Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Waktu

: Pentingnya kebersihan lingkungan dan buang sampah di lingkungan pasien : 35 menit

1.

Analisa Situasional : Mahasiswa profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga : Keluarga pasien ruang bedah Dahlia : Ruang Bedah D

1. Penyuluh 2. Peserta 3. Tempat

2.

Tujuan Instruksional

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah kegiatan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan buang sampah di lingkungan pasien, diharapkan keluarga lebih sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kegiatan keluarga pasien mampu : 1) Mengetahui informasi tentang pentingnya lingkungan yang bersih 2) Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kesehatan.

3.

Metode 1) Ceramah 2) Tanya jawab

4.

Media 1) LCD dan Laptop 2) Leaflet

5. No 1.

Kegiatan Tahap dan Waktu Kegiatan Penyaji Pembukaan : 1) Mengucapkan salam. 2) Memperkenalkan tim. 3) Menyebutkan topik yang akan diberikan. 4) Menjelaskan tujuan penyuluhan dan hasil yang akan diharapkan. 5) Menyampaikan kontrak waktu dan mekanisme penyuluhan. 6) Membagikan leaflet. Pelaksanaan : 1) Menggali pengetahuan dan pengalaman peserta tentang kebersihan lingkungan 2) Menjelaskan secara rinci tentang : a) Pengertian kebersihan lingkungan b) Cuci tangan c) Mencuci alat makan d) Membersihkan lingkungan dari kotoran dan sampah Evaluasi : 1) Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta. 2) Memberikan pertanyaan umpan balik (feed back) kepada peserta. Terminasi : 1) Memberikan kesimpulan. 2) Mengucapkan terima kasih. 3) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam. Kegiatan Peserta Pelaksana Moderator

Pendahuluan 5 menit

Mendengarkan dan menjawab salam.

Penyaji

2.

Kegiatan inti 15 menit

Memperhatikan

Moderator Aktif dalam bertanya dan memperhatikan penjelasan

3.

Penutup 15 menit

Memperhatikan dan menjawab salam

6. Pengorganisasian Pembimbing 1) Akademik 2) Klinik Penyaji Moderator Notulen Observer Operator Fasilitator : Ika Yuni Widyawati, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.KMB : Evi Tri, S.Kep.,Ns.,M.Kes : Wahyu tama A.P : R.A Gabby Novikadarti Rahmah : Dwi Agustina : Ariska Putri H dan Aminatus Sholikhah : Bagus Hayatul Jihad : Priyo Febri N dan Ayunda Karna Dwi Putra

7. Pengorganisasian

u
Moderator + Notulen nnnnn

LCD DAN LAPTOP


Penyaji + Operator

peserta peserta
Fasilitator

peserta peserta peserta peserta

peserta peserta peserta peserta

peserta peserta
Fasilitator

peserta peserta

peserta peserta

Observer

8. Job Description Moderator : 1. Membuka dan menutup acara. 2. Memperkenalkan tim. 3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara. 5. Memberikan umpan balik atau feed back 6. Memfasilitasi diskusi. 7. Membuat kesimpulan. Penyaji: 1. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang dibicarakan. 2. Menyampaikan materi. Notulen: Menulis pertanyaan dan jawaban.

Observer : 1. Mengobservasi jalannya penyuluhan. 2. Mengevaluasi jalannya penyuluhan. Fasilitator : 1. Memperhatikan kehadiran anggota. 2. Memotivasi anggota. 3. Mempertahankan dan meningkatka motivasi anggota. Operator : Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan

9.

Evaluasi 1. Evaluasi struktur 1) Kesiapan SAP. 2) Kesiapan media dan tempat. 3) Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah peserta diundang. 4) Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.

2. Evaluasi proses 1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya. 2) Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP. 3) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description. 4) Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan. 5) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai. 6) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. 3. Evaluasi hasil 1) Peserta mampu memahami maksud dan tujuan dari diadakannya penyuluhan tentang deteksi dini kanker paru. 2) Peserta mengetahui pokok masalah yang telah di diskusikan yaitu tanda dan gejala awal kanker paru. 3) Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.

MATERI PENGOBATAN TUNTAS TB PARU

A. Pengertian Kebersihan Lingkungan Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan selalu menjadi polemik yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat Masalah kebersihan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang Menjaga kebersihan dapat ditempuh dangan cara: mencuci tangan, mencuci alat makan, mencuci kaki, dan membersihkan lingkungan tempat tinggal dari kotoran dan sampah. Dengan menjaga kebersihan, lingkungan kita akan menjadi lebih sehat dan kita akan lebih nyaman untuk berkarya.

B. Cuci Tangan Mencuci tangan sering dianggap sepele, padahal manfaat dari mencuci tangan sangatlah besar, yaitu dapat mencegah berbagai jenis penyakit dengan memutus rantai penularan penyakit, terutama ISPA, diare dan infeksi cacing. Dan sebaiknya cuci tangan sudah dibudayakan sejak dini, menjadi bagian dari pendidikan mengenai pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat yang dimulai dari usia anak-anak. Berikut ini merupakan waktu minimal untuk mencuci tangan: 1. Setiap setelah menggunakan kamar mandi. 2. Setiap sebelum makan atau minum Cara mencuci tangan yang baik dan benar:
1. 2. 3. 4. 5.

Basahi tangan di air yang mengalir Menggunakan antiseptik/sabun Gosokkan kedua telapak tangan Gosokkan sampai ke ujung jari Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok selasela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.

6. 7.

Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

8.

Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.

9.

Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

10. 11.

Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.

C. Mencuci Alat Makan Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang tertinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan disanitasi sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya Pencucian dan tindakan pembersihan pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan makanan. Menjaga kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi terhadap peralatan. Pencucian dan sanitasi peralatan dapur dapat dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan mesin. Pencucian manual maupun mekanis pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Pembuangan sisa makanan dan pembilasan 2. P encuci an 3. Pembilasan 4. Sanitasi atau desinfeksi 5. Penirisan atau pengeringan 6. Desinfeksi Peralatan

D. Membersihkan lingkungan dari kotoran dan sampah Kegiatan di Rumah sakit dapat berpotensi menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama dari aktivitas medis. Aktifitas ini menghasilkan sampah rumah sakit baik medis maupun non medis. Sehingga penting dilakukan penanganan dan pemantauan lingkungan di rumah sakit. Kita perlu memahami pengertian sampah. Menurut Soemirat (2002), sampah ialah segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sedangkan menurut defenisi WHO, pengertian sampah adalah segala sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Badan lingkungan hidup menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Jenis-jenis sampah menurut Depkes, 2002 :

1. Sampah organik / Sampah Basah yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan, potongan sayur-sayuran, daun-daunan, buah-buahan, nasi, bekas ikan, daging dan lain-lain. 2. Sampah anorganik / Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang agak sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik, botol-botol kaca, kardus, pembungkus/kemasan plastik atau kertan, karung bekas, Styrofoam dan lain-lain. 3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bekas bahan kimia beracun, batterey, bekas kemasan air accu, jarum suntik, bekas softex. 4. Kompos adalah bekas sampah organik/ basah yang telah teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah atau sengaja dibuat dengan micro organisme, dan kerap digunakan sebagai pupuk tanaman. Karakteristik sampah rumah sakit perlu diketahui dalam kaitannya pada pengelolaan sampah yang baik dan benar. Secara garis besar sampah rumah sakit dibedakan menjadi sampah medis dan non medis. 1. Sampah Medis Sampah medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kajian tersebut juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi dan ruang laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis. Limbah medis dapat digolong-golongkan menjadi (Djojodibroto,1997) : 1) Limbah benda tajam Limbah ini bisa berupa jarum, pipet, pecahan kaca dan pisau bedah. Benda-benda ini mempunyai potensi menularkan penyakit. 2) Limbah Infeksius Dapat dihasilkan oleh laboratorium, kamar isolasi, kamar perawatan, dan sangat berbahaya. 3) Limbah jaringan tubuh. Limbah ini berupa darah, anggota badan hasil amputasi, cairan tubuh, dan plasenta. 4) Limbah Farmasi

Berupa obat-obatan atau bahan yamg telah kadaluarsa, obat-obat yang terkontaminasi, obat yang dikembalikan pasien atau tidak digunakan. 5) Limbah Kimia Terdapat limbah kimia yang berbahaya dan tidak berbahaya dan juga limbah yang bisa meledak atau yang hanya bersifat korosif. 2. Sampah Non Medis Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti kantor/ administrasi, unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur, halaman parkir, taman, dan unit pelayanan. Tempat-tempat penampungan sampah hendaknya memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut (Depkes RI, 2002) : 1. bahan tidak mudah karat 2. kedap air, terutama untuk menampung sampah basah 3. bertutup rapat 4. mudah dibersihkan 5. mudah dikosongkan atau diangkut 6. tidak menimbulkan bising 7. tahan terhadap benda tajam dan runcing.

Anda mungkin juga menyukai