Anda di halaman 1dari 5

Kekeruhan (Turbidymeter)

Turbidity Meter adalah salah satu alat umum yang digunakan untuk analisa kekeruhan. Kekeruhan dari suatu cairan disebabkan oleh partikel mikroskopis. Kekeruhan mengacu pada konsentrasi ketidaklarutan, keberadaan partikel dalam cairan yang diukur dalam Nephelometric Turbidity Units(NTU). Kekeruhan ini biasanya terdiri dari partikel organic maupun anorganik, yang pada umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang. Pengukuran kekeruhan ini adalah merupakan test kunci dari suatu kualitas air. Penting untuk diketahui bahwa kekeruhan adalah ukuran kejernihan sampel, bukan warna. Air dengan penampilan keruh atau tidak tembus pandang akan memiliki kekeruhan tinggi, sementara air yang jernih atau tembus pandang akan memiliki kekeruhan rendah. Nilai kekeruhan yang tinggi disebabkan oleh partikel seperti lumpur, tanah liat, mikroorganisme, dan material organik. Berdasarkan definisi, kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari partikel-partikel melainkan suatu ukuran bagaimana partikel menghamburkan cahaya.

Penetapan kekeruhan dan kejernihan air penting dalam pelaksanaan produksi seperti produksi minuman, pengolahan makanan, dan instalasi pengolahan air minum.Dalam aplikasi untuk air minum, nilai kekeruhan dapat memberikan indikasi keberadaan bakteri, patogen, atau partikel yang dapat melindungi organisme berbahaya dari proses desinfeksi. Oleh karena itu, pengukuran kekeruhan sangat berguna untuk instalasi pengolahan air untuk memastikan kebersihan nya.Dalam proses industri, kekeruhan dapat menjadi bagian dari kontrol kualitas untuk memverifikasi efisiensi dalam pengolahan atau proses manufaktur. Kekeruhan adalah pengukuran analisis yang sangat kompleks yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa sudah ada dalam desain instrumen seperti sudut pembacaan , sumber sinar , panjang gelombang dan sensitivitas warna dari fotosel.Namun, ada faktor-faktor lain seperti kekuatan sinar, gelembung udara dan vial yang rusak , yang dapat dicegah melalui perawatan yang tepat pada peralatan dan aksesoris. 1. Menjaga Vial Sampel dalam Kondisi Baik Vial sampel harus bersih dan bebas dari goresan yang signifikan. Bagian luar harus dilapisi lapisan tipis minyak silikon. Hal ini untuk menutupi ketidaksempurnaan kecil dan goresan yang dapat berkontribusi pada penyimpangan cahaya. Vial sampel hanya boleh dipegang bagian atasnya untuk menghindari terakumulasinya kotoran dan sidik jari yang bisa mengganggu jalannya sinar. 2. Keseragaman Vial Sample Yang digunakan Akurasi dan pengulangan dalam pengukuran kekeruhan tercapai bila menggunakan satu vial yang telah ditandai. . Namun untuk kenyamanan, vial yang berbeda dapat digunakan jika telah diuji bahwa untuk pengukuran larutan yang sama hasilnya sesuai. Artinya, pembacaan meter memberikan hasil yang identik atau keterulangan yang spesifik dan akurat.

3. Ketepatan waktu Sampling Sampel harus diukur segera untuk mencegah perubahan karakteristik partikel karena suhu dan pengendapan. Suhu dapat mempengaruhi partikel dengan mengubah sifat atau membuat partikel baru dalam bentuk endapan. Pengenceran dengan air dapat melarutkan partikel atau mengubah karakteristik partikel. Dianjurkan untuk mengambil sampel ketika turbidimeter siap untuk dioperasikan. Sampel tidak boleh diambil atau dimasukkan ke dalam alat sementara instrumen dalam proses pemanasan. 4.Teknik Penting dalam Sampling A. Sampel tidak boleh dikocok dengan kencang karena partikel yang dapat terpisah atau udara dapat terperangkap ke dalam cairan. Disarankan untuk melakukan pengadukan perlahan seperti berputar-putar dalam vial untuk mengurangi pengendapan partikel. B. Vial harus digunakan hanya dengan instrumen yang seharusnya. Jangan menggunakan vial dari alat lain. C. Lakukan pengamatan visual dari vial setiap kali pengukuran dilakukan. Pastikan bahwa tidak ada gelembung terlihat di vial dan vial yangdigunakan bersih dan bebas dari goresan. D.Sampel yang ditempatkan di turbidimeter harus memiliki suhu yang sama degan keadaan aslinya. Perubahan suhu dapat menyebabkan pengendapan senyawa larut dan mempengaruhi pembacaan. E. Vial harus dievaluasi dengan kekeruhan air yang rendah (setelah dibersihkan) untuk menentukan apakah vial masih sesuai. Jika evaluasi menyatakan vial rusak, maka vial harus dibuang. Disarankan untuk melakukan evaluasi mingguan. F. Jika terdapat keraguan terhadap Bila kebersihan vial sampel . ( terlalu penuh goresan atau bernoda), disarankan menggunakan sample vial yang baru .

PH
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam berbagai aktivitas. Mutu atau kualitas air yang baik sangat penting bagi kelangsungan hiduo manusia. Air yang bersih dan sehat diperlukan manusia untuk dikonsumsi sebagai air minum dan kebutuhan sehari-hari. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan kualitas (mutu) air menurun, sehingga air tersebut tidak dapat dipakai lagi seperti yang diharapkan. Kondisi air yang demikian disebut dengan air tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibat masuknya zat asing (misalnya: limbah rumah tangga, limbah pabrik) ke dalam perairan yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan, sehingga air tersebut tidak dapat dipergunkan lagi sesuai peruntukannya. Nilai ambang batas )jumlah maksimum atau minimum) yang boleh berda dalam perairan dapat dilihat pada Kriteria kualitas air yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya Departemen Kesehatan RI, WHO dan sejenisnya. Salah satu kriteria kualitas air adalah derajat keasaman (pH). Pada dasarnya air yang baik adalah air yang tidak tercemar. Dalam kondisi yang demikian berarti air bersifat netral, sedangkan apabila didalam perairan terdapat zat pencemaran akan dapat berakibat sifat air berubah menjadi asam atau basa. Menurut Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-03/MNKLH/II/1991 tanggal 1 Februari 1991, ditetapkan bahwa air limbah pabrik yang boleh dibuang ke sungai atau lingkungan jika pH air limbah tersebut berkisar 6 sampai 9. Sedangkan menurut Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. KS.48/1978 tanggal 10 Nopember 1978 ditetapkan bahwa pH air limbah yang diperbolehkan adalah 6,5-8,5. Beberapa sifat fisis yang dipersyaratkan antara lain air tidak berwarna, tidak berbau, dan mempunyai suhu 100C lebih rendah atau lebih tinggi dari suhu sungai (badan air) dan dari rasa tidak asam.

TINJAUAN PUSTAKA
http://alatalatlaboratorium.com/Blog/turbidity-meter http://www.air-hdo.com/web/fact.php?id=07 http://rolandy19.blogspot.com/2011/02/ph-sebagai-indikator-kualitas-air.html

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah mata kuliah "INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni alquran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Instalasi Pengolahan Limbah di program studi lingkungan Akademi Kimia Analisis. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rosalina selaku dosen pembimbing mata kuliah Instalasi Pengolahan Limbah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai