Anda di halaman 1dari 10

Sistem Respirasi Manusia

Sherly Liyo 10.2010.271


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) 2011 Jl.Arjuna Utara no.6 Jakarta 11510 sherly.liyo@hotmail.com

Struktur Sistem Pernapasan Sistem pernapasan (secara berurutan) terdiri dari: rongga hidung nasofaring laring trakea bronkus (ekstrapulmonalis dan intrapulmonalis ) bronkiolus terminalis bronkiolus respiratotius duktus alveolaris sakus alveolaris alveolus/alveoli.1

QuickTime and a decompressor are needed to see this picture.

gambar 1. sistem pernafasan pada manusia.2 1

Rongga hidung Makroskopis : Rongga hidung dimulai dari Vestibulum yaitu pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian: secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior. 1 Mikroskopis : terdiri dari tulang, tulang rawan hialin, otot bercorak, jaringan ikat.
3

Faring Makroskopis :Merupakan saluran yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Pada nasopharynx terdiri atas tuba eustachius dan tuba auditory, sedangkan oropharynx merupakan bagian tengah faring. Bagian terakhir yaitu laringopharynx merupakan posisi terendah dari faring.1 Mikroskopis : pada nasofaring, terdiri atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet, pada orofaring terdapat epitel berlapis gepeng, pada laringofaring terdapat epitel bervariasi. 3

Laring Makroskopis : Laring tersusun atas 9 Cartilago.Kartilago terbesar adalah Cartilago thyroid yang bagian depannya mengalami penonjolan dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Laring terdiri atas epiglotis, glotis, kartilago thyroid,kartilago crikoid, kartilago aritenoid dan pita suara. 1 Mikroskopis :Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. Dinding terdiri dari tulang rawan elastis dan hialin, jaringan ikat, m. vokalis, kelenjar campur. 3

Trakea Makroskopis : terdapat pada bagian anterior dari oesophagus dan tersusun atas 16-20 cincin tulang rawan berbentuk C.Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri dari : lobus superior dan inferior. Bronkus akan terus bercabang membentuk diameter yg semakin kecil : bronkiolus.1 Mikroskopis : Terdiri dari tulang rawan hialin. Sel-sel epitel trakea dengan mikroskop elektron dapat dilihat 4 jenis sel: sel basal, sel goblet, sel sikat, sel sekretonik bergranul.3 2

Bronkus Makroskopis : merupakan perbangan trakhea kanan dna kiri. Bronkus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trakea.
1

Mikroskopis : Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya bentuk sferis,epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. 3 Bronkiolus Makroskopis : terdiri atas bronkiolus respiratorius dan bronkiolus terminalis. 1 Mikroskopis :Tidak terdapat tulang rawan. Epitel selapis torak bersilia (bronkiolus besar epitel masih bertingkat torak), lamina propia tipis, tidak terdapat kelenjar, otot polos relatif banyak, serat elastin, tidak terdapat noduli limfatisi.3 Alveolus Makroskopis : Dinding alveolus terdiri dari lapisan sel alveolus Tipe I (membranuos pneumocytes) dan surfaktan.
1

sel alveolus Tipe II yg mengeluarkan

Mikroskopis : dapat terlihat duktus alveolaris dan sakus alveolaris, terdiri atas sel alveolar fagosit dan sel endotel kapiler (sel epitel selapis gepeng yang melapisi kapiler).3 Mekanisme Pernafasan Respirasi mencakup 2 proses, yaitu respirasi dalam dan respirasi luar. Respirasi dalam(interna) adalah pertukaran oksigen dengan karbondioksida dalam jaringan dan darah. Respirasi dalam mengacu kepada proses metabolisme intrasel yang berlangsung di dalam mitokondria. Respirasi luar adalah difusi antara oksigen dan karbondioksida dalam alveoli di paru-paru dengan darah kapiler pulmonalis. Respirasi eksternal mengacu kepada keseluruhan rangkaian mekanisme respirasi. Respirasi eksternal meliputi empat langkah, yaitu: 1. Kerja mekanis pernapasan atau ventilasi 2. Proses difusi oksigen dan karbondioksida antara uadar luar alveol dengan darah di kapiler pulmonalis 3. Transport oksigen dan karbondioksida(sistem peredaran darah) 4. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara jaringan dan darah melalui proses difusi.5 3
4

Terdapat tiga tekanan penting dalam proses ventilasi, yaitu tekanan atmosfir, tekanan pulmonar, dan tekanan interapleura. Perbedaan tekanan ini yang memungkinkan terjadinya inspirasi dan ekspirasi. Perbedaan tekanan intra alveol dengan tekanan intera pleura disebut juga dengan tekanan transmural. Pada proses inspirasi,diafragma bergerak ke bawah tekanan interapleura menurun tekanan intera alveolar menurun udara masuk hingga tercapai keseimbangan. Sebaliknya, pada proses ekspirasi diafragma bergerak ke atas tekanan interapleural meningkat tekanan intera alveolar meningkat udara keluar hingga tercapai keseimbangan. Transport O2
4

gambar 2. Kurva disosiasi oksigen.6 Transport oksigen dan karbon dioksida sangat penting dalam sistem respirasi.Jumlah O2 di dalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah, dan afinitas hemoglobin terhadap O2. Oksigen membutuhkan hemoglobin sebagai alat transportnya. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat subunit, masing-masing mengandung gugus hem yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Pada orang dewasa normal, sebagian besar molekul hemoglobin 4

mengandung dua rantai dan 2 rantai . Hem merupakan suatu kompleks yang dibentuk dari satu porifin dan satu atom besi fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul O 2 secara reversible. Atom besi tetap bertahan dalam bentuk fero sehingga reaksi pengikatan O 2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Sedangkan reaksi pelepasan O 2 pada Hemoglobin disebut sebagai reaksi deoksigenasi. Reaksi oksigenasi dan deoksigenasi biasa ditulis dengan .7 Hb + O2 HbO2 Karena setiap molekul hemoglobin mengandung empat unit Hb, molekul ini dapat dinyatakan sebagai sebagai berikut : Hb4 + O2 Hb4O2 Hb4O2 + O2 Hb4O4 Hb4O4 + O2 Hb4O6 Hb4O6 + O2 Hb4O8

Kurva yang menyatakan hubungan antara PO 2 dan saturasi disebut Kurva disosiasi Hemoglobin-Oksigen. Kurva ini berbentuk sigmoid. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin terhadap Oksigen, yaitu: 1. Ph 2. PCO2 dan PO2 3. Suhu 4. 2,3 Bifosfogliserat (2,3 BPG) 5. Elektrolit Peningkatan suhu atau penurunan Ph menggeser kurva ke kanan yang berarti PO 2 yang lebih tinggi diperlukan agar hemoglobin dapat mengikat sejumlah Oksigen. Berkurangnya afinitas hemoglobin terhadap oksigen saat Ph darah menurun dikenal sebagai efek Bohr, yaitu hemoglobin terdeoksigenasi lebih aktif mengikat H + dibandingkan oksihemoglobin. Peningkatan kandungan CO 2 darah akan menurunkan pH darah sehingga ketika PCO2 meningkat kurva akan bergeser ke kanan. CO2 H2CO3 H+ 2,3 BPG sangat banyak terdapat di dalam sel darah merah. Senyawa ini dibentuk dari 3-fosfogliseraldehid, yang merupakan hasil glikolisis melalui jalur Embden Meyerhof. Satu mol deoksihemoglobin mengikat 1 mol 2,3 BPG. 5 5
4,7

HbO2 + 2,3-BPG Hb 2,3-BPG + O2 Peningkatan konsentrasi 2, 3-BPG akan menggeser reaksi ke kanan dan

menyebabkan lebih banyak O2 yang dibebaskan. 2,3-BPG meningkat pada keadaan hipoksia, anemia, dan kelainan kogenital Hb. Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar 2,3-BPG adalah pH darah. Karena asidosis menghambat glikolisis di sel darah merah, konsentrasi 2,3-BPG akan berkurang bila pH menurun. Hormon tiroid, hormon pertumbuhan dan androgen akan meningkatkan kadar 2,3-BPG.
5

Afinitas hemoglobin janin(Hb F) terhadap O 2 lebih besar dibandingkan hemoglobin dewasa(Hb A). Hal ini akan mempermudah perpindahan O 2 dari ibu ke janin. Afinitas yang lebih besar disebabkan oleh sukarnya peningkatan 2,3-BPG oleh rantai polipeptida yang menggantikan polipeptida hemoglobin janin. Transport CO2 CO2 diangkut dalam sel darah merah dan plasma darah dengan pengangkutan paling banyak pada ion bikarbonat dalam plasma dan ikatan karbamino. CO 2 yang berdifusi ke dalam sel darah merah terhidrasi dengan cepat menjadi H 2CO3 karena adanya enzim Karbonat anhidrase. H2CO3 akan berdisosiasi menjadi H+ dan HCO3-. H+ akan mengalami pendaparan(buffer) dan H2CO3 memasuki plasma darah dan sebagai ganti nya Cl dari plasma masuk ke Sel darah merah(Chlorida shift). CO 2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3Sejumlah CO2 dalam sel darah merah akan bereaksi dengan gugus amino hemoglobin dan protein lain, membentuk senyawa karbamino: Hb.NH2 Hb.NH.COOH Prot.NH2 Prot.NH.COOH Karena hemoglobin terdeoksigenasi mengikat lebih banyak H + daripada yang diikat oleh oksihemoglobin dan lebih mudah membentuk senyawa karbamino, pengikatan oksigen pada hemoglobin
4 7

akan

menurunkan

afinitasnya

terhadap

karbondioksida(efek haldane). Semakin asam oxy-Hb maka akan semakin kurang pembentukkan karbamino-Hb.

Pemeriksaan Fungsi Paru Untuk mengukur aliran udara yang masuk maupun keluar dari paru-paru dan merekam aliran udara dalam grafik volume terhadap waktu dapat digunakan spirometer. Selama pernafasan normal pada keadaan istirahat kita menghirup udara sekitar 500 cm3 dalam setiap pernafasan. Kondisi seperti ini di sebut juga volume 6

tidal. . Udara tambahan yang dihirup disebut sebagai volume penerimaan penghirupan (inspiratory reverse volume) sebanyak 3.000 ml. Pada akhir pengeluaran udara secara normal anda dapat mengeluarkan lebih banyak udara dari paru-paru tambahan. Udara tambahan yang keluar ini disebut juga sebagai volume penerimaan pengeluaran (expiratory reverse volume) sebanyak. Udara yang tersisa dalam paru-paru setelah pengeluaran normal disebut kapasitas buangan fungsional (FRC). Bila seseorang bernafas sedalam mungkin dan kemudian mengeluarkan sebanyak mungkin, volume udara yang keluar disebut kapasitas vital (vital capacity). Volume maksimal udara yang dapat dihirup selama 15 detik disebut Maximum Voluntary Vebtilation. Maksimum ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna untuk mengetest penderita emphysema dan penyakit obstruksi jalan pernafasan.
5

QuickTime and a decompressor are needed to see this picture.

gambar 3. Kapasitas dan volume paru-paru saat pernapasan. 8 Refleks batuk Bronkus dan trakea sangat sensitif sehingga benda asing apapun atau sebab iritasi lain menyebabkan refleks batuk. Laring dan karina (tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus) yang paling sensitif, dan bronkiolus terminalis dan alveoli sangat sensitif terhadap ransangan bahan kimia yang korosif seperti gas sulfurdioksida dan klor. Impuls aferen berjalan melalui saluran nafas melalui nervus vagus ke medula oblongata. Suatu rangkaian peristiwa otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medula oblongata, akan menyebabkan efek sebagai berikut: 1. Kira-kira 2,5 liter udara diinspirasi, 2. Epiglotis menutup;dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat udara 7

dalam paru, 3. Otot-otot perut berkontraksi dengan kuat, mendorong diafragma sedangkan otot-otot ekspirasi lainnya, seperti interkostalis internus, juga berkontraksi dengan kuat. Akibatnya tekanan dalam paru meningkat mencapai 100 mmHg atau lebih. 4. Pita suara dengan epiglotis yang sekonyong-konyong terbuka lebar sehingga udara bertekanan tinggi dalam paru meledak keluar. Tentu saja, udara ini kadang-kadang dikeluarkan dengan kecepatan 75-100 mil per jam. 5. Dan sangat penting, penekanan kuat pada paru juga mengecilkan bronkus dan trakea dengan menyebabkan bagian yang tidak berkartilago ini berinvaginasi kedalam sehingga udara yang meledak tersebut benar-benar mengalir melalui celah-celah bronkus dan trakea. Udara yang mengalir dengan cepat tersebut biasanya membawa pula benda asing apapun yang terdapat dalam bronkus atau trakea.7

Merokok dan Kesehatan Merokok mengganggu tenggorokan dan saluran pernapasan, serta kadang-kadang dikaitkan dengan hilangnya nafsu makan, rasa mual, napas pendek, dan ketidakteraturan detak jantung. Bahkan, telah diketahui bahwa merokok (sigaret) menyebabkan penyakit saluran pernapasan kronis dan sering membawa kematian. Perokok berpeluang besar terkena kanker paru-paru, tenggorokan, dan lidah. Selain itu juga dapat terkena emfisema dan bronchitis. 1 Tiga bahan pokok yang paling berbahaya bagi kesehatan dalam asap rokok adalah nikotin, karbonmonoksida, dan tar. 9 1. Nikotin Nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Dalam jumlah yang besar nikotin sangat berbahaya; 20-50 mg nikotin dapat menyebabkan pernapasan terhenti. Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung, hingga pekerjaan jantung lebih berat. Selanjutnya nikotin juga menyebabkan ketagihan.9 8

2. Karbonmonoksida Karbonmonoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau. Daya afinitas Hb (hemoglobin) darah terhadap karbonmonoksida lebih kuat dibandingkan dengan oksigen, akibatnya oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh. Efek selanjutnya adalah, bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit dan mengeras akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. 3. Sianida Semua sianida sangat beracun. Asam bebasnya, HCN, mudah menguap dan sangat berbahaya, sehingga semua eksperimen dalam mana gas ini kemungkinan akan dilepaskan, atau eksperimen-eksperimen sianida dipanaskan, yang harus dilakukan di kamar asam. Hanya sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut dalam air, kelarutan ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis CN- + H2O Pembahasan dan Kesimpulan Rokok mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti CN dan CO. CN dan CO dapat menyebabkan kapasitas Hb dalam mengangkut oksigen akan berkurang. Hal ini disebabkan karena CO dan CN berikatan dengan Hb 120x lebih kuat dibandingkan dengan ikatan Hb dengan oksigen. CO, CN dan oksigen memiliki struktur yang mirip satu sama lain. Sehingga, Hb akan lebih cenderung untuk berikatan dengan CO dan CN dibandingkan dengan Oksigen. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya sesak napas pada kasus merokok tersebut. Selain sesak napas, ternyata, merokok dapat menimbulkan gangguan pernapasan , salah satunya dengan refleks batuk yang terjadi pada orang tersebut. Refleks batuk ini disebabkan Karena sistem pernapasan (mulai dari hidung hingga pulmo) sangat peka terhadap bahan-bahan kimia . bila ada bahan kimia yang mengiritasi, maka batuk akan muncul. Batuk yang berkepanjangan disebabkan karena sistem pernapasan tersebut sudah teriritasi.
9 9

HCN + OH- .9

Dari pembahasan yang ada, hipotesa bahwa merokok ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan sehingga menimbulkan batuk dan sesak adalah benar dan dapat diterima.

Daftar Pustaka 1. Gunardi, S. Anatomi sistem pernapasan. Ed ke-2. Jakarta : Balai Penerbit 9

FKUI;2009.h.2-87. 2. Veldmen J. Anatomy and physiology: an easy learner. Jakarta: EGC; 2000.h.67. 3. Luiz CJ. Histologi dasar: teks & atlas. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h. 219-34. 4. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2004.h.410-57. 5. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Ed ke-14. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.h.609-59. 6. Mader SS. Understanding human anatomy and physiology. Ed ke-5. New York : McGrawHill;2004.h.180. 7. Guyton AC, Hall JE. Medical physiology. Ed ke-11. China : Elsevier

Saunders;2006.h.200-40. 8. Rizzo DC. Delmars fundamentals of anatomy and physiology. Ed ke-3. USA : Thomson Learning;2007.h.240. 9. Svehla G. Vogel: buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro. Ed ke-5. Jakarta: PT kalman media pusaka;1999.h.332-35.

10

Anda mungkin juga menyukai