Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 Ketua Sekretaris Anggota : Winda Rahmah Darman : Melisa Amalia : Nafila Mahida Sukmono Nita Rachmawati Raisa Radina Maryanti Puteri Rahimi Halim Feby Wulansari Mutiara rachmah 1102007291 1102007176 1102006176 1102006187 1102006210 1102007172 1102007218 1102007116 1102006173
Skenario 2 Luka Tidak Kunjung Sembuh Seorang ibu, 65 tahun datang diantar anaknya ke klinik dokter keluarga dengan keluhan ada luka kering di ujung jari kaki kelingking kanan yang tidak kunjung sembuh selama hampir 3 minggu. Dokter di klinik kedokteran keluarga melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan bahwa ibu tinggal bersama anak perempuan pertama yang mempunyai 2 anak balita.Selama ini kedua balita itu di asuh oleh pasien. Sudah lama dianjurkan untuk berobat tetapi ibu tidak mau karena tidak mau membebani anaknya. Setelah dipaksa baru hari ini ibu mau untuk berobat. Menurut anaknya ibu sering cepat lapar dan makan berlebihan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan kurang. Dalam riwayat penyakit keluarga ditemukan nenek dan paman pasien meninggal karena sakit kencing manis. Apabila keluarga? saudara sebagai dokter lulusan YARSI, bagaimana rencana pengelolaan kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan kedokteran
Step 1 1. Memahami batasan kedokteran keluarga dan perkembangannya 1.1 Definisi Kedokteran Keluarga 1.2 Sejarah singkat kedokteran keluarga di Indonesia dan Internasional 2. Memahami peran dokter keluarga pada pelayanan strata primer terhadap individu, keluarga, dan komunitas kehidupan. 2.1 Tugas Dokter Keluarga 2.2 Standar Pelayanan Dokter Keluarga 2.3 Prinsip dokter keluarga 2.4 Peran Kedokteran Keluarga 2.5 Wewenang Dokter Keluarga 3. Memahami presepsi tentang sakit; sakit dan perilaku sakit, dan faktorfaktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan. 3.1 Definisi Sakit dan perilaku sakit 3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindak kesehatan 3.3 Reaksi individu terhadap gejala sakit (Schuman) 3.4 Model Sehat Sakit 3.5 Dampak Sakit 4. Memahami tentang pelayanan komprehensif (paripurna) 4.1 Karakteristik Pelayanan Kedokteran Menyeluruh 4.2 Manfaat Pelayanan Kedokteran Menyeluruh 5. Memahami tentang pendekatan holistik (menyeluruh), dimana manusia sebagai makhluk Biopsikososiospritual
Step 2
Step 3 1. Memahami batasan kedokteran keluarga dan perkembangannya 1.1 Definisi Kedokteran Keluarga Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat ke'pada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebaga'i bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjun'gi penderita atau keluarganya (IDI 1982). kedokteran keluarga adalah disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit, cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh sekaligus fungsi keluarga agar dalam keadaan normal. (IKK FK-UI 1996) Dokter Keluarga adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien (di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan) untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi- tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan mennerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral". Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar ditambah dengan kompetensi dokter layanan primer yang diperoleh melalui CME/CPD terstruktur atau program spesialisasi kedokteran keluarga. (PDKI) Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu
kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983). 1.2 Sejarah singkat kedokteran keluarga di Indonesia dan Internasional Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di indonesia telah dimulai sejak tahun 11981 dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada tahun 1990 melalui kongres keduanya di Bogor, nama organisasinya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk meningkatkan program kerjanya terutama ditingkat internasional, pada tahun 1972 didirikan organisasi internasional dokter keluaraga yang dikenal dengan nama World Organization of National Collage Academic dan Academic Association of General Practitioners/Family Physician (WONCA). Di Indonesia sendiri telah lama dikemukakan usulan agar semua dokter juga otomatis dapat berperan sebagai dokter keluarga. Tetapi wacana ini belum dapat direalisasikan karena belum sepenuhnya didukung oleh pemerintah. Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam : 1. Kegiatan yang dilaksanakan Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cmc: Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak
pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat. ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).
tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik). 2. Sasaran Pelayanan Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga. Pada dasarnya, terdapat 6 prinsip menurut wonodirekto, 2004 yang harus diterapkan pada dokter keluarga, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memberikan pelayanan secara komprehensif atau pelayanan paripurna Memberikan pelayanan secara berkesinambungan atau continous Memberikan pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif Mengutamakan pencegahan Mempertimbangkan keluarganya Mempertimbangkan komunitasnya
2. Memahami peran dokter keluarga pada pelayanan strata primer terhadap individu, keluarga, dan komunitas kehidupan. 2.1 Tugas Dokter Keluarga, meliputi: a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
b. tepat, c. d. e.
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, Membina taraf keluarga pasien untuk berpartisipasi penyakit, dalam upaya dan kesehatan, pencegahan pengobatan
Menangani penyakit akut dan kronik, Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar, Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara
2.2
Standar pemeliharaan kesehatan Standar Pelayanan Paripurna Standar Pelayanan Medis Standar Pelayanan Menyeluruh Standar Pelayanan Terpadu Standar Pelayanan Bersinambung Standar prilaku dalam praktik Standar Perilaku terhadap Pasien Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik Standar pengelolaan praktik Standar sumber daya manusia Standar manajemen keuangan
Standar manajemen klinik Standar sarana dan prasarana Standar Fasilitas Praktik Standar Peralatan Klinik Standar Proses-Proses Penunjang Medik
2.3 Prinsip dokter keluarga a. Dokter sebagai kontak pertama (first contact) Dokter keluarga adalah pemberi layanan kesehatan '(provider) yang pertama kali ditemui pasien atau klien dalam masalah kesehatannya. b. Layanan bersifat pribadi (personal care) Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga. c. Pelayanan paripurna (comprehensive) Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan sosial budayad. d. Pelayanan berkesinambungan (continuous care) Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya (patient centered), bukan pada penyakitnya (disease centered). e. Mengutamakan pencegahan (prevention first) Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan dokter keluarga dilakukan sedini mungkin f. g. Koordinasi Dalam upaya mengatasi masalah pasien, dokter keluarga Kolaborasi. Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar dokter oriented keluarga Dalam bekerja mengatasi sama dan mendelegasikan dokter keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin ilmu lainnya. kompetensinya, h. Family
pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten masalah, mempertimbangkan konteks keluarga dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya. i. Community oriented Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya. 2.4 Peran Kedokteran Keluarga Seorang dokter keluarga dituntut untuk menjalankan fungsinya sebagai seorang THE FIVE-STAR DOCTOR: Five stars dodor (W.H.O.1996) : 1. 2. 3. Care provider Decision maker Communicator
4. 5. 1) 1.
Community leader Manager Sebagai care provider Pelayanan kesehatan secara Holistic.
Mampu memberikan pelayanan kesehatan (ada tujuh macam) sbb : Memandang pasien bukan hanya sebagai individu, tetapi ia adalah bagian dari keluarga dan bagian dari masyarakat. 2. Pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standard Menjabat tangan, memperkenalkan diri, wajah dan Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan. kesehatan yang tidak sepotong-sepotong, tetapi yang Perilaku Dokter dalam memberikan pelayanan": pelayanan yang baik. 3. Pelayanan 4. sbb : Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Pelayanan kesehatan Dasar Pelayanan kesehatan wajib Pelayanan kesehatan primer Primary Health Care suara ramah, posisi duduk baik, tidak mencela pasien.
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasien. Memberikan Pelayanan kesehatan Strata pertama Pelayanan Kesehatan Strata Pertama, istilah lain yg sering digunakan ialah
2. 3. 4. 5. 6. 7. 5.
Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) Keluarga Berencana (KB) Perbaikan Gizi Masyarakat Kesehatan Lingkungan (Kesling) Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Pengobatan dasar Mampu membina hubungan Dokter-pasien atas dasar : rasa
saling hormat dan saling mempercayai. Hubungan Dokter-pasien. 1) 2) 3) 6. 7. 2) Liking: Saling menyukai Respect: Saling menghormati Trust: Saling mempercayai Mampu membina dan meningkatkan kesehatan keluarga dan Menunjang kesehatan masyarakat luas guna pembangunan Sebagai Decision maker o Memutuskan tindakan yang sesuai dengan: perkembangan kedokteran mutakhir yang tepat dan sesuai dengan keadaan pada komunitas. 3) o tindakan yg berdasarkan Evidence Based Medicine (E.B.M). menentukan pelayanan yg. bermutu tinggi. Mampu melakukan Komunikasi yang efektif dalam upaya
Sebagai Communicator peningkatan kesehatan, pemantapan kesehatann individu dan kelompok. Memahami unsur-unsur komunikasi dengan baik (sumber, pesan, audience, media, feed back).
komunikasi. o
Memahami
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
sejawat dokter, pada karyawan, dan pada pasien serta keluarganya. 4) Sebagai Community leader o Mempunyai tanggung jawab khusus Jerhadap komunitas 5) o Menerapkan kepemimpinan yg tepat dan sesuai dengan komunitas. Sebagai Manager Memanfaatkan sumberdaya yang ada secara efisien, melalui pelayanan yang terkoordinasi dan bekerja sama dengan profesi lain pada lingkup operasional Pelayanan Kesehatan Strata Pertama. 2.5 Wewenang Dokter Keluarga 1) Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar, 2) Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, 3) Melaksanakan tindak pencegahan penyakit, 4) Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer, 5) Mengatasikeadaan gawat darurat pada tingkat awal, 6) Melakukan tindak prabedah, bedaminor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer, 7) Melakukan perawatansementara, 8) Menerbitkan surat keterangan medis, 9) Memberikan masukanuntuk keperluan pasien rawat inap, 10) Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus
3. Memahami presepsi tentang sakit; sakit dan perilaku sakit, dan faktorfaktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan. 3.1 Definisi Sakit dan perilaku sakit Pengertian sakit (illness) berkaitan dengan gangguan psiko-sosial yang dirasakan manusia, sedangkan penyakit (disease) berkaitan dengan gangguan yang terjadi pada organ manusia. Sakit belum tentu karena penyakit, akan tetapi selalu mempunyai relevansi psiko-sosial. - Perilaku sakit mencakup semua kegiatan yang dilakukan orang sakit untuk merasakan, mendefinisikan, menginterpretasi-kan gangguan, serta mencari pengobatan yang tepat. teori tentang perilaku sakit Perilaku sakit adalah reaksi optimal dari invidu jika dia terkena suatu Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri, penghayatan 2 faktor utama yang menentukan perilaku sakit: Persepsi atau definisi individu tentang suatu Kemampuan individu untuk melawan serangan situasi/penyakit penyakit Batasan sakit menurut orang lain Orang-orang disekitar individu yang sakit mengenali gejala sakit pada diri individu dan mengatakan bahwa dia sakit dan perlu mendapat pengobatan. Biasanya terjadi pada anak-anak & dewasa yang menolak bahwa dirinya sakit Batasan sakit menurut diri sendiri penyakit. Reaksi sangat ditentukan oleh sistem sosialnya situasi yang dihadapi, pengaruh petugas kesehatan, & pengaruh birokrasi
Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan menentukan apakah dia akan mencari pengobatan atau tidak. Analisa orang lain bisa bertentangan dengan analisa individu. 3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindak kesehatan Faktor Internal o penyakit. o o o merasa sakit. o o Faktor Eksternal o hal yang sama. Keluarga. Bagaimana sebuah keluarga menanamkan arti Spiritual. Bagian dari ibadah misalnya sirkumsisi. Tingkat pendidikan dan pengetahuan. Orang dengan pengetahuan kesehatan yang baik Emosi. Orang yang mudah stres maka akan lebih cepat Kondisi fisik. Orang dengan penyakit jantung kronik akan Jenis kelamin. Seorang wanita akan lebih mudah merasa sakit. Usia. Anak-anak biasanya tidak mengerti soal
o o
Sosial ekonomi. Orang Budaya. Kebiasaan berobat ke dukun. Kebiasaan merokok pada suku Indian dari kelas ekonomi yang rendah
3.3 Reaksi individu terhadap gejala sakit (Schuman): 1. o Tahap I (Mengalami Gejala) Pada tahap ini pasien menyadari bahwa "ada sesuatu yang salah" Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu. o Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional. o 2. o o Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit) Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.
terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya. o Menimbulkan pembahan emosional spt : menarik diri/depresi, dan juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks atau sederhana tergantung beratnya penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan perkiraan lama sakit.
kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien. 3. Kesehatan) o Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang o Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencana Tahap III (Kontak dengan Pelayanan
pengobatan yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan. o Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang diinginkan. o Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari diagnosa yang sebenarnya. 4. Tahap IV (Peran Klien Dependen)
keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada. o Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress hidupnya. 5. o o Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi) Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh tiba-tiba, misalnya penurunan demam. perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis. 3.4 Model Sehat Sakit 1.Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman) Menurut Neuman (1990): sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total. Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi Kematian). Misalnya: apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih
sehat dibandingkan dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian pasangannya. Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang. 2.Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn) Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.Pada pendekatn model ini perawat melakukan intervnsi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas. 3.Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.) Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. Agen: Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial. jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll). Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu. Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit.Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll. Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu. Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal, penerangan, kebisingan
Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup. Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang dapat merusak kesehatan berasal dari interaksi antara seseorang atau sekelompok orang dengan lingkungannya. Selain dalam keperawatan komunitas model ini juga dikembangkan dalam teori umum tentang berbagai penyebab penyakit. 4.Model Keyakinan-Kesehatan Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan. Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain: a.Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit. Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung. b.Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu. Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll) c.Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil. Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
5. Model Peningkatan-Kesehatan (Pender) Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan. Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah). 3.5 Dampak Sakit: dan syok. Terhadap Citra Tubuh Merasa kurang percaya diri misalnya pada kasus kelumpuhan Terhadap Konsep Diri citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya tidak lagi dilibatkan dalam pengambilan keputusan di keluarga. Terhadap Peran Keluarga Seorang ayah yang tadinya adalah pencari nafkah ketika sakit Terhadap Dinamika Keluarga Jika orang tua sakit maka proses pengambilan keputusan di keluarga akan tertunda sampai mereka sembuh atau bahkan terjadi alih peran bila orang tua tidak juga sembuh. tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya. pada seorang dewasa muda. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien Penyakit berat akan menimbulkan reaksi marah, penarikan diri,
4. Memahami tentang pelayanan komprehensif (paripurna) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu: a. b. c. d. e. Pemelihara dan meningkatkan kesehatan (promotive) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive dan specific Pemulihan kesehatan (curative) Pencegahan kecacatan (disability ilimitation) Rehabilitasi setalah sakit (rehabilitation)
protection)
4.1 Karakteristik Pelayanan Kedokteran Menyeluruh. 1) Jenis pelayanan yang diselenggarakan Pelayanan kedokteran yang menyeluruh tidak membatasi diri pada satu jenis pelayanan kedokteran saja, melainkan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal masyarakat. Untuk ini banyak pembagian jenis pelayanan yang pemah di kemukakan. Dua antaranya yang dipandang penting adalah : a. b. Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit
pelayanan kedokteran tingkat pertama (primary medical care) Jika ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit, pelayanan kedokteran dibedan atas lima macam (Leavel dan Clark, 1953). Kelima macam pelayanan kedokteran tersebut adalah peningkatan derajat kesehatan {health promotiori), pencegahan khusus {specific protection),
diagnosis dini dan pengobatan tepat {early diagnosis and promt treatment), pembatasan cacat {disability limitation), serta pemulihan kesehatan {rehabilitation), pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang mencakup kelima macam pelayanan kedokteran diatas. 2) Tata cara pelayanan. Pelayanan kedokteran menyeluruh tidak diselenggarakan secara tekotak-kotak (fragmented) dan ataupun perputus -putus, melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continous). Pengertian pelayanan terpadu disini banyak macamnya. Yang terpenting adalah dari sudut pengorganisasiannya. Dalam arti pelbagai jenis pelayanan kedokteran yang dikenal, harus berada dalam suatu pengorganisasian yang utuh. Sedangkan pengertian pelayanan berkesinambungan ada dua macam, yaitu : a. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan pelayanan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. Tetapi apabila telah jatuh sakit ia membutuhkan pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang telah sembuh dari penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan. Kesemua jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia secara berkesinambungan. b. Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan disini adalah Pelayanan yang harus tersedia pada setiap saat yang dibutuhkan. Pelayanan kedokteran yang tidak tersedia pada setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran berkesinambungan. 3) Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan atau masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia
seutuhnya,
lengkap
dengan
pelbagai
faktor
lingkungan
yang
mempengaruhinya. Adanya perhatian yang bersifat menyeluruh ini dipandang penting, bukan saja untuk lebih mempertajam diagnosis penyakit, tetapi juga pada waktu mencari jalan keluar untuk mengatasi penyakit tersebut 4) Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan Perumusan masalah dan atau penetapan cara penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi penderita pada pelayanan kedokteran menyeluruh, tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait {comprehensive approach). Sisi yang dimaksudkan disini mencakup bidang yang amat luas sekali. Yang terpenting diantaranya adalah sisi fisik, mental dan sosial, yang secara keseluruhan disebut dengan pendekatan holistik (holistic approaches).
4.2 Manfaat Pelayanan Kedokteran Menyeluruh. 1. Terpenuhinya pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan karena pada tersedia semua jenis pelayanan pelayanan kedokteran, tersebut berhasil apabila kedokteran kedokteran menyeluruh menyebabkan
diselenggarakan, akan dapat dipenuhi pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien beserta segenap anggota keluarganya. Setiap anggota keluarga memang memiliki kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda. Pelbagai kebutuhan dan tuntutan yang berbeda ini hanya akan dapat dipenuhi, apabila pelayanan kedokteran yang diselenggarakan adalah pelayanan kedokteran menyeluruh. 2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan Karena pada pelayanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran, menyebabkan pemanfaatan pelayanan akan lebih mudah dilakukan. Setiap anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kedokteran, siapapun orangnya atau apapun jenis pelayanannya, cukup
mendatangi pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Para anggota keluarga yang jatuh sakit tidak perlu berpindah-pindah tempat dan atau mencari-cari tempat pelayanan kesehatan tertentu. Biaya kesehatan akan lebih terkendali karena pelayanan kedokteran menyeluruh diselenggarakan secara terpadu. Keadaan yang seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam turut mengendalikan biaya kesehatan. Tidak hanya untuk biaya langsung, yakni biaya yang dikeluarkan pasien karena dimanfaatkannya pelayanan kesehatan, tetapi juga biaya tidak langsung, seperti misalnya biaya transportasi yang dikeluarkan pasien pada waktu berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan. 3. Mutu pelayanan akan lebih meningkat Karena perhatian utama pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pada pasien sebagai manusia seutuhnya, serta pendekatan yang dilakukan bersifat holistik, menyebabkan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan akan lebih mampu menyelesaikan pelbagai masalah kesehatan yang ditemukan. Keadaan yang seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Di satu pihak, pasien akan merasa lebih puas. 5. Memahami tentang pendekatan holistik (menyeluruh), dimana manusia sebagai makhluk Biopsikososiospritual. a. i. ii. iii. iv. v. b. Holistik; memandang pasien sebagai manusia seutuhnya sebagai; Individu Bagian dari Keluarga Bagian dari Masyarakatnya Bagian dari Lingkungannya Selalu mempertimbangkan siapa yang sakit melebihi penyakitnya Pelayanan Terpadu
c.
dokter spesialis, rumah sakit, perusahaan asuransi dsb yang diselenggarakan secara cermat untuk kepentingan pasien. d. e. a. b. Memastikan bahwa pemeriksa dan atau konsultasi dan rujukan Pelayanan berkesinambungan. Mulai dari konsepsi samapai mati yang memerlukan klinik Layanan yang diberikan oleh dokter yang praktek solo tidak dengan pola pelayanan 24 jam oleh sekelompok dokter layanan primer. menjadikan layanan bersinambung tidak berjalan sempurna sekalipun masih dapat dilakukan seoptimal mungkin. c. d. Memerlukan rekam medik yang komunikatif. Jika pasien hendak pindah alamat atau pindah dokter, harus terlaksana secara baik.
diberikan surat keterangan medis untuk disampaikan kepada dokter setempat atau dokternya yang baru. e. f. Memantau kemajuan terapi sampai tuntas. Memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Syarat Penyelenggaraan Kedokteran Keluarga Menyeluruh tiga syarat pokok yang perlu diperhatikan. Ketiga syarat pokok yang dimaksud adalah : 1. relationship) Maksudnya adalah agar pelbagai kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga dengan demikian pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Membina hubungan dokter pasien (doctor-patient
2.
dimasyarakat (health resources) Apabila pengetahuan tentang pelbagai sumber kesehatan ini dapat dimiliki, akan dapatlah dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien dengan sebaik-baiknya. 3. kedokteran Dengan adanya minat tersebut dapatlah diharapkan makin meningkatnya kemampuan, yang apabila dapat dilakukan secara berkesinambungan akan mempunyai peranan yang amat penting dalam menyelenggakan pelbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi
Daftar Pustaka 1. Azwar A. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbitan IDI, Jakarta. 2. Azwar A. 1995. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ketiga, PT.Binarupa Aksara, Jakarta. 3. Ikatan Dokter Indonesia (182) Hasil Muktamar IDI ke 18, PB-IDI, Jakarta. 4. Somers, MH and Somers, RA (1970) : Doctors, Patient and Health Insurance, The Brooking inst.; Washington DC. 5. Qomariyah (2008) Program Konversi Dokter Umum-Dokter Keluarga