Anda di halaman 1dari 6

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA YANG ADA DI INDONESIA

Oleh : 1. Neti Eria 2. Yesika Billah Barika 3. Yulia Lonanda Ez

Badan usaha adalah suatu kesatuan yuridis, teknis, dan ekonomis serta bergerak dalam hal memperoleh keuntungan atau profit. badan usaha terbagi menjadi dua macam badan usaha yang berbentuk badan hukum dan badan usaha yang berbentuk bukan hukum. Badan usaha yang berbentuk badan hukum adalah suatu badan usaha dimana didalamnya terdapat pemisahan antara antara kekayaan pemilik serta kekayaan badan usaha. Badan usaha yang berbentuk badan hukum terdiri dari :

1. PERSEROAN TERBATAS Perseroan terbatas disebut juga sebagai Naamloze Vennotschap (NV) dimana telah diatur ke dalam UU No 1 TAHUN 1995 Pengertian Perseroan Terbatas / Korporasi / Korporat 1) Adalah organisasi bisnis berbadan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. 2) Adalah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini (Pasal 1 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1995). Peraturan perundangan: Ketentuan-ketentuan tentang Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam UU RI Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyatakan: Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Ciri-ciri Perseroan Terbatas adalah :

Perseroan Terbatas merupakan asosiasi modal Kekayaan dan utang PT adalah terpisah dari kekayaan dan utang pemegang saham. Pemegang saham bertanggung jawab secara terbatas dalam PT. Adanya pemisahan fungsi antara Pemegang Saham dan Pengurus atau Direksi. 5. Memiliki Komisaris yang berfungsi sebagai pengawas.

Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Dalam hal pendirian perseroan terbatas ini dilakukan sebagai sebuah perjanjian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang yang saling berjanji mendirikan perseroan dan mereka berjanji untuk memasukkan modalnya kedalam perseroan dengan berbentuk saham yang harus dibuat dengan akta notaris dimana wilayah kerjanya adalah sesuai dengan domisili perseroan terbatas tersebut

2. YAYASAN Yayasan merupakan badan usaha yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang soial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota menurut UU NO 16 tahun 2001 Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan. Menurut undang-undang no 16 tahun 2001 ini kekayaan yayasan dilarang dialihkan atau dibagikan secaralangsung maupun secara tidak langsung kepada pembina, pengurus, pengawas, karyawan, ataupihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan. Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari yayasan mempunyai organ yang terditri atas: Pembina, Pengurus dan Pengawas. Yayasan diakui dalam badan hukum sebagaimana tertuang oada pasal 71 ayat (1) undang-undang. Yayasan juga telah dibentuk dalam jangka waktu tertentu maupun tidak tertentu yang termuat dalam Anggaran Dasar UU NO 28 Tahun 2001 tentang perubahan UU No. 16 Tahun 2001 Yayasan. Yayasan dapat bubar dikarenakan jangkawaktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir, putusan pengadilan yang mencangkup apabila yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan, tidak mampu membayar utang, harta jejayaan tidak cukup untuk melunasi hutang setelah pernyataan dicabut

3. KOPERASI

Koperasi merupakan (1)suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. 2) Adalah badan hukum yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan (Pasal 1 ayat (1) UU No.25 Tahun 1992). Koperasi seperti yang termaktub dalamPasal 33 ayat (1) UUD 1945 bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. b. Tujuan Koperasi Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. c. Prinsip-prinsip Koperasi Badan usaha Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi sebagai berikut : 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masingmasing anggota. 4) Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal. 5) Kemandirian atau tidak tergantung kepada pihak lain. 6) Pendidikan perkoperasian untuk mewujudkan tujuan koperasi. 7) Kerjasama antar Koperasi. Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Fungsi dan Peranan Koperasi adalah Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Selain itu koperasi juga berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional. 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Badan usaha yang berbentuk bukan badan hukum terdiri dari : 1. PERSEKUTUAN PERDATA Badan usaha ini telah diatur kedalam Pasal 1618 s.d. 1652 KUHPerdata tentang Perserikatan Persekutuan Perdata merupakan sebuah perjanjian dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan (Pasal 1618 KUHPerdata). Dalam persekutuan Perdata memiliki ciri-ciri yakni pemasukan sesuatu ke dalam perserikatan (inbreng).

2. Inbreng dapat berupa uang, barang (materiil/immaterial), atau tenaga (Pasal 1619 KUHPerdata). 3. Adanya pembagian keuntungan atau kemanfaatan diperoleh dari pemasukan tersebut. Persekutuan Perdata yang bertindak keluar terhadap pihak ketiga dengan terang-terangan dan terus menerus untuk mendapatkan laba berubah menjadi Persekutuan Perdata atau Perserikatan Perdata Jenis Khusus (Pasal 1623 KUHPerdata). Berakhirnya Persekutuan Perdata dicantumkan kedalam Pasal 1646 KUH Perdata, Persekutuan Perdata dapat berakhir apabila Lewatnya waktu dimana persekutuan diadakan. hilangnya barang atau selesainya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan. Atas kehendak semata-mata dari beberapa sekutu. Salah satu sekutu meninggal, berada di bawah pengampunan atau jatuh pailit

2. FIRMA Firma merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih yang menjalankan badan usaha dengan suatu nama dengan tujuan yakni membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan tersebut. FIRMA telah diatur kedalam pasal 16 sampai dengan 35 KUH Dagang. Ciriciri badan usaha firma memiliki ciri ciri diantaranya adalah Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling percaya, memakai nama bersama dalam kegiatan usaha, Tanggung jawab dan risiko yang tidak terbatas, Setiap anggota mempunyai kewenangan menjalankan usaha ataupun mengadakan perjanjian dengan pihak lain tanpa harus ada persetujuan dari anggota firma lainnya. Pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menyebutkan inti dari firma, yaitu bahwa tiap tiap anggota saling menanggung dan semuanya bertanggung jawab terhadap perjanjian firma tersebut. Agar lebih jelas peraturan-peraturan tersebut diperkuat oleh pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa persekutuan adalah suatu perjanjian, di mana dua orang atau lebih sepakat untuk bersama-sama mengumpulkan sesuatu dengan maksud laba yang diperoleh dibagi antara mereka. 3. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV) Persekutuan komanditer atau commanditaire vennootschap (CV) yang telah diatur dalam dalam Pasal 19 s.d. Pasal 25 K.U.H. Dagang merupakan suatu persekutuan dimana sekutu aktif dimana sekutu aktif ini adalah orang-orang yang berusaha dan

sekutu pasif dimana tedapat orang-orang yang hanya menyetorkan modal tanpa berusaha dan mengelola perusahaan. Salah satu atau beberapa anggota bertanggung jawab tidak terbatas dimana hal itu merupakan peran sekutu aktif ; Anggota yang lain bertanggung jawab terbatas hanya terbatas utang-utang badan usaha sesuai dengan besarnya modal yang dimasukkan yang ditanggung oleh sekutu pasif. Dalam Pasal 22 KUH Dagang Persekutuan Komanditer bisa didirikan secara lisan (perjanjian konsensuil) atau membuat akta pendirian di hadapan Notaris yang dijadikan sebagai alat bukti Dalam mendirikan Persekutuan Komanditer harus berdasarkan Akta Notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I Persekutuan Komanditer ini masih belum tergolong sebagai badan hukum, karena meskipun dalam Persekutuan Komanditer sudah memenuhi syarat-syarat materiil suatu badan hukum, tetapi pengesahan dari Pemerintah belum dipenuhi sebagai syarat formilnya

4. PERSEORANGAN Perusahaan perseorangan merupakan suatu bentuk badan usaha dimana kepemilikan adalah milik pribadi tanpa ada pembedaan diantara hak milik pribadi maupun kekayaan perusahaan. Ciri-ciri badan perusahaan perorangan adalah Ukuran berasal dari satu orang sebagai pemilik modal, Ukuran usaha tidak terlalu besar, Pengelolaan dan pengendalian bergantung pada pemilik sebagai pemimpin, Semua keuntungan dan kerugian ditanggung sendiri Peraturan dalam pendirian suatu perusahaan perseorangan tidaklah ada peraturan perundangan hanya meminta izin terhadap kantor perizinan setempat.berhubung tidak adanya pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi dengan milik perusahaan, maka harta benda pribadi juga merupakan kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus menanggung utang-utang perusahaan Sumber :
Ani Pinayani, Modul Kewirausahaan SMK: Memilih Bentuk Usaha dan Perijinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2004 Hesti Maheswari, Studi Kelayakan Bisnis, Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercubuana, Jakarta, 2011

Kartika Sari, Elsi., Simangunsong, Advendi, Hukum Dalam Ekonomi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007 M.Fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006 Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2006 Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta, 2010.

http://syifasepriani.blogspot.com/2013/01/bab-iii-bentuk-bentuk-badan-usaha.html http://ayattullahmameh.blogspot.com/2013/01/bentuk-usaha-bukan-badan-hukum.html http://www.kumham-jakarta.info/konsultasi-hukum/39-konsultasi-hukum/berita-konsultasihukum/302-konsultasi-hukum-mengenai-yayasan

Anda mungkin juga menyukai