Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
058
ANATOMI KORNEA
Kornea adalah selaput bening mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan, yang memiliki 5 lapisan yaitu :
Epitel
Membran bowman
Stroma
Membran descement
Endotel
Fisiologi kornea
Fungsi utama kornea adalah sebagai membrane protektif dan sebuah jendelayang dilalui cahaya untuk mencapai retina
Transparansi kornea dimungkinkan oleh sifatnya yang avaskuler, memiliki struktur yang uniform yang sifat deturgescencenya
Peran kornea dalam proses refraksi cahaya bagi penglihatan seseorangsangatlah penting. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 43,25dioptri dari total 58,6 kekuatan dioptri mata normal manusia
Hal ini mengakibatkan gangguan padakornea dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam fungsi visusseseorang.
KERATITIS
Definisi: peradangan pada kornea yang ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang dan edema kornea pada lapisan kornea manapun yang dapat bersifat akut atau kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain bakteri, jamur, virus atau karena alergi
Keratitis Sika
Keratitis Marginal Keratitis Virus Keratitis Herpetika Keratitis Interstisial Keratitis Alergi Keratitis Neuroparalitik Keratitis Numuralis
Keratitis Bakterial
Definisi: Peradangan pada kornea yang ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang dan edema kornea pada lapisan kornea manapun yang dapat bersifat akut atau kronis yang disebabkan oleh bakteri.
Keratitis bakterial
Faktor Resiko Penggunaan lensa kontak Trauma Obat mata yang terkontaminasi Gangguan mekanisme pertahanan Perubahan struktur pada permukaan kornea Gejala Umum Keluhan air mata yang berlebihan Nyeri Penurunan tajam penglihatan Kelilipan (blepharospasme) Mata merah Sensitif terhadap cahaya Jenis Bakteri S. aureus dan S. Pneumoniae Pseudomonas sp Enterobacteriaceae
Keratitis bakterial
S. aureus dan S. pneumoniae pada umumnya memberikan gambaran oval, kuning-putih, supurasi stroma yang padat dan opak dikelilingi kornea yang jernih, serta menyebar dari fokus infeksi ke tengah kornea. Pada umumnya muncul 24-48 jam setelah inokulasi pada kornea. Hipopion dapat terjadi. Pada pemeriksaan Gram akan ditemukan diplokokus Gram positif.
Keratitis bakterial
Pseudomonas sp umumnya menghasilkan eksudat mukopurulen, nekrosis liquefaktif yang difus, dan semiopak 'ground-glass' pada penampakan stroma. Infeksi berkembang dengan cepat karena enzim proteolitik yang diproduksi oleh Pseudomonas. Terasa nyeri, dan perforasi kornea dapat terjadi dalam 48 jam. Pada pemeriksaan Gram akan ditemukan bakteri batang Gram negatif
Keratitis bakterial
Enterobacteriaceae biasanya menyebabkan ulserasi dangkal, supurasi pleomorfik abuabu-putih dan diffuse stromal opalescence. Endotoksin yang dihasilkan bakteri Gramnegatif dapat memberikan gambaran infiltrat ring cornea.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Keluhan Pasien : iritasi, adanya sensasi benda asing, mata merah, mata berair, penglihatan yang sedikit kabur, dan silau serta sulit membuka mata.
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kultur bakteri dilakukan dengan menggores kornea dan bagian tepinya dengan menggunakan spatula steril kemudian ditanam di media cokelat, darah dan agar Sabouraud, kemudian dilakukan pengecatan dengan Gram Biopsi kornea dilakukan jika kultur negatif dan tidak ada perbaikan secara klinis dengan menggunakan blade kornea bila ditemukan infiltrat dalam di stroma
Diagnosa banding
Diagnosis diferensial dari keratitis bakteri sangat besar. Etiologi menular lainnya harus dipertimbangkan. Non infeksi (atau steril) mungkin berhubungan dengan sindrom mata kering, paparan atau neurotropik keratopathy, penyakit autoimun (seperti rheumatoid arthritis), keratokonjungtivitis vernal, kekurangan vitamin A, dan hipersensitivitas staphylococcal.
terapi
Saat ini, tidak ada antibiotik tunggal yang efektif terhadap semua jenis bakteri yang menyebabkan keratitis mikroba
Beberapa Parameter klinis untuk memonitor respons klinis terhadap terapi antibiotik
Penurunan kepadatan stroma Pengurangan edema Pengurangan Proses radang dari bilik mata depan
Terapi etilogi
Terapi siptomatis
Pasien dapat diberi sikloplegik dan kortikosteroid. Pemberian kortikosteroid bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terbentuknya jaringan parut pada kornea, dan menghilangkan keluhan subjektif seperti fotofobia. Pemberian sikloplegik mengakibatkan lumpuhnya otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melemahkan akomodasi
Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum menggunakan kortikosteroid pada keratitis bakterial
Kortikosteroid tidak boleh digunakan pada fase awal pengobatan, setidaknya sampai suatu organisme etiologi telah diidentifikasi, organisme menunjukkan sensitifitas in vitro terhadap antibiotik yang digunakan untuk pengobatan, dan pasien telah menunjukkan respon klinis yang menguntungkan terhadap terapi antibiotik.
Pasien harus dapat kembali untuk pemeriksaan rutin. Infeksi tidak disebabkan oleh P aeruginosa atau organisme yang sulit untuk diberantas.
Terapi pembehdan
emergency keratoplasty diindikasikan untuk mengobatisuatu descemetocele atau ulkus kornea perforasi pada daerah nekrosis yang luasdan memerlukan flap konjungtiva untuk mempercepat penyembuhan. Stenosi satau penyumbatan dari sistem lakrimal yang lebih rendah yang mungkinmengganggu penyembuhan ulkus harus dikoreksi melalui pembedahan
komplikasi
Hypopyon Membentuk jaringan parut atau sikatrik Ulkus Kornea Descemetocoele Perforasi
prognosis
Secara umum prognosis dari keratitis bakterial adalah baik jika tidak terdapat jaringan parut ataupun vaskularisasi dari kornea
Parut ringan pada kornea dapat timbul pada kasus-kasus dengan keratitis yang berlangsung lama
Jika dalam pusat sumbu visual, maka pembiasan cahaya dapat terpengaruh. Jika ulkus kecil dan terletak di pinggiran kornea akan membawa prognosis yang baik. Pada sikatrik lekoma kornea adalah yang menganggu visus dan untuk kepentingan kosmetik, dapat dilakukan iridektomi optik dan keratoplasti, sehingga prognosis pasien dapat membaik
TERIMA KASIH