Anda di halaman 1dari 2

PDB merupakan hasil hitungan atau tutup buku terhadap kancah ekonomi suatu negara pada tempo sebelumnya.

Sehingga PDB tidak bisa dihitung untuk masa yang akan datang, melainkan hanya dapat diramalkan.
Salah satu persamaan mendasar dalam peredaran uang adalah: M.V = P.Q = GDP (PDB) M = Uang Beredar V = Perputaran Uang berapa kali rupiah akan diedarkan P = Harga rata-rata dari barang yang diproduksi dalam suatu perekonomian dalam setahun Q = Jumlah total barang yang diproduksi dalam setahun

Maximillian Heartwood dalam tulisannya yang berjudul "Dongeng Ekonomi" (2013) pernah menandaskan bahwa secara intuitif dapat dipahami bahwa PDB adalah ukuran nilai dari semua barang yang diproduksi dalam setahun dan disajikan sebagai P.Q. Di sisi kiri, PDB adalah total uang yang dihabiskan (ditandai dengan berapa banyak uang yang dikalikan dengan seberapa sering dihabiskan). Dari formula singkat di atas, diketahui bahwa terdapat variabel P, dimana variabel tersebut merupakan harga rata-rata dari barang yang diproduksi dalam suatu perekonomian dalam setahun. Terdapat juga variabel Q yang memiliki landasan waktu berupa setahun. Dari keterangan sebelumnya, bisa disandangkan bahwa perhitungan riil PDB dilakukan setelah tutup buku, bukannya sebelum hal tersebut. Prediksi akan PDB Indonesia pada tahun 2015 misalnya, dapat ditilik melalui beberapa faktor dari perekonomian negara maupun melalui berbagai model perhitungan. Misalnya ditilik dari rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut per tahunnya, dari investasi makro yang dicanangkan para investor, dari inflasi rata-rata negara tersebut, bahkan dari kesehatan perusahaan-perusahaan besar yang berkontribusi banyak dalam gerak jalan ekonomi negara tersebut. Prediksi tersebut biasa dikenal dengan istilah Economic Forecast Outlook

Tabel di atas merupakan salah satu contoh prediksi GDP yang dilakukan oleh institusi Trade Economics. Model perhitungan yang dilakukan bernama Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Metode perhitungannya kira-kira seperti ini; langkah pertama adalah memodelkan perilaku ekonomi makro di Indonesia berdasarkan tahun per tahun. Dari rata-rata data tersebut, nantinya berguna untuk menemukan koefisien akan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun. Dari koefisien tersebut, maka dapat dinilai akan perkembangan GDP Indonesia di kemudian tahunnya. Kendati dapat diprediksi berdasarkan kondisi ekonomi di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya, prediksi ekonomi Indonesia tersebut sama sekali tidak bersifat pasti. Artinya, prediksi GDP tersebut hanya berupa perkiraan, tidak menjamin akan mencapai angka yang diprediksikan. Di kancah internasional, terdapat institusi yang berkecimpung dalam perhitungan PDB/GDP negara-negara, termasuk Indonesia. Institusi tersebut antara lain adalah Trade Economics, IMF, dan Bank Dunia.

Anda mungkin juga menyukai