Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update CTU) Jakarta, 19 23 Mei 2011
Metode KBA
Metode Kalendar Suhu Tubuh Basal (STB) Metoda Mukosa Servik (Billings) Simptotermal (STB + Mukosa Servik)
KBA: Pemanfaatan
Untuk Kontrasepsi:
Menghindari sanggama dalam periode subur dalam siklus menstruasi untuk menghindarkan terjadinya kehamilan
Untuk Kehamilan: Melakukan sanggama dalam periode subur (disekitar pertengahan siklus menstruasi) dimana peluang terjadinya kehamilan cukup besar.
KBA: Keterbatasan
Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (9-20 kehamilan per 100 wanita) di tahun pertama penggunaan Tingkat efektifitasnya tergantung dari ketaatan dan konsistensi dalam mengikuti petunjuk penggunaan
Memerlukan banyak konseling dan contoh-contoh nyata untuk dapat menggunakannya secara benar
Memerlukan mediator atau tenaga terlatih (non-medis) untuk kesinambungan informasi dan komunikasi
Harus mampu mengendalikan hasrat atau tidak bersanggama selama periode subur (agar tidak hamil)
6
37,1 37,0 36,9 36,8 36,7 36,6 36,5 36,4 36,3 36,2 36,1 36,0
Tidak Subur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Day
12
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metoda Suhu Basal Tubuh (SBT)
Aturan Perubahan Suhu/Temperatur : Ukurlah suhu pada jam yang sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) dan catat pada grafik yang tersedia Gunakan grafik nilai suhu dalam 10 hari pertama siklus haid untuk mengidentifikasi suhu puncak harian normal dan rendah dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya Abaikan suhu yang tingginya abnormal yang disebabkan adanya demam atau gangguan lainnya Tariklah sebuah garis 0.05 hingga 0.1C melalui yang tertinggi dari semua nilai suhu dalam 10 pertama ini. Garis ini disebut garis pelindung atau garis suhu.
13
KBA:
Petunjuk bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh (SBT)
Periode tidak subur dimulai pada sore hari setelah tiga hari berturut-turut suhu tubuh berada diatas garis pelindung/suhu basal (Aturan Perubahan Suhu). Hari pantang sanggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode tak subur). Masa pantang sanggama untuk metode ini lebih panjang dari metode ovulasi billing. Perhatikan pula kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
Jika salah satu dari kenaikan diatas suhu basal yang seharusnya berurutan ternyata terjadi penurunan hingga melewati ambang bawah garis pelindung, hal ini dapat menjadi pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Kejadian ini tak dapat diambil sebagai patokan fase tak subur
Bila periode tak subur telah terlewati klien boleh untuk tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan sanggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
14
Untuk mengetahui jenis lendir normal harian, paling tidak kedua pasangan tidak melakukan sanggama selama 1 siklus.
Selama hari-hari kering (tiada lendir) setelah menstruasi, sanggama pada dua hari berikut masih tergolong aman.
Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (hari pantang sanggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
15
Pantang sanggama dilanjutkan hingga 3 hari setelah puncak subur, karena kemampuan hidup sel telur masih berlanjut hingga periode tersebut dan bila terjadi pertemuan dengan sperma, dapat terjadi pembuahan
Hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur, mulai kembali periode tak subur sehingga sanggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya
16