PENDAHULUAN
Kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan atau suara keras yang tidak menyenangkan atau tidak terduga. Kebisingan bersumber dari kegiatan manusia seperti penggunaan alat transportasi dan aktifitas industri. Dampak dari kebisingan ini bukan hanya pada kota-kota besar tetapi kota kecil dan desa yang lokasinya di dekat tempat industri juga dapat terpengaruh. Kebisingan dapat memengaruhi kesehatan manusia seperti menyebabkan hipertensi, mengganggu tidur dan dapat menghambat kemampuan kognitif pada anak-anak (Anonim,2012). Pengukuran tingkat kebisingan diatur dalam KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat kebisingan, yaitu: cara sederhana dan cara langsung. Cara sederhana dilakukan melalui sebuah Sound Level Meter (SLM) dengan mengukur tingkat tekanan bunyi dB (A) selama 10 menit untuk setiap pengukuran, pembacaan dilakukan setiap 5 detik. Cara langsung dilakukan melalui sebuah Integrating Sound Level Meter yang mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu nilai tingkat kebisingan dengan waktu ulur selama 5 detik dalam waktu pengukuran selama 10 menit. Beberapa pengamanan yang perlu dilakukan dalam pengukuran tingkat kebisingan, antara lain: microphone SLM perlu dilindungi dari pantulan agar hasil analisis pengukuran akurat, menghindari suara lain yang dapat mempengaruhi pengukuran, melindungi microphone dari angin , nilai pengukuran diragukan jika mendapat hasil lebih dari 130 dB, menggunakan sarung tangan pada saat pengaturan alat dan pengukuran (Kurniawan & Yuwono, 2011). Tujuan dilakukannya pengukuran tingkat kebisingan, antara lain: melakukan pengambilan dan pembacaan data tingkat kebisingan pada waktu tertentu, mengetahui tingkat kebisingan lingkungan pada lokasi tertentu, mempelajari baku mutu tingkat kebisingan pada suatu lokasi.
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sound level meter, seperangkat alat hitung dan stopwatch. Penentuan tingkat kebisingan lingkungan menggunakan sound level meter dilakukan di depan Bank Muamalat. Penentuan tingkat kebisingan lingkungan dilakukan dengan cara sound level meter dipegang oleh satu orang yang diarahkan ke sumber bising dan stopwatch dipegang oleh satu orang lainnya. Tingkat bising dari sound level meter dicatat oleh satu orang lainnya setiap 5 detik selama 10 menit. Bahu teman yang mencatat ditepuk setiap 5 detik sekali oleh orang yang memegang stopwatch. Selama praktikum, diusahakan agar tidak bersuara agar alat pengukur tersebut hanya mengukur sumber kebisingan dari lalu lintas saja tanpa ada suara-suara lainnya. Kemudian, hasil pengukuran dicatat pada tabel yang telah disediakan. Setelah itu, nilai Leq dihitung dengan menggunakan metode perhitungan berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dengan rumus
( (
+ + + +
) . 5 dB (A)..(1) ) . 1 dB (A)......(2)
L1,,L12 LI,,Lx
= Equivalent Continuous Noise Level, merupakan nilai tingkat kebisingan yang berfluktuatif selama waktu tertentu dan setara dengan tingkat kebisingan pada selang waktu yang sama [dB(A)] = Tingkat kebisingan yang terbaca pada detik ke-n selama 1 menit [dB(A)] = Tingkat kebisingan yang terbaca pada menit ke-n selama 10 menit [dB(A)]
Kemudian, hasil Leq pengukuran dimasukkan pada tabel tingkat kebisingan pada siang dan malam hari (24 jam), pada rentang waktu antara jam 11.00-17.00 (Lc). Kemudian, dihitung nilai LS, LM dan LSM dengan menggunakan rumus LS = 10 Log ( + ( ) dB (A)...(3) ) dB (A)...(4) ) dB (A)(5)
Keterangan: LS = Leq selama siang hari [dB(A)] Ta,Td = Rentang waktu pengukuran di siang hari (jam) La,Ld = Leq (10 menit) pada rentang waktu jam ke-n di siang hari [dB(A)] LM = Leq selama malam hari [dB(A)] Te, Tf, Tg = Rentang waktu pengukuran di malam hari (jam) Le, Lf, Lg = Leq (10 menit) pada rentang waktu jam ke-n di malam hari [dB(A)] LSM = Leq selama siang dan malam hari [dB(A)] Data-data pada rentang waktu lain merupakan data yang diambil dari lokasi lain (Kurniawan, 2003), yang diumpamakan sebagai data pada lokasi pengukuran saat ini. Kemudian, nilai hasil pengukuran kebisingan dibandingkan dengan nilai baku mutu pada KEP-48/MENLH/11/1996 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 718/1987. Setelah itu, ulasan singkat diberikan pada lembar terpisah tentang nilai tingkat kebisingan yang disesuaikan dengan baku tingkat kebisingan yang berlaku dan mengenai cara mengurangi kebisingan dan pengaruhnya terhadap kegiatan manusia serta dibuat kesimpulan berdasarkan perhitungan yang telah didapat.
Menghitung tingkat kebisingan total yang terukur selama 10 menit : Leq (10 menit) = 10 Log + Leq (10 menit) = 10 Log + 1 dB (A) Leq (10 menit) = 77.25 dB (A) Menghitung tingkat kebisingan selama siang hari : LS = 10 Log ( LS = 10 Log dB (A) LS = 87.11 dB (A) Menghitung tingkat kebisingan selama malam hari : LM = 10 Log ( + ) dB (A) LM = 10 Log ( LM = 72.53 dB (A) Menghitung tingkat kebisingan total selama 24 jam : LSM = 10 Log ( ) dB (A) LSM = 10 Log ( ) dB (A) + ) dB (A) ( + ( + + ( + + + + + + + ) . 1 dB (A) + + ).
) dB (A) )
LSM = 85.58 dB (A) Kebisingan diartikan sebagai suara yang tak dikehendaki, misalnya terdengar suara-suara yang keras seperti musik, konstruksi dan keramaian suatu tempat. Tingkat kebisingan seseorang berbeda satu sama lain, misalnya seseorang yang tinggal di area rel kereta api akan terbiasa dengan suara kereta yang setiap beberapa jam sekali melintas dan menimbulkan kebisingan. Sumber kebisingan suatu tempat terdiri dari point source dan line source, contoh dari point source adalah tempat konstruksi dan konser musik sementara itu contoh dari line source adalah jalan tol dan rel kereta api. Tingkat kebisingan yang melebihi batas normal dapat menimbulkan beberapa gangguan diantaranya gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi , pendengaran dan keseimbangan. Gangguan fisiologis dapat berupa tekanan darah tinggi, basal metabolisme, dan gangguan sensoris. Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak
5
nyaman, kurang konsentrasi dan susah tidur. Gangguan komunikasi menyebabkan terganggunya pekerjaan bahkan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Kemudian gangguan keseimbangan mengakibatkan sakit kepala yang berat sehingga dengan tingkat kebisingan yang tinggi menyebabkan gangguan terhadap pendengaran (Buchari, 2007). Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh didapat data tingkat kebisingan di area Bank Muamalat sebanyak 120 data yang terlampir pada Lampiran 1. Dari data pengukuran yang diperoleh kemudian dapat dihitung tingkat kebisingan yang terukur selama 1 menit, 10 menit, siang hari, malam hari dan selama 24 jam. Data primer dimasukkan ke dalam Tabel 1 sebagai Lc yaitu perhitungan yang dilakukan di area Bank Muamalat. Data lainnya berupa data fiktif, hal ini disebabkan waktu pengukuran 24 jam tidak dapat dilakukan. Tingkat kebisingan yang terukur selama 1 menit setiap pembacaan 5 detik dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemudian tingkat kebisingan total yang terukur selama 10 menit adalah sebesar 77.25 dB, tingkat kebisingan selama siang hari sebesar 87.11 dB, tingkat kebisingan selama malam hari 72.53 dB, dan tingkat kebisingan total selama 24 jam sebesar 85.58 dB. Berdasarkan Baku tingkat kebisingan menurut KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tingkat kebisingan total selama 24 jam sebesar 85.58 termasuk kedalam kategori tingkat kebisingan maksimal sehingga di area Bank Muamalat tersebut tidak memenuhi standar baku mutu. Namun karena data Lc pada pengukuran pukul 11.00 saja yang dilakukan di lokasi, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa di area ini termasuk dalam standar baku mutu atau tidak. Besarnya tingkat kebisingan pada area ini dapat disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang melewati jalan raya Darmaga ini. Jalanan yang tergolong padat pada saat waktu pengukuran menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kebisingan di area Bank Muamalat. Beberapa angkutan umum yang berhenti di depan alat pengukur kemudian menyalakan klakson juga dapat mempengaruhi tingkat kebisingan yang terukur di area tersebut. Tidak ada daerah industri di sekitar tempat pengukuran, sehingga tingkat kebisingan yang terukur hanya berasal dari alat transportasi yang melintas. Kebisingan dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain: mendesain mesin atau peralatan dengan kebisingan rendah, memberikan penghalang untuk mengontrol kebisingan, melindungi reseptor suara dengan membuat bangunan yang dapat mengisolasi kebisingan (Anonim, 2012). Untuk bangunan atau rumah-rumah yang berada di dekat area yang menjadi sumber kebisingan, dapat diatasi dengan membuat dinding rumah kedap suara. Hal ini setidaknya dapat mengurangi tingkat kebisingan sehingga tidak terlalu mengganggu kenyamanan.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh tingkat kebisingan total yang terukur selama 10 menit adalah sebesar 77.25 dB, tingkat kebisingan selama siang hari sebesar 87.11 dB, tingkat kebisingan selama malam hari 72.53 dB, dan tingkat kebisingan total selama 24 jam sebesar 85.58 dB. Menurut KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tingkat kebisingan total selama 24 jam sebesar 85.58 termasuk kedalam kategori tingkat
kebisingan maksimal sehingga di area Bank Muamalat tersebut tidak memenuhi standar baku mutu. Namun, data primer yang didapat hanya pengukuran pada pukul 11.00 sehingga tidak dapat disimpulkan apakah tingkat kebisingan di area Bank Muamalat memenuhi standar baku mutu atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim].2012.Kebisingan sebagai Pencemaran Udara.[Terhubung berkala]. http://green.kompasiana.com/polusi/2012/10/07/kebisingan-sebagaipencemaran-udara/.(28 November 2012). Buchari.2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. Medan : Universitas Soedirman. Kurniawan, Allen dan Yuwono, Arief Sabdo.2011.Penuntun Praktikum Teknik Pengelolaan Kualitas Udara.Bogor:Institut Pertanian Bogor
40 74.1 70.4 74.3 77.4 77.4 75.9 74.3 76.4 70.9 70.9
50 69.2 74.9 76.5 83.2 74.2 84.2 70.2 74.5 77.6 78.8
60 80.7 67.7 74.4 78.5 77.1 73.1 75.8 79.3 75.6 74.6
Leq 1 menit 76.69 75.57 75.78 79.88 78.83 77.56 75.75 76.41 78.34 74.79
77.25
10