Anda di halaman 1dari 31

KALAZION

Oleh: Neovita K. Lauranita Khodijah Yahya Ramadhan T. Timur Cicie Arina Della U. Sanjaya Heningtyas S.Utomo Denny Adriansyah Ridhuan Ramadhan G9911112102 G9911112085 G9911112118 G9911112039 G9911112124 G9911112075 G9911112044 G0004183

TUTORIAL KLINIK

Pembimbing: Dr. Retno Widiati, Sp.M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret RSU Dr Moewardi Surakarta 2013

Identitas Pasien
Nama : Nn. F Umur/Jenis Kelamin : 18 tahun/Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Pucangsawit, Jebres, Surakarta


Tanggal pemeriksaan : 21 Februari 2013

No. RM : 01179854

Anamnesis
Keluhan Utama
Benjolan di mata kiri Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada kelopak mata kiri bawah yang muncul sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien merasa tidak nyaman pada kelopak mata kiri bawah, terasa mengganjal, seperti ada benjolan. Pada awalnya benjolan tersebut kecil kemudian membesar. Kemunculan benjolan tersebut tidak disertai dengan rasa gatal ataupun rasa sakit. Sekarang benjolan tesebut teraba keras, tidak ada nyeri pada penekanan, tidak gatal, tidak merah, dan tidak ada penurunan ketajaman penglihatan. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat sakit serupa Riwayat kencing manis Riwayat hipertensi Riwayat trauma Riwayat alergi : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


R. Hipertensi R. Kencing manis R. sakit serupa : disangkal : disangkal : disangkal

Kesimpulan Anamnesis
Mata
Proses Lokalisasi Sebab Perjalanan Komplikasi

OD
-

OS
Peradangan Palpebra Inferior Peradangan Akut Belum ditemukan

Pemeriksaan Fisik
Kesan umum Keadaan umum baik E4V5M6, gizi kesan cukup T = 120/80 mmHg N = 82x/1menit Rr = 18x/1menit S = afebril Pemeriksaan subyektif Visus sentralis jauh Pinhole Koreksi Refraksi Visus Perifer Konfrontasi test Proyeksi sinar Persepsi warna OD 6/6 tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan OS 6/6 tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

Pemeriksaan Obyektif
Sekitar mata OD Tanda radang tidak ada Luka tidak ada Parut tidak ada Kelainan warna tidak ada Kelainan bentuk tidak ada Supercilium Warna hitam Tumbuhnya normal Kulit sawo matang Geraknya d.b.n Pasangan Bola Mata dalam Orbita Heteroforia tidak ada Strabismus tidak ada Pseudostrabismus tidak ada Exophtalmus tidak ada Enophtalmus tidak ada Anopthalmus tidak ada OS tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada hitam normal sawo matang d.b.n tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

Ukuran bola mata Mikrophtalmus Makrophtalmus Ptisis bulbi Atrofi bulbi Buftalmus Megalokornea Gerakan Bola Mata Temporal superior Temporal inferior Temporal Nasal Nasal superior Nasal inferior Kelopak Mata Gerakannya Lebar rima Blefarokalasis Tepi kelopak mata Oedem Margo intermarginalis Hiperemis Entropion Ekstropion Benjolan

tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal 10 mm tidak ada

tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal 10 mm tidak ada

tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada

Sekitar saccus lakrimalis Oedem tidak ada Hiperemis tidak ada Sekitar Glandula lakrimalis Odem tidak ada Hiperemis tidak ada Tekanan Intra Okuler Palpasi kesan normal Tonometer Schiotz tidak dilakukan Konjungtiva Konjungtiva palpebra Oedem tidak ada Hiperemis tidak ada Sikatrik tidak ada Konjungtiva Fornix Oedem tidak ada Hiperemis tidak ada Sikatrik tidak ada

tidak ada tidak ada

tidak ada tidak ada


kesan normal tidak dilakukan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

Konjungtiva Bulbi Pterigium tidak ada Oedem tidak ada Hiperemis tidak ada Sikatrik tidak ada Injeksi konjungtiva tidak ada Caruncula dan Plika Semilunaris Oedem tidak ada Hiperemis tidak ada Sikatrik tidak ada Sklera Warna putih Penonjolan tidak ada Cornea Ukuran 12 mm Limbus jernih Permukaan rata, mengkilat Sensibilitas normal Keratoskop (Placido) tidak dilakukan Fluoresin Test tidak dilakukan Arcus senilis (-)

tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

putih tidak ada


12 mm jernih rata, mengkilat normal tidak dilakukan tidak dilakukan (-)

Kamera Okuli Anterior Isi Kedalaman Iris Warna Gambaran Bentuk Sinekia Anterior Pupil Ukuran Bentuk Tempat Reflek direct Reflek indirect Reflek konvergensi Lensa Ada/tidak Kejernihan Letak Shadow test Corpus vitreum Kejernihan

jernih dalam coklat spongious bulat tidak ada 3 mm bulat sentral (+) (+) tidak dilakukan ada jernih sentral tidak dilakukan

jernih dalam coklat spongious bulat tidak ada 3 mm bulat sentral (+) (+) tidak dilakukan ada jernih sentral tidak dilakukan

Kesimpulan Pemeriksaan

Visus sentralis jauh 6/6 Pinhole Tidak dilakukan Koreksi tidak dilakukan Refraksi tidak dilakukan Visus sentralis dekat 6/6 Sekitar mata dalam batas normal Supercilium dalam batas normal Pasangan bola mata dalam batas normal dalam orbita Ukuran bola mata dalam batas normal Gerakan bola mata dalam batas normal Kelopak mata dalam batas normal Sekitar saccus lakrimalis dalam batas normal Sekitar glandula lakrimalis dalam batas normal

OD

6/6 tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan 6/6 dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal
benjolan pada palpebra

OS

dalam batas normal dalam batas normal

OD Tekanan IntraOkuler kesan normal Konjunctiva bulbi dalam batas normal Sklera dalam batas normal Kornea dalam batas normal Camera oculi anterior dalam batas normal Iris dalam batas normal Pupil dalam batas normal Lensa dalam batas normal Corpus vitreum tidak dilakukan

OS kesan normal hiperemis hiperemis dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal tidak dilakukan

Diagnosis Banding

OS Kalazion

OS Hordeolum

OS Tear Gland Adenoma

OS Dermoid Cyst

Diagnosis
OS Kalazion Palpebra Inferior

Terapi
Kompres Air hangat 10-20 menit 4x sehari Linkomisin 500 mg 3 x 1 kapsul Gentamisin Zalf 2 x 1

Prognosis
OD Ad vitam Ad sanam Ad fungsionam Ad kosmetikum Bonam Bonam Bonam Bonam OS Bonam Bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka

Definisi
O Kalazion merupakan peradangan

granulomatosa kelenjar Meibom atau kelenjar Zeiss yang tersumbat. O Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. O Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya

Etiologi
O Kalazion juga disebabkan sebagai

lipogranulomatosa kelenjar Meibom. O Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. O Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.

Epidemiologi
O Kalazion terjadi pada semua umur;

sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. O Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.

Anatomi
O Kelopak mata atau palpebra di bagian depan memiliki

O O

O O O

lapisan kulit yang tipis, sedang di bagian belakang terdapat selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat bagian-bagian berupa kelenjarkelenjar dan otot. Kelenjar yang terdapat pada kelopak mata di antaranya adalah kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus yang bermuara pada margo palpebra. Sedangkan otot yang terdapat pada kelopak adalah M. Orbikularis Okuli dan M. Levator Palpebra. Palpebra diperdarahi oleh Arteri Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas berasal dari ramus frontal n. V, sedangkan kelopak mata bawah dipersarafi oleh cabang ke II n. V

Patofisiologi
O Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. O Nodul terlihat atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk O O O O

O O

jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sepolimorfonuklear leukosit dan eosinofil. Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.

Manifestasi Klinis
O Benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis

dan tidak ada nyeri tekan. O Pseudoptosis. O Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. O Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.

Diagnosis Banding
O Hordeoulum.
O Dermoid Cyst. O Tear Gland Adenoma.

Diagnosis
O Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala

dan hasil pemeriksaan kelopak mata. O Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi

Penatalaksanaan
Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi (diserap) setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. O Kompres hangat 10-20 menit 4 kali sehari. O Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan. O Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan pengeluaran isinya. O Bila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas. Untuk mengurangi gejala : O Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum. O Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.

Ekskokleasi Kalazion
O Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pantokain. O Obat anestesia infiltratif disuntikan dibawah kulit di depan kalazion. O Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga O O O

konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salem mata. Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila sangant diperlukan untuk rasa sakit.

Catatan : O Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan. O Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari underlying cause. Penyulit : O Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmat Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.

Prognosis
O Pasien yang memperoleh perawatan

biasanya memperoleh hasil yang baik. O Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik. O Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut intermiten.

Komplikasi
O Rusaknya sistem drainase pada kalazion

dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. O Kalazion yang rekuren atau tampak atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. O Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.

Anda mungkin juga menyukai