Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

Disusun oleh :

RIZKI FATIMAH 1111020177 B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai mahluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip perawatan anak. Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah Ada beberapa masalah yang kami ambil dalam makalah ini: 1. Bagaimana perkembangan keperawatan anak? 2. Bagaimana falsafah keperawatan anak? 3. Apa saja peran perawat anak? 4.Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak berdasarkan faktor sosial, budaya, agama, dan keluarga

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalh ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan keperawatan anak. 2. Untuk mengetahui bagaimana falsafah keperawatan anak. 3. Unruk mengetahui apa saja peran perawat anak.

4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan anak

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perspektif keperawatan anak Perspektif keperawatan anak adalah landasan berfikir bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak. Program Upaya Kesehatan: Program pemberantasan penyakit menular dan imunisasi Program pencegahan penyakit tidak menular Program penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan Program pelayanan kesehatan penunjang Program pembinaan dan pengembangan pengobatan tradisional Program kesehatan reproduksi Program perbaikan gizi Program kesehatan matra Program pengembangan survailance epidemiologi Program penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan

2.2 Filosofi Keperawatan Anak: Keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang berfokus pada keluarga (family centerede care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan manajemen kasus. 1. Konsep dasar Family Centerede care: Memberdayakan (enable)

Perawat menciptakan kesempatan dan cara bagi semua anggota keluarga untuk menampilkan kemampuan dan keterampilan yang ada dan untuk mendapatkan kemampuan dan keterampilan baru yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Memperkokoh

Interaksi perawat dengan keluarga yang sedemikian rupa sehingga keluarga mempertahankan/mendapatkan perasaan mengontrol kehidupannya dan aspek perubahan positif sebagai hasil dari perilaku perbantuan. Peran perawat: Mendukung dan memperkokoh kemampuan keluarga untuk memelihara dan meningkatkan perkembangan anggotanya. Orangtua diperlakukan sebagai mitra sejajar dengan perawat dan mempunyai peran dalam memutuskan apa yang penting bagi dirinya dan keluarga. Kemitraan mengimplikasikan bahwa mitra merupakan kemampuan yang menjadi lebih mampu dengan cara berbagi ilmu, keterampilan dan sumber hubungan kemitraan ini menguntungkan semua pihak. Kolaborasi dipandang sebagai suatu rentang. Perawat bisa membantu keluarga termasuk keluarga dengan riwayat masih pribadi. Perawatan Berfokus Pada Keluarga: Keluarga: basis masyarakat. Falsafah ini mengakui perbedaan antara struktur dan latar belakang keluarga; tujuan, cita-cita, sstrategi dan tindakan keluarga; dan kebebasan akan dukungan pelayanan dan informasi. Keluarga didukung dan diberdayakan dalam peranannya sebagai pengasuh alamiah dan pembuat keputusan dengan cara membina kemampuan unikn ya sebagai individu dan keluarga. Kebebasan semua anggota keluarga, tidak hanya anak, diperhatikan. Sistem pelayanan dan personelnya harus mendukung, menghargai, mamicu dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga melalui pendekstsn pemberdayaan dan perbantuan efektif. 1. Therapeutik Care Seluruh tinadakan yang meliputi tindakan preventif, penegakan diagnosa, pengobatan dan penatalaksanaan lainnya atau perawatan paliatif pada kondisi akut maupun kronis. Setting

Personel Intervensi Distress Psikologis

Meliputi kecemasan, takut, marah, kecewa, sedih, malu, merasa salah Distress Fisik

Dari kurang tidur dan imobilisasi sampai mengalami gangguan stimulus nyeri, suhu meningkat, suara bising, cahaya menuju kegelapan 2. Atraumatic Care Pemberian asuhan pelayanan terapeutik pada setting, personal dan intervensi yang digunakan untuk mengurangi atau meminimalkan distress psikologis dan fisik yang dialami anak yang sakitdan keluarganya pada sistem pelayanan kesehatan. Tujuan utama pemberian atraumatic care: a. Mencegah atau menekan perpisahan anak dari keluarga b. Mencegah atau mengurangi cedera tubuh dan nyeri c. Meningkatkan sense of control (kontrol diri) Contoh: Bantu hubungan orangtua-anak selama hospitalisasi Menyiapkan anak pada prosedur yang baru atau tidak menyenangkan Memberikan privasi Memberikan mainan untuk ekspresikan rasa takut dan agresi Berikan pilihan pada anak Menghargai perbedaan kultur

3. Manajemen Kasus Koordinasi perawatan mengontrol biaya Manajer kasus bertanggungjawab dan bertanggunggugat pada sekelompok klien tertentu dan membangun sistem patologis kritis yang disusun berdaarkan standar Model ini mencakup ketetapan waktu (lama) perawatan sebagai komponen dari proses

Ketepatan waktu: rencana multidisiplin yang melibatkan semua komponen pelayanan untuk 1 episode atau beberapa episode penyakit dan juga hasil yang diharapkan dari pelayanan yang diberikan Waktu ini bisa terbtas pada rawat inap saja atau bisa termasuk seluruh rentang pelayanan 2.3 Bermain Cara untuk melepaskan ketegangan dan stress yang dtemukan pada lingkungan Memberi kesempatan pada anak untuk: Bersosialisasi dan berkembang baik perkembangan sensorik-motorik, intelektual, kreatifitas dan kesadaran diri, maupun perkembangan nilai moral. Mencurahkan emosi dan menyalurkan impuls yang tidak bisa diterima menjadi suatu gaya yang bisa diterima secara sosial. Menguji situasi yang menakutkan dan mencri peran dan posisi yang tidak bisa dilakukan pada alam nyata. Lebih bisa mengungkapkan dirinya dalam bermain. Mengkomunikasikan (pada pengamat yang peka) kebutuhan, rasa takut dan keinginan yang itdak bisa diekspresikannya dengan keterbatasan kemampuan berbahasanya.

2.4 lingkup praktek keperawatan anak Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti asuh, asih dan asah 1. Kebutuhan asuh Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan akan nutrisi atau gizi, kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan

pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan yang layak dan lain-lain. 2. Kebutuhan asih Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki psikologi anak. 3. kebutuhan asah kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang. 2.5 Peran Perawat Anak 1. Pembina hubungan terapeutik 2. Pembela keluarga/caring 3. Promosi kesehatan 4. Pendidikan kesehatan 5. Memberi dukungan/penguatan dan konseling 6. Peran pemulih 7. Koordinasi/kolaborasi 8. Pembuat keputusan etik 9. Penelitian 10. Perencanaan perawatan/pelayanan kesehatan Peran Perawat Pediatrik 1. Hubungan terapeutik Diterapkan dalam berkomunikasi dengan anak dan keluarga, bersifat empati dan professional dengan memisahkan peran perawat dari keluarga tanpa mengganggu kenyamanan anak dan keluarga. 2. Family advocacy/caring Advokasi meliputi jaminan bahwa keluarga akan mengetahui yankes yang tersedia, diinformasikan tentang prosedur dan pengobatannya secara benar. Caring berarti memberikan yankes secara langsung pada anak.

3. Disease prevention/Health promotion Melakukan dan mengajarkan keluarga tentang bagaimana cara mencegah penyakit baik dari luar maupun dari dalam tubuh. 4. Health education Memberikan pendidikan kesehatan yang bertujuan membantu orangtua dan anak memahami suatu pengobatan medis, mengevaluasi pengetahuan anak tentang kesehatan mereka, memberi pedoman antisipasi 5. Support/counseling Memberikan perhatian pada kebutuhan emosi melalui dukungan dan konseling. Dukungan diberikan dengan mendengar, menyentuh dan kehadiran fisik untuk memudahkan komunikasi nonverbal. Sedangkan, konseling dalam bentuk pertukaran pendapat, melibatkan dukungan, penyuluhan teknik untuk membantu keluarga mengatasi stress dan mendorong ekspresi perasaan dan pikiran. Yang membantu keluarga mengatasi stress dan memampukan untuk mendapatkan tingkat fungsi yang lebih tinggi. 6. Pengambil keputusan etis Prinsipnya, tindakan yang ditentukan adalah yang paling menguntungkan klien, dan sedikit bahayanya terhadap segala aspek yang berhubungan denagn pelaksanaan asuhan keperawatan. Seperti dalam kerangka kerja mesyarakat, standar praktik professional, hukum, aturan lembaga, tradisi religius, sistem nilai keluarga dan nilai pribadi perawat. 7. Coordination/Collaboration bekerjasama dengan spesialis / profesi lain dalam mengatasi kesehatan anak. 8. Peran restoratif Keterlibatan perawat secara langsung dalam aktivitas pemberi asuhan yang dilakukan atas daar konsep teori yang berfokus pada pengkajian dan evaluasi status yang berkesinambungan. Perawat punya tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap tindakannya. 9. Research melakukan praktik berasarkan penelitian, menerapkan metode inovatif dalam

memberikan intervensi pada anak, melakukannya berdasarkan penelitian dan sesuai rasional. 10. Health care planning menggunakan perencanaan & metode yang tepat untuk perawatan anak. Perawat melibatkan penyediaan layanan yang baru, peningkatan kualitas pelayanan kesehata. 11. Trend masa depan Ada beberapa hal yang dituntut : Pengobatan penyakit (kuratif) menjadi promosi kesehatan (promotif) Filosofi asuhan berpusat pada keluarga bukan pilihan melainkan kewajiban Perawat dituntut meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, komputer, membuktikan keunikan peran mereka dan dituntut lebih mandiri dan melebihi lingkungan asuhan terdahulu. 2.6 Faktor yang mempengaruhi kesehatan anak Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik dan pola asuh terhadap anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya, agama dan moral yang dianutnya. Ini akan mempengaruhi kesehatan anak bahkan dimulai sejak ia masih di dalam kandungan ibunya. Setiap keluarga memiliki pandangan yang berbeda dalam membesarkan anaknya, seperti yang memiliki perbedaan budaya antara keluarga dengan budaya minang dan keluarga berbudaya batak. Hal-hal yang ditanamkan terhadap anak-anak mereka berbeda sehingga pola hidup dan kesehatan anaknya juga berbeda misalnya dalam kesehatan emosional. 1. Adat dan tradisi Pemahaman berbagai keyakinan mengenai penyebab penyakitdan sakit, serta praktik kesehatan tradisional. Makin banyak perawat mengetahui tentang nilai keyakinan, dan adat kelompok etnis lain maka makin baik mereka memenuhi kebutuhan keluarga dan anak. o Relativitas budaya merupakan konsep suatu perilaku harus dinilai terlebih dahulu dalam konteks budya asal terjadinya perilaku tersebut. Beberapa

budaya mengganggap gender anak dapat mempengaruhi persepsi suatu keluaraga tentang implikasi penyakit. Pengertian penyakit atau tanda dan gejala suatu penyakit juga dipengaruhi oleh budaya, beberapa budaya misalnya mengganggap diare sebagai pembersihan tubuh. o Hubungan dengan pemberi perawatan kesehatan , dalam banyak kelompok budaya ibu memegang peranan penting dalam kesehatan sementara kelompok lain orang tua sama sama terlibat. Pendekatan terhadap anak juga dapat di pengaruhi oleh budaya, misanya sebagain keompok merasa bahwa masuknya anak ke rumah sakit merupakan masalah keluarga, anak di lepaskan tanpa campur tangan keluarga di rumah sakit. o Komunikasi , merupakan suatu distress kelompok karena komunikasi adalah hal terpenting dalam pelayanan keperawatan. Kontak mata juga dapat dipandang berbeda dalam beberapa budaya. o Kebiasaan makan o Keyakinan dan prkatik kesehatan merupakan bagian integral dari warisan budaya kesehatan keluarga. Contohnya kekuatan alam, kekuatan supranatural, ketidakseimbangan kekuatan. o Praktik keseahtan merupakan altrnatif bagi mereka ketika penyembuhan di rumah sakit tidak berhasil. Mitos yang dikaitkan dengan pengaruh pranatal.

2. Keyakinan religious Dimensi religius merupakan pengaruh terpenting dalam kehidupan individu dan memberikan makna terhadap kehidupan serta memberikan sumber cinta. Asuhan keperawatan holistik ditingkatkan melalui integrasi asuhan spiritual dan psikososial. Diantara banyak kematian dan penyakit diyakini sebagai dosa bagi sebagian keperrcayaan dan menganggap bahwa tenaga kesehatan tidak akan mampu melindungi mereka yang di hukum tuhan.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Setiap perawat perlu memahami tentang perkembangan keperawatan anak, filososi keperawatan anak, dan peran perawat anak sehingga mereka dapat memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan benar.

3.2 Saran Sebaiknya para perawat harus memahami tentang persfektif keperawatan anak agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang benar terhadap anak.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

http://powerpointku.blogspot.com/2011/12/perspektif-keperawatan-anak.html http://wahdaniah-ns.blogspot.com/2010/10/perspektif-keperawatan-anak.html http://aryuliasunarti.blogspot.com/2010/04/perspektif-keperawatan-anak.html

Anda mungkin juga menyukai