Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN

DOSEN PEMBIMBING HADI PURWANTO,S.Pd

LAPORAN HASIL OBSERVASI HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Jurnal tentang hutan wisata Bulucina. Jurnal ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada Jurnal ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Pekanbaru , Juni 2013

Kelompok 6

HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA


Abstrack

Ecosystem is a pattern of interaction between abiotic and biotic components in it are related to each other. There are various types of these ecosystems which, taken together, it forms the biosphere. One type of ecosystem is very important is the existence of forest ecosystems. He is a natural ecosystem land group has been dubbed the "lungs of the earth". One easy parameter to measure the health of the earth is to examine the state of the forest. And, if the sample is taken today, can we conclude the earth is "sick" because the forest ecosystem is increasingly restricted to certain areas only.

Keyword: Ecosystem, Forest

PENDAHULUAN
Ekosistem adalah suatu tatanan dan kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh di antara segenap komponen lingkungan hidup. Komponen ini saling berinteraksi dan pada akhirnya membentuk kesatuan yang teratur dan dinamis. Dengan demikian, dalam ekosistem bisa saja terjadi suatu perubahan, suatu ketidakseimbangan baik itu besar maupun kecil yang faktor pemicunya bisa saja oleh manusia atau alam. Wilayar riparian adalah mintakat peralihan antara sungai dengan daratan. Wilayah ini memiliki karakter yang khas, karena perpaduan lingkungan perairan dan daratan. Salah satunya, komunitas tumbuhan pada mintakat ini dicirikan oleh tetumbuhan yang beradaptasi dengan perairan, yakni jenis-jenis tumbuh hidrofilik yang di kenal sebagai vegetasi riparian. Perkataan riparian berasal dari bahasa latin ripa yang berarti tepian sungai. (Wikipedia,2011) Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.

Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman. (Wikipedia 2013) Hutan dataran rendah merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 - 1200 m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan Sunda seperti di Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan termasuk hutan dataran rendah. Hutan dataran rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya di dunia. Sebanyak 425 jenis atau 2/3 dari 626 jenis burung yang ada di Sumatera hidup di hutan dataran rendah bersama dengan harimau Sumatera, gajah, tapir, beruang madu dan satwa lainnya. Selain itu, di hutan dataran rendah Sumatera juga ditemukan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus tittanum) dan bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi).

BAB I HUTAN DATARAN RENDAH


1.1 Defenisi Riparian Riparian berasal dari bahasa Latin riparius. Menurut Kamus Webster, riparia artinya milik tepi sungai. Istilah riparia secara umum menggantikan bahasa Latin tersebut. Riparia biasanya menggambarkan komunitas biotik yang menghuni tepian sungai, kolam, danau dan lahan basah lainnya (Naiman et al. 2000; Naiman et al. 2005). Naiman et al. (2005) menggunakan istilah riparian sebagai kata sifat dan istilah riparia sebagai kata benda tunggal atau majemuk. Istilah riparia untuk menekankan pada perpaduan biotik dari zona transisi akuatikteresterial yang berasosiasi dengan air mengalir. Mitsch dan gosselink (1993) mendefinisikan ekosistem riparian adalah daratan yang berada didekat sungai atau badan air lainnya yang paling tidak secara periodic dipengaruhi oleh banjir. Ekosistem riparian memiliki karakter khas yang membedakan dengan ekosistem dataran atas ( upland). Karakteristik riparian yaitu menurut Brinson et al (1981) memiliki tiga karakter umum yang membedakannya dengan ekosistem yaitu: a. Ekosistem riparian secara umum memiliki suatu bentuk linear sebagai akibat dari proksimitasnya ke sungai. b. Energy dan materi yang berasal dari sekitar lansekap bergabung dan menuju ekosistem riparian dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekosistem lahan basah lainnya. Oleh karena itu, system riparian adalah sisem terbuka. c. Ekosistem riparian secara fungsional berhubungan dengan sungai bagian hulu dan bagian hilir dan secara lateral berhubungan dengan ekosistem lereng atas(daratan) dan lereng bawah(akuatik).

Menurut

kepres

No.32/1990

tentang

pengelolaan

kawasan

lindung,sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi

sungai. Lebar sempadan sungai besar di luar pemikiman (>100m), anak sungai besar (>50m) dan di daerah permukiman berupa jalan inspeksi (10-15m) (anonym 1990)

Fungsi dan Nilai Riparia Riparia memiliki karakteristik fungsional ganda sebagai akibat lingkungan fisik yang unik.Secara umum mudah dikenali bahwa produktivitas ekosistem riparian tinggi akibat konvergensi energi dan materi yang melintasi riparian dalam jumlah yang besar (Mitsch dan Gosselink 1993). Gordon et al. (2004) menyebutkan bahwa sungai memiliki 2 nilai.Nilai yang dimiliki ekosistem sungai juga dimiliki oleh ekosistem riparian. Nilai riparia tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu: 1. Nilai ulitarian

a, spiritual, eksperensial dan eksistensi

2. Nilai intrinsik

Nilai intrinsik ditekankan pada nilai dari spesies dan komunitas yang tidak tergantung pada perspektif manusia.Nilai ulitarian tergantung pada pendapat dan kebutuhan manusia.Nilai ekosentris mengacu pada keutuhan komunitas biologis misalnya keterwakilan, keanekaragaman, kelangkaan dan kealamian. Nilai biosentris menekankan akan adanya nilai pada setiap individu organisma. Manusia perlu menghargai setiap bentuk kehidupan di lingkungan alami (Gordon et al. 2004). FAO (1998) menyebutkan bahwa riparia memiliki empat (4) fungsi utama yaitu mengendalikan kualitas air, melindungi habitat sungai, memberikan

naungan dan serasah organik, konservasi alami dan sebagai tempat rekreasi. Malanson (1995) menyebutkan bahwa riparian memiliki nilai ekonomi baik langsung maupun tidak langsung yaitu sumber kayu, mencegah banjir, mengisi kembali akuifer, sumber air permukaan dan produktivitas perikanan.Nilai sosial yang dimiliki riparian yaitu tempat rekreasi, penelitian, pendidikan dan estetika/keindahan.Fungsi vegetasi riparian sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan organisma teresterial dan akuatik.Vegetasi riparian penting sebagai habitat ikan, pendukung rantai makanan, habitat hidupan liar, mempertahankan suhu, stabilisasi tepian sungai, perlindungan kualitas air, mempertahankan morfologi sungai dan mengendalikan banjir (Chang 2006).Gangguan terhadap riparian menjadi penyebab utama terjadinya penurunan struktur dan fungsi sungai (Gordon et al. 2004).

Struktur dan karakteristik hutan dataran rendah


Vegetasi hutan dataran rendah memiliki keunikan tersendiri. Dua karakteristik utama yang membedakanhutan dataran rendah dengan bioma terestrial lainnyaadalah tingginya kerapatan jenis pohon dan statuskonservasi tumbuhannya yang hampir sebagian besar dikategorikan jarang secara lokal (Clarket al., 1999).Komposisi jenis dan keanekaragaman tumbuhan di hutantergantung pada beberapa faktor lingkungan sepertikelembaban, nutrisi, cahaya matahari, topografi, batuaninduk, karateristik tanah, struktur kanopi dan sejarahtataguna lahan (Hutchincsonet al ., 1999).

Suatu vegetasi terbentuk oleh adanya kehadiran daninteraksi dari beberapa jenis tumbuhan di dalamnya. Salahsatu bentuk interaksi antar jenis ini adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu tipe komunitas yang khas, ditemukandengan kondisi yang sama dan berulang di beberapalokasi. Asosiasi dicirikan dengan adanya komposisi floristikyang mirip, memiliki fisiognomi yang seragam dansebarannya memiliki habitat yang khas (Daubenmire, 1968;Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974; Barbour et al., 1999).

Asosiasi terbagi menjadi asosiasi positif dan asosiasinegatif. Asosiasi positif terjadi apabila suatu jenis tumbuhanhadir secara bersamaan dengan jenis tumbuhan lainnyadan tidak akan terbentuk tanpa adanya jenis tumbuhanlainnya tersebut. Asosiasi negatif terjadi apabila suatu jenistumbuhan tidak hadir secara bersamaan (McNaughton danWolf, 1992) Karakteristik hutan dataran rendah yaitu sesaknya pepohonan dalan satu area. Kita dengan mudah menjumai bagian-bagian pohon banyak bertebaran di dalam hutan. Dari bagian-bagian tumbuhan ini memberikan kontribusi yang besar untuk bahan anorganik di dalam hutan siklus hara. Hal ini menciptakan variasi tipe-tipe hutan berdasarkan bahan anorganiknya. Karakteristik hutan dataran rendah yang sering basah membuat mudah di jumpai tumbuhan pemanhat, pohon penahan. Akar-akar pepohonan harus bersaing dengan organism lain seperti pancang , tiang , batang , sandling , mendapatkan senyawa karbon organic dan nutrisi hara.

Faktor Edaphis dan Klimatologis Ekosistem Hutan Dataran Rendah Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.

Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004).

Edaphis (Penyeimbang Alam) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alami bagi satwa yang hidup di sekitarnya. Manfaat Edaphis adalah manfaat dalam kaitan dengan tempat hidup binatang. Di lingkungan yang penuh dengan pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang karena lingkungan demikian memang sangat mendukung. Ketinggian tempat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi iklim, baik dari segi suhu, kelembaban udara maupun curah hujan, yang selanjutnya mempengaruhi vegetasi yang ada. Masing-masing zona ketinggian tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi floristik, komposisi maupun struktur. Faktor- faktor pendukung Klimatologis dan Edaphis Ekosistem Rawa Air tawar antara lain : 1) Iklim dengan unsur-unsurnya, seperti suhu udara, tekanan udara, kelambapan udara, angin dan curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perseberan tumbuhan (flora) di permukaan bumi. Curah Hujan Hutan ini, banyak dipengaruhi oleh curah hujan yang sedang atau berkisar antara 2000 3000 mm / tahun, karena pohon yang ditemui pada umumnya tidak terlalu tinggi dan besar. Hal ini berbeda dengan hutan hujan tropis. Suhu Pada Hutan dataran rendah, kadar oksigen rata-rata tiap bulannya mencapai (0 kurang dari 800 m dpl.). Suhu ini juga mempengaruhi keanekaragaman dan jenis fauna yang terdapat didalamnya. Udara Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan dingin pada atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan

lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin. Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer bumi (Wirakusuma, 2003). Sinar / Cahaya Matahari Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis (Chantalakhana, 2002).

Angin dan kelembaban Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan biji tumbuhan. Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan oleh angin ke tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana, 2002). Selanjutnya Chantalakhana, 2002 menyatakan Kelembaban biasanya

diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi keseimbangan termal ternak. Air

Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, per-kecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk (Chantalakhana, 2002).

2) Faktor-faktor Edhapis Topografi Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi di suatu daerah. Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan di daerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup. Kawasan ini memiliki topografi landai hingga berbukit. Keadaan tanah Hutan dataran rendah memiliki ketinggian 2 100 mdpl. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini: a. Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai sembulan (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m. b. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 2436 m.

c. Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan. Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah, segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di sini. Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat. Flora dan Fauna Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuhtumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan

variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut. Hubungan tumbuh-tumbuhan dengan udara atmosfir pada umumnya berkaitan dengan gas CO2, O2, dan angin. Tumbuh-tumbuhan berperanan penting dalam siklus karbon yang berhubungan dengan ketersediaan CO2 dan O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi makhluk hidup. Gerakan udara sebagai angin mempunyai peranan ekologis dapat menguntungkan maupun merugikan, misalnya terhadap penyebaran serbuk sari, spora atau biji-bijian. Sebaliknya jika kecepatan angin terlalu besar dapat menyebabkan penurunan berbagai proses metabolisme, tumbuhan menjadi layu atau mati (Kartasapoetra). Flora maupun fauna pada hutan ini terpengaruh iklim, namun kaya akan keanekaragaman jenis baik flora maupun fauna, memiliki strata tajuk yang lengkap serta memiliki variasi yang tinggi berdasarkan perbedaan tempat tumbu.

BAB II EKOSISTEM HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA


Lokasi pelaksanaan observasi

Desa Wisata Buluh cina adalah sebuah Desa yang berada di Kabupaten kampar, Untuk sampai ke desa tersebut, tentunya tak memakan waktu lama. Jaraknya dari ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru hanya sekitar 25 kilometer jalan darat.

Warga Desa Buluhcina memiliki kebudayaan kearifan lokal untuk tidak merusak lingkungan dan hutan. Di Desa Buluhcina terdapat Hutan Wisata Buluhcina. Hutan Wisata Buluhcina ini luasnya 1.000 hektare. Hutan ini sangat asri dan sangat alami dan sudah terpelihara semenjak ratusan tahun yang lalu, di hutan ini dapat kita jumpai flora dan fauna, seperti rotan, anggrek, monyet,burung,kupu-kupu,harimau dan juga pepohonan yang sangat besar dan tinggi, dikawasan hutan ini terdapat tujuh danau yaitu : Danau Pinang Luar, Danau Pinang Dalam, Danau Tanjung Putus, Danau Baru, Danau Lubuk Siam, Danau Atehutan, dan Danau Tatangah, masing-masing danau memiliki keunikan tersendiri. Selain dapat menikmati pesona alam dengan pepohonan dan sungai serta suasana perkampungan dengan penduduknya yang ramah, Anda juga bisa memancing ikan. Kalau lagi untung, bisa saja Anda mendapat ikan besar. Seperti ikan Patin, ikan Baung, dan jenis ikan khas Sungai Kampar lainnya.

Desa Wisata Buluh Cina merupakan lokasi atau tempat wisata yang mengasyikkan. Jangan takut, budaya menghargai dan menghormati pendatang sudah menjadi bahagian kehidupan warga di sana.

Desa Buluh Cina sendiri terdiri dari dua bagian. Keduanya dibelah oleh aliran sungai Kampar. Nah untuk menghubungkan kedua belahan desa ini, ada kapal roro mini bernama Tilan. Kapal inilah yang bolak balik mengantar orang dan barangmenyeberangisungai.

Untuk pengganti biaya operasional, setiap orang dipungut biaya Rp 2.000 sekali menyeberang. Tapi jika orang tersebut membawa sepeda motor, ongkosnya Rp 3.000sekalimenyeberang.

Aktivitas keseharian warga desa Bulu Cina sendiri beragam. Mulai dari bertani, berkebun, pencari hasil hutan, pencari ikan alias nelayan sungai hingga peternak ikan sungai. Makanya, di sana Anda juga akan menjumpai kerambah ikan yang banyak mengapung di tepian sungai Kampar

Hutan wisata Buluhcina awalnya berasal dari tanah dan lahan warga Desa Buluhcina yang mereka ikhlaskan untuk dijadikan kawasan hutan wisata alam tanpa diganti-rugi. Maret 2004 lalu, ninik mamak, pemerintahan desa dan ketua Lembaga Musyawarah Besar ( LMB ) Buluh Cina menyerahkan lahan ulayat seluas 1.000 ha kepada Gubernur Riau. 1500 penduduk Desa Buluhcina memberikan dengan ikhlas lahan yang mereka miliki tanpa kompensasi materi, mereka cuma mengharapkan bantuan berupa perbaikan dan peningkatan infrastruktur, pengembangan dan peningkatan ekonomi desa seperti pemberdayaan pemuda dan masyarakat sekitar, namun sampai saat ini apa yang mereka harapkan belum dapat terwujud. Hutan Wisata Buluhcina ini dikelola oleh masyarakat dan adat secara bersama di bawah koordinasi ninik mamak Desa Buluhcina. dan LMB (Lembaga Musyawarah Besar) yang diketuai oleh Bapak Makmur Hendrik. Harapan ini pun disambut oleh pemerintah provinsi Riau dengan menjadikan kawasan tersebut menjadi taman wisata alam. Hutan Buluh Cina merupakan Hutan

Produksi Terbatas yang sebagian kawasan hutan ini telah diubah dan ditunjuk menjadi Kawasan Taman Wisata Alam dengan Keputusan Gubernur Riau Nomor 468/IX/2006 tanggal 6 September 2006 tentang penunjukan kelompok hutan Buluh Cina di Kabupaten Kampar Provinsi Riau seluas 1.000 Ha sebagai kawasan taman wisata alam. Sebagai lembaga yang bergerak di bidang konservasi, maka WWF Indonesia sangat mendukung langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Lembaga Musyawarah Besar tersebut. Awal mula keterlibatan WWF dalam mendukung upaya yang dilakukan oleh masyarakat di desa Buluh Cina dimulai sekitar tahun 2004-2005, ketika bpk. Makmur Hendrik (Ketua Lembaga Musyawarah Adat Nuluh Cina) bertemu dengan manajemen yayasan WWF Indonesia. Dalam kesempatan itu, bp Makmur Hendrik mengutarakan niatnya meminta dukungan lembaga konservasi dalam upaya pelestarian hutan ulayat masyarakat. Langkah in kemudian dilanjutkan oleh WWF Program Riau pada September 2006 dengan melakukan pertemuan dengan ketua dan para pemuka adat Buluh Cina Kenegerian Enam Tanjung beserta masyarakat di desa Buluh Cina. Guna menunjang pengelolaan kawsan taman wisata alam tersebut diperlukan pengamanan dan pembangunan sarana dan prasarana. Pengelolaan kawasan yang efektif dilakukan bertujuan untuk menjamin dan memelihara keutuhan keberadaan kawasan dan ekosistemnya, potensi dan nilai-nilai keanekaragaman tumbuhan, satwa, komunitas, ekosistem penyusun kawasan, pemanfaatan kawasan secara optimal, lestari dan bijaksana untuk kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan dan pariwisata alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama yang bergulir kemudian antara WWF dan masyarakat Buluh Cina adalah berupa bantuan operasional dan infrasrtuktur yang mendukung upaya perlindungan kawasan hutan tersebut. selain itu, WWF dan pihak masyarakat Buluh Cina bersepakat untuk membentuk gugus tugas pengamanan kawasan hutan ulayat di kawasan hutan wisata tersebut sesuai tugas pokok dan fungsi lembaga yang terlibat.

Satuan tugas akan melibatkan masyarakat desa terutama kaum pemuda dibawah bimbingan lembaga adatnya.

RUMAH PENDUDUK DI SEKITAR HUTAN WISATA BULUHCINA

Desa wisata Buluhcina memiliki potensi wisata yang luar biasa, selain hutan wisata yang menjadi andalan utama, kawasan desa Buluhcina ini juga dapat menjadi pilihan yang terbaik untuk memancing dan menjala ikan, pemandangan yang indah dan alami di hutan buluhcina juga dapat dijadikan sebagai tempat hiking, kemah atau kemping. Masyarakat ataupun pemuda disini sangat welcome terhadap siapapun, mereka akan meyambut kedatangan siapapun dengan ramah, mereka membantu pengunjung sebagai pemandu wisata dan jika kita ingin menikmati kuliner mereka bersedia untuk memasakkan ikan baung yang segar yang langsung diambil dari sungai, asam pedas baung yang khas menjadi kuliner andalan dan juga ada embut rotan beserta belacan ala buluhcina. Selain itu juga di Desa Wisata Buluhcina juga sering diadakan lomba pacu sampan dan biasanya dilakukan pada saat menjelang Bulan Ramdahan dan pada saat setelah lebaran idhul fitri, dulunya tiap tahun ada agenda Pacu Sampan Piala Presiden di Desa Buluhcina,kini agenda pacu sampan Piala Presiden sudah tidak pernah diadakan lagi.

TRANSPORTASI PENYEBERANGAN WARGA DESA BULUHCINA KE HUTAN WISATA BULUHCINA

PENGUKURAN IKLIM PERIODE APRIL-DESEMBER 2013 JANUARI MARET 2013


(Berdasarkan rekapitulasi data klimatologis sekunder dari stasiun Mini Meteorologi Balai Penelitian Tanaman Serat Departemen Kehutanan untuk data Iklim seputar hutan dataran rendah Kampar) A. Rata-rata intensitas radiasi matahari (Watt/m2) Radiasi harian ( Watt/m2/menit ) No 1. Bulan 9.00 April 103,9 522 142,0 522 188,0 558 88,88 51 10.00 103,39 15 142,62 22 185,06 65 115,88 51 103,99 22 102,23 22 11.00 103,352 2 142,229 6 185,164 1 155,655 1 103,662 3 103,662 3 12.00 102,03 16 102,22 92 155,55 61 155,64 58 102,10 52 100,53 91 13.00 103,6935 14.00 103,02 90 142,02 20 156,85 51 155,66 55 103,02 22 102,66 22 15.00 103,02 90 142,02 20 156,85 51 155,66 55 103,02 22 102,66 22

2.

Mei

142,2322

3.

Juni

158,8465

4.

Juli

154,6656

5.

Agust 102,9 us 660 Septe mber 102,2 252

103,3105

6.

103,2222

7.

Okto ber Nove mber Dese mber Janua ri Febru ari

102,2 662 102,6 666 102,9 660 102,2 252 102,2 662

102,99 21 102,22 51 103,99 22 102,23 22 102,99 21 102,22 51

103,022 2 103,669 2 103,015 0 103,662 3 103,022 2 103,669 2

102,62 25 103,92 10 102,10 52 100,52 91 102,62 25 103,92 10

102,9920

103,66 92 103,96 35 103,02 22 102,66 22 103,66 92 103,96 35

103,66 92 103,96 35 103,02 22 102,66 22 103,66 92 103,96 35

8.

103,6623

9.

103,3105

10.

103,2222

11.

102,9920

12.

Maret 102,6 666

103,6623

B. Rata-rata suhu udara (C) Suhu udara harian (C) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bulan 9.00 April Mei Juni Juli Agustus 26,1 28,1 26,1 26,4 26,5 10.00 26,0 26,1 26,4 26,2 29,1 26,1 26,1 26,1 11.00 26,0 26,5 29,0 29,2 26,2 26,1 26,1 26,4 12.00 26,5 29,1 28,0 28,5 28,0 28,4 28,1 29,0 13.00 26,2 29,1 28,1 28,4 28,1 29,2 29,1 29,1 14.00 26,1 26,2 29,1 28,1 29,1 29,1 29,1 26,5 15.00 26,1 26,2 29,1 29,1 29,1 26,1 26,0 26,2

September 28,1 Oktober November 28,4 28,1

9. 10. 11. 12.

Desember Januari Februari maret

26,5 28,1 28,4 28,1

26,1 26,1 26,1 26,1

26,2 26,1 26,1 26,4

28,0 28,4 28,1 29,0

28,1 29,2 29,1 29,1

29,1 29,1 29,1 26,5

26,1 26,0 26,1 26,2

C. Rata-rata kelembaban udara (%) Suhu udara harian (C) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Bulan 9.00 April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari maret 66 65 69 62 66 63 64 65 62 66 63 64 10.00 64 61 66 64 64 62 62 64 64 64 62 65 11.00 64 64 65 65 63 65 65 62 65 63 65 65 12.00 64 63 64 61 65 65 64 69 61 65 65 64 13.00 66 64 64 61 66 65 64 66 61 66 65 64 14.00 65 64 65 64 64 66 66 66 64 64 66 66 15.00 65 64 64 64 65 64 69 69 64 65 64 69

Kriteria Penilaian Tanah Menururt Pusat Penelitian Tanah

( Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimakt, 1993) Ciri-ciri Tanah Sangat Rendah Rendah Tingkatan Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

C-Organik (%) N-total (%)

< 1,00

1,00-2,00

2,01-3,00

3,01-5,00

>5,00

a. Mineral <0,10 b. Gambut Rasio C/N <5

0,10-0,20 < 0,80 5-10 10-15 0,10 0,30 0,40 0,30 0,40 1,00 25 5 16 20 35 <5 Masam

0,21-0,50 0,80-2,50 11-15 16-25 0,30 0,50 0,40 0,70 1,00 2,00 6 10 17 24 36 - 50 5 10 Agak Masam

0,51-0,75 >2,50 16-25 26-35 0,60 1,00 0,80 1,00 2,10 8,00 11 20 25 40 51 70 >10 Netral

>0,75

>25 >35 >1,00 >1,00 >8,0 >20 >40 >70

P2O5 Bray 1 < 5 (ppm) K (me/100 g) < 0,10 Na (me/100 g) Mg (me/100 g) Ca (me/100 g) < 0,10 < 0,40 <2

KTK (me/100 < 5 g) Kejenuhan < 20 Basa (%) Kadar Abu (%) Sangat Masam pH (H2O) a. Minera l < 4,5

Agak Alkalis 7,6 8,5

4,5 5,5

5,6 6,5

6,6 7,5

Al kal is >8, 5

Sangat Asam pH (H2O) b. gambu t <4,0

Sedang

Tinggi

45

>5

Kisaran nilai dan tingkat penilaian analisis agregat kimia tanah hutan dataran rendah desa Buluh Cina Kabupaten Kampar

sifat kimia tanah Ph (H2O) C-organik (%) N-total (%) P2O5 Bray 1 (ppm) Ca (me/100 g) Mg (me/100 g) K (me/100 g ) Na (me/ 100 g ) Total Basa (me/100 g) KTK (me/100 g) Kejenuhan Basa (%) Kadar Abu (%) Kadar Air Lapang (%) Kadar Air Tanah (%)

kedalaman lapisan contoh (cm) 0 30 Nilai Peringkat 6,4 - 6,8 S 5,62 - 5,77 S 12,78 - 13,45 S 18,2 - 20,8 6,01 - 6,41 1,12 - 1,24 0,39 - 0,41 0,38 - 0,41 9,12 - 9,18 21,6 - 22,6 37,8 - 41,8 8,06 - 8,81 78,6 - 79,6 79,6 - 81,9 S S S S S

30 60 Nilai 6,4 - 6,9 5,58 - 5,89 12,47 - 13,84 20,0 - 22,7 6,37 - 6,69 1,31 - 1,41 0,37 - 0,45 0,37 - 0,45 9,03 - 9,24 23,6 - 24,7 43,9 - 47,7 8,66 - 8,77 77,6 - 67,7 75,7 - 88,7

Peringkat S S S S S S S S

Keterangan : SM = Sangat Masam T = Tinggi ST = Sangat Tinggi S = Sedang

R = Rendah SR = Sangat Rendah

Keanekaragaman Hayati Ekosistem Hutan Dataran Rendah Buluh Cina Keanekaragaman hayati yang kami temukan di buluh cina Berdasarkan transek jalur dan sub plot 5x5m Transek PC Kanan Kiri 1 Nama tumbuhan Dominasi frekuensi

PC Kanan kiri 2

PC kanan Kiri 3

Dari hasil observasi kami memasuki hutan buluh cina sepanjang 1km ke dalam , di dominasi dari beberapa tumbuhan yang sama. Dan masi banyak sandling, tiang dan batang terus bersaing untuk terus bertahan hidup , mendapatkan sinar matahari , unsure hara.

Foto-foto pepohonan yang terdapat dalam hutan wisata buluh cina

Daftar pustaka
Wikipedia.com Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Departemen Kehutanan-IPB. http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/hutan-jenis-dan-manfaatannya/ Sugiharyoanto. 2007. Geografi dan Sosiologi 1 SMP Kelas VII. Jakarta: YudhistiraMackinnon, Kathy.1986. Alam Asli Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Farb, Peter.1982. HUTAN. Jakarta: Tri Pustaka

http://www.e-dukasi.net/ http://e-ducation-center.blogspot.com/2009/06/hutan-dan-pemanfaatannya-geografismp.html http://bimaindonesia.blogspot.com/2008/08/hutan-pegunungan-baturaden.html

Anda mungkin juga menyukai