Anda di halaman 1dari 55

PENUGASAN RAMADHAN MPF HERO 49

MASA PERKENALAN FAKULTAS FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Bahan Bacaan 1 Penugasan Liburan MPF Hero 49

LIMA PERSIAPAN RAMADHAN


Segala sesuatu yang kita hadapi akan lebih baik hasilnya jika kita memiliki persiapan sebelumnya. Tak terkecuali dengan Ramadhan. Apalagi ia merupakan tamu yang sangat istimewa dan sudah lama kita rindukan kehadirannya. Dengan persiapan yang baik kita bisa bersamanya dengan baik, dan kebersamaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula dikemudian hari. Dalam menyambut Ramadhan ada lima persiapan yang harus kita lakukan: Pertama, persiapan ilmu. Agar aktifitas di bulan Ramadhan bisa optimal kita jalankan, kita harus memiliki wawasan dan pemahaman yang benar dan cukup tentang Ramadhan dan hal-hal yang terkait dengannya. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis-majelis ilmu yang membahas tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW, sebelum, selama dan pasca Ramadhan. Ilmu harus kita dahulukan sebelum beramal. oleh karena itu, mulai sekarang harus kita programkan untuk membaca dan menghadiri majelis-majelis ilmu. Jangan sampai pemahaman hal-hal yang berhubungan dengan Ramadhan justru baru kita dapatkan ketika di akhir-akhir Ramadhan, walaupun bukan hal yang sia-sia, namun hal itu dapat mengurangi keuntungan kita di bulan penuh berkah ini. Kedua, persiapan semangat. Semangat Ramadhan harus kita miliki jauh-jauh hari sebelum ia tiba. Salafus-shaleh biasa membaca doa ini: "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan pertemukan kami dengan Ramadhan." Selain doa, semangat dapat kita tingkatkan dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah.Selain itu, di bulan dan hari-hari menjelang Ramadhan jangan sampai kita melakukan maksiat berbentuk apapun, tapi bukan berarti di bulan lainnya dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar jauh hari sebelum Ramadhan tiba kadar keimanan kita sudah meningkat. Hitunghitung sebagai pemanasan, sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah terbiasa dengan berbagai kebaikan dan jauh dari keburukan. Jangan sampai terjadi lagi, kenikmatan Ramadhan baru kita rasakan justru di akhir-akhir Ramadhan. Ketiga, persiapan fisik. Aktifitas di bulan Ramadhan memerlukan fisik yang lebih prima dari bulan lainnya. Sebab, jika fisik kita lemah, kemulian yang dilimpahkan Allah pada bulan tersebut tidak dapat kita raih secara maksimal. Kita harus membiasakan hidup sehat dengan mengatur pola makan, istirahat dan beraktifitas secara seimbang, serta cukup berolah raga, agar tubuh kita prima saat Ramadhan tiba.Kita juga harus melatih fisik untuk melakukan puasa sunnah, banyak berinteraksi dengan al-Qur'an, biasa bangun dan shalat malam, dan aktivitas lainnya. Agar kita memiliki ketahanan yang baik saat secara maksimal melakukannya di bulan Ramadhan. Keempat, persiapan harta. Sebaiknya, sebelum Ramadhan tiba kita sudah memiliki perbekalan harta yang cukup. Sehingga saat Ramadhan, waktu kita bisa lebih difokuskan untuk beribadah. Lebih dari itu, persiapan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah atau infaq kita di bulan Ramadhan. Apalagi pahalanya dilipatgandakan oleh Allah dan Rasulullah telah mencontohkan kedermawanan yang

sangat tinggi di bulan ini. Harus diingat pula bahwa, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran secara berlebihan sebagaimana tradisi masyarakat kita selama ini, yang bahkan cenderung ke arah israf dan tabdzir. Kelima, persiapan target peningkatan diri. Juga penting untuk kita persiapkan adalah target-target yang ingin kita capai di bulan Ramadhan nanti. Agar terjadi peningkatan dalam diri kita sesuai dengan yang kita inginkan. Misalnya target mengkhatamkan Alquran atau menghafalnya, target penguasaan bahasa Arab atau melancarkannya, target menamatkan kitab-kitab tafsir, hadits dan lainnya, target jumlah infaq, membantu orang yang kesusahan, dan yang semisalnya. Baik dari sisi kualitas maupun kwantitasnya. Pembuatan target capaian bulan Ramadhan akan memacu kita untuk beramal lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain untuk pribadi, dalam keluarga atau organisasi kita-pun sebaiknya juga dirancang target-target bersama yang akan dicapai di bulan Ramadhan ini. Dengan persiapan ini, semoga karunia terbesar di bulan Ramadhan dapat kita raih secara maksimal. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dan bermakna dari yang telah kita lalui sebelumnya! Semangat untuk menyambut ramadhan, adik-adik Hero 49!

Bahan Bacaan 2 Penugasan Liburan MPF Hero 49

AKTIVITAS DI BULAN RAMADHAN


1. Berpuasa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, artinya: "Setiap amal baik manusia akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat." Allah Ta'ala berfirman: "(Kecuali puasa), amal ibadah ini khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Karena ia telah meninggalkan syahwat makan dan minumnya karena Aku." Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menemui Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi." (HR Al Bukhari dan Muslim) 2. Qiyamullail Ia merupakan tradisi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat. Dalam sebuah riwayat, Nabi pernah bersabda: "Barang siapa shalat malam dibulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu." (HR.Al Bukhari dan Muslim). Aisyah Radhiallaahu 'anha pernah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan shalat malam, dan jika sakit atau kelelahan beliau shalat dengan duduk. Qiyamullail (tarawih) di bulan Ramadhan ini sebaiknya dilakukan dengan berjamaah agar tercatat sebagai orang yang melakukan qiyamullail (secara sempurna), sebagaimana disebutkan dalam hadits, artinya: "Barang siapa yang mendirikan shalat malam bersama dengan imam sampai selesai maka dicatat baginya shalat satu malam." (HR penulis As-Sunan) 3. Bersedekah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang sangat dermawan, terutama sekali pada bulan Ramadhan. Beliau pernah bersabda: "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan." (HR At Tirmidzi). Bentuk sedekah dibulan suci ini ialah dengan memberi makan kepada saudara kita sesama muslim terutama sekali kepada para fakir miskin dan lebih khusus bagi mereka yang taat dalam beragama. Disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Umar Radhiallaahuma 'anhu tidak berbuka kecuali bersama anakanak yatim dan fakir miskin. Cara lain bersedekah di bulan Ramadhan ialah dengan memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa secara umum, mengundang mereka berbuka bersama dan lain sebagainya. 4. Bersungguh-sungguh dalam membaca Al Qur'an Dalam hal ini ada dua poin pokok yaitu: a. Memperbanyak bacaan Al-Qur'an Supaya lebih cepat atau lebih banyak dalam menghatamkannya, namun tetap harus memperhatikan kaidah bacaan yang benar. Memperbanyak bacaan Al Qur'an ketika bulan Ramadhan merupa-kan amalan Rasulullah, shahabat dan para Imam kaum muslimin. b. Menangis ketika membaca Al- Qur'an Hal ini dapat tercapai dengan cara benar-benar meresapi, merenungkan dan memahami makna dari ayat-ayat yang kita baca sehingga akhirnya tenggelam dalam pengaruh keagungan Al-Qur'an yang menggetarkan hati. Nabi

Shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah mengomentari para ahli shuffah (kaum Muhajirin yang tinggal di Masjid Nabawi) yang menangis karena mendengarkan Al-Qur'an surat An Najm 59-60, beliau bersabda, artinya: "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah." (HR Al Baihaqi). 5. Duduk di masjid hingga terbit matahari Rasulullah bersabda, artinya: "Barangsiapa shalat fajar dengan ber-jama'ah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari, kemudian shalat dua raka'at baginya pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." (HR. AtTirmidzi dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani). Pahala sebesar ini adalah pada harihari biasa, maka bagaimana halnya jika itu dilakukan dalam bulan Ramadhan? 6. I'tikaf (Berdiam di Masjid dalam rangka ibadah) I'tikaf merupakan ibadah yang merangkum berbagai macam ketaatan seperti membaca Al Qur'an, shalat, dzikir, doa dan lain sebagainya. Ibadah ini sangat ditekankan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk mendapat lailatul qadar. Diriwayatkan bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam selalu melakukan i'tikaf pada setiap sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan pada tahun kewafatannya beliau beri'tikaf dua puluh hari. (Al Bukhari) 7. Umrah di bulan Ramadhan Tentang umrah dibulan ini Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya: "Umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) haji." Dalam riwayat lain, "menyamai (pahala) haji bersamaku." (HR Al Bukhari dan Muslim). 8. Berusaha meraih lailatul Qadar Keutamaan malam ini sungguh amatlah besar, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al Qadr, artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS Al Qadr 1-3) Nabi juga berusaha untuk mendapatkan lailatul qadar dan memerintahkan para shahabat dan keluarganya agar berusaha meraih malam itu. 9. Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar Di antara waktu-waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa adalah: o Ketika berbuka. o Sepertiga malam terakhir, ketika Allah turun ke langit dunia dan berfirman, artinya: "Siapa yang memohon akan Aku beri dan siapa yang minta ampun niscaya akan Aku ampuni." o Beristighfar di waktu sahur. o Hari Jum'at terutama di akhir siang-nya (menjelang Ashar). Bahagia sekali ketika kita berada di Bulan Ramadhan, kita dapat meningkatkan amalan dan ibadah kita. Mereguk banyak pahala akan memberikan keuntungan bagi kita. Apalagi ketika kita menemukan malam lailatul qodar. Hmm.. Sahabat Hero 49, mari kita samasama beribadah dan saling mengingatkan. Ayo keluarkan HP, saat sahabat Hero 49 membaca tulisan ini, kita sama-sama mengirimkan minimal satu saja SMS Tausyiah untuk teman-teman satu AK kita. Ganbaro!!

Bahan Bacaan 3 Penugasan Liburan MPF Hero 49

SEPULUH INDIKATOR SUKSES MERAIH KEUTAMAAN RAMADHAN


Berapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits Rasulullah tersebut harusnya dapat membangkitkan kewaspadaan kita untuk tidak terjerumus didalamnya. Berikut ini adalah uraian yang patut direnungkan agar kita tidak termasuk orang-orang yang disinggung dalam hadits Rasulullah tersebut. Sepuluh indikasi sukses meraih keutamaan Ramadhan : 1. Memperbanyak ibadah di bulan Syaban Ibadah sunnah di bulan Syaban berfungsi pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan Ramadhan. Berpuasa sunnah, memperbanyak ibadah shalat, tilawatul Quran sebelum Ramadhan, akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif untuk pelaksanaan ibadah di bulan puasa. Itulah hikmahnya kenapa Rasulullah saw. dalam hadits riwayat Aisyah, disebutkan paling banyak melakukan puasa di bulan Syaban. 2. Memenuhi target pembacaan Al-Quran Orang yang berpuasa di bulan ini, sangat dianjurkan memiliki wirid al-Quran yang lebih baik dari bulan-bulan selainnya. Minimal harus dapat mengkhatamkan satu kali sepanjang bukan ini karena memang itulah target minimal pembacaan al-Quran yang diajarkan oleh Rasulullah saw. 3. Memelihara lidah Bila salah seorang dari kalian berpuasa maka hendaknya ia tidak berbicara buruk dan aib. Dan jangan berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki seseorang maka berkatalah, Aku berpuasa. (HR. Bukhari) 4. Menjaga pandangan dari yang haram Puasa yang tidak menambah pelakunya lebih memelihara mata dari yang haram, menjadikan puasa itu nyaris tak memiliki pengaruh apapun dalam perbaikan diri. Karenanya boleh jadi puasnya secara hukum sah, tapi substansi puasa itu tidak akan tercapai. 5. Menghidupkan malam dengan ibadah Salah satu cirri khas bulan Ramadhan adalah Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam dengan shalat dan doa-doa tertentu. Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih, tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga. 6. Tidak makan berlebihan di saat berbuka Jika saat berbuka puasa menjadi saat melahap semua keinginan nafsunya yang tertahan sejak pagi hingga petang, menjadikan saat berbuka sebagai kesempatan balas dendam dari upaya menahan lapar dan haus selama siang hari, maka nilai pendidikan puasa akan hilang. Puasa pada hakikatnya adalah pendidikan bagi jiwa untuk mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu. Hasil pendidikan itu akan tercermin dalam pribadi orang yang

lebih bisa bersabar, menahan diri, tawakkal, pasrah, tidak emosional, tenang dalam menghadapi berbagai persoalan. Puasa menjadi kecil tak bernilai dan lemah unsur pendidikannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat berbuka. 7. Mengoptimalkan infaq Rasulullah saw, seperti digambarkan dalam hadits, menjadi sosok yang paling murah dan dermawan di bulan Ramadhan. Di bulan inilah, satu amal kebajikan bisa bernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat dibandingkan bulan-bulan lainnya. Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan. 8. Memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir Rasulullah dan para sahabat mengkhususkan 10 hari terakhir untuk berdiam di dalam masjid, meninggalkan semua kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah, dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan, sat diturunkannya al-Quran. Pada detik-detik terakhir menjelang usainya Ramadhan, mereka merasakan kesedihan mendalam karena harus berpisah dengan bulan mulia itu. Sebagian mereka bahkan menangis karena akan berpisah dengan bulan mulia. Ada juga yang berguman jika mereka dapat merasakan Ramadhan sepanjang tahun. 9. Tidak bermaksiat lagi setelah Ramadhan Jangan memandang Idul Fitri dan selanjutnya sebagai hari merdeka dari pe njara untuk kembali melakukan berbagai penyimpangan. Orang yang berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai kerangkeng. 10. Memelihara kesinambungan ibadah setelah Ramadhan Amal-amal ibadah satu bulan Ramadhan, adalah bekal pasokan agar ruhani dan keimanan seseorang meningkat untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya. Namun, orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan, saat ia tidak berupaya menghidupkan dan melestarikan amal-amal ibadah yang pernah ia jalankan dalam satu bulan itu. Wah senang sekali ketika kita dapat sukses dalam menghadapi bulan pernuh berkah ini. Semangat dan sukses Sahabat Hero 49!!

Bahan Bacaan 4 Penugasan Liburan MPF Hero 49

MENGENDALIKAN LIDAH
Sahl bin Sad berkata: Rasulullah saw bersabda : Siapa yang menjamin untukku apa yang ada diantara dua janggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya sorga. (HR. Bukhari) Diantara perkataan ada yang buruk dan ada yang lebih buruk, ada yang keji dan ada yang lebih keji, ada yang baik dan ada yang lebih baik. Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: Hendaklah mereka mengucapkan yang lebih baik. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. (alIsra:53) Diantara kewajiban utama kita dalam urusan lidah ini ialah menggunakannya dalam dawah kepada kebaikan, amar maruf, nahi munkar, mendamaikan persengketaan dan menyerukan kebaikan dan taqwa. Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran:104) Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shadqah, atau berbuat maruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia. (an-Nisa:114) Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan taqwa. (alMujadilah:9) Tetapi daftar kewajiban lidah dan larangannya sangat banyak. 1.A. BAHAYA LIDAH DAN KEUTAMAAN DIAM Bahaya lidah sangat besar. Sahl bin Sad berkata: Rasulullah saw bersabda : Siapa yang menjamin untukku apa yang ada diantara dua janggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya sorga. (HR. Bukhari) Rasulullah saw. ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam sorga, lalu beliau bersabda: Taqwa kepada Allah dan akhlaq yang baik. Dan beliau ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, kemudian beluai bersabda: Dua hal yang kosong: Mulut dan kemaluan. (HR. Tirmidzi) Muadz bin Jabal berkata: Aku berkata, wahai Rasulullah, apakah kita akan disiksa karena apa yang kita ucapkan? Nabi saw. bersabda: Bagaimana kamu ini wahai Ibnu Jabal, tidaklah manusia dicampakkan ke dalam api neraka kecuali karena akibat lidah mereka. (HR. Tirmidzi)

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya. (HR. Thabrani, Ibnu Abu Dunya, al-Baihaqi) Dari Shafwan bin Sulaim, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlaq yang baik. (HR. Ibnu Abu Dunya) Nabi saw. bersabda: Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karenasesungguhnya dengan demikian kamu dapat mengalahkan syetan. (HR.Thabrani, Ibnu Hibban) Sesungguhnya lidah orang Mumin berada di belakang hatinya; apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka ia merenungkannya dengan hatinya kemudian lidahnya menunaikannya. Sedangkan lidah orang munafiq berada di depan hatinya; apabila menginginkan sesuatu maka ia menunaikannya dengan lidah dan hatinya. Umar ra. berkata, Siapa yang banyak omongnya banyak kesalahannya, siapa yang banyak kesalahannya banyak pula dosanya, dan siapa yang banyak dosanya maka api neraka lebih cocok untuknya. Apa sebabnya diam memiliki keutamaan demikian besar? Maka ketahuilah bahwa sebabnya adalah karena banyaknya penyakit lidah. Penyakit yang banyak ini sangat mudah dan ringan meluncur dari lidah, terasa manis di dalam hati dan memiliki berbagai dorongan dari tabiat syetan. Disamping bahwa di dalam diam itu terkandung kewibawaan, konsentrasi untuk berfikir, dzikir dan ibadah. Dalam diam juga terkandung keselamatan dari berbagai tanggungjawab perkataan di dunia dan hisabnya di akhirat. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Qaaf: 18) Perkataan terbagi atas empat bagian: Perkataan yang berbahaya sepenuhnya, perkataan yang bermanfaat sepenuhnya, perkataan yang mengandung manfaat dan bahaya, perkataan yang tidak berbahaya dan tidak bermanfaat. Pada perkataan yang berbahaya sepenuhnya maka kita harus diam tidak mengucapkannya. Demikian pula perkataan yang mengandung bahaya dan manfaat. Adapun perkataan yang tidak mengandung bahaya dan tidak pula bermanfaat maka ia adalah fudhul (hal yang berlebih dari yang diperlukan); menyibukkan diri dengannya berarti menyia-nyiakan waktu dan merupakan kerugian. 1.B. PENYAKIT-PENYAKIT LIDAH Berikut ini penyakit-penyakit lidah dan dimulai dengan yang paling ringan kemudian meningkat kepada yang lebih berat : 1.b.i. Penyakit Pertama: Pembicaraan yang tidak Berguna Jika Anda berbicara tentang sesuatu yang tidak Anda perlukan dan tidak bermanfaat bagi Anda, maka berarti Anda menyia-nyiakan waktu. Anda akan dihisab atas perbuatan lidah Anda dan berarti Anda telah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih rendah. Kalau Anda pergunakan waktu bicara tersebut untuk berfikir bisa jadi Anda akan mendapatkan limpahan rahmat Allah pada saat tafakkur sehingga sangat besar manfaatnya. Sekiranya Anda memuji Allah, menyebut-Nya dan mengagungkanNya niscaya hal itu lebih baik. Berapa banyak satu kalimat yang dengannya dibangun istana di sorga. Sekalipun pembicaraan yang tidak berguna tidak berdosa, tetapi dia telah merugi karena terluput mendapatkan keuntungan besar dari dzikrullah. Diamnya orang

Mumin hendaknya merupakan tafakkur, penglihatannya merupakan pengambilan pelajaran, dan ucapannya merupakan dzikir. Bahkan modal hamba adalah waktunya. Bila dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat baginya dan tidak dipakai untuk menimbun pahala di akhirat maka sesungguhnya dia telah menyianyiakan modalnya. Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Batasan perkataan yang tidak bermanfaat bagi Anda ialah Anda mengatakan sesuatu pembicaraan yang sekiranya Anda tidak mengucapkannya maka Anda tidak berdosa dan tidak membahayakan keadaan ataupun harta. Misalnya, menyebutkan kisah perjalanan Anda, menanya orang lain tentang sesuatu yang tidak bermanfaat bagi Anda, karena dengan pertanyaan itu berarti Anda menyia-nyiakan waktu Anda dan Anda telah memaksa teman Anda untuk menjawabnya sehingga dia pun terbawa kepada hal yang sia-sia. Obat dari semua ini adalah mengetahui bahwa dirinya akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kata yang diucapkan, lidahnya adalah jarring yang bisa dipakai untuk mendapatkan bidadari sorga, menyia-nyiakan hal tersebut merupakan kerugian yang nyata. Itulah obat dari segi ilmu. Dari segi amal adalah dengan uzlah atau meletakkan kerikil di dalam mulutnya atau mewajibkan dirinya untuk diam tidak mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya sehingga lidahnya terbiasa meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya. 1.b.ii. Penyakit Kedua: Berlebihan dalam Berbicara Meliputi pembicaraan yang tidak bermanfaat dan menambah pembicaraan yang bermanfaat sehingga melebihi keperluan. Ibrahim at-Taimi berkata, Apabila seorang Mumin ingin berbicara maka ia melihat, jika menguntungkan dirinya ia berbicara tetapi jika merugikan maka ia menahan diri. Orang yang durhaka adalah orang yang lidahnya terumbar bebas. Sebagian kaum bijak bestari berkata, Apabila seseorang berada dalam sebuah majlis lalu berambisi untuk bicara maka hendaklah ia diam dan apabila diam lalu selalu ingin diam, maka hendaklah ia berbicara. Yazid bin Abu Hubaib berkata, Termasuk fitnah seorang alim ialah jika dia lebih suka berbicara ketimbang mendengarkan. Jika sudah ada orang yang berbicara cukup maka mendengarkan adalah keselamatan sedangkan ikut berbicara adalah kelebihan omongan dan kekurangan. 1.b.iii. Penyakit Ketiga: Melibatkan Diri dalam Pembicaraan yang Batil Yakni pembicaraan tentang berbagai kemaksiatan. Orang yang terlalu banyak berbicara tentang hal yang tidak berguna tidak akan aman dari terlibat dalam kebatilan. Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. (an-Nisa:140) Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang membuat teman-teman duduknya tertawa, tetapi ucapan tersebut menjerumuskannya lebih jauh dari bintang Trusaya. (HR. Ibnu Abu Dunya) Ibnu Sirin berkata, Seorang Anshar melewati suatu majlis mer eka lalu dia berkata kepada mereka, Berwudhulah karena sebagian yang kalian ucapkan lebih buruk dari hadats.

1.b.iv. Penyakit Keempat: Perbantahan dan Perdebatan Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu mempermainkan-nya, dan janganlah kamu membuat janji dengannya lalu tidak kamu tepati. (HR. Tirmidzi) Siapa yang meninggalkan perbantahan padahal dia benar maka dibangun untuknya sebuah rumah di sorga yang paling atas. Siapa yang meninggalkan perbantahan sedangkan dia salah maka dibangun untuknya sebuah rumah di bagian pinggir sorga. (HR. Tirmidzi) Tidaklah sesat suatu kaum setelah Allah menunjuki mereka kecuali karena mereka melakukan perdebatan (HR. Tirmidzi) Perbantahan ialah setiap sanggahan terhadap pembicaraan orang lain dengan menampakkan ketimpangan di dalamnya. Meninggalkan perbantahan adalah dengan meninggalkan pengingkaran dan sanggahan. Setiap pembicaraan yang Anda dengar jika tidak berkaitan dengan urusan agama [juga tidak menimbulkan kerusakan] maka hendaklah Anda mendiamkannya. Motivasi yang menggerakkan penyakit ini adalah rasa superioritas dengan menampakkan ilmu dan keunggulan disertai serangan terhadap orang lain dengan menampakkan kekurangannya. Kedua hal ini adalah syahwat batin bagi jiwa. 1.b.v. Penyakit Kelima : Pertengkaran Ia lebih berat dari perbantahan dan perdebatan. Perbantahan adalah pengertian tentang perkara yang berkaitan dengan memenangkan pendapat atau pemikiran tanpa terkait tujuan selain melecehkan orang lain, dan menampakkan keunggulan dan kepintarannya. Sedangkan pertengkaran adalah bersikeras dalam pembicaraan untuk mendapatkan harta atau hak yang direncanakan. Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras dalam pertengkaran. (HR. Bukhari) Jika Anda berkata, bila manusia memiliki hak lalu untuk mendapatkannya atau menjaganya dia harus bertengkar karena dizalimi, maka bagaimana hukumnya dan bagaimana pertengkaran itu dicela, Maka ketahuilah bahwa celaan ini ditujukan kepada orang yang bertengkar dengan cara yang batil dan tanpa ilmu. Celaan ini juga ditujukan kepada orang yang menuntut haknya tetapi tidak membatasi diri sesuai keperluannya. Perkataan yang baik adalah lawan dari pertengkaran, perbantahan, perdebatan yang notabene merupakan perkataan yang dibenci, dapat melukai hati, dapat mengeruhkan kehidupan, dan membangkitkan kemarahan dan membuat dada panas. Hal yang akan memasukkan kamu ke dalam sorga (diantaranya) adalah perkataan yang baik dan memberi makan. (HR. Thabrani) Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia. (al-Baqarah: 83) Takutlah kalian akan api neraka sekalipun dengan sebelah biji korma; jika kamu tidak punya maka dengan perkataan yang baik. (HR. Bukhari dan Muslim) 1.b.vi. Penyakit Keenam: Berkata Keji, Jorok dan Cacian

Jauhilah kekejian, karena Allah tidak menyukai kekejian dan membuat-buat kekejian. (HR. Nasai, al-Hakim dan Ibnu Majah) Orang Mumin itu bukanlah orang yang suka melukai, bukan orang yang suka melaknat, bukan orang yang suka berkata keji dan bukan pula orang yang suka berkata kotor. (HR. Tirmidzi) Berkata kotor dan vulgar adalah dua cabang diantara cabang-cabang nifaq. (HR. Tirmidzi, al-Hakim) Yang dimaksud dengan perkataan vulgar (al-bayan) disini adalah mengungkapkan sesuatu yang tidak boleh diungkapkan. Atau berterus terang menyampaikan apa yang manusia merasa malu mengungkapkannya secara vulgar. Sesungguhnya kekejian dan saling berkata keji bukan dari Islam sama sekali, dan sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya. (HR. Ahmad dan Ibnu Abu Dunya) Hakikat berkata keji ialah mengungkapkan hal-hal yang buruk dengan ungkapanungkapan yang vulgar. Kebanyakan hal tersebut berkaitan dengan masalah seksual dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Orang-orang yang rusak memiliki ungkapanungkapan vulgar dan keji yang dipergunakan untuk mengungkapkan hal tersebut, sedangkan orang-orang shalih menghindarinya dan menggunakan bahasabahasa kiasan. Ibnu Abbas berkata, Sesungguhnya Allah sangat pemalu lagi Mahamulia; memaafkan dan menggunakan bahasa kiasan memakai kata menyentuh untuk mengungkapkan jima. Jadi, menyentuh, masuk dan bergaul adalah kiasan untuk jima, dan kata-kata itu tidak keji. Penggunaan bahasa kiasan juga dipakai untuk membuang hajat untuk buang air. Ada ungkapan-ungkapan keji yang tidak layak disebutkan dan biasanya dipakai untuk mencaci. Hal yang mendorong berkata keji diantaranya keinginan untuk menyakiti atau kebiasaan akibat pergaulan dengan orang-orang fasik dan orang-orang hina yang diantara kebiasaan mereka adalah mencaci-maki. Seorang Arab badui berkata kepada Rasulullah saw, Wasiatilah aku. Nabi saw. bersabda: Kamu harus bertaqwa kepada Allah; jika seseorang mencelamu dengan sesuatu yang diketahuinya ada pada dirimu maka janganlah kamu membalas mencelanya dengan sesuatu yang ada pada dirinya, niscaya dosanya kembali kepadanya dan pahalanya untuk kamu, dan janganlah kamu mencela sesuatu. Orang Arab Badui itu berkata, Setelah itu aku tidak pernah mencela sama sekali. (HR. Ahmad dan Thabrani) Mencaci-maki orang Mumin adalah kefasikan sedangkan membunuhnya adalah kekafiran. (HR. Bukhari dan Muslim) Dua orang yang saling mencaci-maki apa yang mereka katakan, maka adalah atas (tanggungan) orang yang memulai dari keduanya sampai orang yang teraniaya melampaui batas. (HR. Muslim)

Diantara dosa besar adalah seseorang mencaci kedua orang tuanya.. Para shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencaci kedua orang tuanya? Nabi saw. bersabda: Dia mencaci bapak seseorang lalu orang itu mencaci bapaknya. (HR. Bukhari dan Muslim) 1.b.vii. Penyakit Ketujuh: Nyanyian dan Syair Adapun syair, maka perkataannya yang baik adalah baik dan perkataannya yang buruk adalah buruk. Tetapi berkonsentrasi penuh untuk syair adalah tercela. Membaca syair tidak haram jika tidak mengandung kata-kata yang dibenci. 1.b.viii. Penyakit Kedelapan: Senda Gurau Asalnya tercela dan dilarang kecuali dalam kadar yang sedikit. Yang dilarang adalah senda gurau yang berlebihan atau terus menerus, karena bersenda gurau secara terus menerus berarti sibuk dengan permainan dan hal yang sia-sia. Senda gurau yang berlebihan akan menyebabkan banyak tertawa padahal banyak tertawa itu bisa mematikan hati dan menjatuhkan kewibawaan. Senda gurau yang terbebas dari hal-hal tersebut tidak tercela. Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda Sesungguhnya aku bersenda gurau tetapi aku tidak mengatakan kecuali yang benar. Orang seperti Nabi saw. bisa bersenda gurau tanpa berdusta, sedangkan orang selainnya apabila telah membuka pintu senda gurau maka tujuannya adalah membuat orang tertawa sesukanya. Padahal Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu perkataan yang membuat teman-teman duduknya tertawa, tetapi dengan perkataan itu dia terjerumus ke dalam api neraka lebih jauh dari bintang tsuraiya. Selain itu banyak tertawa juga menjadi tanda kelalaian dari akhirat. Nabi saw. bersabda : Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa. (HR. Bukhari dan Muslim) Tertawa yang tercela adalah tertawa terbahak-bahakn sedangkan tertawa yang terpuji adalah tersenyum hingga terlihat giginya tetapi tanpa terdengar suara keras. Demikianlah senyum Rasulullah saw. (Hadits semakna dengan ini terdapat di dalam riwayat Muslim) 1.b.ix. Penyakit Kesembilan: Ejekan dan Cemoohan Hal ini diharamkan, karena dapat menyakiti. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). (al-Hujurat:11) Arti ejekan ialah penghinaan, pelecehan dan penyebutan berbagai aib atau kekurangan untuk mentertawakannya. Dari Abdullah bin Zamah bahwa ia mendengar Rasulullah saw berkhutbah lalu menasihati mereka tentang tertawa mereka kepada orang yang kentut. Nabi saw. bersabda: Mengapa salah seorang diantara kalian menertawakan apa yang diperbuatnya. (HR. Bukhari dan Muslim) 1.b.x. Penyakit Kesepuluh: Janji Palsu Lidah sangat mudah memberikan janji, sedangkan jiwa terkadang tidak memungkinkan untuk menepatinya sehingga janji itu teringkari. Wahai orang-orang yang beriman, tepatilah janji-janji (kalian). (al-Maidah:1)

Ibnu Masud tidak pernah memberikan janji kecuali dengan mengatakan, insya Allah. Ini lebih utama. Kemudian jika hal itu difahami sebagai kepastian janji maka harus ditepati kecuali berhalangan. Jika pada saat memberikan janji sudah bertekad untuk tidak menepati maka hal itu adalah nifaq. Empat hal siapa yang berada padanya maka dia adalah munafiq dan siapa yang salah satu sifat tersebut ada padanya maka pada dirinya ada salah satu sifat nifaq hingga ditinggalkannya: Apabila berbicara berdusta, apabila berjanji mengingkari, apabila membuat kesepakatan berkhianat, dan apabila bertengkar berlaku curang. (HR. Bukhari dan Muslim) 1.b.xi. Penyakit Kesebelas: Berdusta dalam Perkataan dan Sumpah Sesungguhnya dusta membawa kepada kedurhakaan, sedangkan kedurhakaan menyeret ke neraka, dan sesungguhnya seseorang berdusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Bukhari dan Muslim) Nabi saw. bersabda : Aku (bermimpi) melihat seolah-olah ada orang yang datang kepadakuseraya berkata bangunlah, lalu aku bangkit bersamanya, kemudian tibatiba aku bertemu dua orang lelaki; yang satu berdiri sedangkan yang lain duduk. Di tangan orang yang berdiri ada pengait dari besi lalu menjejalkannya ke dagu orang yang dudul lalu menariknya hingga sampai ke pundaknya, kemudian ia menariknya lalu menjejalkannya ke sisi yang lain lalu memanjangkannya; apabila ia memanjangkannya maka sisi yang lain kembali seperti semula. Kemudian aku bertanya kepada orang yang membangunkan aku, apa ini? Ia berkata, Ini adalah seorang pendusta yang disiksa di kuburnya hingga hari kiamat. (HR.Bukhari) Rasulullah saw. bersabda dalam keadaan bersandar: Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar, yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Kemudian Rasulullah saw. duduk dan bersabda: Ketahuilah dan berkata dusta. (HR. Bukhari dan Muslim) Sesungguhnya seorang hamba berdusta sekali sehingga malaikat menjauh darinya sejauh perjalanan satu mil karena busuknya apa yang diperbuatnya itu. (HR. Tirmidzi) Dusta yang Ditoleransi Maimun bin Mahran berkata, Dusta dalam sebagian perkara lebih baik dari kejujuran. Bagaimanakah pendapatmu jika ada seseorang yang mengejar orang lain dengan membawa pedang untuk membunuhnya lalu orang yang dikejar itu masuk rumah, kemudian orang yang mengejar itu bertanya kepadamu Apakah kamu melihat si Fulan?. Apa yang akan Anda katakana? Tidakkah Anda menjawabnya, Tidak tahu? Anda tentu tidak jujur kepadanya, tetapi kedustaan ini wajib Anda lakukan. Pembicaraan adalah sarana untuk mencapai tujuan. Setiap tujuan terpuji yang bisa dicapai dengan kejujuran dan kedustaan maka melakukan kedustaan dalam hal ini adalah haram. Jika bisa dicapai dengan kedustaan tetapi tidak bisa dicapai dengan kejujuran maka kedustaan dalam hal ini adalah mubah, jika pencapaian hal itu memang mubah, atau wajib jika pencapaian tujuan itu sendiri wajib dilakukan. Dari Ummu Kultsum, ia berkata: Aku tidak pernah mendengar Rasulullah saw. memberikan keringanan dalam berdusta kecuali menyangkut tiga hal: Seseorang yang

mengucapkan perkataan untuk tujuan perdamaian, seseorang yang mengucapkan perkataan dalam perang dan seseorang yang berbicara kepada istrinya atau istri yang berbicara kepada suaminya. (HR. Muslim) Ketiga hal tersebut di atas merupakan pengecualian (untuk berdusta) yang disebutkan secara tegas, sedangkan hal-hal lain bisa disamakan dengannya jika terkait dengan tujuan yang benar. 1.b.xii. Penyakit Keduabelas: Menggunjing (Ghibah) Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? (alHujurat:12) Setiap Muslim bagi Muslim yang lain haram darah, harta dan kehormatannya. (HR. Muslim) Janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling bersaing, dan janganlah kalian saling membuat makar. Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari dan Muslim) Para shahabat ra. saling bertemu dengan gembira dan tidak menggunjing bila saling berpisah. Mereka menganggap hal tersebut sebagai amal perbuatan yang paling utama sedangkan kebalikannya merupakan tradisi orang-orang munafiq. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. (al-Humazah:1) Ibnu Abbas berkata, Apabila kamu hendak menyebut aib saudaramu maka ingatlah aib dir imu sendiri. Makna Ghibah dan Batasannya Ghibah ialah menyebut saudaramu dengan hal yang tidak disukainya seandainya ia mendengarnya, baik kamu menyebutkan dengan kekurangan yang ada pada badan (menyebut pendek, hitam dan semua hal yang menggambarkan sifat badannya yang tidak disukainya), nasab (mengatakan hina), akhlaq (mengataka buruk akhlaqnya, sombong, pengecut, dan lain sebagainya), perbuatan, perkataan, agama atau dunianya, bahkan pada pakaian, rumah dan kendaraannya. Nabi saw. bersabda: Tahukan kalian apa itu ghibah? Sahabat menjawab, Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi saw. bersabda: Kamu menyebut saudaramu dengan hal yang tidak disukainya. Ditanyakan, Bagaimana jika apa yang aku katakana itu ada pada diri saudaraku itu? Nabi saw. menjawab: Jika apa yang kamu katakana itu ada pada dirinya maka sungguh kamu telah menggunjingnya dan jika tidak ada pada dirinya maka sungguh kamu telah menyebutkan hal yang dusta tentang dirinya. (HR. Muslim) Ghibah tidak Hanya Terbatas pada Lidah Isyarat, anggukan, picingan, bisikan, tulisan, gerakan dan semua hal yang memberi pemahaman tentang apa yang dimaksud, maka ia masuk ke dalam ghibah dan diharamkan.

Contoh diantaranya adalah berjalan menirukan cara berjalannya. Ini adalah ghibah bahkan lebih berat dari ghibah dengan lidah, karena ia lebih kuat dalam penggambaran dan pemberian kesan. Bentuk ghibah lainnya adalah mendengarkan ghibah dengan mengaguminya, karena dengan memperlihatkan kekagumannya sesungguhnya dia telah mendorong semangat orang yang melakukan ghibah. Bahkan orang yang diam saja ketika mendengar ghibah sama dengan orang yang melakukan ghibah. Orang yang mendengar ghibah tidak terbebas dari dosa kecuali dengan mengingkari secara lisan atau dengan hatinya jika takut. Jika mampu melakukannya atau memotong omongannya dengan omongan lain tetapi dia tidak melakukannya maka dia berdosa. Siapa yang membela kehormatan saudaranya yang sedang dipergunjingkan, maka Allah akan membebaskannya dari api neraka.(HR. Ahmad dan Thabrani) Hal-hal yang Mendorong Ghibah Secara umum, pendorong ghibah terangkum dalam sebab-sebab berikut : Pertama, melampiaskan kemarahan. Kedua, menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, berbasa-basi kepada teman dan mendukung pembicaraan mereka. Apabila mereka berpesta dengan menyebutkan aib orang, maka ia merasa kalau perbuatan mereka itu ditentang pasti mereka berkeberatan dan menjauhi dirinya. Karena itu ia kemudian mendukung mereka dan menganggap hal tersebut sebagai pergaulan yang baik dan basa-basi dalam persahabatan. Ketiga, ingin mendahului menjelek-jelekkan keadaan orang yang dikhawatirkan memandang jelek ihwalnya di sisi orang yang disegani . Keempat, keinginan bercuci tangan dari perbuatan yang dinisbatkan (disebutkan) kepada dirinya. Kelima, ingin membanggakan diri. Yaitu mengangkat dirinya dengan menjatuhkan orang lain. Misalnya berkata, Si Fulan itu bodoh. Maksud terselubung dari ucapannya ini adalah untuk mengukuhkan keunggulan dirinya dan memperlihatkan bahwa dirinya lebih tahu ketimbang orang tersebut. Keenam, kedengkian. Ketujuh, bermain-main, senda gurau, dan mengisi waktu kosong dengan lelucon . Kedelapan, melecehkan dan merendahkan orang lain demi untuk menghinakannya. Penyebabnya adalah kesombongan dan menganggap kecil orang yang direndahkan itu. Obat yang dapat Mencegah Lidah dari Ghibah a) Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkan kemurkaan Allah b) Mengetahui bahwa ghibah dapat membatalkan kebaikan-kebaikannya di hari kiamat c) Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikannya kepada orang yang digunjingnya, sebagai ganti dari kehormatan yang telah dinodainya; jika tidak memiliki kebaikan yang bisa dialihkan maka keburukan-keburukan orang yang digunjingnya akan dialihkan kepadanya. d) Jika hamba meyakini berbagai nash tentang ghibah niscaya lidahnya tidak akan melakukan ghibah karena takut kepada hal tersebut.

e) Akan bermanfaat juga jika dia merenungkan tentang dirinya. Jika mendapatkan cacat maka ia sibuk mengurusi cacat dirinya dan merasa malu untuk tidak mencela dirinya lalu mencela orang lain. f) Akan bermanfaat baginya jika dia mengetahui bahwa orang lain merasa sakit karena ghibah yang dilakukannya sebagaimana dia merasa sakit bila orang lain menggunjingnya. Sedangkan pengobatan secara rinci, adalah dengan memperhatikan sebab yang mendorong melakukan ghibah, karena obat penyakit adalah dengan memutus sebabsebabnya. Haramnya Ghibah dengan Hati Buruk sangka adalah haram sebagaimana perkataan yang buruk juga haram. Adapun lintasan-lintasan pikiran maka hal itu dimaafkan, bahkan kera guan hati juga dimaafkan, tetapi yang dilarang adalah prasangka. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. (al-Hujurat:12) Anda tidak boleh meyakini keburukan orang lain kecuali bila Anda telah melihatnya dengan nyata sehingga tidak dapat diartikan dengan hal lainnya. Beberapa Alasan yang Memberikan Rukhshah dalam Ghibah 1) Mengadukan kezhaliman. 2) Menjadi sarana untuk mengubah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang benar 3) Meminta fatwa 4) Memperingatkan orang Muslim dari keburukan 5) Jika orang yang disebutkan sudah dikenal dengan nama julukan yang mengungkapkan tentang cacatnya. 6) Jika orang yang disebutkan melakukan kefasikan secara terang-terangan 1.b.xiii. Penyakit Ketigabelas : Melibatkan Diri Secara Bodoh pada Beberapa Pengetahuan dan Pertanyaan yang Menyulitkan Orang awam merasa senang melibatkan diri pada pengetahuan, karena syetan menumbuhkan khayalan bahwa dirinya termasuk kalangan ulama dan orang yang memiliki keutamaan. Syetan terus menimbulkan khayalan itu hingga dia berbicara tentang pengetahuan yang membawanya kepada kekafiran sedangkan dia tidak menyadarinya. Setiap orang yang ditanya tentang pengetahuan yang rumit sedangkan pemahamannya belum mencapai tingkatan tersebut maka ia adalah tercela. Karena sesungguhnya dia dalam kaitannya dengan pengetahuan tersebut sangat awam. Maraji Said bin Muhammad Daib Hawwa, Mensucikan Jiwa : Konsep Tazkiyatun nafs Terpadu

Bahan Bacaan 5 Penugasan Liburan MPF Hero 49

AKRAB DENGAN AL-QURAN


Al-Quran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah swt. Isinya merupakan penyempurna dan pengoreksi semua isi kitab suci terdahulu. Dengan diturunkannya ayat terakhir dari Al-Quran, berarti terhentilah wahyu dari langit dan berakhirlah pengutusan para rusul ke dunia. Nabi Muhammad saw. Sebagai penerima wahyu terakhir tersebut adalah pemungkas para Rasul (QS. Al-Ahzab: 40). Al-Quran merupakan undang-undang langit terakhir yang berfungsi mengubah undang-undang samawi sebelumnya. Apa yang masih dianggap relevan dengan tuntutan zaman masih tersirat dan atau tersurat di dalamnya, karena Al- Quran adalah puncak dari perundangundangan Ilahi dan pemungkas wahyu samawi. Isi kitab samawi sebelumnya yang telah diubah oleh tangantangan kotor manusia, dikoreksi dan diluruskan. Undang-udang pokok yang dibutuhkan umat manusia sampai akhir zaman untuk mengatur kehidupannya telah lengkap tercantum dalam Al-Quran (QS Al-Maidah: 3). Al-Quran diturunkan berfungsi membenarkan dan meluruskan apa yang ada pada kitab suci sebelumnya serta menyempurnakan risalah para Nabi terdahulu, untuk dijadikan sebagai risalah universal yang mencakup semua kebutuhan manusia, kapan dan dimana saja mereka berada. (QS. Al-Maidah: 48). 1. Kesempurnaan dan Kelengkapan Isi Al-Quran Dalam surat Al-Maidah ayat 3 Allah menyatakan, Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapkan nikmatKu kepadamu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. Ayat ini menyuratkan dua hal pokok. Pertama, Allah telah menyempurnakan isi Al-Quran. Dalam artian dari aspek kualitas, ajaran Al-Quran amat sempurna dan tidak terdapat kontradiksi sama sekali. Kedua, Allah telah mencukupkan atau melengkapkan nikmat-Nya kepada Muhammad saw. Diantara nikmat yang paling agung adalah nikmat Islam. Berarti Allah telah melengkapkan ajaran Islam. Kelengkapan ajaran Al-Quran ini ditinjau dari segi kuantitas ajarannya. Menuntut ayat tersebut, ajaran Al-Quran telah mencakup semua aspek hukum dan aspek kehidupan manusia. Sebagaimana yang ditegaskan Allah, Tidak satu pun yang Kami abaikan dalam Al-Quran ini (QS. AlAnam: 38). Para ahli tafsir mengatakan maksud ayat ini, bahwa Allah tidak meninggalkan sedikit pun masalah-masalah agama dalam Al Quran. Allah telah menjelaskan semuanya, baik dengan terperinci maupun secara global yang diterangkan oleh Rasulullah saw. atau ijma dan qiyas. (Al Jami Li ahkaamil Quran, Al Qurthubi, juz VI hal 420) Dalam ayat lain ditegaskan, Dan telah Kam i turunkan kepadamu Al-Quran untuk menerangkan segala sesuatu. (Al Jami Li ahkaamil Quran,Al Qurthubi, juz X hal 164). Menurut ayat-ayat tersebut, segala sesuatu sudah ada dan diatur oleh Allah swt. dalam Al-Quran. Bagi orang yang mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ada dalam Al-Quran, akan sempurna merasakan nikmat Allah dalam penghidupan dan kehidupan di atas dunia ini. Kalau kita bawa maksud Al-Quran ini kepada suatu konotasi yang lebih sempit, yaitu pedoman hidup dan hukum, maka Al-Quran merupakan pedoman hidup dan aturan hukum yang sempurna dan lengkap. Tidak ada lagi aturan atau hukum pokok yang dibutuhkan manusia yang tertinggal. Apabila manusia berpedoman pada Al-Quran,

mengikuti dan menjalankan peraturan-peraturan hukum yang ada di dalamnya, maka akan sempurnalah nikmat kehidupan umat manusi di dunia ini. (Al-Jami Li Ahkaamil Quran, Al Qurthubi, juz VI hal 420) 2. Manusia Membutuhkan Petunjuk Al-Quran Totalitas dan kesempurnaan ajaran yang dimiliki Al-Quran menuntutpeganutnya agar komitmen terhadap Islam secara total. Seorang muslim tidak boleh mengambil satu aspek saja dari ajarannya, akan tetapi ia harus mengambil semua aspek dari ajaran-ajaran Islam secara utuh. Al-Quran mencela Bani Israil yang menerima sebagian ayat dan menolak sebagian yang lainnya sesuai dengan kemauan dan hawa nafsu mereka. (QS. Al-Baqarah: 85). Untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini, manusia amat membutuhkan petunjuk Al-Quran, karena kebutuhannya melebihi kebutuhan umat manusia terdahulu. Ada beberapa alasan yang menyebabkan kita amat membutuhkan petunjuk Al-Quran. Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah saw. untuk membebaskan ummat manusia dari kegelapan menuju cahaya hidup yang terang benderang (QS. Ibrahim: 1). Dan sebagai pedoman hidup penuntun ummat manusia ke jalan kehidupan yang lurus (QS. Al-Baqarah: 183 dan QS. Al-Isra: 9). Mengikuti petunjuk Al-Qur'an adalah jaminan kebahagiaan pribadi dan masyarakat, kebahagiaan dunia dan akhirat, karena pembuat petunjuk itu adalah Pencipta dan Yang Maha Tahu tentang ciptan-Nya. Pedoman dan petunjuk hidup itu berlaku bagi seluruh ummat manusia, baik bagi orang Arab manupun orang non Arab, baik orang pandai ataupun orang biasa, baik kelas atas, menengah, atau pun kelas bawah. Oleh karena itu, Allah swt. Yang Maha bijaksana menurunkan Al-Quran ini dengan uslub yang mudah, yang dapat difahami oleh ummat manusia. Bahkan, Al-Quran sendiri mengulang-ulang pernyataan ini empat kali dalam satu surat Al-Qamar: 17, 22, 32 dan 40 sebagai berikut: "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS. Al-Qamar : 17) Para sahabat Nabi dengan berbagai macam jenis kemampuan penalaran mereka, dengan mudah memahami, mencerna, dan mengamalkan Aquran, karena mereka siap mendengar, menerima, dan mentaatinya. Namun, Rasulullah saw. Pernah mengadu kepada Allah swt. tentang sikap kaumnya terhadap Al-Qur'an ini, sebagaimana direkam oleh Al-Qur'an sendiri: "Dan Rasul berkata (mengadu): Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku Menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan" (QS. Al-Furqaan: 30). Ibnu Katsir mengatakan bahwa tidak beriman dan tidak membenarkan AlQuran termasuk "mahjura". Tidak mentadabburi (menelaah) dan tidak memahaminya adalah termasuk "mahjura". Tidak mengamalkannya dan tidak melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya adalah termasuk "mahjuro". Pengaduan itu terhadap kaumnya yang memusuhi Aquran (orang-orang kafir), bagaimana kalau terjadi pada ummatnya sendiri!!! 3. Berinteraksi dengan Al-Quran dan Mentadabburinya Ada empat macam cara interaksi dengan Al-Qur'an : 1. Tilawah (membacanya). 2. Tadabbur (menelaahnya). 3. Hifzh (menghafalnya).

4. Al-amal bihi (mengamalkannya). Tadabbur (penelaahan) Al-Quran diperintahkan oleh Allah swt. dan salah satu cara berinteraksi (ta'amul) dengan Al-Qur'an. Allah swt. berfirman, Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran" (QS. Shaad: 29). "Maka apakah mereka tidak mentadabburi AlQur'an ataukah hati mereka terkuci?" (QS. Muhammad: 24 ). Tadabbur adalah salah satu cara untuk memahami Al-Quran. Kitab-kitab Tafsir yang kita kenal dan kita baca sekarang adalah hasil usaha yang optimal dari para ulama dalam mentadabburi dan memahami Aquran. Tadabbur menurut bahasa berarti menghadap, kebalikan membelakangi. Tadabbur menurut ahli bahasa Arab adalah memikirkan. Maka, tadabbur bisa berarti memikirkan akibat dari sesuatu atau memikirkan maksud akhir dari sesuatu. Sedangkan, tadabbur menurut istilah adalah "penelaahan universal yang bisa mengantarkan kepada pemahaman optimal dari maksud suatu perkataan ". Namun, tadabbur itu sendiri terikat dengan mengamalkannya, karena para Salafushshalih mengartikan tadabbur dan tilawah yang sungguh-sungguh (QS. AlBaqarah: 121) dengan mengamalkannya. Jadi, pengertian tadabbur adalah, "Usaha memahami ayat-ayat Al-Qur'an yang sedang dibaca atau didengar dengan disertai kekhusyukan hati dan anggota badan serta dibuktikan dengan mengamalkannya". Untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an dan melakukan tadabur yang optimal membutuhkan kiatkiat sebagai berikut: 1. Memperhatikan Adab atau Sopan-santun dalam Tilawah. Supaya tilawah Al-Qur'an memberikan manfaat dan buah serta menghasilkan dampak positif dan istiqamah, perlu diperhatikan adab dan sopan santun ketika membaca Al-Qur'an antara lain: a. motivasi yang baik, keihklasan, totalitas hanya untuk mendapatkan ridha Allah swt. b. dimulai dengan Isti"adzah dan Basmalah, karena hal tersebut diperintahkan oleh Allah (QS. An-Nahl: 98 ). c. kesucian hati dan jasad, suci lahir dan batin.. Bahkan dianjurkan membaca Alqur'an itu dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil. d. tidak disibukan dengan selain Al-Qur'an. e. konsentrasi penuh dengan Al-Qur'an f. memilih waktu dan tempat yang cocok. 2. Memperhatikan cara-cara Talaqqi ( menerima pelajaran ). a. menerimanya dengan hati yang khusyuk. b. menerimanya dengan rasa takzim seperti halnya seorang prajurit mendapatkan perintah dari komandannya atau seorang hamba sahaya mendapat perintah dari majikannya. c. menerimanya untuk dilaksanakan. 3. Memperhatikan Tujuan Pokok dari Al-Quran. Ketika mentadabburi Al-Qur'an, hendaknya terhujam dalam benak kita tujuan pokok dan essensi diturunkannya Al-qur'an, yang antara lain: a. Petunjuk jalan menuju kepada Allah swt. bagi setiap individu ataupun bagi seluruh ummat manusia. b. Merealisasikan pembentukan pribadi muslim yang sempurna dan yang seimbang. c. Merealisasikan masyarakat Islam berwawasan Al-Quran.

d. Membimbing ummat dalam pergumulannya dengan situasi jahili yang berada disekelilingnya. 4. Mengikuti Jejak Langkah Para Sahabat dalam Berinteraksi dengan Al-Quran. a. Pandangan yang universal terhadap Al-Quran. b. Melepaskan segala bentuk prasangka sebelum masuk berinteraksi dengan AlQur'an. c. Penuh keyakinan akan benarnya nash-nash Aquran. d. Merasakan bahwa ayat yang dibaca atau didengar adalah ditujukan kepadanya. 5. Berusaha Hidup dalam Ruh Al-Qur'an. a. Tidak bertele-tele dalam memahaminya. b. Menjauhkan cerita-cerita Israiliyyat. c. Melepaskan nash-nash Al-Quran dari keterikatan dengan tempat dan waktu. 6. Dibantu dengan disiplin Ilmu-ilmu lain. a. Menguasai pokok-pokok ulumul Quran. b. Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan modern. c. Melepaskan perbeadaan-perbedaan penafsiran para ulama tafsir dan kembali kepada makna hakiki dari Al-Quran. d. Diperluas dengan penguasaan Sirah Nabawiyah dan Sejarah kehidupan para Sahabat. Semangat Para Hero 49 untuk selalu mentadabburi Al-Quran setiap saat, khususnya di Bulan Ramadhan yang penuh berkah! Sumber: 30 Tadabbur Ramadhan, MENJADI HAMBA ROBBANI, Meraih Keberkahan Bulan Suci Penulis: Dr. Achmad Satori Ismail, Dr. M. Idris Abdul Shomad, MA Samson Rahman, Tajuddin, MA, H. Harjani Hefni, MA A. Kusyairi Suhail, MA, Drs. Ahlul Irfan, MM, Dr. Jamal Muhammad, Sp.THT Sumber: IKADI

Bahan Bacaan 6 Penugasan Liburan MPF Hero 49

BIRRUL WALIDAIN
Birrul Walidain merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia. Wajibatul walid (kewajiban orang tua) ialah orang tua berkewajiban mempersiapkan anak-anaknya agar berbakti kepadanya. Sabda Rasulullah Allah merahmati orang tua yang menolong anaknya untuk bisa berbakti kepadanya. Keutamaan-keutaman dari Birrul Walidain 1. Ahabul amali illalahi taala (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT) Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Masud ra Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah? Rasulullah bersabda Shalat tepat pada waktunya. Kemudian aku tanya lagi Apa lagi selain itu? bersabda Rasulullah Berbakti kepada kedua orang tua Aku tanya lagi Apa lagi ?. Jawab Rasulullah Jihad dijalan Allah. Ini berarti diantara 2 amal yang paling dicintai Shalat tepat waktu dan jihad fisabilillah tidak berarti jika durhaka kepada orang tua. Ini dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menolak salah seorang sahabat untuk berjihad dijalan Allah karena belum mendapat ridha orang tua. Akhirnya Rasulullah memperintahkan sahabat tsb untuk segera pulang memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya. 2. Laisajaza an min waladin ila walidih (Bakti kepada orang tua bukanlah merupakan suatu balas budi) Seseorang anak tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua. Sebagaimana dalam hadist Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya melainkan anak itu mendapatkan orang tuanya sebagai hamba sahaya lalu dia membelinya kemudian memerdekakannya. 3. Al ummu hiya ahaqu suhbah (perioritas untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari kedua orang tua ialah ibu) Dikisahkan seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Siapakah yang lebih berhak diantara manusia yang paling harus aku perlakukan secara baik? menjawab Rasulullah Ibumu Bertanyalah lagi sahabat tsb Siapalagi Ya Rasulullah? Menjawab Rasulullah Ibumu Bertanyalah lagi sahabat tsb Siapalagi Ya Rasulullah? Jawab Rasulullah Ibumu Bertanyalah lagi sahabat tsb Siapalagi Ya Rasulullah? Barulah Rasulullah menjawab Bapakmu. Dalam Qs. 31:14 Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, terutama pada ibunya yang telah mengandung dan menyusuinya. 4. Makruman bi ibadatillah (Berbakti kepada orang tua dibarengi dengan ibadah kepada Allah SWT) Qs. Al Israa ayat 23 Allah memerintahkan untuk beribadah kepada -Nya dan berbuat baik kepada kedua orang tua melarang perkataan ah dan membentak kepada keduanya dan mengucapkan perkataan yang mulia. Ayat ini mengartikan bahwa berbakti kepada orang tua sama wajibnya dengan ibadah kepada Allah SWT.

Unsur-unsur Birrul Walidain Seorang anak ketika ingin berbakti kepada kedua orang tuanya harus bersikap atau berakhlak yang terkait dengan unsur-unsur Birrul Walidain . Jika unsur-unsur tsb tidak terpenuhi maka hukukul walidain (durhaka kepada orang tua). Unsur-unsur Birrul Walidain yaitu: 1. Al muhaqodhotu alal kaul Seorang anak hendaknnya menjaga dan memelihara ucapannya dihadapan orang tua, terlebih bagi mereka yang sudah berusia lanjut jangan sampai perkataan atau perbuatannya menyinggung perasaan mereka, sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Qs.17 : 23. 2. Khofdul Jannah Sikap bahasa tubuh seorang anak tidak boleh membusungkan dada terhadap orang tua melainkan merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan mereka agar keduanya dikasihi Allah sebagaiman mereka mengasihinya waktu kecil. Hal ini diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al Israa ayat 24. 3. Attoah Almushahabah Akhlaq seorang anak yang taat dan kedekatan serta keakraban terhadap orang tua. Walaupun mungkin ketidaktaatan seorang anak kepada orang tua karena permasalahan yang sangat syari (prinsip) tetapi sikap mushahabah (keakraban) tetap harus dilakukan karena itu merupakan hak orang tua, Allah menjelaskannya dalam Qs. 31:15. 4. Sabatulbirri bada wafatihima Tetap berkewajiban berbakti kepada orang tua setelah kedua meninggal dunia. Dalam surat An Anjm ayat 39-41 bahwa Allah SWT memberikan kesempatan kepada orang tua yang meninggal dunia masih memiliki simpanan amal kebaikan yang dapat diperoleh dari anak-anak yang sholeh dan sholeha. Dalam suatu hadist dikisahkan bahwa suatu ketika datang seseorang menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan untuk berbakti aku kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia? Rasulullah dengan tegas menjawab Ya, masih ada. Ada 5 hal yang harus dijalankan setelah kepada seorang anak agar berbakti kepada orang tua yang telah meninggal: a. Asshalatu alaihima (berdoa untuk keduanya) b. Wal isthigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya) c. Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya) d. Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman keduanya) e. Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (silaturrahmi kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturahmi kecuali melalui wasilah kedua orang tua) Kisah-kisah Para Nabi & sahabat Rasulullah SAW dalam mempraktekan Birrul Walidain Kisah Nabi Ibrahim As Nabi Ibrahim As mempunyai ayah yang bernama Azar yang aqidah-nya berseberangan dengan Nabi Ibrahim As tetapi tetap menunjukan birrul walidain yang dilakukan seorang anak kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau menggunakan kata-kata yang mulia dan ketika mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus dengan kata-kata yang lembut sebagaimana dikisahkan Allah pada Qs. 19 : 41-45. Kisah Rasulullah SAW

Rasulullah SAW yang telah ditinggal ayahnya Abdullah karena meninggal dunia saat Rasulullah masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul walidain ibunya mengajak Rasulullah ketika berusia 6 tahun untuk berziarah kemakam ayahnya dengan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanan pulang ibunda beliau jatuh sakit tepatnya didaerah Abwa hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah itu Rasulullah diasuh oleh pamannya Abdul Thalib, beliau menunjukan sikap yang mulia kepada pamannya walaupun aqidah pamannya berbeda dengan Rasulullah. Dan Rasulullah berbakti pula kepada bibinya yang bernama Sofiah binti Abdil Mutthalib. Kisah Abu Bakar As Siddiq ra Abu Bakar As Siddiq ra adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang sangat udzur, bukan hanya perkataan yang lemah lembut lagi mulia dan sikap yang baik melainkan juga beliau dapat mengajak bapaknya yakni Abu Khuwafah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengakui Islam sebagai pedoman hidupnya dan hal ini dinanti oleh Abu Bakar dengan cukup lama. Allah berfirman dalam QS 14 : 40 41 ayat yang doa agar anak, cucu dan seluruh anggota keluarganya menjadi orang -orang yang muqiimas shalat (mendirikan shalat) dan diampuni dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra. Kisah Saad Bin Abi Waqas ra Saad bin Abi Waqas ra menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Saad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Saad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Saad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Saad merayu ibunya Jangan Kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau resikonya. Tidak bosan-bosannya Saad menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta menegaskan hal yang sama dengan lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan menghentikan mogok makannya. Kisah ini juga merupakan asbabun nujul turunnya ayat Qs 31 : 15. Ketika seorang anak berbakti kepada orang tua merupakan suatu bakti yang tidak hanya sekedar didunia tetapi juga di yaumil akhir. Ayo doakan orang tua kita, baik yang masih mempunyai keduanya maupun tidak. Semangat Sabahat Hero 49!!

Bahan Bacaan 7 Penugasan Liburan MPF Hero 49

LAILATUL QADAR
Malam Lailatul Qadar adalah malam mulia yang nilainya lebih baik daripada 1.000 bulan (30.000x malam biasa): Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [QS Al Qadar: 1 - 5] Asbabun Nuzul (Sebab-sebab turunnya ayat Al Quran) di atas adalah: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang lakilaki yang suka beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid). Para sahabat kagum dan iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan) selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih. Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah lelaki dari Bani Israel tersebut. Karena itulah turun ayat di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca Al Quran, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar. Kapan Malam Lailatul Qadar itu Terjadi? Malam Lailatul Qadar terjadi pada 1 malam ganjil pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan (malam ke 21, 23, 25, 27, atau 29): Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan: Aisyah r.a. berkata, Rasulullah beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda, Carilah malam qadar pada malam ganjil dar i sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. [HR Bukhari dan HR Muslim] Jika berat mencari pada 10 malam terakhir, coba cari pada 7 malam terakhir: Dari Ibnu Umar ra bahwa beberapa shahabat Nabi SAW melihat lailatul qadr dalam mimpi tujuh

malam terakhir, maka barangsiapa mencarinya hendaknya ia mencari pada tujuh malam terakhir. Muttafaq Alaihi. Kenapa mencari malam Lailatul Qadar pada 10 atau 7 hari terakhir (ganjil/genap)? Kenapa tidak 5 hari ganjil yang terakhir saja? Saat ini banyak kelompok masih berbeda penetapan 1 Ramadhan. Ada yang misalnya tanggal 1 bulan X Masehi. Ada pula yang tanggal 2. Jadi tidak jelas mana yang ganjil dan yang genap. Lebih aman kita tetap giat di 10 malam terakhir entah itu ganjil/genap. Dari Muawiyah Ibnu Abu Sufyan ra bahwa Nabi SAW bersabda tentang lailatul qadar: Malam dua puluh tujuh. [Abu Daud] Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa, tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa. [HR Bukhari] Apa Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar? Dari Ubay ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi. (HR Muslim 762). Dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda (yang artinya), Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah (setengah bejana). (HR Muslim 1170) Dan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan. (HR Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan). Dari Watsilah bin al-Asqo dari Rasulullah SAW: Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan) (HR. at -Thobroni dalam al-Mujam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan) Bagaimana Cara Mengisi Malam Lailatul Qadar? Nabi Muhammad ber-itikaf (tinggal di masjid) pada 10 malam terakhir: Aisyah r.a. berkata, Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung beliau, menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau. [HR Bukhari]. Di masjid beliau shalat wajib dan sunnah, membaca Al Quran, berzikir, berdoa, dan sebagainya. Nabi biasa melakukan shalat sunnat malam (Tarawih) pada bulan Ramadhan: Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau. [Hr Bukhari]

Doa Malam Lailatul Qadar: Dari Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut? Beliau bersabda: bacalah: Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fafu annii (artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku). Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud. Ciri-ciri Orang yang Mendapat Malam Lailatul Qadar Ciri-ciri dari orang yang mendapat Malam Lailatul Qadar adalah dia ibadahnya lebih rajin daripada sebelumnya. Dia jadi lebih rajin shalat, puasa, sedekah, dsb. Tidak berani mengerjakan hal-hal yang maksiat. Tidak mungkin dia mabuk-mabukan, berjudi, atau pun berpacaran/mendekati zina. Wah senang sekali kalau kita dapat meraih keutamaan Lailatul Qadar ya Sahabat Hero 48!

Bahan Bacaan 8 Penugasan Liburan MPF Hero 49

MENYEBARKAN SALAM
1.A. DUSTUR ILAHI (KEWAJIBAN SALAM) : o Salam harus diucapkan kepada orang beriman : Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: Salaamun-alaikum (mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejah-teraan atas kamu) (QS. Al Anaam 6:54) o Bila diberi penghormatan, balaslah dengan penghormatan yang lebih baik : Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu (QS. An Nisaa 4:86) [Penghormatan dlm Islam ialah dengan mengucapkan Assalaamualaikum] 1.B. KEUTAMAAN SALAM Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a. berkata: Seorang bertanya kepada Nabi saw. :Apakah yang terbaik dalam Islam? Jawab Nabi: Memberi makanan dan memberi salam terhadap orang yang kau kenal atau tidak kau kenal. (HR. Bukhari, Muslim) Abu Imaroh (Al-Barra) bin Azib r.a. berkata: Rasulullah menyuruh kami dengan tujuh macam: Menjenguk = menengok orang sakit, menghantarkan jenazah, mendoakan orang bersin jika membaca Alhamdulillah, menolong orang yang lemah, membantu orang teraniaya, menyebarkan salam, menepati (melaksanakan) sumpah. (HR. Bukhari, Muslim) Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. berkata: Kamu tidak akan masuk sorga hingga beriman (percaya), dan kamu tidak beriman hingga kasih sayang kepada sesama. Sukakah saya tunjukkan sesuatu jika kamu kerjakan timbul kasih saying di antara kamu. Sebarkanlah Salam di antara kamu. (Muslim) Aththufail bin Ubay bin Kaab biasa datang ke tempat Abdullah bin Umar, maka pergi bersama-sama ke pasar. Maka jika kami telah berada di pasar tiada Abdullah melalui orang rombeng, atau penjual di toko, atau orang miskin, bahkan ketemu dengan siapa saja kecuali ia memberi salam. Aththufail berkata: Maka pada suatu hari saya datang ke rumah Abdullah bin Umar, lalu ia mengajak saya ke pasar. Saya bertanya: Untuk apakah kau ke pasar, sedang kau tidak akan membeli apa-apa, juga tidak perlu menanyakan harga barang, atau menawar, bahkan tidak duduk di pasar, maka lebih baik kita duduk-duduk di sini bercakap-cakap. Jawab Abdullah: Ya Aba Bathnin, kami akan ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang yang bertemu (ke pasar untuk menyebarkan salam) (Malik dalam kitab Almuwatho) 1.C. CARA MEMBERI SALAM Sunnat bagi yang memberi salam mengucap :

Assalamualaikum, dan yang menjawabnya minimal mengucapkan Waalaikum salam, jika ingin lebih baik lagi jawablah Waalaikum salam warahmatullah, dan jika ingin jauh lebih baik lagi jawablah Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Assalamualaikum warahmatullah, dan yang menjawabnya minimal mengucapkan Waalaikum salam warahmatullah, jika ingin lebih baik lagi jawablah Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Imron bin Hushoin ra. berkata: Seorang datang kepada Nabi saw. Dan mengucapkan Assalamualaikum. Maka dijawab oleh Nabi saw. kemudian ia duduk. Nabi bersabda: Sepuluh. Kemudian datang pula lain orang memberi salam :Assalamualaikum warahmatullah. Dan setelah dijawab oleh Nabi saw. Ia duduk. Nabi pun berkata: Dua puluh. Kemudian orang ketiga datang dan mengucapkan :Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh. Maka dijawab oleh Nabi saw. dan Nabi berkata: Tiga puluh. (Abu Dawud, Attirmidzi) 1.D. ATURAN SALAM : Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan memberi salam kepada yang duduk. Dan rombongan yang sedikit memberi salam kepada yang banyak. (Bukhari, Muslim) Dalam riwayat Bukhari : Dan yang kecil memberi salam kepada yang besar Abu Umamah Albahily r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Seutamautama manusia bagi Allah ialah yang mendahului memberi salam. (HR. Abu Dawud, Attirmidzi) Abu Umamah ra. berkata: Seorang bertanya: Ya Rasulullah kalau dua orang bertemu muka yang manakah di antara kedua yang harus mendahului memberi salam ? Jawab Nabi: Yang lebih dekat kepada Allah. (Attirmidzi) 1.E. SUNNAT MENGULANGI SALAM JIKA BERULANG BERTEMU Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika bertemu salah satu kamu kepada saudaranya hendaknya memberi salam, kemudian jika terpisah antara keduanya oleh pohon atau dinding atau batu, kemudian bertemu kembali hendaknya memberi salam. (Abu Dawud) 1.F. SUNNAT SALAM JIKA MASUK RUMAH Firman Allah : Jika kamu masuk ke rumah, maka hendaknya memberi salam pada dirimu, itu sebagai kesejahteraan dari Allah yang berkat dan baik Anas ra. berkata: Rasulullah saw. mengajarkan kepada saya: Hai anak, jika kamu masuk ke rumah keluargamu, hendaknya memberi salam, supaya menjadi berkat untuk kamu dan keluargamu. (Attirmidzi) 1.G. HARAM MENDAHULUI ORANG KAFIR DENGAN SALAM Haram Mendahului Orang Kafir dengan Salam dan Cara Menjawab Salam Mereka dan Sunnat Memberi Salam pada Majlis yang Campur Muslim dengan Kafir Abu Hurairah

ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jangan mendahului orang Yahudi atau Kristen dengan salam (Muslim) Anas ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: jika orangorang ahli kitab memberi salam kepada kamu, maka jawablah: Wa alaikum. (Bukhari, Muslim) Usamah ra. berkata: Rasulullah saw. berjalan melalui majlis yang menghim-pun orang Muslimin, Musyrikin penyembah berhala dan Yahudi. Maka Nabi saw. memberi salam kepada mereka. (Bukhari, Muslim) 1.H. SUNNAT SALAM JIKA AKAN MENINGGALKAN MAJLIS Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila sampai salah satu kamu ke majlis, hendaknya memberi salam, dan bila bangun akan meninggalkan majlis harus mengucapkan salam. Bukan yang pertama itu lebih layak (baik) dari yang kedua. (Abu Dawud, Attirmidzi) 1.I. BERJABAT TANGAN, BERMUKA MANIS Sunnat Berjabat Tangan, Bermuka Manis dan Mencium Tangan Orang Salih dan Anak, dan Mendekap Orang Baru Datang dari Bepergian, dan Makruh Merendahkan Diri AlBarra ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tiada dua orang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan, melainkan diampunkan dosa keduanya sebelum berpisah. (Abu Dawud) Shofwan bin Assal ra. berkata: Seorang Yahudi berkata kepada temannya: mari kita pergi kepada Nabi itu. Maka pergilah keduanya kepada Rasulullah saw. dan menanyakan tentang sembilan ayat. Dan setelah dijawab oleh Nabi saw. Mereka lalu mencium tangan dan kaki Nabi sambil berkata keduanya: Kami bersaksi bahwa Engkau benar-benar Nabi. (Attirmidzi) Ibnu Umar ra. bercerita yang akhirnya ia berkata: Maka kami mendekat kepada Nabi saw. dan mencium tangannya. (Abu Dawud) Aisyah ra. berkata: Zaid bin Haritsah datang ke kota Madinah sedang Rasulullah berada di rumahku, kemudian Zaid mengetuk pintu, maka Nabi pun segera bangun menyambutnya dengan menyeret kainnya, kemudian mendekap dan memeluknya. (Attirmidzi) Abu Dzar ra. berkata: Rasulullah saw. berkata kepada saya: Janganlah meremehkan suatu kebaikan, walau sekedar menghadapi teman dengan muka yang manis. (Muslim) Maraji Imam Nawawy : Riyadhus Shalihin

Bahan Bacaan 9 Penugasan Liburan MPF Hero 49

HARI KEMENANGAN
Selama ini umat Islam memandang bahwa idul fitri adalah hari kemenangan, hari kembalinya jiwa umat Islam menjadi suci, baik dosa kepada Allah maupun sifatsifat tercela yang dilakukan kepada sesamanya. Namun apakah setiap muslim secara otomatis mendapatkan hari kemenangan itu? Sebab ramadhan sebagai bulan "madrasatul nafs war ruh" hanyalah proses untuk memberikan pencerahan dan perubahan terhadap jiwa dan perilaku seseorang. Sebagai sarana pencerahan dan perubahan, maka apakah ramadhan dijadikan sebagai latihan pembiasaan yang mampu mengantarkan mereka untuk meraih prestasi kemenangan itu. Untuk menggapai kemenangan itu biasanya memerlukan beberapa syarat. Pertama, seseorang harus memiliki niat dan motivasi yang kuat. Sekalipun niat dan motivasi itu bentuknya sangat sulit diukur---- sebab niat itu muncul dalam hati atau jiwa ---namun pengaruh niat dan motivasi sangat besar dampaknya bagi keberhasilan untuk menuai sebuah kemenangan. Bahkan, Rasulullah memberikan penjelasan bahwa jika sebuah amal perbuatan tidak diiringi dengan niat, maka semua amal perbuatan tersebut akan sia-sia. Kemenangan--- apapun bentuk dan macamnya---tidak selalu hadir dengan sendirinya tanpa dibarengi dengan usaha atau ikhtiar. Akan tetapi kemenangan adalah sebuah proses yang melibatkan mata hati dengan sungguh-sungguh tanpa pamrih, riya' dan takabbur. Niat dan motivasi selalu dikaitkan dengan tujuan, harapan dan cita-cita untuk mendapatkan sesuatu, ialah ridha Allah Swt. Niat dan motivasi menjadikan seseorang mudah bergerak jiwa dan fisiknya untuk melakukan sesuatu, walaupun terkadang agak sulit dan berat dikerjakan. Puasa mendorong orang untuk bersabar, berdisiplin, bertawakkal, serta menjaga lisan dan perbuatan yang tidak pastas dilakukan. Karena dorongan niat dan motivasi, semuanya amal kebaikan yang kita kerjakan menjadi ringan dan mudah. Jadi niat dan motivasi sepanjang bulan puasa itu adalah modal yang sangat besar untuk menggapai hari kemenangan idul fitri. Artinya pasca ramadhan, niat dan motivasi itu harus kita jaga, bila perlu kita tingkatkan menjadi sebuah kebiasaan yang dapat menyatu dengan jiwa dan raga ini. Itulah cara bagaimana meraih kemenangan harus bersumber pada niat dan motivasi yang benar. Kedua, kunci meraih kemenangan adalah kesediaan untuk berjuang dan berkorban. Ada banyak orang ingin menang dan berhasil dalam hidupnya, tetapi tidak dilakukan dengan berjuang dan berkorban. Cari ini biasanya didapat dengan cara curang, jalan pintas atau menghalalkan segala cara. Kemenangan mesti harus direbut melalui cara yang etis, sportif dan tanpa mengganggu orang lain. Puasa selama satu bulan penuh senyatanya mengajarkan tentang pentingnya berjuang dan berkorban. Berjuang dan berkorban, selalu dikaitkan antara harta dan jiwa. Beberapa ayat dalam al-Qur'an, Allah memerintahkan bahwa berjuang dan berkorban itu harus dengan harta dan baru kemudian disusul dengan jiwa raga. Ayat al-Qur'an tersebut khithabnya ditujukan bagi orang yang sekiranya mampu, baik secara finansial (kekayaan) maupun kemampuan jiwa raganya. Namun bentuk pengorbanan itu dapat dikeluarkan sesuai tingkat kemampuannya masing-masing. Namun tatkala kita melihat beberapa tayangan telivisi, bahwa orang yang selalu tulus ihlas berjuang dan berkorban adalah orang yang hidupnya sederhana, bahkan pas-

pasan. Sebaliknya, banyak orang yang secara finalsial cukup dan kaya, tetapi justru semangat memperoleh rezeki dengan cara tidak halal dan menipu. Puasa sesungguhnya mengajari satunya hati dan perbuatan. Apa yang tertanam dihati tercermin atau tampak dari perbuatannya. Sikap berjuang dan berkorban itu mengalahkan segala macam rintangan serta godaan yang membelenggu kita. Tatkala puasa, kita berjuang untuk tidak marah, tidak menggunjing, tidak menyakiti dan berjuang untuk tidak meninggalkan amal ibadah yang diperintahkan Allah. Dengan berpuasa, kita terasa ringan untuk melaksanakan shalat malam berjama'ah, beri'tikaf di masjid atau mushalla, membaca al-Qur'an hingga khatam, serta masih banyak lagi. Namun anehnya, pasca idul fitri semua aktivitas yang indah dan mulia itu tidak terlihat kembali. Puasa juga membelajarkan umat Islam untuk membiasakan berkorban. Kalau saat ramadhan seseorang dengan ringan mengeluarkan sedekah, membantu pembangunan masjid, memberi ta'jil, mengeluarkan zakat, serta memberikan beberapa hadiah untuk orang-orang yang perlu mendapatkannya. Sikap berjuang dan berkorban inilah yang kira-kira akan menjadi kunci meraih sebuah hari kemenangan. Tanpa berjuang dan berkorban sulit rasanya untuk meraihnya. Ketiga, kunci kemenangan memerlukan komunikasi dengan Allah dan sesama manusia. Agar tidak melahirkan sikap takabbur dan egois, bahwa sesungguhnya kemenangan itu adalah semata-mata datangnya dari Allah. Kemenangan juga dapat terjadi karena upaya dan sentuhan oleh orang lain, walaupun usaha berasal dari diri sendiri. Sukses tentu melibatkan kehadiran Allah dan sesama manusia sebagai media yang menyebabkan kita berhasi menang. Puasa membelajarkan manusia agar dekat dengan Allah dan dekat dengan sesama manusia. Tidak ada satu pun ayat atau hadits yang mengajarkan bahwa pada bulan puasa supaya kita uzlah (menyendiri) meninggalkan aktivitas dan kerjasama dengan orang lain. Semakin dekat dengan Allah langkah seseorang untuk menjalankan kebaikan akan semakin mudah. Begitu pula dengan bersama-sama (berjama'ah) seseorang menjadi lebih ringan melangkan kakinya untuk datang shalat ke masjid, melantunkan tartil al-qur'an, serta meringankan tangannya untuk menyalurkan rezikinya untuk kepentingan dan kemaslahatan ummat. Puasa membelajarkan manusia agar terbangun hubungan yang kuat baik kepada Allah dan manusia (hablum minallah wa hablum minan nas). Barangkali karena hubungan kita kurang dekat dengan sesama manusia, maka rezeki menjadi macet, ilmu yang diperoleh tidak barakah (manfaat),serta tidak dapat menyumbangkan kontribusi untuk orang lain. Puasa selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, juga mendekatkan diri kepada sesamanya. Dari ketiga kunci tersebut di atas, semoga kita termasuk orang yang akan mendapat predikat kemenangan itu. Walau kita nanti tidak berada pada bulan ramadhan, kita dapat mempertahankan dan meningkatkan amal ibadah sebagaimana selama bulan ramadhan itu. Orang yang merayakan hari kemenangan idul fitri adalah orang yang mampu mempertahankan serta meningkatkan seluruh amal ibadah seperti bulan ramadhan. Sebaliknya, orang yang tidak menang alias merugi adalah orang yang tidak mampu mempertahankan, apalagi meningkatkan kualitas amal ibadahnya. *) Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Bahan Bacaan 10 Penugasan Liburan MPF Hero 49

PROFIL PRIBADI MUSLIM


Al-Qur'an dan hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur'an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT. Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbedabeda.Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyahnya saja. Padahal, itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim. 1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih). Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah. "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam" (QS. 6:162). Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid. 2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar). Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: "Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat". Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan. 3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh). Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an. Allah berfirman yang artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. 68:4).

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani). Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim) 5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir). Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur'an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS 2: 219) Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Allah SWT berfirman yang artinya: Katakanlah: "samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?"', sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39: 9) 6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu). Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)" (HR. Hakim) 7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu). Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.

Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin. 8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan). Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas. 9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri). Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur'an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan. 10. Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain). Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam

masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits. Sesuatu yang perlu kita standardisasikan pada diri kita masing-masing. Yukk teman-teman Hero 48 kita terus tingkatkan kapasitas keislaman kita..

Bacaan Tambahan Khusus Akhwat

PRIBADI WANITA SOLEHAH Solehah Wanita Sebagai Ibu


Kemuliaan Ibu Dalam Islam 2 rakaat solat wanita yang hamil lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil. Wanita yang hamil dapat pahala puasa disiang hari dan pahala ibadat dimalam hari. wanita yang bersalin dapat pahala 70 thn solat dan puasa serta setiap kesakitan pada satu uratnya, Allah bagi satu pahala haji. Sekiranya wanita meninggal dunia dalam masa 40 hari selepas bersalin ia dikira sebagai mati syahid. Wanita yang beri minum susu badannya kepada anaknya akan dapat 1 pahala daripada tiap titik susu yang diberikannya. Wanita yang beri minum susu badannya kepada anaknya yang menangis maka Allah beri pahala satu thn pahala solat dan puasa. Kalau wanita menyusui anaknya hingga cukup tempoh 2. 5 thn maka malaikat dilangit khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Seorang ibu yang menghabiskan masa mlmnya dengan tidur yang tidak selesai karena menjaga anaknya yang sakit mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anaknya yang sakit akan di ampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah beri 12 tahun pahala ibadat. Kelebihan Wanita Allah Yang Maha Bijaksana telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik kejadian. Dan Dia telah menjadikan hambanya itu berpasang-pasangan. Lelaki dan wanita yang saling memerlukan. Sebahagiannya menjadi pembantu kepada sebahagian yang lain. Kemuliaan manusia hanyalah dalam agama sejauh mana mereka dapat mentaati perintah Allah dengan cara Nabi S.A.W. Allah telah mengurniakan kepada wanita dengan berbagai kelebihan. Syarat untuk wanita masuk syurga begitu mudah. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda : "Seorang wanita yang mengerjakan solat 5 waktu, berpuasa wajib sebulan, memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya maka pasti dia akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dikehendakinya. " (HR Abu Nuaim) Ab. Rahman bin Auf meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda : "Seorang wanita solehah lebih baik dari 1000 lelaki yang tak soleh. Dan seorang wanita yang melayan suaminya selama seminggu maka ditutupkan baginya 7 pintu neraka dan dibuka 8 pintu syurga yang mana dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa hisab. " Siti Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda : "Tidaklah seorang wanita yang haidh kecuali haidhnya merupakan kifarah bagi dosa2nya yang telah lalu. Dan pada hari pertama haidhnya membaca "Alhamdulillahi 'ala kulli hal wa astaghfirullaha min kulli zanbin" maka Allah menetapkan baginya bebas dari neraka, dengan mudah melalui sirat, aman dari siksa bahkan Allah mengangkat ke atasnya derajat 40 orang syuhada apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya. " Wanita yang mulia dalam pandangan Allah, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi

S.A.W. bersabda : "Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau pandang dia maka dia menggembirakan, bila engkau perintah dia taat, bila engkau tiada dia menjaga hartamu dan menjaga pula kehormatan dirinya. " Ada sebuah riwayat bahwa pada zaman Nabi S.A.W. ada seorang lelaki yang akan berangkat untuk berperang dijln Allah. Dia berpesan kepada isterinya, "Wahai isteriku ... janganlah sekali-kali engkau meninggalkan rumah ini sehingga aku kembali. "Secara kebetulan ayahnya menderita sakit... maka wanita tadi mengutus seorang lelaki menemui Rasulullah S.A.W. Baginda bersabda kepada utusan itu, "Agar dia taati suaminya. " Demikian pula wanita itu mengutus utusannya bukan hanya sekali sehingga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar rumahnya. Maka ayahnya meninggal dunia tetapi dia tetap tidak melihat mayat ayahnya. Dia tetap sabar sehingga suaminya pulang. Maka Allah memberi wahyu kepada Nabi yang berbunyi, "Sesungguhnya Allah telah mengampuni wanita tersebut disebabkan ketaatannya kepada suaminya. Dalam riwayat yang lain mengatakan bahwa Allah turut mengampuni dosa ayahnya disebabkan ketaatan anaknya itu. Inilah sebenarnya perkara yang menyebabkan wanita diredhai oleh Allah bukannya dalam persamaan hak yang seperti dituntut oleh penjahil agama. Sedangkan dalam peristiwa Israk Mikraj, Nabi telah melihat ke dalam syurga yang mana Allah masuk wanita ke dalam syurga 500 tahun lebih awal dari suami mereka... dan bila melihat ke dalam neraka Nabi dapati 2/3 dari penghuninya adalah wanita. Oleh itu takutilah kita semua akan ALLAH... . Abdullah bin Masud meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda : "Apabila seorang wanita mencuci pakaian suaminya maka Allah mencatat baginya 1000 kebaikan, di ampunkan 2000 kesalahan bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohon ampun baginya dan Allah mengangkat 1000 derajat untuknya. " Maulana Syed Ahmad Khan dalam bayannya menceritakan kelebihan yang dimiliki oleh wanita. Katanya: Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seorang wali Allah. Wanita yang menguli tepung dengan membaca Bismillah akan diberkati Allah rezekinya. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir dapat pahala seperti membersihkan Baitullah. Wanita yang solehah lebih baik dari 70 orang lelaki yang soleh. Allah akan berkati rezeki apabila wanita memasak dengan zikir. Seorang wanita yang menutup auratnya dengan purdah ditingkatkan oleh Allah nur wajahnya 13 kali dari wajah asal. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah yang Maha Indah di akhirat nanti tetapi bagi Allah sendiri akan datang untuk berjumpa dengan wanita yang memberati auratnya iaitu yang memakai purdah dengan istiqamah. Pengorbanan seorang wanita amat dihargai oleh Allah dan rasulnya. Cuma kita kurang mengetahui kelebihan yang dikurniakan kepada kita semua. Sehinggakan hari ini manusia Islam mencari sesuatu selain dari agama karena merasa pengorbanan mereka tidak dihargai. Dan mereka turut melaungkan persamaan hak seperti di barat. Ini semua bukanlah salah mereka... tetapi kitalah yang bersalah karena kita lupa bahwa kita ini umat yang dianugerah kan dengan tugas kenabian. Memberi harapan dan bimbingan kepada manusia... Wanita Solehah Sebagai Anak Allah S.W.T telah berfirman yang maksudnya : "Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah selain kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapa mu. Jika salah seorang diantara keduanya atau

keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : "Ya Rabbi, kasihanilah mereka kedua-duanya, sebagaimana mereka berdua telah menyantuni aku waktu kecil. " Al Isra' 23-24. Allah memerintahkan agar manusia berbakti kepada kedua ibu bapa mereka dan mentaati mereka. Bagi wanita ketaatan mereka sebelum mereka berkahwin adalah kepada kedua ibu-bapa mereka dan selepas berkahwin, kepada suami mereka Menyakiti hati kedua mereka adalah merupakan dosa yang amat besar. Ismail Ibnu Umayyah telah berkata : Seorang lelaki meminta nasihat : "Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat. " Rasul menjawab "Janganlah engkau menyekutukan Allah dengan sesuatupun, sekalipun engkau dibakar atau dibelah dua." Ia berkata "Wahai Rasulullah, tambahkanlah. " Rasulullah menjawab, "Berbaktilah kepada kedua ibu-bapamu, jangan sekali-kali engkau meninggikan suara di hadapannya. Jika keduanya memerintahkan engkau untuk mengeluarkan hartamu, maka keluarkanlah bagi keduanya. " Lelaki itu meminta kembali : "Wahai Rasulullah, tambah lagi selain itu." Rasulullah menjawab, "Jangan engkau meminum khamar (arak), sebab khamar itu adalah kunci segala kejahatan. " Lelaki itu meminta kembali, "Wahai Rasulullah, tambahkanlah untukku selain itu. " Rasulullah S.A.W. menjawab, "Didiklah keluargamu dan berilah mereka nafkah sesuai dengan kemampuanmu, dan janganlah engkau mengangkat tongkat (lisan)mu namun berbuatlah agar mereka takut kepada Allah. " HR Imam Ibnu Majah. Adab anak terhadap kedua ibu-bapanya : 1. Berbuat baik dan berlemah lembut terhadap mereka. 2. Mentaati perintah kedua mereka selagi tidak bertentangan dengan perintah Allah. 3. Melihat wajah mereka dengan kasih sayang merupakan ibadah. 4. Mendoakan mereka berdua dengan doa yang baik. 5. Menjaga hati mereka berdua dan menggembirakan mereka. 6. Menjalinkan silaturrahim dengan sahabat-sahabat mereka. 7. Menziarahi kubur ibu-bapa jika mereka telah meninggal dunia. Wanita Yang Dimurkai Allah (perkara yang amat dibenci allah pada seorang wanita) Kepada wanita yang tidak menutup aurat Allah berfirman, " Hiduplah dengan apa yang kau suka. " Allah melaknati wanita yang sengaja mendedahkan auratnya kepada lelaki yang bukan muhrim. Perempuan yang memakai kain yang tipis dan jarang untuk menarik perhatian lelaki bukan muhrim atau memakai segala yang mendatangkan keghairahan kepada orang lain maka dia tidak akan mencium bau syurga. Wanita yang jahat lebih buruk dari 1000 orang lelaki yang jahat. Pengorbanan seorang wanita amat dihargai oleh Allah dan Rasulnya. Cuma kita kurang mengetahui kelebihan yang dikurniakan kepada kita semua. Sehinggakan hari ini manusia Islam mencari sesuatu selain dari agama karena merasa pengorbanan mereka tidak dihargai. Dan mereka turut melaungkan persamaan hak seperti di barat. Ini semua bukanlah salah mereka... tetapi kitalah yang bersalah karena kita lupa bahwa kita

ini umat yang dianugerah kan dengan tugas kenabian. Memberi harapan dan bimbingan kepada manusia... Wanita yang dimurkai oleh Allah Sebagaimana Allah suka dengan wanita yang yang solehah, Allah juga sangat murka kepada beberapa jenis wanita. Oleh itu sangat perlu bagi kita mengetahui perkara yang boleh menyebabkan kebenciannya supaya kita terhindar dari kemurkaannya. Kemurkaan Allah pada hari kiamat sangat dahsyat sehinggakan nabi2 pun sangat takut. Bahkan Nabi Ibrahim pun lupa bahwa dia mempunyai anak yang bernama Nabi Ismail karena ketakutan yang amat sangat. Abu Zar R.A meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda: "Seorang wanita yang berkata kepada suaminya, "semoga engkau mendapat kutukan Allah" maka dia dikutuk oleh Allah dari atas langit yang ke-7 dan mengutuk pula segala sesuatu yang dicipta oleh Allah kecuali 2 jenis makhluk yaitu manusia dan jin. " Ab. Rahman bin Auf meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda : "Seorang yang membuat susah kepada suaminya dalam hal belanja atau membebani sesuatu yang suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima amalannya yang wajib dan sunnatnya. " Abdullah bin Umar r. a meriwayatkan bahwa Nabi S.A.W. bersabda: "Kalau seandainya apa yang ada dibumi ini merupakan emas dan perak serta dibawa oleh seorang wanita kerumah suaminya. Kemudian pada suatu hari dia terlontar kata2 angkuh, "engkau ini siapa? Semua harta ini milikku dan engkau tidak punya harta apa pun." Maka hapuslah semua amal kebaikannya walaupun banyak. Nabi S.A.W. adalah seorang yang sangat kasih pada ummatnya dan terlalu menginginkan keselamatan bagi kita dari azab Allah. Beliau menghadapi segala rupa penderitaan, kesakitan, keletihan dan tekanan. Begitu juga air mata dan darah baginda telah mengalir semata-mata karena kasih-sayangnya terhadap kita. Maka lebih-lebih lagi kita sendirilah yang wajar berusaha untuk menyelamatkan diri kita, keluarga kita dan seluruh ummat baginda. Sebagai penutup ikutilah kisah seterusnya ini sebagai iktibar bagi kita. Ali r. a. meriwayatkan sebagai berikut: "Saya bersama Fatimah berkunjung kerumah Rasulullah dan kami temui beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau, "mengapa tuan menangis wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "pada malam aku di Isra'kan kelangit, daku melihat orang sedang mengalami berbagai penyeksaan... maka bila teringatkan mereka aku menangis. " Saya bertanya lagi, "wahai Rasulullah apakah yang tuan lihat?" Beliau bersabda: Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih. Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangannya dipaut dari punggungnya sedangkan aspal yang mendidih dari neraka dituangkan ke kerongkongnya. Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya sedangkan air getah kayu zakum dituang ke kerongkongnya. Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tgnnya ke arah ubun-ubun kepalanya serta dibelit dibawah kekuasaan ular dan kala jengking. Wanita yang memakan badannya sendiri serta dibawahnya tampak api yang menyala-nyala dengan hebatnya. Wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka. Wanita yang bermuka hitam dan memakan ususnya sendiri. Wanita yang tuli, buta dan bisu dalam peti neraka sedang darahnya mengalir dari rongga badannya (hidung, telinga, mulut) dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.

Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan kaldai yang mendapat berjuta jenis siksaan. Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, "Wahai ayahku, cahaya mata kesayanganku... ceritakanlah kepada ku apakah amal perbuatan wanita2 itu." Rasulullah S.A.W. bersabda, "Wahai Fatimah, adapun tentang : Wanita yang digantung dengan rambutnya karena dia tidak menjaga rambutnya (di jilbab) dikalangan lelaki. Wanita yang digantung dengan lidahnya karena dia menyakiti hati suaminya dengan kata Kemudian Nabi S.A.W. bersabda: "Tidak seorang wanita yang menyakiti hati suaminya melalui kata2nya kecuali Allah akan membuatnya mulutnya kelak dihari kiamat, selebar 70 zira' kemudian akan mengikatnya dibelakang lehernya. Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya karena dia menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya. Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya itu karena dia keluar rumah tanpa izin suaminya, tidak mandi wajib dari haidh dan nifas. Adapun wanita yang memakan badannya sendiri karena suka bersolek untuk dilihat lelaki lain serta suka membicarakan keaiban orang. Adapun wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka karena dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal) dikalangan orang yang banyak dengan maksud supaya orang melihat perhiasannya dan setiap orang jatuh cinta padanya karena melihat perhisannya. Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai ke ubun2nya dan dibelit oleh ular dan kala jengking karena dia mampu mengerjakan solat dan puasa. Tetapi dia tidak mahu berwudhuk dan tidak solat serta tidak mahu mandi wajib. Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti kaldai karena dia suka mengadu-domba (melaga-lagakan orang) serta berdusta. Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing karena dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya. Dan ada diantara isteri nabi-nabi yang mati dalam keadaan tidak beriman karena mempunyai sifat yang buruk. Walaupun mereka adalah isteri manusia yang terbaik dizaman itu. Diantara sifat buruk mereka : Isteri Nabi Nuh suka mengejek dan mengutuk suaminya. Isteri nabi Lut suka bertandang ke rumah orang. Semoga Allah beri kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Kalau kita tidak berasa takut atau rasa perlu berubah... maka kita kena khuatir. Takut kita tergolong dalam mereka yang tidak diberi petunjuk oleh Allah. Nauzubillahi min zalik.

Bacaan Fiksi

Ketika Mas Gagah Pergi


Mas gagah berubah! Ya, sudah beberapa bulan belakangan ini Masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah ! Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Teknik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja... ganteng! Mas Gagah juga sudah mampu membiayai kuliahnnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA. Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia selalu mengajakku kemana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang sekolah dan mengajariku mengaji. Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak untukku. Saat memasuki usia dewasa kami jadi makin dekat. Kalau ada saja sedikit waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama. Jalan-jalan, nonton film atau konser musik atau sekedar bercanda bersama teman-teman. Mas Gagah yang humoris itu akan membuat lelucon-lelucon santai hingga aku dan teman-temanku tertawa terbahak-bahak. Dengan sedan putihnya ia berkeliling mengantar teman-temanku pulang usai kami latihan teater. Kadang kami mampir dan makan dulu di restoran, atau bergembira ria di Dufan, Ancol. Tak ada yang tak menyukai Mas Gagah. Jangankan keluarga atau tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak teman-temanku menyukai sosoknya ! "Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih ?" "Git, gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang serumahku sering membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho ! Gila, berabe khan ?" "Gimana ya Git, agar Mas Gagah suka padaku ?" Dan masih banyak lontaran-lontaran senada yang mampir ke kupingku. Aku cuma mesammesem. Bangga. Pernah kutanyakan pada Mas Gagah mengapa ia belum punya pacar. Apa jawabnya ? "Mas belum minat tuh ! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran..., banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati ! He...he...he.." kata Mas Gagah pura-pura serius. Mas Gagah dalam pandanganku adalah sosok ideal. Ia serba segalanya. Ia punya rancangan masa depan, tapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tapi tak pernah meninggalkan sholat ! Itulah Mas Gagah! Tetapi seperti yang telah kukatakan, entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah ! Drastis ! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Gagah yang kubanggakan kini entah kemana... --=oOo=-"Mas Gagah ! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras

Tak ada jawaban. Padahal kata mama Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa arab gundul. Tak bisa kubaca. Tapi aku bisa membaca artinya : Jangan masuk sebelum memberi salam! "Assalaamulaikuuum!" seruku. Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah. "W aalaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh. Ada apa Gita ? Kok teriak-teriak seperti itu?" tanyanya. "Matiin kasetnya !" kataku sewot. "Lho emang kenapa ?" "Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah ! Memangnya kita orang Arab... , masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!" aku cemberut. "Ini nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita !" "Bodo !" "Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh dong Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri," kata Mas Gagah sabar. "Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek..., mama bingung. Jadinya ya, di pasang di kamar." "Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru..., eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!" "Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan..." "Pokoknya kedengaran!" "Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus, lho !" "Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!" aku ngloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah. Heran. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa selera musik Mas Gagah jadi begitu. Kemana kaset-kaset Scorpion, W ham!, Elton John, Queen, Bon Jovi, Dewa, Jamrood atau Giginya ? "W ah, ini nggak seperti itu, Gita ! Dengerin Scorpion atau si Eric Clapton itu belum tentu mendatangkan manfaat, apalagi pahala. Lain lah ya dengan senandung nasyid Islami. Gita mau denger ? Ambil aja di kamar. Mas punya banyak kok !" begitu kata Mas Gagah. Oalaa ! --=oOo=-Sebenarnya perubahan Mas Gagah nggak cuma itu. Banyak. Terlalu banyak malah! Meski aku cuma adik kecilnya yang baru kelas dua SMA, aku cukup jeli mengamati perubahanperubahan itu. W alau bingung untuk mencernanya. Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Sholat tepat waktu, berjamaah di Masjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng mengintip di lubang kunci, ia pasti lagi ngaji atau baca buku Islam. Dan kalau aku mampir di kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramahiku. Ujung-ujungnya,"Ayo dong Gita, lebih feminin. Kalau kamu pakai rok atau baju panjang, Mas rela deh pecahin celengan buat beliin

kamu rok atau baju panjang. Muslimah kan harus anggun. Coba Dik manis, ngapain sih rambut ditrondolin gitu !" Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuma punya dua rok! Ya rok seragam sekolah itu saja! Mas Gagah juga nggak pernah keberatan kalau aku meminjam kaos atau kemejanya. Ia sendiri dulu sering memanggilku Gito, bukan Gita ! Eh, sekarang pakai manggil Dik Manis segala! Hal lain yang nyebelin, penampilan Mas Gagah jadi aneh. Sering juga mama menegurnya. "Penampilanmu kok sekarang lain, Gah ? "Lain gimana, Ma ?" "Ya, nggak semodis dulu. Nggak dandy lagi. Biasanya kamu yang paling sibuk dengan penampilan kamu yang kayak cover boy itu..." Mas Gagah cuma senyum. "Suka begini, Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun." Ya, dalam penglihatanku Mas Gagah jadi lebih kuno dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. "Jadi mirip Pak Gino," komentarku menyamakannya dengan sopir kami. "Untung saja masih lebih ganteng." Mas Gagah cuma terawa. Mengacak-acak rambutku dan berlalu. Mas Gagah lebih pendiam ? Itu juga sangat kurasakan. Sekarang Mas Gagah nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga males banget ngobrol lama atau becanda sama perempuan. Teman-temanku bertanya-tanya. Thera, peragawati sebelah rumah, kebingungan. Dan...yang paling gawat, Mas Gagah emoh salaman sama perempuan!! Kupikir apa sih maunya Mas Gagah? "Sok kece banget sih Mas? Masak nggak mau salaman sama Tresye? Dia tuh cewek paling beken di Sanggar Gita tahu?" tegurku suatu hari. "Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang !" "Justru karena Mas menghargai dia makanya Mas begitu," dalihnya, lagi-lagi dengan nada amat sabar. "Gita lihat khan orang Sunda salaman? Santun meski nggak sentuhan. Itu yang lebih benar!" Huh. Nggak mau salaman. Ngomong nunduk melulu..., sekarang bawa-bawa orang Sunda. Apa hubungannya ? Mas Gagah membawa sebuah buku dan menyorongkannya padaku. "Baca!" Kubaca keras-keras. "Dari Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah. Rasulullah saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhari Muslim!" Si Mas tersenyum. "Tapi Kyai Anwar mau salaman sama mama. Haji Kari, Haji Toto, Ustadz Ali...," kataku. "Bukankah Rasulullah uswatun hasanah? Teladan terbaik?" kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku. "Coba untuk mengeti ya, Dik Manis !?" Dik manis? Coba untuk mengerti? Huh! Dan seperti biasa aku ngeloyor pergi dari kamar Mas

Gagah dengan mangkel. Menurutku Mas Gagah terlalu fanatik ! Aku jadi khawatir. Apa dia lagi nuntut ilmu putih? Ah, aku juga takut kalau dia terbawa oleh orang-orang sok agamis tapi ngawur. Namun..., akhirnya aku nggak berani menduga demikian. Mas-ku itu orangnya cerdas sekali! Jenius malah! Umurnya baru dua puluh satu tahun tapi sudah tingkat empat di FTUI! Dan aku yakin mata batinnya jernih dan tajam. Hanya..., yaaa akhir-akhir ini ia berubah. Itu saja. Kutarik napas dalam-dalam. --=oOo=-"Mau kemana, Git!?" "Nonton sama teman-teman." Kataku sambil mengenakan sepatu. "Habis Mas Gagah kalau diajak nonton sekarang kebanyakan nolaknya! "Ikut Mas aja, yuk!" "Kemana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah! Gita kayak orang bego di sana!" Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu yang lalu Mas Gagah mengajakku ke rumah temannya. Ada pengajian. Terus pernah juga aku diajak menghadiri tabligh akbar di suatu tempat. Bayangin, berapa kali aku dilihatin sama cewek-cewek lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya, aku kesana memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang nggak bisa aku sembunyiin. Sebenarnya Mas Gagah menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa mama pakai ngaji. Aku nolak sambil ngancam nggak mau ikut. "Assalaamualaikum!" terdengar suara beberapa lelaki. Mas Gagah menjawab salam itu. Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman si Mas ini. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku..., persis kelakuannya Mas Gagah. "Lewat aja nih, Mas? Gita nggak dikenalin?" tanyaku iseng. Dulu nggak ada deh teman Mas Gagah yang tak akrab denganku. Tapi sekarang, Mas Gagah nggak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan handsome! Mas Gagah menempelkan telunjuknya di bibir. "Ssssttt !" Seperti biasa, aku bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal ke-Islaman, diskusi, belajar baca Al-Quran atau bahasa Arab..., yaaa begitu deh!! --=oOo=-"Subhanallah, berarti kakak kamu ikhwan dong!" seru Tika setengah histeris mendengar ceritaku. Teman akrabku ini memang sudah sebulan ini berjilbab rapi. Memusiumkan semua jeans dan baju-baju you can see-nya. "Ikhwan?" ulangku. "Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?" suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami. "Huss! Untuk laki-laki ikhwan, untuk perempuan akhwat. Artinya saudara. Biasa dipakai untuk menyapa saudara seiman kita," ujar Tika sambil menghirup es kelapa mudanya. "Kamu tahu Hendra atau Isa, kan? Aktivis Rohis kita itu contoh ikhwan paling nyata di sekolah ini." Aku manggut-manggut. Lagak Isa dan Hendra memang mirip Mas Gagah. "Udah deh, Git. Nggak usah bingung. Banyak baca buku Islam. Ngaji! Insya Allah kamu akan

tahu meyeluruh tentang dien kita. Orang-orang seperti Hendra, Isa, atau Mas Gagah bukanlah orang-orang yang eror. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya saja yang mungkin belum mengerti dan sering salah paham." Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika, sobat dekatku yang dulu tukang ngocol ini. Tiba-tiba di mataku menjelma begitu dewasa. "Eh, kapan main ke rumahku? Mama udah kangen tuh! Aku ingin kita tetap dekat, Gita..., meski kita kini punya pandangan yang berbeda," ujar Tika tiba-tiba. "Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Gagah...," kataku jujur. "Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih..." Tika menepuk pundakku. Jilbab putihnya bergerak ditiup angin. "Aku senang kamu mau membicarakan hal ini denganku. Nginap di rumah, yuk. Biar kita bisa cerita banyak. Sekalian kukenalkan pada Mbak Ana." "Mbak Ana ?" "Sepupuku yang kuliah di Amerika! Lucu deh, pulang dari Amrik malah pakai jilbab! Itulah hidayah!" "Hidayah ?" "Nginap, ya ! Kita ngobrol sampai malam sama Mbak Ana!" --=oOo=-"Assalaamualaikum, Mas Ikhwan..., eh Mas Gagah !" tegurku ramah. "Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!" kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku. "Dari rumah Tika, teman sekolah," jawabku pendek. "Lagi ngapain, Mas?" tanyaku sambil mengintari kamarnya. Kuamati beberapa poster, kaligrafi, ganbar-gambar pejuang Palestina, Kashmir dan Bosnia. Puisi-puisi sufistik yang tertempel rapi di dinding kamar. Lalu dua rak koleksi buku ke-Islaman.. "Cuman lagi baca !" "Buku apa ?" "Tumben kamu pengin tahu?" "Tunjukin dong, Mas...buku apa sih?" desakku. "Eit..., Eiiit !" Mas Gagah berusaha menyembunyikan bukunya. Kugelitik kakinya, dia tertawa dan menyerah. "Nih!" serunya memperlihatkan buku yang sedang dibacanya dengan wajah setengah memerah. "Nah yaaaa!" aku tertawa. Mas Gagah juga. Akhirnya kami bersama-sama membaca buku Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam itu. "Maaaas..." "Apa Dik manis ?" "Gita akhwat bukan sih ?" "Memangnya kenapa ?"

"Gita akhwat apa bukan ? Ayo jawab...," tanyaku manja. Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara kepadaku. Tentang Allah, Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang diabaikan dan tak dipahami ummatnya. Tentang kaum Muslimin di dunia yang selalu jadi sasaran fitnah serta pembantaian dan tentang hal-hal lainnya. Dan untuk petamakalinya setelah sekian lama, aku merasa kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu. Mas Gagah dengan semangat terus berbicara. Terkadang ia tersenyum, sesaat sambil menitikkan air mata. Hal yang tak pernah kulihat sebelumnya!! "Mas kok nangis?" "Mas sedih karena Allah, Rasul dan Al Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena ummat yang banyak meninggalkan Al-Quran dan Sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena saat Mas bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara seiman di Belahan bumi lainnya sedang digorok lehernya, mengais-ngais makanan di jalan, dan tidur beratap langit..." Sesaat kami terdiam. Ah, Masku yang gagah dan tegar ini ternyata sangat perasa. Sangat peduli... "Kok...tumben Gita mau dengerin Mas ngomong?" tanya Mas Gagah tiba-tiba. "Gita capek marahan sama Mas Gagah !" Ujarku sekenanya. "Emangnya Gita ngerti yang Mas katakan?" "Tenang aja, Gita nyambung kok!" kataku jujur. Ya, Mbak Ana juga pernah menerangkan hal demikian. Aku ngerti deh meski nggak mendalam. Malam itu aku tidur ditemani tumpukan buku-buku Islam milik Mas Gagah. Kayaknya aku dapat hidayah! --=oOo=-Hari-hari berlalu. Aku dan Mas Gagah mulai dekat lagi sepeti dulu. Meski aktifitas yang kami lakukan berbeda dengan yang dahulu. Kini tiap Minggu kami ke Sunda Kelapa atau W ali Songo, mendengarkan ceramah umum. Atau ke tempat-tempat tabligh Akbar digelar. Kadang cuma aku dan Mas Gagah, kadang-kadang bila sedikit kupaksa Mama Papa juga ikut. "Masa sekali aja nggak bisa, Pa, tiap minggu rutin ngunjungin relasi ini itu. Kebutuhan rohaninya kapan?" tegurku. Biasanya papa hanya mencubit pipiku sambil menyahut, "Iya deh, iya!" Pernah juga Mas Gagah mengajakku ke acara pernikahan temannya. Aku sempat bingung juga. Soalnya pengantinnya nggak bersanding tapi terpisah! Tempat acaranya juga gitu. Dipisah antara lelaki dan perempuan. Terus bersama souvenir, para tamu dibagikan risalah nikah juga. Di sana ada dalil-dalil mengapa walimah mereka dilaksanakan seperti itu. Dalam perjalanan pulang, baru Mas Gagah memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam. Acara itu tak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran, harus Islami dan semacamnya. Ia juga wanti-wanti agar aku tak mengulangi ulah mengintip tempat cowok dari tempat cewek! Aku nyengir kuda.

Tampaknya Mas Gagah mulai senang pergi denganku. Soalnya aku mulai bisa diatur. Pakai baju yang sopan, pakai rok panjang, ketawa nggak cekakaan. "Nyoba pakai jilbab, Git !" pinta Mas Gagah suatu ketika. "Lho, rambut Gita kan udah nggak trondol! Lagian belum mau deh jreng!" Mas Gagah tersenyum. "Gita lebih anggun kalau pakai jilbab dan lebih dicintai Allah. Kayak Mama". Memang sudah beberapa hari ini mama berjilbab. Gara-garanya dinasehatin terus sama si Mas, di beliin buku-buku tentang wanita, juga dikomporin sama teman-teman pengajian beliau. "Gita mau, tapi nggak sekarang...," kataku. Aku memikirkan bagaimana dengan seabreg aktifitasku kini, prospek masa depan (ceila) dan semacamnya. "Itu bukan halangan." Ujar Mas Gagah seolah mengerti jalan pikiranku. Aku menggelengkan kepala. Heran, Mama yang wanita karier itu kok cepat sekali terpengaruh sama Mas Gagah! "Ini hidayah, Gita!" kata Mama. Papa yang duduk di samping beliau senyum-senyum. "Hidayah? Perasaan Gita duluan deh yang dapat hidayah baru Mama! Gita pakai rok aja udah hidayah!" "Lho?" Mas Gagah bengong. --=oOo=-Dengan penuh kebanggaan, kutatap lekat wajah Mas Gagah. Gimana nggak bangga? Dalam acara Studi Tentang Islam yang diadakan FTUI untuk umum ini, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya! Aku yang berada di antara ratusan peserta ini rasa-rasanya ingin berteriak,"Hei, itu kan Mas Gagah-ku !" Mas Gagah tampil tenang. Gaya penyampaiannya bagus, materi yang dibawakannya menarik dan retorikanya luar biasa! Semua hening mendengar ia bicara. Aku juga. Mas Gagah fasih mengeluarkan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Rasul. Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Aku sempat bingung lho, kok Mas Gagah bisa sih? Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada yamh dibawakan oleh kyai-kyai kondang atau ustadz tenar yang biasa kudengar! Pada kesempatan itu juga Mas Gagah berbicara tentang muslimah masa kini dan tantangannya dalam era globalisasi. "Betapa Islam yang jelas-jelas mengangkat harkat dan martabat wanita, dituduh mengekang wanita hanya karena mensyariatkan jilbab. Jilbab sebagai busana taqwa, sebagai identitas muslimah, diragukan bahkan oleh para muslimah kita, oleh orang Islam sendiri," kata Mas Gagah. Mas Gagah terus bicara. Tiap katanya kucatat di hati ini. --=oOo=-Lusa ulang tahunku. Dan hari ini sepulang sekolah, aku mampir ke rumah Tika. Minta diajarkan memakai jilbab yang rapi. Tuh anak sempat histeris juga. Mbak Ana senang dan berulang kali mengucap hamdalah.

Aku mau ngasih kejutan buat Mas Gagah! Mama bisa dikompakin. Nanti sore aku akan mengejutkan Mas Gagah. Aku akan datang ke kamarnya memakai jilbab putihku. Kemudian mengajaknya jalan-jalan untuk persiapan tasyakuran ultah ketujuh belasku. Kubayangkan ia akan terkejut gembira, memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberikan ceramah pada acara tasyakuran yang insya Allah mengundang teman-teman dan anak-anak panti yatim piatu dekat rumah kami. "Mas Ikhwan!! Mas Gagaaaaah! Maaasss! Assalaamualaikum!" kuketuk pintu kamar Mas Gagah dengan riang. "Mas Gagah belum pulang," kata Mama. "Yaaaaa, kemana sih, Ma??!" keluhku. "Kan diundang ceramah di Bogor. Katanya langsung berangkat dari kampus..." "Jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Masjid." "Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah inget ada janji sama Gita hari ini," hibur mama menepis gelisahku. Kugaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali dengan Mas Gagah. "Eh, jilbab Gita mencong-mencong tuh !" Mama tertawa. Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum pada Mama. --=oOo=-Sudah lepas Isya. Mas Gagah belum pulang juga. "Mungkin dalam perjalanan. Bogor kan lumayan jauh..." hibur Mama lagi. Tetapi detik demi detik, menit demi menit berlalu. Sampai jam sepuluh malam, Mas Gagah belum pulang juga. "Nginap barangkali, Ma?" duga Papa. Mama menggeleng. "Kalau mau nginap Gagah selalu bilang, Pa!" Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan melihatku memakainya. "Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinggg !!" Telpon berdering. Papa mengangkat telepon. "Halo, ya betul. Apa? Gagah???" "Ada apa , Pa?" tanya Mama cemas. "Gagah..., kecelakaan..., Rumah Sakit Islam...," suara Papa lemah. "Mas Gagaaaaaahhh!!!" Air mataku tumpah. Tubuhku lemas. Tak lama kami sudah dalam perjalanan menuju Cempaka Putih. Aku dan Mama menangis berangkulan. Jilbab kami basah.

--=oOo=-Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Tangan, kaki, kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar, sebuah truk menghantam mobil yang dikendarai Mas Gagah. Dua teman Mas Gagah tewas seketika, sedang kondisi Mas Gagah kritis. Dokter melarang kami untuk masuk ke dalam ruangan. "Tapi saya Gita, adiknya, Dok! Mas Gagah pasti mau lihat saya pakai jilbab iniii!" kataku emosi pada dokter dan suster di depanku. Mama dengan lebih tenang merangkulku, "Sabar, Sayang..., sabar." Di pojok ruangan papa tampak serius berbicara dengan dokter yang khusus menangani Mas Gagah. W ajah mereka suram. "Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, suster? Dokter? Ma?" tanyaku. "Papa, Mas Gagah bisa ceramah pada syukuran Gita kan?" air mataku terus mengalir. Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku kecuali kebisuan dinding putih rumah sakit. Dan dari kamar kaca kulihat tubuh yang biasa gagah enerjik itu bahkan tak bergerak! "Mas Gagah, sembuh ya, Mas..., Mas...Gagah..., Gita udah jadi adik Mas yang manis. Mas...Gagah...," bisikku. Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit.. Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. Aku berdoa dan terus berdoa. Ya Allah, selamatkan Mas Gagah..., Gita, Mama dan Papa butuh Mas Gagah..., umat juga." Tak lama dokter Joko yang menangani Mas Gagah menghampiri kami. "Ia sudah sadar dan memanggil nama ibu, bapak, dan Gi..." "Gita.." suaraku serak menahan tangis. "Pergunakan waktu yang ada untuk mendampinginya seperti permintaannya. Sukar baginya untuk bertahan. Maafkan saya..., lukanya terlalu parah," perkataan terakhir dokter Joko mengguncang perasaan, menghempaskan harapanku! "Mas..., ini Gita, Mas...," sapaku berbisik. Tubuh Mas Gagah bergerak sedikit. Bibirnya seolah ingin mengucapkan sesuatu. Kudekatkan wajahku kepadanya. "Gita sudah pakai.. jilbab," lirihku. Ujung jilbabku yang basah kusentuhkan pada tangannya. Tubuh Mas Gagah bergerak lagi. "Dzikir..., Mas, suaraku bergetar. Kupandang lekat-lekat wajah Mas Gagah yang separuhnya tertutup perban. W ajah itu begitu tenang... "Gi...ta..." Kudengar suara Mas Gagah! Ya Allah, pelan sekali! "Gita di sini, Mas..." Perlahan kelopak matamya terbuka. Aku tersenyum. "Gita... udah pakai... jilbab...," kutahan isakku.

Memandangku lembut, Mas Gagah tersenyum. Bibirnya seolah mengucapkan sesuatu seperti hamdalah. "Jangan ngomong apa-apa dulu, Mas...," ujarku pelan ketika kulihat ia berusaha lagi untuk mengatakan sesuatu. Mama dan Papa memberi isyarat untuk gantian. Ruang ICU memang tak bisa dimasuki beramai- ramai. Dengan sedih aku keluar. Ya Allah..., sesaat kulihat Mas Gagah tersenyum. Tulus sekali! Tak lama aku bisa menemui Mas Gagah lagi. Dokter mengatakan Mas Gagah tampaknya menginginkan kami semua berkumpul. Kian lama kurasakan tubuh Mas Gagah semakin pucat. Tapi sebentar-sebentar masih tampak bergerak. Tampaknya ia juga masih bisa mendengar apa yang kami katakan meski hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan isyarat mata. Kuusap setitik lagi airmata yang jatuh. "Sebut nama Allah banyak-banyak..., Mas," kataku sambil menggenggam tangannya. Aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginginkan Mas Gagah terus hidup. Tapi sebagai insan beriman, seperti juga yang diajarkan Mas Gagah, aku pasrah pada ketentuan Allah. Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi Mas Gagah. "Laa...ilaaha...illa...llah..., Muham...mad...Ra...sul...Al...lah...," suara Mas Gagah pelan, namun tak terlalu pelan untuk kami dengar. Mas Gagah telah kembali pada Allah. Tenang sekali. Seulas senyum menghiasi wajahnya. Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat-kuat. Mama dan Papa juga. Isak kami bersahutan walau kami rela dia pergi. Selamat jalan, Mas Gagah ! Epilog Buat ukhti manis Gita Ayu Pratiwi, Semoga memperoleh umur yang berkah, Dan jadilah muslimah sejati Agar Allah selalu besertamu. Sun Sayang, Mas Ikhwan, eh Mas Gagah ! Kubaca berulang kali kartu ucapan Mas Gagah. Keharuan memenuhi rongga-rongga dadaku. Gamis dan jilbab hijau muda, manis sekali. Akh, ternyata Mas Gagah telah mempersiapkan kado untuk hari ulang tahunku. Aku tersenyum miris. Kupandangi kamar Mas Gagah yang kini lengang. Aku rindu panggilan dik manis, Aku rindu suara nasyid. Rindu diskusi-diskusi di kamar ini. Rindu suara merdu Mas Gagah melantunkan kalam Ilahi yang selamanya tiada kudengar lagi. Hanya wajah para Mujahid di dinding kamar yang menatapku. Puisi-puisi sufistik yang seolah bergema di ruang ini...

Setitik air mataku jatuh lagi.

"Mas, Gita akhwat bukan sih?" "Ya, Insya Allah akhwat!" "Yang bener? "Iya, dik manis!" "Kalau ikhwan itu harus ada jenggotnya, ya?!" "Kok nanya gitu?" "Lha, Mas Gagah ada jenggotnya! "Ganteng kan?" "Uuu! Eh, Mas, kita kudu jihad, ya? Jihad itu apa sih?" "Ya always dong ! Jihad itu... "

Setetes, dua tetes, air mataku kian menganak sungai. Kumatikan lampu. Kututup pintu kamarnya pelan-pelan. Selamat jalan, Mas Ikhwan ! Selamat jalan, Mas Gagah !

HTR, Depok, 1993

AMALAN HARIAN RAMADHAN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Aktivitas
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Juli
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3

Agustus
4 5 6 7 8 9

Shalat Malam Tilawah Al-Qur'an Shalat Duha Sedekah/infak Shaum Ramadhan Shalat Tarawih Ikut Kajian Ramadhan Olahraga/Peregangan Baca Buku Shalat Berjamaah

# Petunjuk Teknis: 1. Targetan Amalan per-pekan (Shalat Malam 4x; Tilawah 4 lembar; Duha 5x; Infak setiap hari; Tarawih 5x; Kajian setiap hari; Olahraga setiap hari; Berjamaah 4x/hari) 2. Form ini di check list () setiap setelah melaksanakan amalan. Setiap akhir pekan, amalan dilaporkan ke PAK (via sms) masing-masing,
formatnya: Shalat malam 4x; Tilawah 3 lembar; dll

3. Untuk tugas bacaan, bahan bacaan dapat diunduh di Blog MPF Hero 48 > koordinasi dg PDD 4. Membuat resume bacaan dan dikirim ke email ke PJA masing-masing. Dikirim bertahap, yakni 2 resume bacaan perpekan dikirim ke PJA.> koordinasi dg PJA 5. Form yang sudah dichecklist (hardcopy) akan dikumpulkan ke PJA masing-masing ketika MPF+MPD 6. Penugasan Liburan akan dievaluasi ketika H MPF >format penilaian menyusul 7. Langkah pertama pemenuhan tugas ini diniatkan hanya untuk Allah SWT semata.

Manusia takkan mampu menghitung seberapa besar atas dosa dan kesalahan manusia dan manusia,, Manusia pun takkan mampu menghitung seberapa besar atas dosa manusia dan Tuhannya,,., Jiwa ini akan sepi tanpa Teman,,, Hati ini akan mati tanpa Iman,,, Hari ini adalah Kenyataan,,, Kemarin adalah Kenangan,,, Esok adalah impian ,,, Awali hari dengan senyuman, Sucikan hati Jernihkan Pikiran Dalam menyambut Bulan yang suci Bulan Yang penuh barokah... Marhaban yaa Ramadhan....

Ingin Mentoring? Tahsin? Mau Belajar Akademik Plus Agama? Atau Mau Jadi MAHASISWA BERPRESTASI?? Ayo Hubungi
Ikhwan (Kak Septian Maulana Lukman M. 085717282409) Akhwat (Kak Siti Ulfah Hasanah 085710040265) Ketua Forsia (Kak Deslaknyo Wisnu Hanjagi 085228428636)

Anda mungkin juga menyukai