basket Bola Volli Futsal , dll Aspek ketenagaan Jumlah Guru : 43 orang : 8 orang

Jumlah Staf TU dan non guru

5. Data kesiswaan Kelas X A-E : 197 orang : 209 orang : 117 orang

Kelas XI IPA dan IPS Kelas XII IPA dan IPS

6. Struktur Organisasi sekolah STAF KESISWAAN ASRIYANTI STAF KEUANGAN SUMARTIYATI PEMBINA OSIS Dra. MEIDANA SARI WAKA HUMAS JUHARTONO S.Pd WAKA KESISWAAN NISROHANA S.Pd STAF INVENTARIS SUMARTIYATI STAF KEPEGAWAIAN SUMARTIYATI KEPALA SEKOLAH SARJONO, S.Pd WAKA SARANA PAHYEN HARIYADI S.Sos WAKA KURIKULUM ONDANG HIDAYAT M.Pd KEPALA TU ALEX RIDWAN S.Sos KETUA KOMITE SAIPUL ANWAR S.Sos PEMB. WAKA KURIKULUM YETI SUMARTI S.Pd

GURU SISWA

7. Aspek ketenagaan Guru : 43 orang Non Guru : 8 orang B. Struktur organisasi manajemen BK di sekolah 1. STUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN GURU PEMBIMBING KEPALA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PENGAWASAN SEKOLAH BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING KEPALA SEKOLAH SMAN 10 KOTA BENGKULU KOMITE SMAN 10 KOTA BENGKULU

SISWA SMAN 10 GURU MATA PELAJARAN WALI KELAS KONSELOR SEKOLAH WAKIL KEPALA SEKOLAH KOORDINATOR PELAYANAN KONSELING

2. Pembagian tugas Bapak Saidi S.Pd Ibu Beti C. 1. 2. 3.

: memberikan layanan Untuk kelas XI dan XII IPA : Memberikan layanan untuk kelas X dan XI, XII IPS

Siswa asuh Jumlah siswa Asuh keseluruhan : 523 siswa Daftar siswa asuh berdasarkan guru pembimbing Bapak Saidi S.Pd : XI dan XII IPA dengan 200 siswa Ibu Beti : X dan XI, XII IPS dengan 323 siswa Rasio guru BK vs siswa asuh : 2:523

D. ADMINISTRASI BK Pengarsipan surat menyurat SMAN 10 Kota Bengkulu memiliki pengarsipan surat menyurat maupun hal yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, namun kelengkapan akan data-data maupun hal-hal yang berhubungan dengan layanan Bimbingan dan konseling ada yang tidak lengkap, Seperti : Tidak adanya program tahunan serta SATLAN bimbingan dan Konseling.

E. Sarana dan Prasarana 1. SMAN 10 memiliki ruangan khusus bimbingan dan konseling namun ukuran serta aspek kenyamanan kurang memadai. Meja GP
Lemari arsip

Meja tamu
STRUKTUR Organisasi

lukisan Pintu Masuk Kabinet Lemari

2. Ketersediaan sarana dan Prasarana Di ruang Khusus BK Kursi : 2 Kursi Guru pembimbing 4 kursi tamu Lemari arsip : 1 buah. Kalau tempat penyimpanan data hanya lemari arsip. 3. Mengenai tempat khusus konseling, bimbingan kelompok dan konseling kelompok tidak ada. F. PROGRAM LAYANAN BK a. Perencanaan Program BK di Sekolah Penyusunan layanan orientasi dan informasi dilakukan pada saat tahun ajaran baru dan penyusunan perencanaan dalam bentuk program tahunan dikembangkan lagi ke bentuk yang lebih khusus dan SATLAN. b. Dasar penyusunan Perencanaan Program dan contoh pelaksanaan program

Dasar pemilihan materi diambil berdasarkan kebutuhan siswa terutama kelas X dan kelas XI misalnya Layanan Orientasi untuk penganalan sekolah, tartib dan pengenalan ekstrakulikuler. c. Cara pengorganisasian pelaksanaannya? Pelaksanaan layanan orientasi dan informasi ketika memasuki tahun ajaran baru, dan berdasarkan wawancara yang kami dapat dengan cara membagi tugas pemberian layanan yaitu: Bapak Saidi S.Pd memberikan layanan untuk kelas XI dan XII IPA, dan Ibu Beti untuk kelas X, XI IPS, dan XII IPS. d. bagaimana cara melakukan evaluasi layanan orintasi dan informasi? Evaluasi dilakukan setelah memberikan layanan dan perkembangan siswa dilihat setelah pemberian layanan oleh GP. Dievaluasi melalui observasi langsung.

e.

Budget Mengenai dukungan pendanaan dari pihak sekolah menurut salah satu guru pembimbing bapak Saidi S.Pd, beliau mengatakan kalau dukungan dana dari pihak sekolah cukup untuk melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling namun Pak Saidi S.Pd tidak menyebutkan secara pasti Nominal dana dari pihak sekolah.

G. Wawancara : Hasil wawancara kami dengan guru BK yang ada di sekolah yaitu bapak Saidi, S.Pd dan Ibu Beti Sumartini, S.Pd dengan tujuan untuk mengetahui program BK dan pelaksanaannya. Berikut pertanyan yang kami berikan : a. Alat apa saja yang tersedia di sekolah ini untuk menyimpan data yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling? Bisa dilihat sendiri kalo alat dan medianya ada lemari, meja, kursi, untuk komputer kami belum ada. Kalo untuk pengumpulan datanya kami pakai sosiometri, map dalam bentuk tertulis juga rahasia.

b. Apakah sekolah ini menyediakan anggaran untuk pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling? Dana cukup, kami dapat dana untuk kunjungan kerumah, itu sudah cukup (tanpa menjelaskan besarnya) c. Selain guru Bk siapa saja yang telah dilibatkan dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling? Yang terlibat hampir seluruh masyarakat sekolah, tapi yang lebih kami butuhkan itu seperti teman dari siswa sebagai sumber data, kemudian walikelas jika ada siswa yang bermasalah, dan juga guru yang berkepentingan, hanya itu.

d. Pengumpulan data apa saja yang telah dilakukan untuk kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling? Kita bisa menyebarkan angget, misalnya pada saat siswa mau masuk pada kelas XII, itu ada penjurusan, kami membagi angket untuk dapat mengetahui minat siswa dan siswi. Kemudian kami juga melakukan wawancara secara langsung apabila anak tersebut memang bermasalah, bisa juga mendatangkan orang tua atau berkunjung kerumah untuk memperoleh datanya. e. Layanan Informasi apa saja yang telah diberikan kepada siswa? Narkoba, kenakalan remaja, minat dan bakat, dan yang lainnya. f. Kesulitan apa dalam meghadapi siswa dan siswi dalam menyelenggarakan layanan? Yang pertama itu paling sulit anak tidak mau jujur, itu yang paling sulit untuk dientaskan. g. Apakah layanan kunjungan rumah pernah dilaksanakan? Sering h. Bagaimana tanggapan kepala sekolah dan dewan guru mengenai BK di sekolah ini? Ya kepala sekolah sangat mendukung dengan adanya Bk di sekolah ini, dengan memberikan bantuan berupa misalnya dana, fasilitas dan lain-lain. Kalo dewan guru ya juga mendukung dengan memberikan informasi-informasi kepada kami mengenai bagaimana anak-anak kami ini. i. Bagaimana cara melakukan evaluasi pelayanan informasi dan Orientasi? Setelah diberi layanan, kami melihat perkembangan dari anak tersebut. j. Apa alasannya melakukan evaluasi itu pak? karena dengan melakukan observasi langsung, apabila layanan tersebut tidak berlangsung, maka guru BK dapat menindak lanjuti tentang pelaksanaan layanan tersebit, apakah berhasil atau belum. k. Apa dasar pemilihan materi layanan Orientasi dan Informasi? Dasar pemilihan materi diambil berdasarkan kebutuhan siswa terutama kelas X dan kelas XI.Misalnya layanan orientasi untuk pengenalan tata tertib sekolah dan pengenaalan ekstrakulikuler. H. DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU MATAPELAJARAN 1. Persepsi kepala sekolah sangat baik terhadap adanya pelaksanaan program layanan Bimbingan dan Konseling karena layanan BK sangat membantu siswa SMAN 10 Kota Bengkulu dalam membentuk pendidikan karakter yang baik sehingga para siswanya secara bertahap dapat mengalami kemajuan terutama dalam hal moral dan memiliki rasa malu karena adanya pemberian layanan BK. Misalnya, sejak pergantian Kepala sekoalh baru yaitu Bapak Sarjono S.Pd layanan BK di sekolah kembali diberi ruang dan lebih diaktifkan. Dulunya banyak sekali siswa yang terlambat, namun setelah ada koordinasi antara guru

pembimbing dengan kepala sekolah maka jumlah siswa yang terlambat jauh lebih sedikit. Tutur Bu Beti salah satu Guru Pembimbing di SMA N 10 Kota Bengkulu. Dan mengenai dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah yaitu pemberian jam belajar untuk memberikan layanan terhadap para siswa, dan juga dukungan berupa dana sudah cukup untuk melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. 2. Persepsi guru mata pelajaran Guru mata pelajaran sangat senang karena guru pembimbing sangat membentuk karakter dari siswa sehingga dampaknya secara langsung kepada siswa dan hal ini sangat dirasakan oleh guru mata pelajaran karena secara berangsur siswa mulai sadar untuk belajar dan memperhatikan guru diwaktu mengajar. Mengenai dukungan dari guru mata pelajaran, karena adanya koordinasi Guru pembimbing dan semua pendidik di sekolah maka guru mata pelajaran meberikan dukungan berupa saling berbagi informasi mengenai perkembangan anak setelah diberikannya layanan BK di sekolah. I. Matriks DASSOLLEN (Apa yang terjadi di Lapangan) VS DASSEIN (Apa yang Seharusnya Terjadi) DASSOLLEN (Apa yang Terjadi di Lapangan) 1. Alat untuk menyimpaan data hanya ada sebuah lemari arsip. 2. Latar belakang pendidikan guru pembimbing ada yang bukan berlatar belakang BK sehingga kurangnya profesional dalam melakukan tugasnya. 3. SMAN 10 memiliki siswa sebanyak 523 orang dan memiliki 2 orang Guru Pembimbing. Yang Berlatarbelakang Pendidikan BK hanya satu orang dan satunya lagi Tidak. 4. SMAN 10 Kota Bengkulu tidak Memiliki SATLAN dan Program Layanan baik Program Tahunan, Semesteran maupun Mingguan dan Harian 5. GP hanya mengevaluasi hasil layanan dengan Observasi Langsung. DASSEIN (Apa yang Seharusnya Terjadi) Seharusnya alat untuk penyimpanan data dilengkapi dengan komputer serta kelengkapan dan teknologi lainnya. Guru pembimbing haruslah S1 yang berasal dari Latar belakang Pendidikan BK Jadi, 523 orang : 150 siswa (standar untuk satu orang GP) = 3,5 (4 orang guru BK) Dalam pelaksanaan program BK di Sekolah setiap guru pembimbing haruslah memiliki satlan sebagai Panduan dalam pelaksanaan Program Layanan Kita hendaknya mengevaluasi hasil layanan dengan banyak cara agar kita bisa menilai hasil dari layanan yang kita berikan

6. SMA N 10 Kota Bengkulu tidak Memiliki materi-materi pemilihan karier, katalog perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori penilaian, juga termasuk subtansi yang membahayakan seperti penyalahgunaan narkoba, kehamilan, HIV AIDS isu-isu kritis tentang masalah sosial dan kesehatan.

Dalam Buku Drs. Dewa Ketut Sukardi standar minimum ruangan bimbingan dan konseling haruslah memiliki materi-materi pemilihan karier,katalog perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori penilaian, juga termasuk subtansi yang membahayakan seperti penyalahgunaan narkoba, kehamilan, HIV AIDS isu-isu kritis tentang masalah sosial dan kesehatan. 7. Ruangan BK SMAN 10 Kota Bengkulu Padahal standar minimum ruangan hanya memiliki Ruang tunggu atau dan kursi kerja, , Rak-rak penyimpanan data, dan Almari. BK di SMA memiliki Ruang tunggu Ruang konseling perorangan Ruang konseling dan Bimbingan Ruang sumebr bimbingan dan ruang tamu sekaligus ruang kerja , Meja atau ruang tamu

kelompok konseling Ruang resipsionis Papan media bimbingan dan

publikasi Meja dan kursi kerja Papan buletin Papan jadwal kegiatan layanan Rak-rak khusus Komputer Telepon Almari, buku tamu, kartu

bimbingan dan konseling

konsultasi

Deskripsi dari Matriks diatas adalah

1. Kelengkapan untuk penyimpanan data seharusnya dilengkapi dengan komputer dan teknologi lainnya, selain mudah dalam membuat serta mengolah data baik berupa data, angka maupun untuk membuat grafik-grafik tentang siswa maka akan lebih memudahkan GP dalam hal penyediaan informasi maupun hal lain yang berkaitan tentang BK di sekolah. 2. Guru pembimbing haruslah berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling agar dapat aspek maksimal dan optimal dalam menjalankan profesi dengan baik dan tidak melenceng dari bidang keilmuan pendidik atau guru pembimbing. 3. Mengenai perbandingan Guru Bimbingan dan Konseling dan Jumlah siswa Sesuai dengan ketentuan surat keputusan bersama menteri pendidikan dan kebudayaan dan kepala badan administrasi kepegawaian negara nomor: 0433/P/1993 dan Nomor 25 tahun 1991 diharapkan setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing atau konselor dengan rasio satu orang guru pembimbing/konselor untuk 150 orang siswa. Namun di SMAN 10 Kota Bengkulu dengan jumlah siswa 520 orang sangat tidak sebanding dengan jumlah guru konselor karena hanya memiliki 2 orang Guru Pembimbing. 4. Menurut (Depdiknas, 2004) Dalam buku karangan Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM bahwa tugas guru pembimbing meliputi : Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling Merencanakan program bimbingan dan konseling Melaksanakan segenap program layanan bimbingan dan konseling Mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling Melakasanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi program pelayanan bimbingan dan konseling. Mengadministrasikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling kepada koordinator bimbingan dan konseling. Namun pada pelaksanaan yang sebenarnya sangat jauh dari standar karena bukti dari pelaksanaan program layanan tidak ditemukan juga semua arsip tentang program kerja guru Bimbingan dan Konseling selama setahun tidak ada dengan alasan dipinjam, ini merupakan hal yang sangat jelas dimata kami pada saat mereka mengatakan , hal inilah yang menyebabkan program kerja bimbingan dan konseling di SMAN 10 Kota Bengkulu

tidak berjalan dengan maksimal. SMAN 10 Kota Bengkulu juga tidak memiliki Satuan Layanan (SATLAN) juga dengan alasan yang sama dipinjam. 5. Dan juga dalam proses evaluasi Guru Pembimbing hanya melakukan pengamatan saja terhadap siswa, ini menjadikan banyak kelemahan karena kalau dengan satu metode dalama hal evaluasi akan menyebabkan ketidakamaksimalan dalam mengevaluasi tentang pelaksanaan layanan BK di Sekolah. 6. Ruang bimbingan dan konseling sma/smk Secara khusus lebih ditekankan kepada materi-materi pemilihan karier,katalog perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori penilaian, juga termasuk subtansi yang membahayakan seperti penyalahgunaan narkoba, kehamilan, HIV AIDS isu-isu kritis tentang masalah sosial dan kesehatan. Namun, mengenai kondisi ruangan Bimbingan dan Konseling di SMAN 10 Kota Bengkulu semua kelengkapan diatas tidak terpenuhi dan masih banyak sekali kekurangan kekurangan dalam hal pemberian informasi ke siswa. 7. Ruangan Bimbingan dan Konseling Minimal ada ruangan dan fasilitas Ruang tunggu atau ruang tamu Ruang konseling perorangan Ruang konseling dan Bimbingan kelompok Ruang sumebr bimbingan dan konseling Ruang resipsionis Papan media bimbingan dan publikasi Meja dan kursi kerja Papan buletin Papan jadwal kegiatan layanan bimbingan dan konseling Rak-rak khusus Komputer Telepon Almari, buku tamu, kartu konsultasi

Namun, di SMAN 10 Kota Bengkulu hanya memiliki Satu ruangan disana semua kelengkapan disusun, dan yang ada Sebuah lemari arsip, kursi tamu, meja dan kursi guru konselor, dan beberapa struktur penanganan siswa, dan struktur Bimbingan dan konseling di sekolah itu. Dan ada Kabinet, hal inilah yang sangat jauh dari standar ruangan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Perbandingan jumlah siswa dan guru pembimbing di SMAN 10 Kota Bengkulu tidak seimbang dan menyebabkan kesenjangan dalam pemberian layanan BK di Sekolah Kelengkapan pedoman layanan BK seperti SATLAN dan Program Layanan kurang Lengkap dan alasan dipinjam oleh sekolah lain. Kurangnya sarana dan Prasarana yang memadai dalam ruangan Bimbingan dan Konseling SMAN 10 Kota Bengkulu Namun, ada satu hal yang sudah cukup baik yaitu dukungan kepala sekolah dan guru mata pelajaran sudah cukup baik dengan adanya BK di sekolah. Dalam hal pendanaan SMAN 10 sudah memadai. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan BK di sekolah sudah baik seperti pihak sekolah saling bekerja sama dengan BKKBN Provinsi dan Koordinasi dengan Orang Tua. B. Saran Sebaiknya kelengkapan program layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah lebih dilengkapi lagi supaya pelaksanaan program layanan mempunyai landasan yang jelas dan nyata.

Dalam hal perbandingan jumlah guru dengan siswa hendaknya guru bimbingan dan konseling ditambah kembali. Hendaknya Masalah kelengkapan sarana dan prasarana kegiatan layanan bimbingan dan konseling lebih dilengkapkan supaya dalam pemberian layanan lebih maksimal dan lebih optimal. Kelengkapan untuk penyimpanan data seharusnya dilengkapi dengan komputer dan teknologi lainnya, selain mudah dalam membuat serta mengolah data baik berupa data, angka maupun untuk membuat grafik-grafik tentang siswa maka akan lebih memudahkan GP dalam hal penyediaan informasi maupun hal lain yang berkaitan tentang BK di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA Mugiarso, Heru. 2009 . Bimbingan dan Konseling. Semarang : Unnes Press. Sukardi, Dewa Ketut. 2007 . Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Tabanan : Rineka cipta.

Web : www.google.com, www.wikipedia.co.id, www.Blogspot.com, www.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai