Anda di halaman 1dari 16

PSV Fire Case

fakhri0301 Dear All, Adakah teman2 yang bisa menjelaskan apakah sebuah PSV yg relief load scenarionya ditentukan oleh fire case masih dibutuhkan untuk memprotek sebuah vessel walaupun sebuah BDV juga diinstall di vessel tsb untuk memprotek vessel? Common design pratice: BDV didisain dg initial pressure (BDV dibuka) sama dg operating pressure dan minimal dalam waktu 15 minute bisa mereduce pressure s/d 50% atau 100 psig dan mana yg terkecil. Kalau terjadi Fire dan BDV telah terbuka sebelum PSV terbuka, maka PSV set pressure tidak akan pernah tercapai. Jadi PSV tersebut tidak pernah bekerja dg arti kata nggak usah dipasang. Saya berfikir BDV itu mulai diaktifkan setelah PSV pop-up. Tolong dikoreksi pemikiran ini. Saya rasa temans yg punya pengalaman practice dg fire ini nggak banyak kecuali teman-2 di Petrowidada. Jadi silahkan share your though. Thanks and Best regards, Admin Migas Kalau menurut saya yang bukan process safety engineer, layer of protectionnya berbeda antara BDV dan PSV. PSV memang satu lapis di atas BDV. Jadi bila BDV sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam membuang kelebihan tekanan, yah biar saja PSV tetap menutup seperti biasanya. Hanya perlu dipertimbangkan juga, bahwa seringkali BDV ini stuck closed oleh beberapa sebab. Kalau kita hanya mengandalkan BDV yang stuck closed, akibatnya bisa fatal dong. Mohon klarifikasinya mengapa BDV membuka pada saat operating pressure ?. Metoda proteksi vessel pada fire case sudah dikuasai oleh engineering company kok, tidak khusus Petrowidada saja. PRINCE TAMBUNAN Pak Fakhri, Menurut saya fungsi dari psv dan bdv ini pada dasarnya sudah berbeda. Psv berfungsi untuk merelease fluida in case of overpressure pada vessel atau sistem. Sedangkan bdv berfungsi untuk me-release fluida dalam system in case of fire atau explosion atau undesired event pada isolatable

section. Tujuannya supaya tidak terjadi escalation dari undesired event pada plant yang diproteksi. Smoga bermanfaat. fakhri0301 Pak Prince, Thanks. Betul fungsinya memang berbeda tetapi penyebabnya bisa sama. Penyebab yg sama itu adalah fire. Saya masih berpendapat bahwa kalau ada fire maka pressure akan naik sampai relief pressure dari PSV dan untuk menghindari bahwa pressure melebihi Yield Strengh dari material yang turun dg kenaikan temperature, maka pressure harus diturunkan. Kalau bukan karena fire (non fire case), Yield Strengh tidak berubah dan Yield Strength material masih diatas design pressure (PSV set pressure). Maka untuk kasus ini nggak perlu blowdown. Saya tetap befikir bahwa depressuring system harus didesain dg intial pressure sama PSV set pressure dan menurunkan pressure 50% dari design pressure (PSV set pressure) atau 100 psig. Kalau saya perhatikan disetiap Relief dan Depressuring Philopsohphy proyek-2 yg pernah saya ikuti, selalu dinyatakan Depressuring dari normal operating pressure. Menurut saya ini salah. Seharusnya depressuring dari PSV set pressure. Dan ini akan menghasilkan blowdown rate yg lebih besar (worst case scenario) dan saya rasa ini juga lebih realistik dg apa yg akan terjadi kalau ada fire. Kayaknya nggak banyak engineers yg punya pengalaman praktis dg fire ini. Achmad Hidayat Yang pertama, vessel kalau ngga ada PSV, kalau terjadi kebakaran, ngga akan di cover sama asuransi hehehe, karena itu adalah mandatory. PSV dan BDV peruntukan nya beda, seperti mr Prince sampaikan. PSV dan PSV fire kegunaan nya berbeda, cara design nya juga berbeda. BDV open atau closed berdasarkan perintah atas dasar kondisi tertentu, bisa ada dan tidak ada hubungan nya dengan PSV. Ati ati dengan design 15 menit nya, itu mengacu pada penjelasan tertentu, tebal vessel di atas 1 inch, kalau lebih tipis, mesti blowdown rate nya lebih cepet. Case Fire, vessel nya isi nya apa? Gas? Gas dan Liquid? Kalau gas, begitu ada temperature rise, pressure langsung naik, jika melampaui tekanan setting, PSV bekerja, mencegah biar tidak terjadi ledakan. Kalau masih bisa terhandle PSV (Case AFP dan PFP system yang bekerja dengan baik), yah bagus toh, kalau ndak, BDV di buka, agar fire hazard yg lebih parah bisa terhindarkan. Crootth Crootth

Mas Fakhri, Persoalan PSV Fire Case ini adalah persoalan lama, dari sejak milis migas ini berdiri, kalau Mas Fakhri rajin membuka buka file nya, pernah di awal awal milis ini berdiri diskusi ini ramai, termasuk oleh mas cahyo yang kemudian menulis "Cacat bawaan PSV Fire", tidak tahu apakah memoir mas cahyo tersebut masih ada di migas-indonesia.net atau udah hilang. Saya juga yang termasuk sedari tahun 2004 mengingatkan apra process engineer untuk selalu berhati hati merancang PSV Fire Case, karena salah salah PSV tersebut nangkring tanpa pernah berfungsi seumur hidupnya. Jika Mas Fakhri membaca API std 521 (ISO-25251) dengan addendumnya May 2008, API sudah mulai terbuka kok untuk mengadopsi concern teman teman expert dari Laut Utara (dari Norwegia lebih tepatnya). Saya tidak akan berpanjang lebar menjelaskan hal ini berulang ulang (mungkin sudah belasan kali e-mail saya tentang concern ini), silahkan dibaca pula di migas-indonesia.net tentang Guidelines for the Protection of Pressurized System Exposed to Fire, sebuah dokumen yang direfer oleh API. Sungguh, ini bukan hal baru... fakhri0301 Mas DAM, Thanks atas inputnya.. Saya belum menemukan file yg menyatakan bahwa PSV Fire Case tidak perlu diinstall karena dia hanya nangkring seumur hidup itu. Kalau bisa silahkan diforward lagi..Saya akan coba mencari referensi API Adendum 2008 tersebut. Kalau Mas DAM bisa memberikan paragraphnya saja, please share. Dari semua blowdown philopsophy dan blowdwon study yg saya temukan, saya menemukan bahwa PSV Fire itu tidak akan pernah berfungsi waktu fire. Menurut saya dalam Fire Case, the ultimate safety element adalah BDV (bukan PSV). Maka BDV system harus didesign dg SIL-4.. Jadi urutan Safety layernya adalah PSV Fire (kalau mau diinstall) --> BDV... Apakah ada safety case study yg menceritakan sebuah vessel tidak rupture waktu fire? Dan apakah final layer protectionnya sehingga dia bisa selamat? Crootth Crootth Mas Fakhri, Saya TIDAK PERNAH mengatakan PSV Fire Case TIDAK PERLU diinstall, yang saya katakan, "BISA BISA PSV Fire Case nangkring seumur hidup tanpa pernah berfungsi."

Kedua kalimat di atas memiliki argumen yang sangat berbeda. kalimat pertama, konteks dalam argumen TIDAK PERLU DIINSTALL kalimat kedua, konteks dalam argumennya DIINSTALL TAPI "BISA BISA" TIDAK PERNAH BERFUNGSI Mohon untuk TIDAK MEMUTARBALIKKAN ARGUMEN saya. Dalam ilmu risk assessment, PFD dari satu PSV bisa jadi lebih tinggi dibanding EDP System (atau BDV). Untuk membuktikannya silahkan hitung sendiri, tapi saya haqqul yakin, hampir mustahil anda mendapatkan SIL 4 untuk satu sistem (SIF) dari EDP (Emergency Depressurization) Kasus terakhir di Makassar 13 Juni 2009, ketika terjadi eldakan dan kebakaran besar LPG Filling Station UP VI Makassar, empat tangki bulat LPG dengan kapasitas 1200 m3 (kurang lebih), terbukti selamat, meski ada jet fire dan pool fire di sekitar lokasi. Kredit saya buat tim pemadam kebakaran yang berhasil mendinginkan tangki tangki LPG tersebut sehingga BLEVE tidak terjadi. Kalau tidak salah, PSV fire case pada LPG tank tersebut belum popping (perlu dikonfirmasi ke Pertamina Makassar) saat kejadian. Semoga lebih meluruskan fakhri0301 Pak Budhi, Thanks atas inputnya. Menurut saya kalau ada fire dan BDV stuck closed maka yg bisa dilakukan oleh operator adalah cari escape route, kabur menjauhi facility tersebut dan berdoa. PSV tidak akan bisa menurunkan pressure dibawah PSV set pressure dan Yield Strength dari vessel tersebut akan turun dg kenaikan temperature. Atau ada lagi layer of protection selain BDV nggak kalau di stuck closed? Kalau nggak ada, kayaknya teman-2 yg sering ke offshore harus banyak-2 berdoa nih..he..he... Rahmawan Afianto Setuju dengan pak budhi..setahu saya PSV berperan sebagai proteksi terakhir terhadap overpressure.Ketika terjadi suatu hal yang bisa mengakibatkan plant shutdown (ex sampe ESD 1),PSV tetap akan bekerja krn dia tidak butuh instrument air maupun signal dari DCS/ESD system. Admin Migas BDV dengan SIL-4 ? Adakah teman-teman yang sudah memasang BDV SIL-4 ?. Bersama ini saya kirimkan artikel "Size Depressurization and Relief Devices for Pressurized Segments Exposed to Fire". Nanti kalau ada waktu, akan saya upload artikel yang lainnya di www.migas-indonesia.net

Attachment : PSV Fire.pdf Crootth Crootth BDV SIL 4? yang benar aja.. Roslinormansyah Mas Fakri, Gimana ceritanya PSV SIL-4 ? Sampean analisisnya bagaimana ya ? Akh. Munawir Dear all, Ikutan dikit, Selain regular PSV maintenance, Keputusan Ditjen Migas 84K bahwa PSV wajib di-SKKP per-tiga tahun lho, artinya PSV tersebut akan retest & reset lagi. Jika tdk reliable sudah pasti MIGAS tdk akan mengizinkan PSV tsb dipasang. Btw, untuk SIL 4 requirement saya belum pernah dengar diapplikasikan di Oil n Gas Industry kecuali di NASA. Jd gmna nih perlu, PSV atau tidak? dan settingnya lebih besar mana PSV dibandingkan BDV? :) alfian luqman Boleh ikutan info, CMIIW. PSV itu merupakan "benteng" terakhir yang memeng diperlukan apabila proteksi keamanan yang lain tidak berfungsi. Memang PSV tidak ada SIL rated-nya, karena bukan merupakan barang elektronik.. . Tapi PSV diperhitungkan untuk menentukan SIL rated dari sistem (reliability yang tinggi untuk popping - setelah poping harus di cek ulang -) Untuk settingnya tentu lebih tinggi PSV daripada BDV, jaga2 kalo BDV tidak bekerja, maka "benteng terakhir" beraksi...

Roslinormansyah Mas Alfian. Apakah disebut layak sebagai benteng terakhir kalau PSV pop-up ? Menurut saya tidak juga. PSV itu hanya memperkecil consequences saja, bukan sebagai benteng terakhir. Klo sudah pop-up yang sudah itu incident gak ada istilah benteng terakhir... Makanya analisis model dengan QRA atau PRA akan membantu sejauh peran PSV dan BDV dalam sebuah process equipment. Pertanyaannya adalah apakah analisis model itu sudah dilakukan ? Masalah SIL 4 untuk NASA, saya gak ikut-ikut deh karena sependek yang saya tahu saat ini NASA belum release official atau report terkait itu. Jadi ya saya gak mau ikutan deh. alfian luqman Betul-betul..... Memang diliat dari LOPA (saya LUPA nyebutnya tadi...), PSV punya kontribusi. PSV menjadi mitigasi terakhir yang bekerja bila semua sistem mitigasi lainnya fail (seperti PSH tidak bunyi, BDV tidak open, dst). Di awal juga saya informasikan, kalau sudah pop up, harus di cek lagi, karena kadang masih stack open. PSV tidak mempunyai "active device" yang mempunyai nilai PFD (probability to fail on demand). PFD hanya dikeluarkan dari pabrikan elektonik. Contohnya transmitter, karena terdiri dari rangkaian electronic yang masing2 punya PFD, maka bisa dihitung nilai PFD dari "sistem kecil" transmitter. Dari PFD individu itu baru bisa dipakai untuk penghitungan SIL (safety INSTRUMENTED level) dari system. Crootth Crootth Kata siapa PFD hanya untuk pabrikan elektronik?? Dasarnya apa mas Alfian, tolong disebutkan standar yang mengatakan demikian>?? memang ada Safety Instrumented Level?? saya kok tidak pernah menjumpai istilah ini ya?

Awaluddin Berwanto Mas Alfian, Secara umum, PSV biasanya dikategorikan masuk ke SIL-1. Kalau nggak ada SIL-nya, mengapa kita perlu melakukan test secara berkala? Crootth Crootth Mungkin yang dimaksud Bang Awaluddin ini IL kali ya Bang Dari awal saya mencoba menggunakan PFD instead of IL untuk membandingkan PSV dan BDV. Awaluddin Berwanto Betul mas DAM. Ada pendekatan yg menghitung PSV sebagai SIL-1, untuk kemudian dipakai dalam menentukan SIL secara keseluruhan. fakhri0301 Dear All, Dari pemahaman saya ttg design BDV dan PSV untuk memprotek vessel dari rupture kalau ada fire, maka benteng terakhri vessel tersebut adalah BDV. Kalau BDVnya tidak bekerja, hampir pasti vesselnya meledak karena tidak kuat menahan pressure yg masih nangkring pada PSV set pressure. Atau dipasang rupture disc aja kali untukfire ini?? Masalah SIL levelnya harus berapa, saya rasa org instrument bisa mendiskusikan lebih lanjut. Pokoknya dia harus reliable. Kayaknya ini bisa tambahan bahan sertifikasi di DMTnya Migas nih he..he.. Roslinormansyah Mas Fakri, Kayaknya terlalu terburu-buru klo disimpulkan hampir pasti meledak bila BDV tdk bekerja dan tekanan diatas PSV set pressure. Ya berarti PSV yg tdk normal. Bagaimana dgn Alarm High...apa operator diam atau cuek ? Ya klo sistemnya tanpa melibatkan intervensi manusia mungkin bisa meledak. Jadi menurut saya tdk sesimple itu. PRINCE TAMBUNAN

Pak Fakhrie, Saya kurang sepakat kalo bdv adalah proteksi terakhir untuk vessel ataupun piping system. Kalau kita meninjau dari 'SAFETY CRITICAL ELEMENT' , seperti yg saya bilang sebelumny fugsi kedua alat ini sudah berbeda. Artinya psv berfungsi untuk prevention hazard, sedangkan bdv berfungsi untuk meng-control hazard suatu system. In case of overpressure karena fire atau hal lainnya. Menurut saya justru psv ini proteksi terakhir kalo system proteksi lain tidak bekerja karena beroperasi automatically. Sedangkan bdv bekerja jika shutdown valve teraktivasi. Sepengetahuan saya untuk SIL (Safety Integrity Level)dari psv dan bdv berkisar antara SIL 1 sampai 2. Dgn catata nilai SIL ini sangat bergantung pada PFD dr equipment. Smoga dapat sedikit membantu :). Silahkan dikoreksi kalo kurang benar. fafank130 MAs prince, ikut nimbrung dikit, mungkin yang dimaksud mas prince ini adalah PFD dari si BDV atau PSV sebagai salah satu IPL.. Masing2 IPL mempunyai PFD sebagai parameter kehandalan, sehingga sisa PFD dari IPL-IPL yang ada dari sini kita akan dapatkan SIL requirement dari SIF itu sendiri. Soalnya sependek pengetahuan saya, SIL itu sendiri diperuntukkan untuk SIF.. Crootth Crootth Pak Prince, Konsep SIL itu hanya berlaku untuk tiap SIF. Pertanyaan mendasarnya: Yakin nih PSV dan BDV itu termasuk SIF?? Akan lebih baik kalau membahasnya dari sudut pandang PFD (Probability Failure on Demand) saja, karena PFD ini sekalipun dijadikan parameter dalam penentuan SIL, merupakan parameter umum, untuk membandingkan kehandalan suatu alat. KangBono Pak Fakhri, Tapi kan tidak semua vessel diproteksi dengan BDV? Lagipula bukankah BDV di-trigger oleh suatu perintah (ESD-1/F dalam topik ini)? Lha kalo fusible plugnya fail, misalnya, dan tdk ada org yg pencet pushbutton, bukankah sang BDV akan anteng aja? Nah, Si PSV baru turun tangan di sini. Buat Cak DAM: bagus dong kalo PSV fire tidak pernah berfungsi seumur hidupnya, berarti kan ga ngalami fire, hehehe... Mungkin perlu dirinci bhw jgn sampai PSV fire tdk berfungsi sepanjang hayat krn memang tdk diperlukan atau proteksi2 lainnya sdh mencukupi. Mohon dikoreksi.

Renita Anggreini Saya sepemahaman dengan pak Bono. Saya tidak terlalu paham tentang SIL, LOPA, dll, tapi setelah berhari-hari menyimak thread ini & kembali ke inti pertanyaan tentang apakah mungkin PSV yang di disain dengan Fire case, tidak dipasang pada sebuah vessel ketika sudah ada BDV disitu. Secara sederhana saya pribadi simpulkan bahwa tetap saja tidak ada landasan baik teori ataupun praktek di lapangan yang cukup kuat untuk melakukan hal tersebut. Saya rasa juga PSV fire yang tidak pernah berfungsi bukan berarti PSV tersebut tidak harus dipasang, karena kita tidak pernah tahu apakah BDV bisa selalu terbuka ketika ada incident. Diluar fungsi PSV & BDV yang berbeda (yang telah banyak dijelaskan di email-email sebelumnya), tetap saja PSV diperlukan yang bisa automatically pop up ketika terjadi overpressure di vessel (& mencapai set pressurenya) tanpa harus diperintah atau menunggu signal apa2. Martin Rifki Adakah rekan-rekan milis yang PSV fire case nya pernah nge-pop dikarenakan ada fire? Mungkin bisa berbagi ilmu dan pengalamannya. terima kasih fakhri0301 Konsep process safety system itu adalah didesign untuk tidak pernah bekerja dan apabila dibutuhkan harus siap bekerja.. Jadi sangat sedikit engineer yang mempunyai pengalaman praktis. Untuk kasus fire ini saya rasa engineers baik yg di vendor, engineering maupun yg di operation, semuanya philosopher. Jadi kita harus menghandalkan CPU instead of Hard Disk and Memory..he..he.. Crootth Crootth Saya kira anda mengerdilkan kami di COMPANY (terutama sahabat sahabat di operation) jika anda menganggap kami hanya mengandalkan CPU. The truths out there bung!! fafank130 Mas Fakhri yang baik, banyak code, standard data book dan sebagainya diambil dari data empirik di lapangan. Seri API sendiri sebelum menjadi standard cuma sebatas Recommended Practice, bukan semata dari logika filosofi ataupun kalkulasi yang kemudian dicocokkan dengan kondisi di dunia nyata..

Referensi Process Safety dan Reliability Engineering banyak diambil dari data empiris lapangan loh.. Kalau anda pernah buka2 OREDA salah satu tentunya. Selalu ada pembelajaran dari setiap kejadian di lapangan. fakhri0301 Mas Nurfathoni, Thanks atas informasinya. Apakah OREDA itu hasil kompilasi fire acidents di Indonesia yang dialami oleh teman-2 kita di operating COMPANY di Indonesia? Bagus juga tuh kalau itu ada kompilasinya dan bisa bikin Code, Standard, Recommended Practice, etc buatan Indonesia sendiri.. Crootth Crootth Mas Fakhri, OREDA itu data reliability peralatan, bukan data kasus kebakaran. kalau data kasus kebakaran nyarinya yah di SYNERGI, atau WOAD nya DNV, atau data OGP. Di Indonesia, data kecelakaannya ada di BP Migas, kalau mau mas Fakhri yang mulai dengan minta data dari BP Migas. Jadi ga hanya philoshopers aja... fakhri0301 Ok, Thanks Mas DAM atas informasinya. Sebelum ke BP Migas, coba saya lihat-2 dulu di rumah mertua, jangan-jangan Direktorat Teknik Migas juga punya data kecelakaan kabakaran pada industri migas (kalau nggak confidential). Direktorat Teknik Migas kan yang ngasih sertifikasi peralatan dan instalasi pada industri migas. Mereka juga harus aware terhadap apa yg mereka sertifikasi:)).. Anyway, thanks for discussions. Dwi Utomo Monggo di-share pengalamannya, mas DAM. Supaya kita-kita ini lebih melek. :) Crootth Crootth Nangs. Tidak baik untuk pamer,

kalau mau dengar pengalaman ribadi saya selagi dulu sering ke lapangan, silahkan mampir di kantor saya, insyaallah kue dan cemilan bisa disediakan juga kopi luwak jika memang mau, bisa saya bawa dari rumah. lanjutkan diskusi ke hal yang didiskusikan, maryadi_ahmad mumpung masih diskusiin PSV Fire case diVessel sy yg bukan orang Process atau Safety bukan mau ikutan diskusi...tp cuma mau tanya neeh :) b& maaf klo pernah dibahas dimilis..maklum member passive :) sebetulnya utk menentukan besarnya nilai relieving temperature utk PSV Fire case bagaimana sich ? & apakah utk firecase ini PSVnya compulsory pakai yg metalseat ? sebab sy pernah terima data dr orang process mentioned relieving temperaturenya 700-an degC (vessel berisi hydrocarbon gas) terus terang utk pilih PSV yg metalseat beresiko leaking sedangkan utk milih PSV softseat (Viton,Teflon dll) ketahanan temperaturenya (tergantung pd press. pula) max. "hanya" 300 -400 degC. Dan lg dgn design temp 700 degC yg besar itu (masuk akal gak tuch ??), apakah body materialnya yg metal sekalipun (Carbonsteel or SS) mampu menahan temperature setinggi itu .. terimakasih, andrie prio Klo untuk material yang tahan temp tersebut mungkin nickle base alloy,coba saja check di ASME Sec II D,tuk mech properties. Crootth Crootth Mas Maryadi, 1. Agustus 2009 kemarin saya membimbing seorang mahasiswa Kerja Praktek (dari UI)untuk menghitung seberapa cepat sebuah PSV Fire Case akan popping. 2. Dasar perhitungan dimulai dengan asumsi, Active Fire Protection (AFP) dan Manual Fire Protection tidak efektif (tidak mampu menurunkan temperatur dinding vessel). 3. Berdasarkan perhitungan, tergantung skenario nya (jenis apinya apa (pool fire kah? jet fire kah?), bocornya seberapa besar, jenis fluidanya apa dll), lama waktu yang dibutuhkan sebuah vessel atau segmen pipa yang terekspos dengan fire untuk pecah adalah antara 5 menit hingga berhari hari. (skenario kebakaran berhari hari, adalah mungkin jika terjadi kebakaran total macam Piper Alpha).

4. Dalam waktu lima menit atau lebih, saat pipa pecah ini temperatur fluida memang dapat mencapai 800 degC, (jadi process engineer anda tidak mengkhayal) 5. Tidak satupun dalam kasus kebakaran ini, PSV Fire Case mengalami popping (saat itu vessel sudah pecah duluan, atau flanges2nya sudah mengap bocor duluan). 6. Pada temperature di atas 400 degC, memang anda benar Viton-O-ring, atau teflon soft seat, dsb. sudah tidak efektif berfungsi, sehingga skenario Flangesnya bocor adalah mungkin--> akan menambah eskalasi kebakaran 7. Studi mahasiswa KP saya belum bisa menjawab semua persoalan PSV Fire Case, sehingga tahun depan saya berniat mengambil mahasiswa KP lagi untuk meneliti dan mengevaluasi apakah PSV itu "bisa bisa tidak pernah popping seumur hidupnya atau apa masih berkesempatan popping", dengan kasus AFP dan Manual Fire Protection efektif. Hayo siapa yang berminat menjadi mahasiswa KP saya??? (dengan kasus inilah besar kemungkinan pertanyaan cerdas Mas Maryadi bisa dijawab) Kesimpulan Sementara (perlu diverifikasi oleh riset anak KP bimbingan saya tahun depan) 1. Dalam vessel terlingkuh api besar (engulfed fire) dan AFP berjalan dengan efektif, mungkin sahaja PSV masih bisa popping untuk menyelamatkan vessel, 2. AFP yang efektif (dengan deluge) mampu menurunkan temperatur di dinding vessel di kisaran 300 an degC (bahkan Roberts, dalam Journal of Loss Prevention in the Process Industries, No 17 (2004) p.151-158, mengatakan AFP (deluge) dengan flux rate hingga 40 L/m2/min mampu menurunkan temperatur vessel hingga 100 degC). 3. Perlu dipilih material material PSV Fire Case mana saja yang bisa bertahan untuk kasus 1) AFP tidak ada atau tidak efektif (besar kemungkinan PSV tidak akan popping, jadi material apa saja yang dipilih tidak ada gunanya), 2) penggunaan AFP yang efektif, pilih skenarionya apa, hitung secara probabilistic, jika temperatur 200 - 250 degC --> materialnya apa, jika 300 degC ---> materialnya apa. Semoga mampu menjelaskan. Akh. Munawir Gus Gharonk, Kalau boleh tahu, batasan dan goal apa di PSV Fire Case study untuk mahasiswa KP anda ? Saya juga pingin ikutan brainstorming.. :). Crootth Crootth Gus Munawir,

Program KP di HSE/TRM (Technological Risk Management, departemen di mana saya bekerja) Total E&P ini memang bertujuan untuk dua hal di bawah ini: 1. Membantu pekerjaan pekerjaan di departemen TRM 2. Transfer knowledge ke Perguruan Tinggi via mahasiswa KP Kemarin ini, dua mahasiswi UI di bawah bimbingan saya, saya fokuskan ke 1. Studi kasus Kabakaran pada bejana dan segmen pipa dan pengaruhnya pada PSV fire case 2. Studi kasus Scenario Based Risk Assessment pada Lifting above/near Live Liines Overall, saya puas dengan kinerja mereka, arahan arahan yang saya berikan mampu diterjemahkan mereka menjadi hasil akhir berupa software berbasi VB for Excell Untuk ke depan: Ada banyak sekali topik yang bisa saya tawarkan, tapi pada intinya memiliki goal khusus yakni mampu membuat Software VB for Excell untuk topik topik terkait (saya satunya yah sudah saya jelaskan dalam e-mail di bawah: "Studi kasus setting pressure PSV Fire Case dalam kasus kebakaran dan AFP dalam keadaan efektif teraktifasi". Ada puluhan topik di otak saya, yang tentunya belum saya ingin ungkap di sini sekarang Tertarik? Akh. Munawir Gus, Singkat saja, saya tertarik dan saya kira banyak juga rekan-rekan yang tertarik.

Akh. Munawir Dear all, Ikutan dikit, Selain regular PSV maintenance, Keputusan Ditjen Migas 84K bahwa PSV wajib di-SKKP per-tiga tahun lho, artinya PSV tersebut akan retest & reset lagi. Jika tdk reliable sudah pasti MIGAS tdk akan mengizinkan PSV tsb dipasang. Btw, untuk SIL 4 requirement saya belum pernah dengar diapplikasikan di Oil n Gas Industry kecuali di NASA. Jd gmna nih perlu, PSV atau tidak? dan settingnya lebih besar mana PSV dibandingkan BDV? :) Awaluddin Berwanto Mas Akh Munawir

Ada kok proyek Oil & Gas yg memerlukan overall SIL-4. Keperluan untuk SIL-2 atau SIL-4 itu kan tergantung dari hasil IPF study untuk keseluruhan system. Harus dibedakan antara SIL requirement secara keseluruhan dg SIL untuk individu equipment. Memang..saat itu masih sulit untuk menemukan satu system protection yg mencapai SIL-4. HIPPS saja yg paling tinggi adalah SIL-3 Apabila satu system memerlukan SIL-4, maka dapat dibuat dgn memasang satu system dg SIL-3 plus system tambahan SIL-2. Semua itu berdasarkan analisis yg teliti. Crootth Crootth Proyek oil and gas mana bang, yang memerlukan SIL-4? Biar argumen bang Awaluddin kuat, sebaiknya disebutkan saja proyek mana mas? Apakah tercapai keperluan yang dimaksud (SIL-4)? Saya juga mohon penjelasan Bang Awaluddin tentang: "apabila satu sistem memerlukan SIL-4, maka dapat dibuat dengan satu system dengan SIL-3 plus sistem tambahan dengan SIL-2. semua itu berdasarkan analisis yang teliti." hampir delapan tahun belajar SIL, saya kok ga tahu tentang pernyataan Bang Awaluddin di atas ini ya? mungkin yang dimaksud IL (integrity level) untuk IPL (independent protection layer) pada LOPA barang kali yah?? Akh. Munawir Wah kuper juga saya berarti :) Boleh di-share Project dan SYSTEM apa yang pake SIL-4? Dan kondisi apa/cause yang merecommendasikannya hingga menggunakan SIL-4? Awaluddin Berwanto Salah satu proyek yg sedang saya tangani, subsea production field development. Hasil dari FEED menghasilkan SIL-4 requirement utk memproteksi pipeline dan host platfomnya. IPF study sampai dilakukan 2 kali untuk melakukan verifikasi keakuratan IPF study..termasuk mengundang 3rd party (Boreas Atkins, UK) untuk memvalidasi IPF study..nyatanya nggak dapat turun ke SIL-3. Detail proyek, belum dapat saya share, karena masih dalam detail engineering...mudah-mudahan dapat turun ke SIL-3. (berharap mode on)

Salah satu penyebab tingginya SIL tersebut, adalah adanya bahaya thd manusia di host. serta impact dari segi cost apabila terjadi kegagalan proteksi pipeline yg sangat tinggi. Crootth Crootth Tuh kan bener kan itu yang ditulis Bang Awaluddin itu SIL Requirement (atau SIL Specification a.k.a. SIL determination atawa SIL Target) dan bukan SIL Verification Rupanya banyak yang belum memahami perbedaan mendasar antara SIL Verification dan SIL Requirement/Determination/Target Mohon baca lagi IEC-61508 dan IEC 61511 untuk lebih jelasnya alfian luqman Boleh ikutan info, CMIIW. PSV itu merupakan "benteng" terakhir yang memeng diperlukan apabila proteksi keamanan yang lain tidak berfungsi. Memang PSV tidak ada SIL rated-nya, karena bukan merupakan barang elektronik... Tapi PSV diperhitungkan untuk menentukan SIL rated dari sistem (reliability yang tinggi untuk popping - setelah poping harus di cek ulang -) Untuk settingnya tentu lebih tinggi PSV daripada BDV, jaga2 kalo BDV tidak bekerja, maka "benteng terakhir" beraksi... Awaluddin Berwanto Mas Alfian, Secara umum, PSV biasanya dikategorikan masuk ke SIL-1. Kalau nggak ada SIL-nya, mengapa kita perlu melakukan test secara berkala? Alvin Alfiyansyah Yakin Mas Alfian bahwa PSV jadi "benteng terakhir"; waduuh bahasa slank yg ini jadi membingungkan. Saya cuma kenal konsep LOPA siih. Sepertinya harus kembali ke dasar pertanyaan, yaitu mau pakai konsep "prescriptive" - yg mensyaratkan adanya PSV baik bagi kepentingan aturan seperti ttg bejana tekan, dsb. termasuk juga bagian coverage asuransi dari plant ini atau tidak ? Atau mau pakai performance based - yg mana akan dianalisa entah pakai LOPA, QRA, dsb. ; apakah si BDV cukup atau perlu PSV juga ? Kayaknya belum pernah dengar statement dari Inspector MIGAS (Mas Munawir, tolong koreksi ?), "kayaknya PSV ini ngga reliable, dicopot ajah dech dari bejana tekan tersebut (alias MIGAS tidak diijinkan)". Sepertinya malah ada yg minta diganti atau dipasang baru.

Aku nambah puyeeng karena Mas Fakhri memasukkan kasus Nuklir dan NASA dalam diskusi ini utk urusan SIL :) Akh. Munawir Yup bener pak Alvin, ingin mengklarfikasi supaya tidak salah paham, Disaat PSV akan disertifikasi ataupun resertifikasi SKPP tiap 3 tahunan, maka PSV(s) akan dibawa ke workshop untuk re-test and re-set, jika OK maka MIGAS akan menseal PSV tsb dgn MIGAS Stamp di-adjusted bolt-nya dan mengeluarkan SKPP, dan jika tidak layak maka MIGAS tentu tidak akan mengeluarkan sertifikat SKPP untuk PSV tsb, atau dengan kata lain MIGAS tidak mengizinkannya untuk dipasang. Tentunya COMPANY/USER perlu memperbaiki/mengganti PSV tsb agar layak untuk digunakan dan dilakukan Acceptance Test ulang dengan witness dari MIGAS Inspector atau 3rd party yang mewakili, jadi ga mesti ganti baru juga lho.

Anda mungkin juga menyukai