Anda di halaman 1dari 31

I.

Maksud dan Tujuan Perencanaan Jaringan Irigasi


Maksud dari perencanaan Irigasi adalah untuk mendatangkan air guna kepentingan
pertanian maupun perkebunan, dengan jalan membuat saluran-saluran atau
bangunan air.
Tujuan dari perencanaan irigasi adalah untuk menunjang sektor pertanian. Dengan
irigasi yang baik dapat meningkatkan sektor pertanian dalam hal produksi pertanian
itu sendiri.

II. Langkah-langkah Perencanaan
a. Penentuan Trace Saluran
Dalam menentukan trace saluran, hal yang penting adalah:
- Saluran Primer jangan dibuat terlalu terjal, karena debit yang dihasilkan
akan terlalu besar sehingga terjadi aliran yang sangat cepat yang dapat
menggerus saluran.
- Trace saluran diusahakan tidak memotong perkampungan, rel kereta api
maupun jalan raya karena akan menimbulkan biaya yang besar dalam
pembuatannya.
- Saluran sekunder diusahakan mengikuti jalan dan punggung kontur agar
memudahkan dalam pemeliharaan.
- Saluran sekunder diusahakan dapat memberi air pada saluran tersier.

b. Penentuan Petak Jarak
Dengan skala 1:20000 selanjutnya dibuat petak-petak untuk membagi daerah
pengairan.
- Dibuat berdasarkan medan
- Luas petak tersier diantara 50-150 ha
- Petak dibuat berdasarkan:
1) Tiap tanah dalam perak harus mudah menerima dan membuang air yang
tidak dipakai.
2) Tiap petak harus mempunyai saluran pembuangan untuk mengantisipasi
meluapnya air pada musim hujan.
3) Alangkah lebih baik jika tiap petak mempunyai luas dan bentuk yang
hampir sama.
4) Tiap petak diberi tanda batas yang sama.
5) Sedapat mungkin satu petak meliputi tanah dari satu desa untuk
memudahkan perawatan.


c. Menghitung Kebutuhan Air Irigasi:
e
A NFR c
Q
. .
=
dimana,
Q = Debit rencana (l/det)
c = koefisien pengurangan rotasi teknis (system golongan)
NFR = kebutuhan air bersih (netto) air di sawah (l/det.ha)
A = luas daerah yang diairi (ha)
e = efisiensi irigasi secara keseluruhan


d. Menghitung Dimensi Saluran dengan Rumus Strickler:
2
1
3
2
. . I R k v =

P
A
R =

A v Q . =



Dalam tugas ini penampang saluran didesain berbentuk Trapezium, maka:

( )y my b A + =

2
1 2 m y b P + + =

P
A
R =

dengan:
v = kecepatan air
Q = Debit rencana
k = koefisien kekasaran Strickler
R = Jari-jari Hidrolis
I = kemiringan
A = luas penampang basah
P = keliling penampang basah

e. Menghitung Tinggi Muka Air
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung tinggi muka air adalah:
- Tentukan kemiringan saluran (S)
- Tentukan panjang saluran
- Hitung beda tinggi = S x panjang saluran
- Hitung tinggi muka air pada:
1) Hilir = Tinggi air tertinggi sebelum dibagi udik
2) Udik = Tinggi muka air di bagian hilir + beda tinggi

f. Letak Bendungan, Bangunan Bagi, Bangunan Sadap
- Letak Bendungan
Bendungan harus dibuat pada bagian sungai yang lurus karena pada elevasi
bendungan harus diperhatikan terhadap sawah / daerah yang terjauh (titik
hilang). Elevasi titik tertinggi yang mungkin ada harus berupa tipe pelimpah
dari pasangan batu yang kokoh dan tenggelam dengan baik, karena selama
banjir sungai itu mengangkut batu-batu.

- Bangunan Bagi
Adalah bangunan yang dibuat untuk membagi air ke saluran sekunder dan
harus dapat mengairi dua sisi dengan debit yang seimbang.

- Bangunan Sadap
Adalah bangunan yang dibuat untuk menyadap / mengalirkan air ke dalam
petak tersier.

- Gorong-gorong
Adalah suatu jenis konstruksi penyeberangan / persilangan yang paling
sederhana, terdiri dari salah satu atau lebih pipa berbentuk bundar ataupun
persegi. Bahannya bisa terbuat dari beton, baja, atau paralon. Fungsinya
untuk mengalirkan air melalui bawah jalan kendaraan atau kereta api.

- Talang
Merupakan konstruksi untuk mengalirkan air melalui bagian atas sungai atau
saluran air. Bahannya bisa berupa beton bertulang, kayu, baja, atau paralon.

- Sifon
Merupakan konstruksi penyeberangan air yang berupa saluran tertutup
berbentuk bundar atau persegi yang mengalirkan ari melintasi sungai.


g. Saluran
Saluran berfungsi mengalirkan air dari sumber (sungai, waduk, mata air,
bendungan) menuju ke lahan pertanian.
- Saluran Primer
Merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan air langsung dari bendung.
Saluran ini sebaiknya dibuat sependek mungkin sesuai dengan kontur.

- Saluran Sekunder
Berfungsi membagi aliran air dari saluran induk menuju daerah irigasi yang
direncanakan.

- Saluran Tersier
Saluran yang masuk ke petak sawah, dalam hal ini petak tersier.

- Saluran pembuang
Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air pada petak tersier
ke daerah yang lebih rendah, biasanya sungai.



















III. Menghitung Luas Petak
Diketahui skala peta = 1 : 20.000
Maka, 1 cm di peta = 20.000 cm pada keadaan sebenarnya
1 cm = 200 m
Batasan petak = 50 ha - 150 ha
1 ha = (100 x 100) m
2
= 10.000 m
2

Untuk menghitung luas petak, dapat digunakan alat planimeter atau dengan
bantuan millimeter blok, dengan ukuran :
- 0,5 cm = 100 m (0,5 x 0,5) cm
2
= 10.000 m
2

0,5 cm
2
= 1 ha
- 0,1 cm = 20 m 1 mm = 20 m
1 mm
2
= 400 m
2

Dari pengukuran dengan menggunakan millimeter blok, maka diperoleh luas petak :
1) Petak 1 = Luas S.Tr 1 = 122,43 ha
2) Petak 2 = Luas S.Tr 2 = 144,43 ha
3) Petak 3 = Luas S.Tr 3 = 113,25 ha
4) Petak 4 = Luas S.Tr 4 = 147,12 ha
5) Petak 5 = Luas S.Tr 5 = 100,28 ha
6) Petak 6 = Luas S.Tr 6 = 106,00 ha
7) Petak 7 = Luas S.Tr 7 = 68,40 ha
8) Petak 8 = Luas S.Tr 8 = 76,78 ha
9) Petak 9 = Luas S.Tr 9 = 80,43 ha
10) Petak 10 = Luas S.Tr 10 = 125,71 ha
11) Petak 11 = Luas S.Tr 11 = 101,06 ha
12) Petak 12 = Luas S.Tr 12 = 121,12 ha
13) Petak 13 = Luas S.Tr 13 = 130,53 ha
14) Petak 14 = Luas S.Tr 14 = 100,34 ha


IV. Perhitungan Debit Saluran
e
A NFR c
Q
. .
=
dimana,
Q = Debit rencana (l/s)
c = 1,0 (tidak menggunakan sistem golongan)
NFR = 0,80 (l/det.ha)
A = luas daerah yang diairi (ha)
e = 80%, untuk saluran tersier
= 90%, untuk saluran sekunder
= 90%, untuk saluran primer

1) Saluran Tersier
S.Tr 29 ; A = 109,37 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
10937 , 0 37 , 109
8 , 0
37 , 109 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 28 ; A = 93,11 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
09311 , 0 11 , 93
8 , 0
11 , 93 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 27 ; A = 104,06 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
10406 , 0 06 , 104
8 , 0
06 , 104 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 26 ; A = 99,48 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
09948 , 0 48 , 99
8 , 0
48 , 99 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 25 ; A = 100,625 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
100625 , 0 625 , 100
8 , 0
625 , 100 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 24 ; A = 54,29 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
05429 , 0 54,29
8 , 0
29 , 4 5 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 23 ; A = 95,63 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
09563 , 0 63 , 95
8 , 0
63 , 95 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 22 ; A = 83,13 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
8313 0 , 0 13 , 3 8
8 , 0
13 , 3 8 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 21 ; A = 63,18 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
06318 , 0 18 , 63
8 , 0
18 , 63 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 20 ; A = 118,34 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
34 , 118 , 0 34 , 118
8 , 0
34 , 118 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 19 ; A = 67,25 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
06725 , 0 25 , 67
8 , 0
25 , 67 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 18 ; A = 93,93 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
09393 , 0 93 , 93
8 , 0
93 , 93 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 17 ; A = 107,75 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
10775 , 0 75 , 107
8 , 0
75 , 107 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 16 ; A = 124,87 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
12487 , 0 87 , 124
8 , 0
87 , 124 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 15 ; A = 145,26 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
14526 , 0 26 , 145
8 , 0
26 , 145 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 14 ; A = 124,625 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
124625 , 0 625 , 124
8 , 0
625 , 124 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 13 ; A = 77 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
077 , 0 77
8 , 0
77 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 12 ; A = 117,77 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
11777 , 0 77 , 117
8 , 0
77 , 117 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 11 ; A = 118,75 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
11875 , 0 75 , 118
8 , 0
75 , 118 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 10 ; A = 132,55 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
13255 , 0 55 , 132
8 , 0
55 , 132 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 9 ; A = 103,0625 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
1030625 , 0 0625 , 103
8 , 0
0625 , 103 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 8 ; A = 124,5 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
1245 , 0 5 , 124
8 , 0
5 , 124 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 7 ; A = 121,1875 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
1211875 , 0 1875 , 121
8 , 0
1875 , 121 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 6 ; A = 92,375 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
092375 , 0 375 , 92
8 , 0
375 , 92 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 5 ; A = 105,14 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
10514 , 0 14 , 105
8 , 0
14 , 105 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 4 ; A = 100,625 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
100625 , 0 625 , 100
8 , 0
625 , 100 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 3 ; A = 54,623 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
054623 , 0 623 , 54
8 , 0
623 , 54 80 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 2 ; A = 61,625 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
061625 , 0 625 , 61
8 , 0
625 , 61 8 , 0 1 . .
= =

= =


S.Tr 1 ; A = 111,52 ha
d
m
d
l
e
A NFR c
Q
3
11152 , 0 52 , 111
8 , 0
52 , 111 8 , 0 1 . .
= =

= =


2) Saluran Sekunder
S.Sc 21
s
m
e
Tr S
c Q
3
121522 , 0
9 , 0
10937 , 0 29 .
= = =


S.Sc 20
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
224978 , 0
9 , 0
09311 , 0
121522 , 0
28 .
21 . = + = + =


S.Sc 19
s
m
e
Tr S Tr S
c Sc S Q
3
451133 , 0
9 , 0
20354 , 0
224978 , 0
27 . 26 .
20 . = + =
+
+ =

S.Sc 18
s
m
e
Tr S Tr S
c Sc S Q
3
623261 , 0
9 , 0
154915 , 0
224978 , 0
25 . 24 .
19 . = + =
+
+ =

S.Sc 17
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
729511 , 0
9 , 0
095625 , 0
623261 , 0
23 .
18 . = + = + =


S.Sc 16
s
m
e
Tr S
c Q
3
131489 , 0
9 , 0
11834 , 0 20 .
= = =


S.Sc 15
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
206211 , 0
9 , 0
06725 , 0
131489 , 0
19 .
16 . = + = + =


S.Sc 14
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
310578 , 0
9 , 0
09393 , 0
206211 , 0
18 .
15 . = + = + =


S.Sc 13
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
4303 , 0
9 , 0
10775 , 0
310578 , 0
17 .
14 . = + = + =


S.Sc 12
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
547122 , 0
9 , 0
10514 , 0
4303 , 0
5 .
13 . = + = + =


S.Sc 11
s
m
e
Tr S Tr S
c Q
3
300144 , 0
9 , 0
27013 , 0 16 . 15 .
= =
+
=


S.Sc 10
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
438617 , 0
9 , 0
124625 , 0
300144 , 0
14 .
11 . = + = + =


S.Sc 9
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
524172 , 0
9 , 0
077 , 0
438617 , 0
13 .
11 . = + = + =


S.Sc 8
s
m
e
Tr S
c Q
3
130856 , 0
9 , 0
11777 , 0 12 .
= = =


S.Sc 7
s
m
e
Tr S Tr S
c Sc S Q
3
410078 , 0
9 , 0
2513 , 0
130856 , 0
11 . 10 .
8 . = + =
+
+ =


S.Sc 6
s
m
Q
e
Tr S Tr S
c Sc S Sc S Q
3
207236 , 1
9 , 0
2456875 , 0
524172 , 0 410078 , 0
8 . 7 .
9 . 7 .
= + + =
+
+ + =


S.Sc 5
s
m
e
Tr S
c Q
3
114514 , 0
9 , 0
1030625 , 0 9 .
= = =


S.Sc 4
s
m
Q
e
Tr S
c Sc S Sc S Q
3
424389 , 1
9 , 0
092375 , 0
207236 , 1 114514 , 0
6 .
6 . 5 .
= + + =
+ + =


S.Sc 3
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
485081 , 1
9 , 0
054623 , 0
424389 , 1
3 .
4 . = + = + =


S.Sc 2
s
m
Q
e
Tr S
c Sc S Sc S Q
3
144009 , 2
9 , 0
100625 , 0
10514 , 0 485081 , 1
4 .
12 . 3 .
= + + =
+ + =


S.Sc 1
s
m
e
Tr S
c Sc S Q
3
212481 , 2
9 , 0
061625 , 0
144009 , 2
2 .
. 2 . = + = + =



3) Saluran Primer
S.Pr 1
s
m
Q
e
e
Tr S
e
Sc S
Q
3
595991 , 2
9 , 0 9 , 0
11152 , 0
9 , 0
212481 , 2
1 .
1 .
=

+ =
|
|
|
|
.
|

\
|
+ =


S.Pr 2
s
m
Q
e e
Tr S Tr S
e
Sc S
Q
3
991191 , 0
9 , 0 9 , 0
083125 , 0 06318 , 0
9 , 0
729511 , 0
22 . 21 . 17 .
=

+
+ =

+
+ =
















Urutan Alir untuk Mengetahui Debit yang Dibutuhkan di Saluran Primer 2
Urutan Alir untuk Mengetahui Debit yang Dibutuhkan di Saluran Primer 1























V. Perhitungan Dimensi Saluran
Penampang saluran didesain berbentuk Trapezium







Langkah-langkah perhitungan untuk mendesain dimensi saluran, yaitu :
a. Menentukan Parameter Yang Diketahui
Q = Debit saluran rencana (m
3
/det)
Kemudian dari debit saluran akan diketahui :
b/h = Perbandingan lebar dan tinggi saluran
m = Kemiringan talud
V
ijin
= Kecepatan air yang diizinkan [(diambil V
max
) (m/det)]

b. Menentukan Luas Minimum (A
min
), Tinggi Air Awal (h), dan Lebar Dasar Saluran
Awal (b)

max
min
V
Q
A =
diambil V
max
untuk memperoleh A
min
(m
2
)

Tinggi air diperoleh dari rumus penurunan luas penampang trapezium,
yaitu :
|
.
|

\
|
+ =
+ =
+ =
m
h
b
h A
mh bh A
h mh b A
2
2
) (

( ) m
h
b
A
h
+
=
2


b
y
m
F
b

( ) m
h
b
A
h
+
=





Setelah h diperoleh, maka lebar dasar saluran (b) dapat dicari lewat
perbandingan b : h
b/h = x Nilai x adalah rasio perbandingan b dan h
berdasarkan debit, nilai ini berkisar 1; 1,5;
atau 2



c. Mencari h
desain
, b
desain
, dan A
desain
untuk Memperoleh V
desain
berdasarkan V
ijin

Dari perhitungan sebelumnya, akan diperoleh h (tinggi air), b (lebar dasar
saluran), dan luas saluran.
Selanjutnya dihitung kecepatan air :
jin
Vi
A
Q
V < =

Bila kecapatan air yang direncanakan lebih besar atau sama dengan kecepatan
yang diizinkan, maka nilai b dan h dapat diubah sehingga nilai kecepatan air
berada dalam range kecepatan izin, sehingga akan diperoleh : h
desain
, b
desain
,
A
desain
, dan V
desain


d. Menentukan Tinggi Jagaan (F), Keliling Basah Saluran (P), dan Jari-jari Hidrolis
(R)
Nilai F diperoleh lewat rumus :
h c F =

C = koefisien Chezy = 0.46 (Q 0.85 m
3
/s)
= 0.76 (Q > 0.85 m
3
/s)
h x b =

Tapi untuk lebih memudahkan dapat dilihat dari tabel berdasarkan
debit.

2
1 2 m h b P + + =

P
A
R
desain
=

e. Menghitung Kemiringan Dasar Saluran (I)
Untuk menghitung kemiringan dasar saluran (I), digunakan Rumus Strickler:
2
1
3
2
. . I R k v =

Dan berdasarkan debit akan diperoleh angka koefisien kekasaran Strickler.
2
1
3
2
. . I R k v =

3
2
2
1
R k
v
I

=

2
3
2
|
|
.
|

\
|

=
R k
v
I



CONTOH PERHITUNGAN
1) Saluran Tersier (S.Tr 26)
Menentukan parameter yang diketahui
Q = 0,09201 m
3
/det
b/h = 1
m = 1
V
ijin
= 0,25 0,30 m/det diambil V
max
= 0,30 m/det

Menentukan luas minimum (A
min
), tinggi air awal (h), dan lebar dasar
saluran awal (b)
.
3
4
2
2
R k
v
I

=

2
3
max
min
3067 , 0
det
3 , 0
det
09201 , 0
m
m
m
V
Q
A = = =

( )
( )
m
m
m
h
b
A
h 3916 , 0
1 1
3067 , 0
2
min
=
+
=
+
=

1 =
h
b

m b
b
h b
3916 , 0
3916 , 0 1
1
=
=
=


Mencari h
desain
, b
desain
, dan A
desain
untuk memperoleh V
desain

berdasarkan V
ijin

h = 0,3916 m
b = 0,3916 m
A
min
= 0,3067 m
2


( ) ( )
2
3067 , 0
3916 , 0 3916 , 0 1 3916 , 0
) (
m A
A
h mh b A
=
+ =
+ =

det
30 , 0
3067 , 0
det
09201 , 0
2
3
m
m
m
A
Q
V = = =

Kontrol :
max min
V V V s s

det
30 , 0
det
30 , 0
det
25 , 0
m m m
s s
ok !!
Keterangan :Nilai ini berada dalam range V
ijin
, tapi untuk lebih baik
lagi maka nilai h dan b diperbesar sehingga diperoleh : h
= 0,415 m dan b = 0,415 m

( ) ( )
2
3445 , 0
415 , 0 415 , 0 1 415 , 0
) (
m A
A
h mh b A
=
+ =
+ =

det
2671 , 0
3445 , 0
det
09201 , 0
2
3
m
m
m
A
Q
V = = =

Kontrol :
max min
V V V s s

det
30 , 0
det
2671 , 0
det
25 , 0
m m m
s s
ok !!
Maka diambil : h
desain
= 0,415 m
b
desain
= 0,415 m
A
desain
= 0,2671 m
2

V
desain
= 0,2671 m/det
Menentukan tinggi jagaan (F), keliling basah saluran (P), dan jari-jari
hidrolis (R)
Untuk Q = 0,09201 m
3
/det
Jika langsung menggunakan tabel hubungan antara Q dan F maka
untuk Q = 0,09201 m
3
/det, nilai F = 0,30
Jika menggunakan rumus Chezy, maka diperoleh :
m F
F
h c F
4244 , 0
3916 , 0 46 , 0
=
=
=


2
1 2 m h b P + + =

( )
2
1 1 415 , 0 2 415 , 0 + + = m m P

m P 589 , 1 =
m
m
m
P
A
R
desain
2168 , 0
589 , 1
3445 , 0
2
= = =

Menentukan kemiringan dasar saluran (I)
Untuk Q = 0,09201 m
3
/det
k = 35 (koefisien Strickler, sesuai tabel)
.
3
4
2
2
R k
v
I

=

( )
00044724 , 0
2168 , 0 35
267 , 0
3
4
2
2
2
=

=
m
m
I



Perhitungan Saluran Tersier selanjutnya dibuat dalam tabel.

2) Saluran Sekunder (S.Tr 14)
Menentukan parameter yang diketahui
Q = 0,220489 m
3
/det
b/h = 1
m = 1
V
ijin
= 0,30 0,35 m/det diambil V
max
= 0,35 m/det

Menentukan luas minimum (A
min
), tinggi air awal (h), dan lebar dasar
saluran awal (b)
2
3
max
min
6300 , 0
det
35 , 0
det
220489 , 0
m
m
m
V
Q
A = = =

( )
( )
m
m
m
h
b
A
h 5612 , 0
1 1
6300 , 0
2
min
=
+
=
+
=

1 =
h
b

m b
b
h b
5612 , 0
5612 , 0 1
1
=
=
=


Mencari h
desain
, b
desain
, dan A
desain
untuk memperoleh V
desain

berdasarkan V
ijin

h = 0,5612 m
b = 0,5612 m
A
min
= 0,6300 m
2


( ) ( )
2
6300 , 0
5612 , 0 5612 , 0 1 5612 , 0
) (
m A
A
h mh b A
=
+ =
+ =

det
35 , 0
6300 , 0
det
220489 , 0
2
3
m
m
m
A
Q
V = = =

Kontrol :
max min
V V V s s

det
35 , 0
det
35 , 0
det
30 , 0
m m m
s s
ok !!
Keterangan :Nilai ini berada dalam range V
ijin
, tapi untuk lebih baik
lagi maka nilai h dan b diperbesar sehingga diperoleh : h
= 0,575 m dan b = 0,575 m

( ) ( )
2
6613 , 0
575 , 0 575 , 0 1 575 , 0
) (
m A
A
h mh b A
=
+ =
+ =

det
333 , 0
6613 , 0
det
220489 , 0
2
3
m
m
m
A
Q
V = = =

Kontrol :
max min
V V V s s

det
35 , 0
det
333 , 0
det
30 , 0
m m m
s s
ok !!
Maka diambil : h
desain
= 0,557 m
b
desain
= 0,575 m
A
desain
= 0,6613 m
2

V
desain
= 0,333 m/det
Menentukan tinggi jagaan (F), keliling basah saluran (P), dan jari-jari
hidrolis (R)
Untuk Q = 0,220489 m
3
/det
Jika langsung menggunakan tabel hubungan antara Q dan F maka
untuk Q = 0,220489 m
3
/det, nilai F = 0,30
Jika menggunakan rumus Chezy, maka diperoleh :
m F
F
h c F
5081 , 0
5612 , 0 46 , 0
=
=
=


2
1 2 m h b P + + =

( )
2
1 1 575 , 0 2 575 , 0 + + = m m P

m P 201 , 2 =
m
m
m
P
A
R
desain
3004 , 0
201 , 2
6613 , 0
2
= = =

Menentukan kemiringan dasar saluran (I)
Untuk Q = 0,220489 m
3
/det
k = 35 (koefisien Strickler, sesuai tabel)
.
3
4
2
2
R k
v
I

=

( )
00045117 , 0
3004 , 0 35
333 , 0
3
4
2
2
2
=

=
m
m
I



Perhitungan Saluran Sekunder selanjutnya dibuat dalam tabel.

3) Saluran Primer (S.P 2)
Menentukan parameter yang diketahui
Q = 2,120121 m
3
/det
b/h = 2,5
m = 1,5
V
ijin
= 0,55 0,60 m/det diambil V
max
= 0,60 m/det

Menentukan luas minimum (A
min
), tinggi air awal (h), dan lebar dasar
saluran awal (b)
2
3
max
min
5335 , 3
det
60 , 0
det
120121 , 2
m
m
m
V
Q
A = = =

( )
( )
m
m
m
h
b
A
h 9399 , 0
5 , 1 5 , 2
5335 , 3
2
min
=
+
=
+
=

5 , 2 =
h
b

m b
b
h b
3497 , 2
9399 , 0 5 , 2
5 , 2
=
=
=


Mencari h
desain
, b
desain
, dan A
desain
untuk memperoleh V
desain

berdasarkan V
ijin

h = 0,9399 m
b = 2,3497 m
A
min
= 3,5335 m
2


( ) ( )
2
5335 , 3
9399 , 0 9399 , 0 1 3497 , 2
) (
m A
A
h mh b A
=
+ =
+ =

det
60 , 0
5335 , 3
det
120121 , 2
2
3
m
m
m
A
Q
V = = =

Kontrol :
max min
V V V s s

det
60 , 0
det
60 , 0
det
55 , 0
m m m
s s
ok !!
Keterangan :Nilai ini berada dalam range V
ijin
, tapi untuk lebih baik
lagi maka nilai h dan b diperbesar sehingga diperoleh : h
= 0,950 m dan b = 2,375 m

( ) ( )
2
6100 , 3
950 , 0 950 , 0 1 375 , 2
) (
m A
A
h mh b A
=
+ =
+ =

det
587 , 0
6100 , 3
det
120121 , 2
2
3
m
m
m
A
Q
V = = =

Kontrol :
max min
V V V s s

det
60 , 0
det
587 , 0
det
55 , 0
m m m
s s
ok !!
Maka diambil : h
desain
= 0,950 m
b
desain
= 2,375 m
A
desain
= 3,610 m
2

V
desain
= 0,587 m/det
Menentukan tinggi jagaan (F), keliling basah saluran (P), dan jari-jari
hidrolis (R)
Untuk Q = 2,120121 m
3
/det
Jika langsung menggunakan tabel hubungan antara Q dan F maka
untuk Q = 2,120121 m
3
/det, nilai F = 0,60
Jika menggunakan rumus Chezy, maka diperoleh :
m F
F
h c F
8452 , 0
9399 , 0 46 , 0
=
=
=


2
1 2 m h b P + + =

( )
2
5 , 1 1 950 , 0 2 375 , 2 + + = m m P

m P 80 , 5 =
m
m
m
P
A
R
desain
6224 , 0
80 , 5
61 , 3
2
= = =

Menentukan kemiringan dasar saluran (I)
Untuk Q = 2,120121 m
3
/det
k = 40 (koefisien Strickler, sesuai tabel)
.
3
4
2
2
R k
v
I

=

( )
00040567 , 0
6224 , 0 40
587 , 0
3
4
2
2
2
=

=
m
m
I



Perhitungan Saluran Primer selanjutnya dibuat dalam tabel.

VI. Perhitungan Tinggi Muka Air
Langkah-langkah penyelesaian :
a) Tentukan kemiringan saluran
b) Tentukan sawah tertinggi
Letak : dilihat pada peta
Tinggi air di sawah : letak sawah tertinggi +0,1
Kehilangan air permukaan tersier, diambil 0,1
c) Hitung tinggi muka air di saluran dekat sawah tertinggi
= tinggi air di sawah + kehilangan air permukaan tersier
d) Tentukan jarak sawah tertinggi
Diambil tepat pada bangunan saluran = 0
e) Tentukan kehilangan tekanan pada pintu ukur air = 0,1
f) Hitung tinggi muka air di saluran :
Hilir : tinggi air pada permukaan tersier +0,1
Hulu : kehilangan tekanan pada pintu ukur air+muka air dihilir
g) Hitung panjang saluran sekunder dan primer, kemudian hitung beda tinggi
yaitu : panjang saluran dikali kemiringan dasar saluran
h) Hitung tinggi muka iar untuk saluran sekunder dan saluran primer dimana :
Tinggi muka air dekat pintu masuk bagian hulu sama dengan tinggi air
pada saluran sekunder/primer pada daerah hilir
Tinggi air saluran sekunder/primer pada daerah hulu merupakan
penjumlahan beda tinggi dengan tinggi muka air saluran di daerah
hilir
Catatan : Pada kondisi sebenarnya, jarak sawah tertinggi tidak sama dengan letak
bangunan. Jadi harus ada luas dari bangunan bagi, bangunan
sadap,bangunan bagi sadap; sehingga ada perbedaan tinggi antara bangunan
air dan letak sawah.
VII. Penggambaran Potongan Memanjang Saluran
Langkah-langkah penyelesaian :
a) Buat grafik potongan memanjang dengan arah :
Absis (x) = Panjang jarak saluran sekunder/primer
Absis (y) = Elevasi kontur
b) Tentukan :
Nama saluran
Panjang saluran
Tinggi jagaan
Elevasi dasar saluran
Elevasi tanah asli
c) Berikan nama saluran sekunder/primer dan sesuaikan dengan panjang
saluran
d) Ukur tinggi elevasi tanah asli sesuai dengan dengan pada bagian hulu dan
hilir saluran
e) Gambar :
Tinggi elevasi tanah asli (sesuai kontur peta)
Tinggi muka air (pada tabel perhitungan tinggi muka air)
Tinggi jagaan = tinggi muka air + tinggi jagaan pada tabel
perhitungan dimensi saluran
Tinggi elevasi dasar saluran = tinggi muka air tinggi (h
desain
)
f) Buat bangunan terjun untuk menanggulangi ketinggian tekanan air, dibuat
setinggi 2 meter.























K
e
m
i
r
i
n
g
a
n

T
i
n
g
g
i

K
e
h
i
l
a
n
g
a
n
P
a
n
j
a
n
g
B
e
d
a

t
i
n
g
g
i
D
a
s
a
r
K
e
h
i
l
a
n
g
a
n

M
-
A
-
T
T
e
k
a
n
a
n
S
a
l
.

P
r

/
S
a
l
.

P
r

/
S
a
l
u
r
a
n
T
e
k
.
P
d
.

S
.
T
r
S
a
l
.
T
r
P
a
d
a

P
i
n
t
u
H
i
l
i
r
H
u
l
u
S
a
l
.

S
k
S
a
l
.

S
k
H
i
l
i
r
H
u
l
u
(
m
)
(
m
)
(
m
)
(
m
)
M
a
s
u
k
(
m
)
(
m
)
(
m
)
(
m
)
1
2
3
4
=
3
+
0
.
1
5
6
=
4
+
5
7
8
=
2
*
7
9
1
0
=
6
+
8
1
1
=
9
+
1
0
1
2
1
3
=
2
*
1
2
1
4
1
5
=
1
3
+
1
4
S
.
T
r

7
0
.
0
0
0
7
1
5
2
5
1
0
.
5
0
1
0
.
6
0
0
.
1
0
1
0
.
7
0
0
0
0
.
1
0
1
0
.
7
0
1
0
.
8
0
S
.
S
c

3
0
.
0
0
0
6
4
2
1
6
8
2
0
0
.
5
2
6
5
7
4
5
9
1
0
.
8
0
1
1
.
3
3
S
.
T
r

6
0
.
0
0
0
5
3
3
8
5
1
2
.
1
0
1
2
.
2
0
0
.
1
0
1
2
.
3
0
0
0
0
.
1
0
1
2
.
3
0
1
2
.
4
0
S
.
T
r

5
0
.
0
0
0
6
8
4
3
4
1
2
.
1
0
1
2
.
2
0
0
.
1
0
1
2
.
3
0
0
0
0
.
1
0
1
2
.
3
0
1
2
.
4
0
S
.
S
c

2
0
.
0
0
0
4
6
3
1
6
1
1
9
0
0
.
5
5
1
1
5
6
7
8
1
2
.
4
0
1
2
.
9
5
S
.
T
r

4
0
.
0
0
0
5
6
7
2
4
1
4
.
5
0
1
4
.
6
0
0
.
1
0
1
4
.
7
0
0
0
0
.
1
0
1
4
.
7
0
1
4
.
8
0
S
.
T
r

3
0
.
0
0
0
5
5
8
1
7
1
4
.
5
0
1
4
.
6
0
0
.
1
0
1
4
.
7
0
0
0
0
.
1
0
1
4
.
7
0
1
4
.
8
0
S
.
S
c

1
0
.
0
0
0
6
1
0
7
3
1
2
3
0
0
.
7
5
1
1
9
8
2
9
1
4
.
8
0
1
5
.
5
5
S
.
T
r

2
0
.
0
0
0
7
1
4
1
5
1
7
.
3
0
1
7
.
4
0
0
.
1
0
1
7
.
5
0
0
0
0
.
1
0
1
7
.
5
0
1
7
.
6
0
S
.
T
r

1
0
.
0
0
0
4
4
3
5
2
1
7
.
3
0
1
7
.
4
0
0
.
1
0
1
7
.
5
0
0
0
0
.
1
0
1
7
.
5
0
1
7
.
6
0
S
P

1
0
.
0
0
0
6
5
5
0
4
4
1
0
0
.
2
6
8
5
6
7
7
6
1
7
.
6
0
1
7
.
8
7
P
E
R
E
N
C
A
N
A
A
N

T
I
N
G
G
I

M
U
K
A

A
I
R
S
a
w
a
h
/

T
a
n
a
h

T
e
r
t
i
n
g
g
i
N
a
m
a
S
a
l
u
r
a
n
E
l
e
v
a
s
i
T
i
n
g
g
i

M
-
A
-
T
T
e
r
t
i
n
g
g
i
J
a
r
a
k

M
u
k
a
T
i
n
g
g
i

M
-
A
D
e
k
a
t

P
i
n
t
u

M
a
s
u
k
B
e
d
a
T
i
n
g
g
i
T
i
n
g
g
i

M
-
A
S
.

P
r

a
t
a
u

S
.

S
k

Anda mungkin juga menyukai