Anda di halaman 1dari 8

MENYAPIH

WHO (World Health Organization) merekomendasikan penyapihan dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. Pada usia ini anak sudah mempunyai pondasi kuat bagi perkembangan selanjutnya. Penyapihan anak 2 tahun dilakukan demi perkembangan maupun psikologis anaknya, seperti: 1. Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan 2. Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan rahangnya berkembang optimal

3.

Anak dilatih untuk mandiri karena tidak bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus

Ada 2 metode Penyapihan yang biasa ibu lakukan, yaitu : 1. Metode Seketika Umumnya dilakukan pada keadaan terpaksa. Misalnya pada ibu mendadak sakit atau pergi jauh. Jika memilih metode ini yang harus dilakukan adalah: a. Mengkomunikasikan situasi yang terjadi pada anak (terutama untuk anak satu tahun keatas). b. Untuk memberikan minuman selain ASI tunggulah anak sampai merasa haus dan lapar. Karena biasanya ia bisa menerima minuman tersebut dalam kondisi lapar. c. Alihkan perhatian anak dengan mainan yang ia suka sambil memberinya makan dan minum. d. Beri susu formula yang rasanya mendekati ASI. Hadirkan sosok pengganti ibu yang dapat membuat anak merasa nyaman, walau ibu tidak berada disisinya.

2. Metode Bertahap Metode bertahap dibagi menjadi dua yaitu: a. Natural weaning (penyapihan alami) Disini ibu tidak memaksa anak untuk berhenti namun mengikuti tahap perkembangan anak. b. Mother led weaning Ibu menentukan kapan saat menyapih anak. Yang dibutuhkan pada metode ini adalah kesiapan mental ibu dan dukungan suami. Ayah juga harus berperan sebagai sosok yang memberikan kenyamanan selain ibu, dengan cara mengajak anak bermain (Iskadar, 2007).

Tips-tips agar proses menyapih berjalan dengan baik : 1. Lakukan proses penyapihan secara berlahan. Misalnya mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui. 2. Alihkan perhatian anak/sibukkan anak dengan hal lain. Dengan membacakan buku ke anak, bermain, bernyanyi, dan sebagainya, hingga anak melupakan saat menyusui. 3. Kunci utama : Bina komunikasi yang baik dengan anak. 4. Hindari menyapih pada saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah.

Hindari menyapih anak dari menyusu kebenda lain seperti empeng, botol susu, bantal dan sebagainya. 6. Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. Sekali lagi bina komunikasi baik dengan anak. 7. Hindari menyapih secara mendadak 8. Komunikasi ( Ana Fitria, 2007)
5.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai