A. Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat kehamilan, persalinan dan nifas penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap persalinan. WHO memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Hampir semua kasus kematian ini sebenarnya dapat dicegah. WHO juga melaporkan, sekitar 80 % kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan (BKKBN, 2007) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi dikawasan ASEAN walaupun sudah terjadi penurunan dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Depkes RI, 2007). Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) ini tidak terlepas dari masih tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan yaitu mencapai 16, 8 %. Disisi lain masih banyak ditemukan kahamilan yang tidak ideal (terlalu banyak, terlalu muda, terlalu tua, dan terlalu dekat), yang sangat membahayakan bagi kesehatan ibu atau lebih dikenal dengan 4T. Saat ini di Indonesia, ibu hamil dengan resiko tinggi berkaitan dengan kehamilan 4T sebesar 22, 4 % (BKKBN, 2007).
Kebanyakan kematian maternal tersebut sesungguhnya dapat dicegah jika mereka mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Justru mereka terlambat memperoleh pertolongan karena tidak mengenali tanda-tanda komplikasi yang mengancam jiwa, lamban mengambil keputusan mencari pertolongan, sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering disebut 3 terlambat. Kurangnya pengetahuan tentang tanda bahaya itu hingga kini masih dialami oleh sebagian besar para suami. Tidak berlebihan jika Ranson dan Yinger (2002) dari Population Reference Bureau (Amerika) dalam bukunya Making Motherhood Safe mengutip ungkapan lelaki Indonesia yang istrinya meninggal saat melahirkan, karena suami tidak mengetahui bahwa istrinya dapat meninggal karena melahirkan (BKKBN, 2007). Untuk mencegah hal tersebut maka perlu disosialisasikan suami siaga untuk menghindari 3 terlambat. Keterlambatan seringkali berkonstribusi terhadap kematian ibu ketika terjadi komplikasi kehamilan. Tiga
keterlambatan yang berisiko terhadap kematian ibu, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat ketempat pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapat pertolongan medis. (Syaifudin, 2001) Suami dan anggota keluarga lainnya memegang peranan penting dalam mendapatkan pelayanan sesegera mungkin. Suami biasanya menjadi pemegang keputusan ketika kondisi istri dalam keadaan membutuhkan sesegera mungkin. Kematian ibu dapat dicegah bila suami dapat
mengidentifikasi skehamilan, persalinan, dan nifas, dan selalu siaga untuk mencari pertolongan jika hal itu terjadi (BKKBN, 2007). Hasil penelitian Kartika (2007) mengatakan partisipasi suami dalam kehamilan berpengaruh sangat bermakna, kebermaknaan yang signifikan ini menunjukan hasil 0,274. Hal ini memberi arti adanya partisipasi suami dalam kehamilan berpengaruh 27,4%. (http://www.skripsistikes.wodpress.com
diakses tanggal 29 maret 2010) Berdasarkan penelitian Hidayatun Jalilah, berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan Di BPS Iwuk Weida A Pringsurat, Temanggung Bulan Juni 2008. Didapatkan adanya hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kemilan di BPS Iwuk Weida A Pringsurat, Temanggung pada bulan Juni 2008 (p = 0,029). Oleh karena itu perlu direkomendasikan untuk dipertahankan dan meningkatkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan melalui tenaga kesehatan dengan KIE tentang asuhan kehamilan pada pihak suami secara berkesinambungan serta melaksanakan eviden based practice dalam asuhan kehamilan. Survey awal di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang, Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur yang memiliki populasi ibu hamil sebanyak 36 orang (Register, Mei - Juli 2010). Dari hasil studi pendahuluan pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, 3 dari 21 ibu
hamil yang diantar suaminya per bulan dan mayoritas dari ibu hamil yang diperiksa mengatakan bahwa suaminya mau membantu pekerjaan dirumah tetapi tidak mau mengantar istri periksa ke puskesmas karena sibuk atau mengatakan hal itu merupakan urusan perempuan. Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah peneliti teliti adalah Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada ibu hamil di Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Di Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur Tahun 2010. 2. Tujuan Penelitian a) Diketahui tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan Di Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur Tahun 2010
b) Diketahui partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Di Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur Tahun 2010 c) Diketahui hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Di Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur Tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Sebagai media untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di terima di perkuliahan serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang
metedologi penelitian. 2. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan masukan kepustakaan, pengembangan pengetahuan dan pendidikan serta pedoman untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi puskesmas Sebagai bahan masukan dan sebagai data dasar untuk meningktkan penyuluhan puskesmas 4. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya, untuk menambah pengetahuan dan data dalam penelitian.
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus 2010 di Kelurahan Andalas dan Kelurahan Parak Gadang Timur .dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu meneliti tingkat pengetahuan dalam asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi seluruh suami dari ibu hamil di kelurahan Andalas 19 orang dan dan Kelurahan Parak Gadang Timur 17 orang, pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling .