Anda di halaman 1dari 6

ORBITH VOL. 8 NO.

3 NOVEMBER 2012: 159 164


MORAL SEBAGAI LANDASAN ETIKA PROFESI
Oleh : Suwinardi Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak Moral merupakan suatu landasan dalam melakukan tindakan suatu kegiatan. Seeorang profesional dalam menjalankan profesinya, akan mempunyai tindakan yang baik, karena memahami benar tentang nilai-nilai kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan yang berdasarkan kode etik profesi. Etika profesi merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan bagian dari etika sosial. Etika profesi secara tertulis diwujudkan dalam bentuk kode etik profesi yang semua anggota kelompok harus memahami, mematuhi, menjalankan, dan mengamalkannya. Moral sangat berhubungan dengan etika profesi. Hal itu disebabkan moral akan memberikan landasan seseorang dalam menjalankan profesinya melalui kode etik profesi, sehingga semua anggota kelompok profesi akan bertindak berdasarkan kode etik yang telah disepakati bersama. Akhirnya eksistensi organisasi profesinya akan dipercaya oleh anggota masyarakat. Kata kunci : moral, etika, dan etika profesi

1. Pendahuluan Menurut Bertens, etika merupakan ilmu yang tidak lepas dari moral. Etika bisa dipahami sebagai suatu kebiasaan, adat istiadat yang dianut oleh seeorang dalam melakukan kehidupan. Kamus besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian etika dipahami sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Dapat juga dikatakan etika sebagai ilmu pengetahuan tentang ahlak atau moral. Selanjutnya Bertens memberikan penjelasan mengenai etika sebagai berikut : a. Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi pegangan dalam kehidupan perorangan atau kelompok yang digunakan untuk mengatur tingkah laku. b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Kalau dalam kelompok profesional biasa disebut bentuk kode etik. c. Etika berarti ilmu tentang yang baik atau buruk Hal itu akan menjadi ilmu, bila nilai-nilai yang baik itu diterima oleh masyarakat. Menurut A Sonny Keraf, membagi etika menjadi dua bagian besar, yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum merupakan prinsip-prinsip moral yang

mengacu pada prinsip moral dasar sebagai pengangan dalam bertindak dan menjadi tolak ukur untuk menilai baik buruknya suatu tindakan yang ada di dalam suatu masyarakat. Etika khusus merupakan penerapan moral dasar dalam bidang khusus. Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual sebagai etika yang lebih menekankan pada kewajian manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian hidup.Sedangkan etika sosial merupakan etika sosial yang lebih menekankan pada kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat atau anggota kelompoknya. Etika sosial dibagi menjadi etika terhadap sesama, etika keluarga, etika politik, etika lingkungan hidup, dan etika profesi. Sehingga etika profesi sebagai bagian dari etika sosial. Moralitas merupakan sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk (Berten, 2002:7). Moralitas bisa juga merupakan suatu pengatur dan petunujk bagi manusia dalam berperilaku agar menjai manusia yang baik, sehingga bisa menghidari perilaku yang buruk. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah 159

Moral Sebagai Landasan Etika Profesi.......................................................................Suwinardi kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber. 2. Moral Moral dan hati nurani merupakan suatu faktor dasar apabila membicarakan tentang etika. Bertens memberikan penekanan tentang pemahaman moralitas dalam mempelajari etika, karena etika selalu berhubungan dengan tingkah laku manusia. Moral yang berasal dari bahasa latin Mos yang berarti kebiasaan atau adat istiadat. Namun secara etimologi moral berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok yang mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu orang dikatakan bermoral, apabila orang tersebut mengikuti normanorma atau tingkah laku yang berlaku di masyarakatnya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi kedua, kata moral memiliki arti ajaran tentang yang baik dan buruk yang diterima umum sehubungan dengan perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Menurut Rini Darmastuti, sebagai pedoman untuk memahami apa itu moral, ada beberapa pegangan dasar, yaitu : a. Istilah moral digunakan untuk menentukan batasan dari suatu perbuatan yang baik dan buruk. b. Pemahaman tentang moral digunakan sebagai suatu istilah untuk menyatakan bahwa yang baik itu lebih dari pada yang buruk. Istilah moral sebagai nilai dasar atau adat istiadat dalam suatu masyarakat untuk memilih nilai-nilai hidup. Sebagai tataran individu, moral dipahami sebagai perlakuan yang baik atau buruk yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diterima oleh kelompok individu itu berada.

c.

d.

Sehingga pemahaman moral secara menyeluruh merupakan suatu landasan dalam melakukan tindakan suatu kegiatan. Seeorang akan mempunyai tindakan suatu kegiatan yang baik, karena memahami benar tentang nilai-nilai kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan. Konsep moralitas sebagai suatu sistem nilai yang mengandung nasihat, perintah, atau aturan tentang bagaimana manusia harus hidup agar menjadi manusia yang benar-benar baik. Hal itu biasanya diajarkan dari genarasi satu kegenarasi lain secara turun-temurun. Moralitas sebagai sistem nilai dapat dipergunakan sebagai landasan dalam suatu kelompok yang melakukan kegiatan dengan menggunakan kemampuan pendidikan dan keahlian. Dalam melakukan kegiatan yang menggunakan kemampuan pendidikan dan keahlian sering disebut sebagai pekerjaan profesi, diperlukan landasan moral sebagai perlakuan yang baik. Secara umum kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai, apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi yang konkrit. Seluruh manusia mempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntut kesempurnaan. Tujuan akhir manusia merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu mencarinya dengan kesungguhan atau tidak. Tingkah laku atau

160

ORBITH VOL. 8 NO. 3 NOVEMBER 2012: 159 164


perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan yang membuatnya baik sebagai manusia. Suatu hal lain yang harus diperhatikan dalam hal moral adalah hati nurani. Hal itu disebabkan oleh suatu kejadian, bila terjadi pelanggaran moral, maka hukuman tidak dapat dipaksakan berdasarkan undangundang atau hukum, tetapi berdasarkan hati nurani. Hati nurani merupakan penghayatan sesuatu yang baik atau buruk dan berhubungan dengan tingkah laku kita. Hati nurani inilah yang memerintah atau melarang untuk melakukan suatu tindakan. Tidak mengikuti hati nurani berarti menghancurkan integritas kita sebagai manusia dan mengkhianati martabat manusia. Hati nurani bersifat personal, sehingga hati nurani selalu berhubungan dengan pribadi yang bersangkutan. Perkembangan hati nurani sangat dipengaruhi oleh perkembangan kepribadian yang bersangkutan. Selain bersifat personal, hati nurani juga mempunyai aspek adipersonal, dimana pada tataran ini, hati nurani melebihi pribadi yang bersangkutan dan seakanakan merupakan instansi di atas kita. 3. Etika Pergaulan hidup seseorang dalam berkelompok profesi, bermasyarakat, bernegara maupun pergaulan hidup tingkat Internasional, diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia melakukan pergaulan ataupun kegiatan bersama. Maksud disusun pedoman pergaulan atau kegiatan bersama, tidak lain untuk menjaga kepentingan masingmasing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindungi tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari timbulnya etika di masyarakat kita. Bagi kelompok profesional, pedoman etika sangat diperlukan dalam menjalankan profesinya. Menurut beberapa pengertian etika yang dikemukanan oleh para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Istilah etika atau sering disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, adat istiadat/kebiasaan yang baik. kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Beberapa pengertian etika, dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut : - Martin (1993) etika didefinisikan sebagai the discipline which can act as the performance index or reference for our control system. - Drs. O.P. Simorangkir mengemukakan, etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. - Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat menjelaskan etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. - Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Perkembangan selanjutnya etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia pandangan tentang bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Etika juga membantu manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada ujungnya akan membantu manusia untuk mengambil

161

Moral Sebagai Landasan Etika Profesi.......................................................................Suwinardi keputusan tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu tidak dilakukan. Disamping itu bahwa etika dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia, dengan demikian etika ini dapat kelompokkan menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. 4. Profesi Seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan melakukan pekerjaan yang mendapatkan penghasilan. Profesi yang merupakan bagian dari suatu pekerjaan dapat juga memberikan penghasilan, namun dengan nilai lebih. Hubungan antara pekerjaan dan profesi dapat digambarkan seperti diagram Venn berikut pada gambar 1.

Profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti insinyur (ahli teknik), akuntan, kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya. Sekarang meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, dan sekretaris A Sonny Keraf memandang profesi sebagai suatu pekerjaan yang dapat digunakan sebagai kegiatan pokok untuk mencari nafkah hidup dengan keahlian tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, Sonny Keraf, memberikan batasan-batasan terhadap profesi yang merupakan bagian dari suatu pekerjaan dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Memiliki skill atau kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. b. Memiliki kode etik sebagai standar moral perilaku yang digunakan dalam profesi tersebut. c. Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi d. Memiliki jiwa pengabdian kepada publik dengan dedikasi yang luhur e. Otonomi organisasi profesional yang ditunjukkan dengan adanya manajemen organisasi f. Menjadi anggota organisasi profesi dengan menjaga eksistensi. Menurut Rini Darmastuti, profesi dan profesional merupakan dua kata yang sering digunakan secara bersama-sama, tetapi sering memunculkan kerancuan arti. Profesi sudah dijelaskan pengertiannya, seperti di atas. Sedangkan Profesional dipahami sebagai satu sifat yang dimiliki oleh seseorang secara teknis dan operasional yang ditetapkan dalam batasbatas etika profesi. Seseorang dapat dikatakan profesional dalam menjalankan pekerjaannya apabila ia memiliki kemampuan teknis dan operasional yang ditetapkan dalam batas-batas etika profesi, yaitu kode etik profesi.

Profesi

Pekerjaan

Gambar 1. Hubungan pekerjaan dan profesi Berdasarkan gambar 1. di atas, terlihat bahwa profesi bagian dari suatu pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi memerlukan keahlian tertentu yang dilandasi oleh suatu teori. Istilah profesi telah banyak kenal orang, yaitu suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan dalam melaksanakan pekerjaan itu ada hubungannya antara teori dan penerapan dalam praktek.

162

ORBITH VOL. 8 NO. 3 NOVEMBER 2012: 159 164


Seorang profesional tidak sembarangan dalam melakukan pekerjaan profesinya, namun selalu dibatasi oleh norma moral dan etika dalam menjalankan profesinya. Tidak hanya itu seseorang dikatakan profesional, tetapi juga mempunyai penguasaan ilmu dibidangnya dan mampu menerapkannya dalam masyarakat. Menurut E Martono, dalam buku Etika PR dan E-PR oleh Rini Darmastuti, dijelaskan bahwa ada kualifikasi yang sering digunakan untuk kualitas ke-profesional-an seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya, antara lain : a. Kemampuan seseorang untuk melihat segala sesuatu secara obyektif. b. Pertimbangan rasional yang dimiliki seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan. c. Kemampuan good moral dan good manner yang dimiliki seseorang, sehingga dapat menciptakan kontrol sosial. d. Kemampuan kepemimpinan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa untuk memahami tentang profesi, ada beberapa prinsip tentang etika profesi, yaitu : a. Tanggung jawab, merupakan tanggung jawab pelaksanaan dan tanggung jawab dampaknya b. Kebebasan, yaitu kebebasan untuk mengembangkan profesi tersebut dalam batas-batas aturan yang berlaku dalam sebuah profesi. c. Kejujuran, dalam menjalankan setiap kegiatan profesi selalu dilaksanakan penuh kejujuran tanpa rekayasa. d. Keadilan, artinya tidak memihak kepada siapapun dan manapun dalam menjalankan profesi, serta berlaku adil. e. Otonomi, artinya dalam menjalankan profesinya ada otonomi secara pribadi untuk mengurusi kegiatannya. 5. Hubungan moral dengan etika profesi Etika profesi merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan bagian dari etika sosial. Hal ini disebabkan dalam menjalankan profesinya, seseorang akan berkelompok atau berorganisasi dan selalu berhubungan dengan masyarakat. Suatu kelompok komunitas profesi sebagai suatu sistem yang ada dalam masyarakat, berusaha untuk mereka tetap survive dan eksistenasinya diakui serta terintegrasi dalam mencapai tujuan kelompok mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, komunitas profesi memiliki aturan-aturan yang mengikat semua anggota kelompok tersebut. Aturan-aturan itu, mengikat semua anggota kelompok, artinya semua anggota kelompok harus memahami, mematuhi, menjalankan, dan mengamalkannya. Aturan-aturan itu merupakan suatu norma yang dilandasi oleh moral yang baik dan menjunjung tinggi keluhuran budi dalam rangka menjalankan profesinya. Aturanaturan itu diwujudkan dalam bentuk kode etik. Kode etik profesi adalah nilai-nilai ideal yang diharapkan dalam suatu profesi dan berbentuk tertulis untuk mengarahkan para anggotanya melakukan perbuatan yang benar. Melalui kode etik ini, setiap anggota dapat mengetahui apa yang benar dan yang salah serta mengerti perbuatan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. (Rini Darmastuti, 2007) Moral merupakan landasan seseorang dalam menjalankan profesinya dengan berpedoman kode etik profesi. Hal itu dapat dilihat dari hubungan antara moral dengan etika profesi, seperti gambar 2.di bawah ini.

163

Moral Sebagai Landasan Etika Profesi.......................................................................Suwinardi disepakati bersama. Akhirnya eksistensi organisasi profesinya akan dipercaya oleh anggota masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Bertens, Kees, 2002, Etika, Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Martono, E. 1986. Etika komunikasikantor. Jakarta: Karya Utama Keraf, Sony, 1991, Etika Bisnis, Yogyakarta : Penerbit Kanisius Rini Darmastuti. 2007. Etika PR dan EPR. Yogyakarta: Gava Media Velazquez, Manuel G, 2005, Etika Bisnis, Konsep, dan Kasus Edisi 5. Diterjemahkan dari judul asli Business Ethics, Concepts and Cases (2002) oleh Ana Purwaningsih, dkk, Yogyakarta : Penerbit Andi

Moral

Etika Profesi

Gambar 2. Hubungan moral dan etika profesi Dari gambar 2. di atas jelas bahwa moral sangat berhubungan dengan etika profesi. Moral memberikan tuntunan tentang bagaimana seseorang harus bertindak, sedangkan etika profesi memberikan pertanyaan, mengapa seseorang harus bertindak seperti itu. Oleh sebab itu seorang profesional harus mempunyai moral yang baik dalam menjalankan profesinya. 6. Penutup Pemahaman moral secara menyeluruh merupakan suatu landasan dalam melakukan tindakan suatu kegiatan. Seeorang akan mempunyai tindakan suatu kegiatan yang baik, karena memahami benar tentang nilai-nilai kebaikan sebagai landasan dalam melakukan tindakan. Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia pandangan tentang bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Etika juga membantu manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika profesi merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan bagian dari etika sosial. Etika profesi secara tertulis diwujudkan dalam bentuk kode etik profesi yang semua anggota kelompok harus memahami, mematuhi, menjalankan, dan mengamalkannya. Moral akan memberikan landasan seseorang dalam menjalakan profesinya melalui kode etik profesi, sehingga semua anggota kelompok profesi akan bertindak berdasarkan kode etik yang telah

164

Anda mungkin juga menyukai