Anda di halaman 1dari 4

I. A.

Definisi

TINJAUAN PENYAKIT

Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut, yang berlangsung lebih dari 24 jam, akibat gangguan aliran darah otak. Serangan iskemia sementara atau Transient Ischemic Attacks (TIAs) adalah iskemia system saraf utama menurun selama kurang dari 24 jam dan biasanya kurang dari 30 menit. B. Pembagian Stroke Berdasarkan etiologinya stroke dibagi menjadi dua, yaitu : (1) Stroke Non Hemoragik Stroke Non Hemoragik atau dikenal dengan stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Umumnya terjadi pada saat penderita istirahat. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat disebabkan oleh berbagai hal misalnya thrombus, emboli yang menyumbat salah satu pembuluh darah, atau gagalnya pengaliran darah oleh sebab lain, misalnya kelainan jantung (fibrilasi, asistol). Dalam keadaan normal aliran darah ke otak adalah 50 mL/100g otak/ menit yang diatur oleh sistem yang dikenal dengan autoregulasi serebral. Aterosklerosis, cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal dan keadaan gawat yang lain bisa menyebabkan penurunan aliran darah ke otak sampai 20 mL/100g otak/ menit sehingga mengakibatkan otak kekurangan oksigen. Jika aliran darah ke otak kurang dari 12 mL/100g otak/menit dapat menyebabkan terjadinya infark. Stroke non-hemoragik lebih sering dijumpai daripada yang hemoragik, diagnosis mudah ditegakan, yaitu timbulnya defisit neureologik secara mendadak (misalnya hemiparesis), dan kesadaran penderita umumnya tidak menurun.

(2) Stroke Hemoragik Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.. Umumnya terjadi pada saat pasien melakukan aktivitas. Terjadi perdarahan dan penurunan kesadaran bersifat nyata. Keadan penderita stroke hemoragik umumnya lebih parah. Kesadaran umumnya menurun. Pasien berada dalam keadaan somnolen, sopor, atau koma pada fase akut. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu: 1. 2. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak). C. Faktor Penyebab Stroke Faktor resiko tidak dapat dimodifikasi untuk stroke antara lain peningkatan usia, laki-laki, ras (Amerika-Afrika, Asia, Amerika latin) dan turunan Faktor resiko utama yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi dan penyakit jantung, serangan iskemia sementara, diabetes mellitus, dislipidemia, merokok dan lain-lain. D. Tanda dan Gejala-gejala Stroke Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut: 1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik

2.

Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.

3.

Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan. Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam,

dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke. E. Terapi Stroke Hemoragik Tujuan terapi stroke hemoragik adalah: 1. Mengoreksi penyebab perdarahan dan melindungi otak dari kerusakan lebih lanjut 2. Mencegah komplikasi sekunder untuk imobilitas dan disfungsi sistem saraf. 3. Mencegah berulangnya stroke dengan mengontrol faktor resiko F. Penatalaksanaan terapi stroke hemoragik: 1. Terapi Farmakologi a. Antihipertensi Tujuan: untuk mencegah perluasan perdarahan Obat yang dapat digunakan: ACE inhibitor, ARB, Ca Channel Bloker. b. Koagulansia Dengan memberikan vitamin K dan Plasma beku Protamin, asam traneksamat.

2. Terapi peningkatan tekanan intracranial - Osmoterapi


3

Untuk mengurangi edema akibat perdarahan dapat digunakan manitol 20% (0,25-0,5g/kg secara iv bolus setiap 4-8jam) hingga osmolalitas serum meningkat antara 300-310 mOsm/L. Pemberian manitol hanya direkomendasikan <5hari. Untuk menjaga gradient osmotik, diberikan furosemid (10mg tiap 2-8jam) bersama osmoterapi. 3. Pembedahan Pembedahan merupakan salah satu cara penanganan akut, walaupun jarang dilakukan karena tidak ada data klinik pendukung. Tindakan ini dilakukan untuk mengambil gumpalan jika perdarahan terjadi dekat permukaan otak dan pasien tidak dalam keadaan koma.

Anda mungkin juga menyukai