Anda di halaman 1dari 4

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TAWANGMANGU Mata Kuliah : Sosiologi dan IBD Masa Kuliah : Semester Genap/ 2 SKS Dosen

: Haryadi Baskoro Jenis Tugas : Laporan Hasil Wawancara Study Tour Kelompok I : Apriyana Bangkita Dewi NIM : 3612

Laporan ini merupakan hasil wawancara dengan saudara Anang dan Bapak Ngadimin di tempat ibadah Jemaat GBI Imamat Rajani Gondosuli, Tawangmangu. 1. Bahasa apa saja yang sering digunakan oleh masyarakat sekitar? Menurut hasil wawancara, didapati jawaban bahwa bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Jawa. Masyarakat asli Gondosuli masih menggunakan bahasa-bahasa bertingkat dalam bahasa Jawa seperti bahasa krama inggil/alus, krama dan ngoko,

tergantung lawan bicara. Terkadang masyarakat sekitar juga menggunakan bahasa Indonesia, dalam pertemuan-pertemuan khusus serta saat lawan bicara adalah orang luar desa atau pendatang. Dari hasil wawancara, penulis mendapati bahwa masyarakat sekitar masih sangat menghargai keberadaan bahasa daaerah, walaupun memang kadang-kadang juga harus menggunakan bahasa Jawa. Menurut pengamatan penulis, pembicaraan dalam pelaksanaan wawancara juga terasa lebih hangat ketika penulis bertanya dalam bahasa Jawa. Hal itu membuktikan memang bahasa Jawa masih melekat dalam kehidupan masyarakat Gondosuli pada umumnya.

2.

Apa saja agama yang dianut oleh masyarakat sekitar? Agama mayoritas masyarakat sekitar adalah Islam. Bapak Ngadimin mengaku bahwa awalnya beliau juga beragama Islam Kejawen, seperti masyarakat pada umumnya. Beliau juga melakukan penyembahan-penyembahan berhala. Ketika beliau ditanya tentang bagaimana keadaan hati beliaua ketika masih melakukan penyembahan berhala, beliau menjawab bahwa beliau merasa tenang, tetapi tidak puas. Ketika mengikut Yesus

2 kira-kira satu setengah tahun yang lalu, beliau mengakku perasaan beliau lebih damai dan lebih puas. Sedangkan Saudara Anang menceritakan pengalaman beliau sebelum ikut Yesus. Beliau mengaku bahwa beliau adalah seorang yang tidak beragama, bahkan bisa disebut orang jalan. Kemudian beliau bertobat pada bulan Mei tahun 2010 setelah orang tua beliau bertobat. Hal ini membuktikan bahwa keKristenan memberi dampak baik bagi masyarakat Gondosuli, bukan hanya ke dalam, tetapi juga keluar atau kepada masyarakat.

3.

Bagaimana hal yang berkaitan dengan seni? Masyarakat Gondosuli pada umumnya menyukai kesenian daerah yang meliputi wayang kulit dan reog. Masyarakat sekitar dapat menikmati kesenian tersebut saat dilaksanakan gotong royong membersihkan desa satu tahun sekali. Akan tetapi sekarang, kegiatan seperti ini hanya diikuti sebagaian besar oleh masyarakat usia dewasa sampai orang-orang tua. Hal ini disebabkan anak-anak muda lebih berminat untuk bekerja di luar desa daripada harus mengerjakan kebiasaan gotong royong yang dilakukan generasi sebelumnya.

4.

Bagaimana dengan mata pencaharian masyarakat sekitar? Sebagian besar masyarakat Gondosuli mempunyai mata pencaharian bertani dan beternak. Pada umumnya tanaman yang ditanam adalah sayur-sayuran. Sedang hewan yang diternakkan meliputi sapi, kambing dan ayam dan ikan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi masyarakat adalah musim yang tidak dapat dipastikan. Jika musim hujan tiba, masyarakat yang bekerja dalam bidang pertanian mencari pekerjaan sampingan sebagai buruh tani dan buruh bangunan di desa atau kota lain untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

3 Ada sebagian kecil dari masyarakat yang menjadi pegawai negeri. Tetapi hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

5.

Bagaimana teknologi atau sarana-prasarana yang digunakan masyarakat? Masyarakat Gondosuli sudah cukup banyak yang mempunyai tetvisa dan radio untuk mendapatkan informasi, disamping untuk hiburan. Sebagian juga sudah menggunakan handphone untuk komunikasi dengan kerabat di luar kota. Alat-alat lain seperti komputer, alat musik modern, dan sebagainya masih sangat jarang dimiliki. Bisa dikatakan masyarakat Gondosuli hidup dalam kesederhanaan sehubungan dengan alat-lat teknologi yang sudah ada saat ini.

6.

Bagaimana sistem kekrabatan atau organisasi antar masyarakat? Hubungan antar masyarakat Gondosuli terbilang harmonis. Antara satu dengan yang lain masih diikat dalam suatu organisasi aktif dengan pertemuan yang dilakukan sebulan sekali, secara khusus organisasi karang taruna. Selain itu juga ada organisasi PKK yang diikuti ibu-ibu rumah tangga. Saudara Anga memaparkan keadaan ini dengan mengatakan bahwa pada umumnya, secara lahir hubungan antara masyarakat adalah baik, tetapi tidak tahu bagaimana batin masing-masing. Karena faktanya, masyarakat terdiri dari berbagai agama dan tinggal dalam satu desa.

7.

Bagaimana pendidikan atau pengetahuan masyarakat sekitar? Adapun pendidikan masyarakat sekitar sebagian besar hanya sampai jenjang Sekolah Menengah Pertama, kemudian anak-anak muda segera mencari pekerjaan. Saudara Anang bersama dengan Bapak Ngadimin mengatakan bahwa hal itu karena

4 keinginan anak-anak sendiri, bukan paksaan orang tua mereka. Dan memang orang tua memberi kebebasan kepada anak-anak mereka untuk memilih bekerja atau melanjutkan sekolah. Akan tetapi tetap ada yang melanjutkan sekolah, bahkan yang bergelar sarjana, walaupun dalam jumlah yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai