Anda di halaman 1dari 6

Kerja Praktik Prosedural Umum Mahasiswa Kerja Praktik 1. Registrasi Pagi Pukul 07.00 2. ISHOMA Pukul 11.30 3.

Registrasi Siang Pukul 13.00 4. Pulang Pukul 17.30 2 Juli 2013 Dimulai dari pengenalan mengenai safety dari departemen Safety and enviromental mengenai prosedur keselamatan dipabrik VICO Indonesia. Dimulai pukul 10.15 WITA. Safety di VICO di bagi dua yaitu untuk visitor dan employer. VICO Indonesia memiliki 7 plant yaitu Badak, Semberah, Nilam, Mutiara, Beras, Pa maguan, Sanga-sanga tetapi hanya empat saja yang dikatagorikan sebagai plant bes ar yaitu Badak, Semberah, Nilam dan Mutiara (Untuk Pamaguan, Beras dan Sanga-san ga di kirim menuju Mutiara). ViCO Indonesia di bagi menjadi 3 wilayah yaitu 1. Northern Area : Badak & Semberah 2. Central Area : Nilam 3. Southern Area : Mutiara VICO memiliki 3 Golden Rules yang diterapkan keseluruh karyawan dan pekerjaan se lama bekerja di lingkungan VICO Hak dan Kewajiban 1. Risk Assesment dan Planning : Mengenai perkiraan resiko dan perencanaan meng enai tindakan yang kemungkinan terjadi dan penanganan jika terjadi kecelakaan. P erencanaan di lakukan untuk mengantisipasi terjadi nya kecelakaan yang tidak dii nginkan. Semua perusahaan bercita2 ingin mencapai zero accident 2. STOP : jika terjadi suatu keadaan yang tidak aman mak a pekerja dilarang untuk mengerjakan. Hal ini di dasarkan pada analisa kondisi a pabila memungkinkan terjadinya fatality maka harus di hindari. apabila terjadi f atality untuk perusahaan yang telah mencapai 4000 jam kerja (asumsi) saat j ter jadi suatu kecelakaan yang mengakibatkan fatality 4000 jam kerja yang telah di c apai harus diulang dari 0 (nol) jam kerja. 3. Laporan mengenai kondisi yang tidak aman : Pada suatu saat plant tidak dapat berjalan den gan baik (gangguan) maka harus segera melaporkan kepada head section. jangan men gambil keputusan sendiri. Dalam observasi jika suatu departemen dapat melaksanakan kerja dengan baik (berk inerja baik) akan di record untuk diberi award ( bisa berupa uang ) begitu pula sebaliknya apabila berkinerja buruk akan direcord sebagai pembelajaran agar tida k di ulang. Jenis-jenis kecelakaan 1. Fatality : kecelakaan yang mengakibatkan kematian 2. Dish Aways : kecelakaan dimana kondisi pekerja tidak bisa bekerja di hari b erikutnya (patah tulang) 3. Recordable : Kecelakaan yang mengakibatkan luka tetapi pekerja masih dapat bekerja (Jahitan atau kuku yang terlepas) 4. Ringan : Kecelakaan yang dapat langsung di obati ( terintup tawon)

3 Juli 2013 Team : RBI (Risk Base Investigation) merupakan bagian dari OID (Operation and Integrity Department) di tugaskan untuk

menganalisa kemungkinan terjadi nya resiko yang dapat terjadi di lapangan sehin gga dapat memberikan keputusan terhadap pelaksanaan kegiatan dilapangan cara kerja adalah mengkategorikan kasus dalam bentuk matriks sehingga dapat dika likan menghasilkan keputusan yaitu probabilitas x kemungkinan kasus bisa dibentuk dalam matriks 3x3 atau 5x5 contoh 3x3 baik sedang buruk (memiliki kriteria tersendiri mengenai kondisi pemilihan) atau bisa 5x5 lebih baik baik se dang buruk lebih buruk Hasil Perkalian matriks memberi kesimpulan mengenai kondisi apakah perlu ada tre atment khusus untuk maintenance atau tidak perlu (skala prioritas) QC Inspeksi kondisi alat seperti korosi yang terjadi pada pipa dimana ada bermacam korosi. Lalu pada saat korosi terjadi 2 hal yaitu kehilangan massa maupun keteb alan yang menipis. menjaga kualitas peralatan agar tetap baik. Kualitas alat aka n menurun jika digunakan digunakan sehingga perlu adanya penjagaan kualitas pera latan. Dan memastikan proses dapat berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi i ncident atau accident. Process Safety Secara umum alat baik pompa, pipa, kompresor dan alat separasi membutuhkan peraw atan, 3 hal yang penting dalam proses perawatan fasilitas adalah : 1. VICO Plant facility 2. Reability 3. Optimization ---> Disturbance Optimasi digunakan dalam memaksimalkan inlet (feed) dan memperoleh outlet (pr oduk) tetapi proses tidak dapat berjalan dengan efisiensi 100 % sehingga dapat d isimpulkan adanya gangguan (disturbance) Prinsip STOP didasarkan pada risk assesment, jika kondisi tidak memungkinkan unt uk di laksanakan maka STOP digunakan dalam mengamankan kondisi yang memiliki res iko paling tinggi Jika terjadi kegagalan maka digunakan HAZOP (HAZARD dan Operability) dimana kond isi suatu alat akan di analisa persistem Inlet --- Process --- Outlet Hazard Project Project Health safety Enviromental Review (PSR) : Auditing Team (Tim yang memeri ksa kondisi yang ada dilapangan untuk dilaporkan sebagai report) Dalam proses terdapat 5 step untuk mengambil keputusan suatu project Step 1 : Konsep (Conceptual) ----> Gambaran awal, posisi tempat dan lain2 Step 2 : Detail design ----> Technical Specification, P & ID Step 3 : Konstruksi ----> meeting dengan departemen terkait mendiskusi kan safety, pengerjaan dan perlengkapan) Step 4 : Commitioning ----> Standar Operasi Prosedur (berkaitan langkah dan penanganan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan) Step 5 : Post Commitioning ----> Evaluasi secara umum atas keseluruhan projec t apakah perlu perubahan rencana atau tidak ada perubahan rencana) dan dari tiap step diberikan rekomendasi untuk perbaikan AFA (Authorization for Authorization) Jika diperlukan install Jumper Line : ada evaluasi resiko (memberikan risk asses ment) petunjuk lain yang digunakan OHSAS. Lalu performa alat sepeti cooler pompa di re port untuk mengevaluasi pengaruh terhadap proses. GPSA ( bagian proses safety jadi penekanan utama)

Hazard dapat di atur (mengaplikasikan desain yang baik secara teknik dan operasi ) PSA : Desain di analisa Laboratorium OID Memperoleh bagaimana menganalisa gas dan liquid menggunakan Gas Chromatography ( GC). Sampel yang diperoleh dari plant di analisa komposisi dari C1-C6+ dan kandu ngan lain seperti CO2 dan O2. Untuk kualitas terbaik dari analisa gas jika kandu ngan C1 di atas 80%. Proses awal sampel yang ada di dalam tabung di injeksikan k e GC selama kurang lebih 15 menit (Jika terlalu lama gas yang di injeksikan maka akan habis). Jadi berdasarkan hasil yang diperoleh dalam bentuk visual (grafik) jumlah komponen (fraksi mol) diperoleh. untuk sampel yang berasal dari Mutiara kandungan CO2 mencapai 50% sehingga komposisi C1 menjadi kecil (kualitas rendah) . Semua hasil analisa akan mereport seluruh data yang akan dilaporkan kepada pro ses sehingga walaupun kualitas rendah tetap dikirim dengan cara mencampurkan kua litas rendah dan kualitas tinggi dalam vessel yang akan di kirim melalui 4 pipa utama. Jadi report akan memberikan harga gas yang akan dijual karena kualitas ny a. GC juga dilakukan standardisasi (Kalibrasi) untuk menjamin mutu) dengan cara gas pasaran yang diinjeksikan ke alat sehingga kembali pada kondisi normal(stand ar) untuk GC liquid dilakukan dengan semirobotics, sampel diletakkan pada setiap tab ung kecil (kurang lebih 1/3 tabung) lalu di analisa bersamaan sehingga dapat men gefisiensi waktu. maksimal sampel yang dapat dianalisa oleh alat adalah 100 samp el mulai dari air hingga crude oil). Hasil report dikirim untuk mengevaluasi pro duk dan treatment air yang akan di buat kelingkungan. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui viskositas crude oil yang di tunjukkan d engan derajat API (American Petroleum Institute). untuk kualitas crude oil yang baik menunjukkan lebih dari 40 API (dimana menggunakan viskometer berbentuk tabu ng yang berisi termometer berbahan raksa sehingga diperoleh suhu dan API) menggu nakan tabel akan diperoleh API yang di report. Semakin tinggi API maka semakin e ncer crude oil. lalu untuk mengetahui kondisi packaging crude oil di butuhkan da ta RVP (Rive Vapor Pressure (dalam PSIG)) dalam proses penyiapan sampel di tungg u hingga dingin karena akan mempengaruhi hasil jika masi panas maka akan ada C1 yang menguap (fase vapor yang menghilang) sehingga di tunggu hingga benar dingin lalu dimasukkan RVP di kocok selama 8 kali sebelum masuk waterbath yang bersuhu 100 F ditunggu sekitar 30 menit akan diperoleh pembacaan tekanan (PSIG) untuk k ualitas yang baik tekanan berkisar 3-4 PSIG walapun tidak ada ketentuan umum kar ena report digunakan untuk evaluasi penanganan pengiriman crude oil dan Pour Poi nt (titik mulai beku) yaitu di set pada suhu 65 F biasanya ditunggu hingga benar -benar beku yaitu jika crude oil yang telah di masukkan tabung tertutup rapat (s umbat kayu) lalu di masukkan cooler dan mulai set suhu 65 F ditunggu beku dengan mengecek beku secara kualitatif (indra mata) dengan cara memiringkan tabung jik a masih miring (berfasa liquid harus dilanjutkan pendinginan, indikasi telah mem beku apabila jika dimiringkan crude oil tidak miring dan suhu yang ada pada sumb at di catat dan di tambahkan 5 F. BSW (Uji pengotor crude oil) : alat berbentuk tabung yang lancip pada ujungnya ( mengerucut) biasanya di ukur per 100 ml crude oil karena kapasitas alat hanya 10 0 ml di mana masih membutuhkan demulsifier (sekitar 5 ml / 3 tetes pipet tetes) dan pelarut xylene sehingga digunakan hanya 50 ml crude oil di tambahkan demulsi fier dan xylene hingga 100 ml. Pada alat hanya ada 2 lubang untuk menempatkan ta bung (sebelumnya ada 4 karena kecelakaan harus dipotong agar seimbang 2 lubang y ang telah rusak (catatan penting dalam analisa harus 2 tabung yang di analisa ka rena jika hanya 1 tabung beban hanya ada pada 1 sisi sehingga merusak alat)). Alat di set pada 1800 rpm, selama 15 menit dan suhu 70 C jika sampel telah masuk dan alat telah ditutup rapat maka alat dapat di-run. setelah selesai akan terda pat 3 layer (crude oil, xylene lalu air) + pengotor (pasir). batas yang diizinka

n untuk pengotor adalah 1 ml jika lebih maka akan di masukkan kedalam tangki pen ampung untuk di biarkan mengendap terlebih dahulu pengotor dan dapat diolah pada proses limbah padat. untuk air yang memiliki densitas lebih besar berada di baw ah akan di hisap melalui sistem untuk diolah agar dapat dibuang ke lingkungan. Hal penting lainnya adalah untuk mengetahui kualitas sumur (dalam hal produksi) adalah jumlah air yang terkandung. Jika semakin banyak air maka sumur merupakan sumur tua yang tidak maksimal memberikan crude oil. jika semakin sedikit air dan banyak crude oil dapat disimpulkan sumur tersebut adalah sumur yang baik untuk lifting crude oil. Jadi dalam sumur ada gas, minyak dan air (gas masuk kompresso r, minyak ke dalam tangki dan air yang telah di pisahkan dengan separator). Pipa kuning di gunakan untuk memisahkan air dan crude oil. Air yang diolah di tambah kan bahan kimia(chemical) contoh klorin (pembunuh kuman) untuk dapat di buang de ngan komposisi 25 Ppm yang dibuang ke lingkungan. 4 Juli 2013 Ke lapangan badak field untuk sampling gas,crude oil dan air untuk analisa kompo sisi gas menggunakan Gas Chromatography. analisa BSW (untuk memisahkan crude emu lsifier dan air serta pengotor lalu uji RVP dan Pour point (titik uap dan titik beku) minyak dan analisa kadar ppm crude oil yang ada pada air. Sample di ambil menggunakan tabung yang dapat menahan tekanan hingga 1800 PSI. sebelum mengambil gas terlebih dahulu tabung sampel di bersihkan menggunakan gas yang di lewatkan tubing stainless steel. Langkah pembersihan di lakukan dengan tujuan agar sampe l yang telah di analisa di hari sebelumnya bersih baik fase liquid yang telah te rkondensasi. Tabung SS memiliki 2 lubang pada tiap ujungnya dilengkapi dengan ka tup untuk menutup gas agar saat ditutup tidak ada gas yang masih keluar dari lub ang. metode pembersihan tabung di lakukan dengan melewatkan gas sebanyak 3 kali (tekanan lebih dari 500 psi) dan 5 kali (untuk tekanan yang kurang dari 500 psi) . setelah melakukan pembersihan tabung di lanjutkan dengan mengisi tabung hingga penuh(indikasi penuh adalah jika saat proses pemasukkan gas tidak ada lagi buny i). Ada 4 pipa gas utama berukuran 42', 36', 32' dan 30' yang akan dikirim menuj u PKT atau Badak NGL. Analisa dilakukan di laboratorium OID baik gas dari Nilam, Mutiara, Pamaguan, Badak. Lalu untuk crude oil, sampel di ambil melalui tubing di mana wadah sampel merupakan bahan dari kaca (Jika menggunakan plastik dikhawa tirkan menyebabkan elektrostatis.Crude oil berasal dari heater (ada gas, crude d an water yang di pisahkan berdasarkan kemampuan volatitas yang disalurkan pada m asing-masing Pipa. Pipa Kuning (gas), Pipa Hijau (Crude oil) dan Pipa Biru (air) . Pada umumnya pada tubing ditambahkan demulsifier untuk mencegah kebuntuan kar ena viskositas dari minyak. semakin tinggi derajat API maka semakin encer crude oil, semakin tinggi RVP, semakin rendah Pour point (65 F) dan BSW semakin tinggi Lalu untuk air diambil dari air dari heater yang di salurkan menggunakan pompa yang akan di kirim ke tangki tango 1 dan tango 2. Setelah sampel gas, crude dan air diperoleh selanjutnya melakukan analisa (dikerjakan laboran (pak suwito)). Untuk gas pada GC dalam proses membersihkan 4 tubing pada GC menggunakan gas hel ium yang di tiupkan sehingga tubing bersih dari gas. Untuk mengetahui kondisi al at GC biasanya dilakukan pengecekan menggunakan gas standar sebanyak 3 kali-5 ka li jika terjadi penyimpangan nilai yang besar jika error (nilai gas memiliki per bedaan jauh contoh 10 , 8, 7) maka dapat dipastikan alat GC mengalami masalah. D alam menganalisa PPM air menggunakan alat infrared yang di lewatkan melalui kuve t berisi bahan analisa (air yang mengandung crude). Pertama alat di kalibrasi me nggunakan tetrakloretilena. kemudian air yang mengandung crude oil ditambahkan t etrakloretilena lalu disaring menggunakan kertas saring dengan memberikan natriu m sulfat (untuk menyerap air yang ada sehingga di harapkan hanya tetraklorin dan minyak yang dapat melewati kertas saring. selanjutnya hasil penyaringan dimasuk kan kedalam tabung yang telah diletakkan pada ujung corong. Lalu dimasukkan kuve t dan mulai analisa melewati kuvet diperoleh nilai absorbansi lalu menggunakan u ntuk menghitung PPM = Volume pengenceran x absorbansi x faktor pengali / 100 (c atatan untuk volume tergantung pengenceran yang dilakukan jika volume tetap tanp a pengenceran , jika ada pengenceran maka volume juga di ubah pada volume yang t

elah diencerkan. Untuk faktor pengali tergantung plant dimana setiap plant memil iki faktor pengali berbeda (nilam, badak, mutiara, semberah). Jadi ada dua jenis kondisi air yaitu air yang mengandung crude atau crude yang mengandung air. Car a penanganan air yang mengandung crude menggunakan demulsifier sedangkancrude ya ng mengandung air menggunakan water classifier. Korosi Dalam industri, korosi merupakan hal yang biasa terjadi pada peralatan. Untuk me ngetahui kondisi korosi biasa diletakkan coupon untuk mengetahui kondisi 5 Juli Pengambilan Data pada Vessel dan Compressor berupa tekanan P (Psi), temperatur T ( F ), dan Flowrate ( MMSCFD ). Sebelum Kelapangan memperoleh pengenalan mengen ai kondisi lapangan Nilam Central Plant serta safety yang digunakan ( Baju anti Api, gloves, helm, ear plug, sepatu safety ) 6 Juli Memperoleh pengenalan dari maintenance department terkait scope kerja dan kerja departemen. 7 Juli Memperoleh pengenalan dari produksi department terkait proses industri secara um um 8 Juli Kelapangan Semberah untuk melihat compressor yang sedang maintenance 9 Juli Memperoleh induksi mengenai Production Commisioning and Transmission 15 Juli 2013 Pengenalan proses safety, mengetahui bagaimana memanajemen pabrik agar dapat ber jalan baik dengan menggunakan cara prinsip ilmu teknik. Dalam sisitem segitiga a pi terdapat tiga hal yaitu bahan bakar (kandungan hidrokarbon, api, oksigen. Usa ha untuk menjaga agar tidak terjadi insiden kebakaran maka yang paling mudah di jaga adalah sumber api. Apabila kondisi penuh atau High Level maka digunakan Blo wdown Valve (BDV) untuk menjaga kondisi separator yang penuh liquid. Pemberian tugas membaca PFD sekaligus P&ID untuk mengetahui proses dalam area pr oduksi serta memberi tanda alur pipa gas, minyak dan air. 16 Juli 2013 Mempresentasikan Process Flow Diagram (PFD) dari Plant. Kami mengurutkan aliran gas, air dan minyak menggunakan P&ID yang telah diberikan. kami di berikan saran dalam membuat PFD harus detail dan spesifik untuk tiap peralatan. 17 Juli 2013 Mempelajari PFD dan P&ID plant Nilam Central yang telah diberikan untuk mencari sistem gas, air dan minyak tetapi belum spesifik untuk penugasan khusus sehingga hanya mengurutkan sistem tiap fluida. 18 Juli 2013 Pembimbing KP dari VICO memberi tugas khusus yaitu "Draining Capacity of Oil sys tem at Nilam Central Plant". Tugas khusus ini bertujuan untuk menghitung flowrat e yang dapat dilewatkan melalui Level Control Valve. Flowrate yang di peroleh me rupakan flowrate maksimum yang dapat dilewatkan melalui LCV pada % bukaan valve. 19 Juli 2013 Memahami sistem perpipaan aliran minyak menggunakan P&ID sehingga kita mengetahu i minyak yang mengalir melalui V-A123 menuju V-A124. Kami juga menganalisa data

yang akan kami gunakan dalam perhitungan. 20 Juli 2013 Kami menuju nilam central plant untuk memastikan sistem yang kami gunakan benar (mengecek aliran minyak) dengan menanyakan kepada operator plant menggunakan P&I D serta PFD yang telah diberikan pembimbing KP. Ternyata pada kondisi lapangan a da perbedaan kondisi aliran sehingga kami mengecek kembali Pipa yang dilewati ol eh minyak. 21 Juli 2013 Kami membuat spreadsheet perhitungan serta mengolah data sementara (dummy) untuk mengetahui faktor yang berpengaruh pada perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai