Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI

BAGIAN PERALATAN DISPLAY

Disusun oleh; MINSAR NASUTION 1102125 /2011 Pendd. Tek. Elektronika

TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

A. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menginstalasi peralatan display. 2. Mengoperasikan peralatan display. 3. Mengetahui fungsi dari peralatan dan tombol yang terdapat pada peralatan display. B. ALAT dan BAHAN 1. TV Trainer, Monitor, dan beberapa peralatan display. 2. Toolset 3. Antena dan kabel penghubung. C. TEORI SINGKAT Peralatan display merupakan peralatan elektronik yang berfungsi merubah besaran listrik menjadi gambar atau visual yang bisa di olah oleh penglihatan manusia. Pada televisi, peralatan display berfungsi merubah sinyal elektromagnetik yang ditangkap oleh antena kemudian ditampilkan oleh tabung CRT menjadi cahaya yang membentuk tampilan gambar sesuai dengan gambar yang ditangkap oleh camera pada bagian pemancar TV. Berikut ini beberapa peralatan display. Televisi receiver CC TV Monitor computer LCD panel Dll

Peralatan display memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda tergantung dari aplikasi penggunaannya. Televise receiver yang biasa disebut TV yang berguna untuk menerima siaran televisi dari stasiun pemancar. Peralatan lainnya seperti monitor berfungsi untuk menampilka tampilan karakter atau grafik yang sedang di olah oleh CPU sebagai peralatan output pada system computer. Bentuk dan tampilan televisi, monitor computer secara prinsip hampir sama, hanya beberapa bagian yang berbeda,

seperti input sinyal yang akan di olah oleh peralatan display serta panel pengaturan yang berbeda-beda. Pada perkembangannya monitor computer sudah tersedia dalam satu paket dengan televise penerima. Signal atau konektor input yang berbeda-beda akan menentukan system rangkaian input dari peralatan display yang ada di dalam rangkaian. Berikut ini berbagai jenis konektor dan sinyal input: Input tuner yang akan menerima dan mengolah signal video composite. Input VGA yang akan menerima dan mengolah signal dari CPU. Input RCA yang akan menerima signal video. Input S-video dll

D. LANGKAH KERJA 1. Ambil masing-masing kelompok, peralatan display yang terdapat di dalam lab. 2. Perhatikan bagian panel dan peralatan input dari peralatan display yang tersedia. Documentasikan bagian tersebut dengan kamera. 3. Tentukan fungsi dari masing-masing panel yang terdapat pada peralatan display yang anda gunakan. 4. Temukan pengaturan (berupa tombol dan kendali remote control). Tentukan fungsi-fungsi dari pengaturan parameter yang tersedia pada tombol pengaturan peralatan display tersebut. Documentasikan tombol pengaturan tersebut dengan kamera. 5. Pada laporan anda carila dua jenis peralatan display yang berbeda dan buatkan laporan tentang penjelasan dari kedua jenis peralatan display tersebut.

E. DATA HASIL PRAKTIKUM 1. Fungsi masing-masing panel pada alat display Input video (kuning) menerima input sinyal gambar dari alat elektronik lain seperti VCD, DVD dll. Input audio (putih dan merah) menerima input sinyal audio (suara) dari alat elektronik lain.

Input antenna menerima sinyal audio dan video yang dipancarkan pemancar melalui antenna.

Gambar 2. Input antenna. Menu sebagai menu pengaturan gambar, suara, saluran, set up, dan input dari display yang ditampilkan melalui display atau layar. Tombol volume (+) menaikkan volume pada display. (-) menurunkan volume pada display. Tombol chanel (^) memeindahkan chanel ke urutan yang lebih tinggi. (V) memindahkan chanel ke urutan yang lebih rendah.

menghidupkan dan mematikan display.

Tombol

power

Gambar 3. Tombol menu, volume, chanel, dan power. 2. Fiture pada tombol menu. Input daftar sumber TV sebagai input dari antenna AV sebagai input dari perangkat elektronik lain. Komponen Gambar mode pengaturan gambar secara manual yang terdiri dari Pengaturan pilihan anda, dinamis, standar film yang dapat mengatur kontras, terang, ketajaman, warna, nuansa warna, nada warna secara manual. NR digital DNIe Suara mode pengaturan display secara manual yang terdiri dari pilihan anda, standar music, film, dialog. Atur pengaturan bass, trible, balance suara manual. Volume otomatis Turbo plus Saluran simpan otomatis mencari sinyal/ chanel secara otomatis

Dan disimpan otomatis. Simpan manual mencari sinyal/ chanel secara manual dan Disimpan manual. Tambah/ hapus menambah atau menghapus chanel. Tala halus proses untuk mencari posisi yang tepat, Penerimaan sinyal yang baik. Urutkan mengurutkan chanel. Set up plug and play mencari sinyal secara otomatis. Bahasa mengganti bahasa menu. Waktu meng-stanbay-kan display secara otomatis dalam Jangka waktu yang telah ditentukan. Pengaman Layar biru mengganti warna layar dasar pada saan sinyal Diluar range display. Sinyal frekuensi ( 40MHz 889 MHz ). Daftar frekuensi chanel TV Program P4 P1 & P2 P7 P6 P5 F. EVALUASI 1. Televisi terbaru pada umumnya menggunakan tombol digital. Apa perbedaanya jika dibandingkan dengan televise manual (model lama)? Jawab : Perbedaan antara TV model lama dengan yang baru adalah: Pada TV lama, warna yang dihasilkan masih hitam-putih sedangkan pada TV model baru sudah memiliki warna seperti asli-nya. Tombol pengaturan pada TV model lama masih secara manual, misalnya untuk mengatur kecerahan masih menggunakan potensio yang melekat pada body. Sedangkan pada TV baru hanya tinggal menekan tombol pada remote control nya saja. System suara BG BG BG BG BG Frekuensi 504 MHz 420 MHz 695 MHz 663 MHz 647MHz Nama saluran TVRI TV ONE INDOSIAR ANTV RCTI

Pengaturan apapun yang diperlukan TV lama masih menggunakan perangkat seperti potensio dan rotary, tetapi pada TV model baru sudah menggunakan remote. 2. Carilah fasilitas terbaru dari televisi (seperi teletext, games dll) dan jelaskan fungsi dari fasilitas tersebut. (minimal 4 fasilitas). Memiliki fiture GAME yang dapat langsung dimainkan dengan bantuan remote control. Memiliki port USB memori sehingga dapat melihat data yang terdapat pada memori seperti flash disk dan dapat memutar lagu atau film yang tersimpan di dalam flash disk tersebut. Memiliki fiture 3D yang dapat dinikmati dengan bantuan kacamata khusus yang mampu menampilkan tampilan gambar bergerak dengan efek seperti nyata. Memiliki fiture internet sehingga memungkinkan kita untuk browsing ke situs-situs jejaring social dan yang lainya. Memiliki fiture camera di depan pada body, sehingga memungkinkan kita untuk dapat berkomunikasi pada jarak jauh dengan bantuan sinyal 3D dan dapat melihat wajah orang yang kita telephone demikian juga dengan orang tersebut. 3. Jelaskan perbedaan fungsi panel video in dan audio in dengan antenna (tuner)? Jawab: Pada panel video dan audio IN, panel antara audio dan video nya terpisah dan dan pada panel audio dibagi menjadi 2 bagian yakni panel audio left dan panel audio right. Sedangkan pada antenna IN hanya memiliki satu panel sehingga sinyal audio dan video diterima secara bersamaan dalam satu panel. G. KESIMPULAN Terdapat banyak panel penunjang pada display seperti menu yang dapat digunakan baik sebagai pengaturan pada tampilan maupun pengaturan lainya yang memudahkan pengguna dalam pengoperasian display tersebut. Pada TV model baru, panel penunjang sudah menggunakan system digital sedangkan pada TV model lama masih secara manual.

MEMAHAMI BLOK-BLOK DASAR TV Tidak lepas dari blok-blok perangkat TV yang segitu banyaknya, Penulis berusaha

untuk mengulas beberapa blok saja tetapi dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu blok-blok berdasarkan fungsi dari komponen aktif berikut penjelasan sekadarnya yang Penulis sesuaikan dengan kondisi desain saat ini. Komponen aktif tersebut mungkin saja hanya bagian kecil dari blok yang berada dalam sebuah IC TV atau 1 blok utuh (modul), misalnya tuner. Sebelum melanjutkan, sebaiknya para Pembaca sudah mengetahui susunan diagram blok dan cara kerja sebuah perangkat TV hitam putih (B/W) dan perangkat TV warna sekaligus dapat membedakan perbedaan bloknya. Banyak sekali literatur-literatur yang menerangkan susunan sistem blok perangkat TV dimaksud. PEMBATASAN MASALAH Guna membatasi topik, Penulis hanya mengulas blok-blok dasar, analisa kerusakankerusakan beserta tips-tips perbaikan. Semua ulasan ini hanya dibatasi pada blok-blok TV analog yang menggunakan CRT (cathode ray tube) tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyinggung komponen/blok pada jenis tv lainnya. BLOK 1 TUNER Fungsi utama tuner adalah untuk menala frekuensi radio kemudian frekuensi yang tertala tersebut diubah menjadi frekuensi baru yang dinamakan frekuensi IF. Frekuensi IF ini yang berisi informasi-informasi/data-data yang dibawa oleh carier/frekuensi radio yang dipancarkan yang nantinya diproses dan diurai menjadi informasi-informasi yang terpisah (mudahnya, jika pada TV yaitu sinyal video dan sinyal audio). Metode untuk menghasilkan IF umumnya menggunakan metode mixing (pecampuran/heterodyning) dengan osilator lokal, selisih pengurangan atau penjumlahan antara frekuensi lokal dengan frekuensi yang ditala tersebut dinamakan intermediate frequency (IF) yang umumnya besarnya jauh sekali di bawah dari 2 frekuensi yang dicampur tersebut. Besarnya frekuensi IF yang dihasilkan tuner sangat bervariasi, paling sering dijumpai sekitar 38,9MHz (TDQ-38), kadang ada juga yang 44MHz. Frekuensi IF inilah yang akan diproses/didekoder oleh rangkaian IF hingga akhirnya dihasilkan gambar, suara atau informasi-informasi lain misalnya data teletext, multiplex/nicam dan lain-lain. Skema/diagram Blok Dasar Tuner 1 Band

Di atas adalah diagram blok tuner 1 band dan tidak jauh berbeda untuk band yang lain. Sinyal RF diterima oleh antena kemudian ditala/dipilih oleh rangkaian tala pada penguat RF pertama kemudian dimasukan ke rangkaian mixer, mixer ini berfungsi untuk mencampur frekuensi yang telah terpilih dan dikuatkan oleh penguat RF pertama dengan frekuensi lokal yang tertala juga. Dari proses mixing tersebut,

dihasilkan beberapa frekuensi baru yang salah satunya dikuatkan dan difilter untuk menghasilkan frekuensi IF. Karena frekuensi IF yang dihasilkan harus dipertahankan pada frekuensi tertentu, maka semua rangkaian tala harus dalam posisi yang selaras, artinya, jika rangkaian tala/pemilih digeser naik 1MHz, osilator juga digeser naik 1MHz juga, keduanya secara bersamaan. Rangkaian tala umumnya terdiri dari induktor dan kapasitor yang tersusun secara paralel (membentuk band pass filter atau perangkap gelombang). Pada umumnya, rangkaian tala pada osilator lokal juga mempunyai bentuk yang sama pula. Sedangkan metode-metode penggeseran/pemilihan frekuensi dengan menggeser nilai capasitor dalam rangkaian resonansinya, dapat menggunakan varco atau menggunakan dioda varaktor. Dioda varaktor ini bekerja mirip dengan kapasitor trimmer, tetapi dengan kontrol tegangan. Semakin tinggi tegangan yang masuk, semakin rendah nilai kapasitansi varactor, semakin rendah nilai kapasitor, semakin tinggi frekuensi yang tertala atau yang dihasilkan oleh osilator lokal. Jenis-jenis Tuner Banyak sekali jenis tuner TV, tetapi Penulis di sini hanya mengulas 3 jenis tuner saja yang Penulis kelompokkan dari metode penggeseran frekuensi dan yang sering ditemui. 1. Tuner Biasa/manual, tuner ini dapat ditemukan pada TV-TV model lama yang manual, metode penggeserannya menggunakan varco yang dilengkapi dengan knop. Umumnya terdiri dari 1 band saja untuk satu modul tuner. 2. Tuner VT, metode penggeserannya sudah menggunakan tegangan sebagai kontrolnya, reactor aktifnya menggunakan dioda varactor (variable reactor). Ciri utamanya, masih menggunakan pin/kaki yang berfungsi sebagai masukan tegangan kontrol frekuensi yang dinamakan kaki VT (voltage tune). Besar tegangan VT dalam rentang 0 s/d 30an volt. Pada model TV lama, tegangan VT ini dihasilkan oleh potensio/trimpot pemilih channel/gelombang. Sedangkan pada model yang lebih baru, sudah menggunakan IC program untuk mengontrolnya. 3. Tuner PLL. Secara internal, metode penggeseran sama dengan tuner VT, perbedaannya, di dalam tuner tersebut sudah dilengkapi rangkaian PLL. Karena yang digunakan adalah PLL/synthesizer, maka cara penggeserannya cukup dengan data yang dikirimkan oleh IC program ke prosesor PLL dalam tuner tersebut. Umumnya menggunakan bus data berjenis I2C, karena bus data jenis ini sudah lazim dipakai pada desain perangkat televisi. Ciri utama tuner ini adalah adanya kaki/pin SDA dan SCL, dan juga pin untuk sumber tegangan VT tetap.

Fungsi-fungsi Kaki pada Tuner 1. AGC, Automatic Gain Control. Tidak semua gelombang RF yang diterima mempunyai daya yang sama, ada yang jernih ada juga yang kurang. Ada sinyal yang kuat juga ada yang lemah. Guna mengatasinya, dibuatkan pin/kaki AGC yang berfungsi untuk mengatur penguatan secara otomatis, level

tegangan pada pin ini secara otomatis akan mengikuti tingkat level kuat tidaknya sinyal RF yang masuk, tegangan berasal dari blok IF. Cara kerjanya secara umum yaitu semakin kuat sinyal RF yang masuk/ditala, semakin kecil tegangan pada pin ini. Tegangan yang bervariasi pada pin ini bersumber dari penguat AGC pada blok IF. 2. AFT, Automatic Fine Tuning. Osilator lokal pada tuner umumnya berjenis VFO (variable frequency oscillator), yang berciri khas mudah digeser sekaligus mudah bergeser sendiri, sehingga dapat sedikit menggeser talaan yang dilakukan oleh tegangan VT. AFT digunakan untuk mengembalikan frekuensi yang bergeser tersebut dalam rentang yang relatif sempit. Jika talaan bergeser melebihi ambang AFT, maka VT yang digunakan untuk fungsi mengembalikan talaan tersebut. 3. VT, Voltage Tune. Di awal sudah disinggung fungsi dari VT, yaitu untuk menggeser frekuensi tuner berdasarkan tegangan yang diberikan ke pin ini. Tegangan VT ini umumnya dikontrol oleh pemilih channel. Jika pemilih channelnya menggunakan IC program, maka pengontrol besar tegangan pada VT adalah IC program. Ketika proses Search, normalnya akan terukur tegangan pada pin ini dimulai dari 0V dan beranjak naik hingga sekitar 33V. 4. SDA, SCL. Pin ini dapat ditemukan pada tuner-tuner model PLL. Berfungsi sebagai jalur pengontrol tuner, hampir semua fungsi dalam tuner dapat dikontrol oleh bus data ini. Tuner-tuner PLL, tidak lagi menggunakan tegangan VT untuk menggeser frekuensi tuner, tetapi dengan data yang dikirimkan ke tuner, maka tuner secara otomatis akan mengeset VT-nya sendiri berdasarkan data yang dikirimkan oleh IC program/controller. 5. BM, BP. Adalah pin supply tegangan untuk tuner. Tegangan kerja sebuah tuner bervariasi, tergantung tipe dan model. Banyak ditemui yang mengkonsumsi tegangan 5, 9 dan 12V. 6. BL, BH, BU. Merupakan pin supply tegangan untuk tiap band. Fungsinya untuk memberi tegangan blok band rangkaian tuner. Pin BM pada tuner dipakai untuk mensupply blok penguat IF, sedangkan pin BL, BH dan BU digunakan untuk mensupply blok-blok dari tiap band pada tuner sehingga fungsi utamanya sebagai pemilih band dari tuner tersebut, caranya dengan memberi tegangan pada salah satu pin band tersebut. 7. BAND A, BAND B. Berbeda dengan pin band supply di atas, pin ini juga berfungsi sebagai pemilih band. Untuk memilih band tinggal memberi tegangan (umumnya dalam level logik, 5V) berdasarkan bilangan biner 2 bit, bit pertama band_B dan bit kedua adalah band_A. Sedangkan bilangan biner 2

bit secara urut adalah, 00, 01, 10 dan 11, jadi memungkinkan untuk membuat/memilih 4 kombinasi hanya dengan 2 pin ini. 8. IF-O. Pin ini merupakan pin keluaran dari modul tuner. Ada yang cuma 1 pin IF out ada juga yang 2 IF out. Keluaran dari pin ini yang akhirnya didekoder/diproses oleh rangkaian/blok IF. 9. Pin-pin lainnya, biasanya berfungsi lebih spesifik dan tidak begitu populer misalnya Tuner Address.

Kerusakan-kerusakan pada Tuner 1. Tidak bisa menangkap gelombang, penyebabnya antara lain : 1. pin Antena lepas, untuk mengeceknya tinggal membuka penutup/casing tuner. Biasanya hanya dengan solder ulang. 2. AGC yang tidak bekerja, prinsip dasar AGC adalah memberikan tegangan bias kepada tuner yang besar tegangannya disesuaikan secara otomatis oleh kuatnya sinyal yang masuk. Semakin besar/kuat sinyal yang masuk, semakin kecil tegangan pada pin AGC. Dan 3. IF out tidak ada yang mungkin disebabkan rusaknya blok mixer. 2. Gelombang bergeser, sering disebabkan karena varaktor tidak lagi mampu mempertahankan nilainya, juga sering disebabkan oleh sistem AFT pada bagian IF yang bermasalah. 3. Tidak bisa diset/dipilih band-nya, sistem band swith umumnya menggunakan dioda, dengan dioda yang bocor, dapat menyebabkan bocornya tegangan ke pemilih band yang lain.

Anda mungkin juga menyukai