Anda di halaman 1dari 27

TM-245

SEMESTER 3

Abrianto Akuan
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

Tujuan Umum: Mempersiapkan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan mekanika secara sederhana dan logis.
Mata Kuliah Prasyarat : Mekanika Teknik I Kaitan dg Mata Kuliah Lain : Metalurgi Mekanik I, Elemen Mesin dan Analisis Kegagalan Logam.
Materi: 1. Analisis struktur 2. Gaya-gaya pada batang 3. Titik berat dan pusat gravitasi 4. Momen inersia 5. Gesekan 6. Analisis sambungan keling, baut dan las Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi
UNJANI BandungAbrianto Akuan

Referensi : 1. Mekanika untuk insinyur, Ferdinand P. Beer. 2. Mekanika Teknik, Timoshenko. 3. Mechanics of Materials, Ferdinand P. Beer. 4. Structural Steel Designers Handbook, Roger L. Brockenbrough. Ketentuan Perkuliahan: 1. Jumlah Tatap Muka di kelas : 14 X 2. Tugas terstruktur pada setiap sesi perkuliahan 3. Kewajiban hadir kuliah minimal 80 % 4. Keterlambatan kuliah maksimum 15 menit 5. Bobot nilai : Tugas = 20 %, UTS dan UAS masingmasing 40 %
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 3

Sesi Ke-

Pokok Bahasan

Hasil Pembelajaran

Penilaian Hasil Pembelajaran

Metode Penilaian

01

Mahasiswa dapat mengetahui Jenis gaya- Mahasiswa dapat menghitung dan gaya yang bekerja pada struktur dan menganalisis dan tegangan yang Gaya-gaya terjadi pada suatu struktur dengan internal (HK. III) memahami hukum-hukum . berbagai metoda analisisnya. Mahasiswa dapat mengetahui dan Struktur kerangka memahami gaya-gaya internal pada dan mesin struktur kerangka dan mesin. Mahasiswa dapat mengetahui dan Jenis-jenis membedakan jenis-jenis tumpuan dan tumpuan dan pembebanan serta dapat mengetahui pula pembebanan serta distribusi gaya-gaya internalnya dalam diagram MDN suatu diagram MDN. Mahasiswa dapat mengetahui pusat Pusat gravitasi gravitasi dan titik berat dari suatu benda benda 2 dimensi 2 dimensi. Mahasiswa dapat mengetahui pusat Pusat gravitasi gravitasi dan titik berat dari suatu benda benda 3 dimensi 3 dimensi. Mahasiswa dapat mengetahui luas permukaan atau volume benda putar Titik berat volume sehingga dapat mengetahui pula titik beratnya. Momen Inersia Bidang (2 Dimensi) Mahasiswa dapat menghitung dan menganalisis dan tegangan pada suatu struktur kerangka dan mesin. Mahasiswa dapat menghitung dan menganalisis gaya-gaya internal dalam suatu diagram MDN pada batang sebagai bagian dari struktur. Tugas Mahasiswa dapat menghitung untuk UTS menentukan titik berat dari benda 2 UAS dimensi. Mahasiswa dapat menghitung untuk menentukan titik berat dari benda 3 dimensi. Mahasiswa dapat menghitung untuk menentukan titik berat dari benda putar serta dapat menghitung pula luas permukaan atau volume dari benda putar. Mahasiswa dapat menghitung untuk menentukan momen inersia atau kekakuan dari benda 2 dimensi.
4

02

03

04

05

06

07

Mahasiswa dapat mengetahui momen inersia atau kekakuan dari suatu benda 2 dimensi berdasarkan bentuk penampangnya. Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi
UNJANI BandungAbrianto Akuan

Sesi Ke08

Pokok Bahasan Momen Inersia Benda (3 Dimensi)

Hasil Pembelajaran

Penilaian Hasil Pembelajaran Mahasiswa dapat menghitung untuk menentukan momen inersia atau kekakuan dari benda 3 dimensi.

Metode Penilaian

09

10

11

Mahasiswa dapat mengetahui momen inersia atau kekakuan dari suatu benda 3 dimensi berdasarkan bentuk penampangnya. Mahasiswa dapat mengetahui momen Momen Inersia inersia atau kekakuan dari suatu benda Benda Gabungan dengan bentuk tidak sederhana atau benda komposit. Mahasiswa dapat mengetahui dan Hukum gesekan & memahami hukum gesekan serta Koefisien gesekan koefisien dan gesekannya. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami gesekan yang terjadi pada Gesekan pada pasak dan poros elemen mesin pasak dan poros. Mahasiswa dapat mengetahui dan Gesekan pada ulir memahami gesekan yang terjadi pada elemen mesin ulir dan roda. dan roda

12

13

14

Mahasiswa dapat mengetahui dan Analisis memahami metoda penyambungan sambungan keling logam secara mekanik serta mengetahui dan baut pula gaya-gaya yang terjadi daerah sambungan keling dan baut. Mahasiswa dapat mengetahui dan Mahasiswa dapat menghitung dan memahami metoda penyambungan menganalisis gaya-gaya yang terjadi Analisis logam secara mekanik serta mengetahui daerah sambungan keling dan baut. sambungan las pula gaya-gaya yang terjadi daerah Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi sambungan las. UNJANI BandungAbrianto Akuan

Mahasiswa dapat menghitung untuk menentukan momen inersia atau kekakuan dari benda dengan bentuk tidak sederhana atau benda komposit. Mahasiswa dapat menjelaskan hukumhukum gesekan dan dapat menentukan koefisien serta gesekannya.. Mahasiswa dapat menghitung gayagaya pada pasak dan poros serta gesekannya yang dapat menyebabkan Tugas UTS keausan pasak dan poros. UAS Mahasiswa dapat menghitung gayagaya pada ulir dan roda serta gesekannya yang dapat menyebabkan keausan ulir dan roda. Mahasiswa dapat menghitung dan menganalisis gaya-gaya yang terjadi daerah sambungan keling dan baut.

Mekanika : Ilmu yang menggambarkan/meramalkan


reaksi suatu benda terhadap benda lain (aksi gaya).

Studi Mekanika dimulai sejak:


Aristoteles (384-322 SM) Archimedes (287-212 SM) Newton (1642-1727) Einstein (1905) Teori Relativitas

Konsep Dasar yang digunakan dalam Mekanika:


Ruang (dihubungkan dengan kedudukan sesuatu) Waktu (pendefinisian dari suatu kejadian/peristiwa) Massa (sesuatu yang menempati ruang) Gaya (aksi benda terhadap benda lain)
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 6

Gaya
Ditentukan oleh: - Titik aksi - Besar - Arah sebagai suatu vektor

Dapat beraksi secara langsung atau dari jarak tertentu (gaya gravitasi, gaya magnet, dll) Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi
UNJANI BandungAbrianto Akuan

3 Prinsip Dasar untuk studi Mekanika:


Hukum Paralelogram (jajaran genjang) Bahwa 2 gaya yang beraksi pada suatu partikel/benda dapat diganti oleh sebuah gaya lain yang disebut: Gaya Resultan.

Prinsip Transmisibilitas Bahwa kondisi kesetimbangan/bergerak suatu benda tidak akan berubah bila suatu gaya yang bekerja tersebut diganti dengan gaya lain yang besar, arah dan garis aksinya tetap sama.
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 8

Hukum Newton I. Bahwa bila gaya resultan yang beraksi pada suatu partikel/benda sama dengan nol, maka partikel/benda tersebut akan tetap diam (jika mula-mula diam) atau akan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama pada suatu garis lurus (jika mula-mula bergerak). II. Bahwa bila gaya resultan yang beraksi pada suatu partikel/benda tidak sama dengan nol, maka partikel/benda tersebut akan memperoleh percepatan yang sebanding dengan besarnya gaya resultan tersebut dan arahnyapun sama.
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 9

III. Bahwa gaya aksi dan reaksi pada suatu partikel/benda, mempunyai besar dan garis aksi yang sama, hanya berlawanan arah. Hukum Gravitasi Newton: Bahwa 2 partikel/benda dengan massa M dan m akan saling tarik menarik/tolak menolak dengan gaya F dan f yang besarnya: F=G (M . m / r2) r = Jarak ke-2 partikel/benda G = Konstanta gravitasi
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 10

partikel/benda yang terletak pada permukaan tanah. Gaya F yang dilakukan bumi terhadap partikel/benda tersebut kemudian didefinisikan sebagai berat partikel/benda, W:

Contoh penting: Gaya tarik bumi terhadap

W = m. g
g = Gaya gravitasi = G (M/r2) = 9,81 m/dt2 M = Massa bumi R = Jari-jari bumi

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

11

Gaya yang bekerja pada satu partikel pada benda akan mempunyai titik tangkap yang berbeda dengan gaya lain pada partikel lain dalam benda. Gaya-gaya yang beraksi pada suatu benda, dibagi 2: Gaya-gaya Eksternal: Aksi gaya luar yang menentukan perilaku eksternal benda tersebut (diam atau bergerak).

Benda: Kombinasi dari banyak partikel.

Gaya-gaya Internal: Gaya yang mengikat semua partikel yang membentuk benda tersebut (jika benda tersebut sebagai suatu struktur maka gaya tersebut merupakan gaya yang mengikat Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi secara bersama. bagian-bagian struktur tersebut UNJANI BandungAbrianto Akuan 12

mogok: F, W, R1, R2.

Contoh gaya-gaya Eksternal, pada kasus mobil


W

R1 R2

Pada kasus tersebut, prinsip transmisibilitas pada gaya-gaya eksternal masih berlaku (misalnya mobil tersebut tidak ditarik tetapi didorong). Pada kasus gaya-gaya internal, maka prinsip Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi transmisibilitas tidak berlaku. UNJANI BandungAbrianto Akuan 13

500

1045

S (amplitude in MPa)

400 300 200 100

104 Modes of fatigue testing

Karena benda sebenarnya dapat mengalami regangan


Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 14

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

15

Gaya-gaya Internal (Hukum Newton III)


Struktur (terdiri dari beberapa bagian batang

yang bersambungan) memerlukan analisis penentuan tidak hanya gaya-gaya eksternal tetapi juga gaya-gaya internal (yang mengikat berbagai bagian struktur tersebut). Dari sudut pandang bagian struktur, gaya-gaya Internal tersebut adalah sebagai gaya-gaya Eksternal.
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 16

D C E F

DBB Struktur:
D C E F

Crane (derek)

Ax
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

A
Ay

17

DBB Bagian Struktur:


C C E B B W E F

Ax

A Ay
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 18

Struktur Teknik (Jembatan, Atap, Kontruksi

Kerangka, Mesin, dll) terdiri dari bagian-bagian lurus dan sambungan (sendi/pin).

Antar bagian struktur dihubungkan pada ujungujungnya saja, tidak ada bagian yang menembus sambungan
B

D P
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

19

Bagian-bagian Struktur tersebut disambung

degan menggunakan sambungan Las, Baut atau Paku Keling. Diasumsikan gaya-gaya pada ujung bagian struktur tersebut sebagai Gaya Tunggal. Sehingga setiap bagian dapat dianggap sebagai bagian-bagian gaya. Maka Struktur dapat dipandang sebagai sekelompok sendi/pin dan bagian 2 gaya.
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan 20

Setiap bagian struktur dapat mengalami: Tarikan (Tension) atau Tekanan (Compression)

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

21

Jenis-jenis umum konstruksi Atap

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

22

Jenis-jenis umum konstruksi Jembatan

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

23

Dari jenis-jenis tersebut, selalu terdiri dari konstruksi segitiga yang mempunyai 3 bagian dan 3 sambungan Konstruksi segi-3 tersebut merupakan konstruksi yang Kaku dan sambungannya tidak terletak pada satu garis lurus.
B B B

A
Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

24

Jumlah total bagian struktur, m = 2n 3 n = jumlah sambungan atau sendi atau pin Untuk 3 dimensi (truss ruang): m = 3n-6
C

D A

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

25

Metoda analisis dari struktur:


1. Metoda Sambungan 2. Metoda Maxwell
Untuk menentukan gaya-gaya
pada semua bagian struktur

3. Metoda Pembagian Komponen

Hanya menentukan gaya-gaya pada satu atau beberapa bagian struktur

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

26

Abrianto Akkuan-Teknik Metalurgi UNJANI BandungAbrianto Akuan

Anda mungkin juga menyukai