Anda di halaman 1dari 4

ERINA WAHYUNI /C4-NBSS Reference : Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry, 10th Ed

SCHIZOPHRENIA
Schizophrenia merupakan suatu sindrom berasal dari adanya disrupsi psikis yang melibatkan aspek kognisi, emosi, persepsi, dan aspek-aspek perilaku lainnya. Manifestasi dari sindrom ini dapat bermacam-macam tergantung usia, namun efek dari penyakit ini biasanya parah dan bersifat long lasting. Schizophrenia biasanya mulai terjadi pada usia dibawah 25 tahun dan akan terus ada sepanjang hidup. Kurt Schneider Criteria for Schizophrenia 1. First-rank symptoms Audible thoughts voices arguing or discussing or both voices commenting somatic passivity experiences thought withdrawal and other experiences of influenced thought thought broadcasting delusional perceptions 2. Second-rank symptoms other disorders of perception sudden delusional ideas perplexity depressive and euphoric mood changes feeling of emotional impoverishment Epidemiology Schizophrenia ditemukan di seluruh kelompok sosial dan di seluruh ras. Di seluruh dunia setidaknya terjadi 35 kasus schizophrenia per 100.000 populasi, sehingga prevalensi nya adalah 0.85% dari seluruh populasi di dunia menderita dari schizophrenia. Pasien-pasien schizophrenia yang dirawat di rumah sakit berkisar dari umur 20-40 tahun, dan jumlah terbanyaknya adalah 28-34 tahun. Jumlah wanita dan pria dengan schizophrenia tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Etiology 1. Genetic Factors Faktor genetik juga memiliki kontribusi terhadap segala bentuk dari schizophrenia. Kecenderungan dari seseorang akan memiliki schizophrenia juga tergantung dengan tingkat kedekatan dari sebuah hubungan orang tersebut dengan penderita schizophrenia, terutama apabila penderita schizophrenia tersebut adalah bagian dari keluarganya (biologically relative). Contohnya pada kasus kembar monozigot yang memiliki risiko 50% saudara kembarnya juga akan memiliki schizophrenia. Namun, orang-orang yang memiliki risiko genetik terhadap schizophrenia, tidak secara otomatis akan memiliki schizophrenia. Faktor-faktor lain, seperti faktor lingkungan dan psikososial, juga harus terlibat.

2. Stress-Diathesis (vulnerability) Model Seseorang yang merespon terhadap pengaruh stress cukup lama untuk gejala schizophrenia berkembang, memiliki kecenderungan yang tinggi akan terjadinya schizophrenia. Stres bisa dalam bentuk biologis maupun lingkungan. 3. Neuropathology of Schizophrenia Terjadi abnormalitas pada neurochemical yang dapat terjadi di limbic system, basal ganglia, thalamus, cerebral cortex, dan brainstem. Pada pemeriksaan terhadap pasien schizophrenia juga ditemukan hilangnya volume otak yang disebabkan oleh berkurangnya kepadatan dari axon, dendrite, dan synapse, yang berperan dalam fungsi asosiasi otak. 4. Biological factors Dopamine hypothesis: schizophrenia merupakan akibat dari terlalu tingginya aktivitas dopamine. Namun teori ini tidak menjelaskan apakah tingginya aktivitas dopamine disebabkan oleh terlalu banyak pelepasan dopamine, terlalu banyak reseptor dopamine, hipersensitivitas reseptor dopamine, atau kombinasi dari mekanisme diatas. Teori ini juga tidak menjelaskan dopamine pathway yang mana yang terlibat. Serotonin: berlebihnya serotonin menyebabkan gejala positif dan negatif dari schizophrenia. Norepinephrine: degradasi neuronal pada norepinephrine neural system dapat menyebabkan gejala dari schizophrenia, yaitu andehonia (impaired capacity for emotional gratification and the decreased ability to experience pleasure). GABA: pasien schizophrenia telah dibuktikan kehilangan GABAergic neurons pada hippocampus. GABA memiliki efek regulatori terhadap aktivitas dopamine, dan kehilangan GABAergic neuron dapat menyebabkan hiperaktivitas dari dopaminergic neuron. Glutamate: glutamate menyebabkan syndrome akut yang mirip dengan schizophrenia. 5. Psychoneuroimmunology Pasien schizophrenia juga memiliki beberapa kelainan imunologis, termasuk menurunnya produksi T-cell IL-2, menurunnya jumlah dan sifat responsif dari limfosit, dan adanya antibrain antibodies. 6. Psychoendocrinology Beberapa data menunjukkan konsentrasi dari FSH dan LH, apabila dikaitkan dengan usia, dapat mempengaruhi panjangnya penyakit ini. Gejala negatif juga dapat terjadi akibat adanya penurunan pelepasan prolactin, GH, GnRH, atau TSH. 7. Psychosocial & Psychoanalytic PYSCHOANALYTIC : schizophrenia merupakan akibat dari defect of rudimentary ego function. Permulaan yang umum pada usia muda juga mendukung teori ini karena pada usia muda, seseorang cenderung memiliki ego yang kuat untuk berfungsi secara independen. FAMILY DINAMICS Subtypes of Schizophrenia
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Schizophrenia Subtypes SUBTYPES CRITERIA Paranoid Type Preoccupation with one or more delusions or frequent auditory hallucinations None of the following is prominent : disorganized speech, disorganized or catatonic behavior, or flat or inappropriate affect Disorganized Type All of the following are prominent : disorganized speech, disorganized behavior, flat or inappropriate affect The criteria are not met for catatonic type Catatonic Type A type of schizophrenia in which the clinical picture is dominated by at least two of the following :

Motoric immobility as evidenced by catalepsy (including wax flexibility) or stupor Excessive motor activity (apparently purposeless and not influenced by external stimuli) Extreme negativism (apparently motiveless resistance to all instructions or maintenance of a rigid posture against attempts to be moved) or mutism Peculiarities of voluntary movement as evidenced by posturing, stereotyped movements, prominent mannerisms, or prominent grimacing Echolalia or echopraxia Undifferentiated A type of schizophrenia in which symptoms that meet Criterion A are present, nut the Type criteria are not met for the paranoid, disorganized, or catatonic type Residual Type Absence of prominent delusions, hallucinations, disorganized speech, and grossly disorganized or catatonic behavior There is continuing evidence of the disturbance, as indicated by the presence of negative symptoms or two or more symptoms listed in Criterion A for schizophrenia, present in an attenuated form (odd beliefs, unusual perception) *American Pyschiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

1. Paranoid Type Paranoid type of schizophrenia memiliki karakteristik dengan adanya 1 atau lebih delusi atau sering terjadinya auditory hallucinations. Pasien dengan tipe paranoid biasanya mengalami episode pertama dari penyakitnya pada usia yang lebih tua daripada pasien dengan tipe catatonic atau disorganized type. Pasien tipe paranoid biasanya telah membangun social life yang dipercaya akan membantunya, memiliki ego yang lebih tinggi dari tipe lain, dan menunjukkan penurunan fungsi mental, emosi, dan perilaku lebih lambat dari tipe lain. Pasien dengan tipe paranoid juga biasanya tegang, curiga, melindungi diri, dan terkadang agresif, namun terkadang mereka dapat melebur diri mereka dalam situasi sosial dengan baik. Intelijensia dari pasien tipe paranoid juga masih tetap utuh. 2. Disorganized Type Disorganized schizophrenia memiliki karakteristik yaitu adanya penurunan secara signifikan terhadap perilaku, sehingga perilaku pasien menjad primitif, tidak dapat dicegah, dan menjadi tidak teratur (disorganized). Permulaan dari tipe ini biasanya lebih awal, umumnya dibawah usia 25 tahun. Pergerakan dari pasien dengan tipe ini biasanya aktif, namun tanpa tujuan dan konstruksi. Terdapat thought disorder dan tidak dapat mempertahankan kontak dengan realitas. Pasien sering tertawa tanpa adanya alasan yang jelas, grinning & grimacing juga sering terlihat pada pasien. 3. Catatonic Type Tanda-tanda khas dari tipe ini adalah adanya gangguan pada fungsi motorik (stupor, negativism, rigidity, excitement). Tanda-tanda lainnya termasuk stereotypies, mannerisms, waxy flexibility, & mutsism. Pada saat terjadi catatonic excitement, diperlukan pengawasan terhadap pasien untuk mencegah pasien melukai diri sendiri atau orang lain. Perawatan medis juga diperlukan untuk malnutris, hyperpyrexia, atau injury yang disebabkan diri sendiri. 4. Undifferentiated Type Pasien-pasien dengan undifferentiated schizophrenia biasanya tidak mudah untuk bergaul dengan sesamanya atau dengan orang lain. 5. Residual Type Karakteristik dar residual schizophrenia adalah emotional blunting, social withdrawal, eccentric behavior, illogical thinking, & mild loosening of associations. Pada tipe ini juga tidak terdapat delusi dan halusinasi. 6. Other Subtypes Acute Delusional Psychosis

Latent Schizophrenia (schizoid, schizotypal personality disorder) : pasien menunjukkan perilaku-perilaku yang aneh namun tidak menunjukkan psychotic symptoms. Oneiroid: dream-like state in which patients may be deeply perplexed and not fully oriented in time and place Pseudoneurotic Schizophrenia: have symptoms as anxiety, phobias, obsessions, and compulsions later reveal symptoms of thought disorders and psychosis. Free-floating anxiety that rarely subsides. Simple Schizophrenia: gradual, insidious loss of drive and ambition. Not overtly psychotic and do not experience persistent hallucinations or delusions. Primary symptom is withdrawal from social and work-related situations Postpyschotic depressive disorder of Schizophrenia: symptoms resemble residual schizophrenia. Early onset Schizophrenia: schizophrenia manifest in childhood. Late onset Schizophrenia: onset of schizophrenia after age 45. Frequently in women.

Anda mungkin juga menyukai