LEMBAR PERSETUJUAN Assisten lab ukur tanah telah menyetujui atas laporan praktikum BEDA TINGGI menggunakan water pass yang diajukan oleh: Kelompok Anggota : II : Amtris Hardiyanto : Alif Mashumah : Ary Wandana : Teguh Imam S : Umar Sumardi Setelah melalui praktek yang dilakukan pada: Hari/ tanggal Tempat praktek Pukul : Minggu 3 maret 2013 dan 10 maret 2013 : lapangan belakang ISTN : 9.30 s/d 12.30 Jakarta, Assisten lab 1 Assisten lab 2 2013 (11114713) (11114015) (11114021) (11114016) (11114019)
(.)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang praktikum Beda tinggi menggunakan waterpass yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari lapangan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, keluarga dan teman teman yang telah memberi bantuan demi tersusunnya laporan ini. Semoga dengan adanya laporan ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penyusunannya, penulis sadar bahwa masih banyak kekurangannya, maka dari itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun guna menyampurnakan laporan ini.
Jakarta,
Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN............................................................................................................ 4 2
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 1.Latar belakang.......................................................................................................... 4 2.Rumusan Masalah..................................................................................................... 4 3.Maksud dan Tujuan Praktikum..................................................................................5 4.Teori Dasar............................................................................................................... 5 4.1 Kesalahan karena kondisi alam..........................................................7 5.Peralatan.................................................................................................................. 8 5.1Rambu Ukur............................................................................................................ 8 5.2Water Pass.............................................................................................................. 9 5.3Statif Water Pass.................................................................................................. 10 5.4Unting-Unting........................................................................................................ 10 5.5Payung.................................................................................................................. 11 5.6Rol meter ............................................................................................................. 11 5.7Patok..................................................................................................................... 11 5.8Alat penunjang lainnyag....................................................................................... 12 Pelaksanaan praktikum................................................................................................. 13 6.Prosedur Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass...........................................13 6.1Pengukuran Memanjang Pergi Pulang...................................................................15 6.2Langkah Perhitungan............................................................................................ 16 6.3Data hasil Praktikum dan Analis Data...................................................................22 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................. 23 DAFTAR PUSTAKA........................................................ Error: Reference source not found
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2. Rumusan Masalah
Menentukan jarak optis dari patok utama ke patok utama berikutnya Menentukan Beda tinggi antara patok satu dengan patok yang lainnya di permukaan bumi. Menentukan koreksi kesalahan antara patok Menentukan tinggi patok antara patok sebelumnya ke patok selanjudnya
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
4. Teori Dasar
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi. Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain. Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu : Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum dianggap sama dengan garis unting-unting. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :
Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
harus dilindungi dengan menggunakan payung dalam setiap kali melakukan kegiatan pengukuran. 5. Kesalahan dari Pengamat/operaor
Kesalahan pada pembacaan benang karena kelelahan mata. Kurang cermat dalam perkiraan pembacaan rambu yang memiliki ketelitian hingga milimeter (mm).
Untuk menentukan baik buruknya pengukuran menyipat datar, ditentukan dengan batas harga terbesar (batas toleransi). Bila pengukuran dilakukan pergipulang, maka selisih hasil pengukuran tidak boleh lebih besar dari : k = 12 mm D, pengkuran tingkat III k = 4 mm D, pengkuran tingkat I k = 8 mm D, pengukuran tingkat II
5. Peralatan
Dalam pengukuran beda tinggi dibutuhkan beberapa peralatan yaitu:
5.1
Rambu Ukur
Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang berukuran 34 cm, lebar 10 cm, panjang 300 cm, bahkan ada yang panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi. Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda pada bagian-bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih,
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan pengukuran tinggi tiap patok utama secara detail.
5.2
Water Pass
Adapun bagian bagian dari waterpass dapat dilihat pada gaambar dibawah:
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
5.3
5.4
Unting-Unting
Unting unting, ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur apakah waterpass tersebut sudah berada tepat di atas patok.
10
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
5.5
Payung
Payung matahari. digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung
maupun hujan karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar
5.6
Rol meter
Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50 m dan dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara patok yang satu dengan patok yang lain.
5.7
Patok
Patok ini terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran atau segi empat dengan panjang kurang lebih 30-50 cm dan ujung bawahnya dibuat runcing, berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam pengukuran.
11
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
5.8
12
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
Pelaksanaan praktikum
6. Prosedur Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Urut-urutan pelaksanaan dari pengukuran waterpass adalah sebagai berikut: Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap (Banch Mark) yang digunakan. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan paku dan cat sebagai titik P1. Menentukan titik A yang berjarak 20 meter didepan titik P1, dan titik P2 yang berjarak 20 meter didepan titik A dan seterusnya dengan memberi tanda dengan cat hingga titik terakhir, sejauh 100 m dari titik awal. Mendirikan tripod diantara titik P1 dan P2, meletakkan alat ukur waterpass diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya. Mengatur sekrup pengungkit agar gelembung nivo terletak di tengah-tengah tabung. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM kemudian ditembak dari titik waterpass tersebut (usahakan letak bak vertikal) Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB + 0,0015. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian titik P1 dan P2 ditembak/diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk penembakan/pengukuran ke titik P2 dan P3,dan seterusnya hingga titik terakhir yaitu titik J dan melakukan penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan pulang hingga titik A, seperti pada gambar dibawah ini.
13
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
Gambar 3.10 pengukuran beda tinggi Melakukan penghitungan dan kesalahan yang diperbolehkan. Jika selisih beda tinggi antara pengukuran pergi dengan pengukuran pulang melampaui kesalahan ynag diijinkan, maka Pengukuran harus diulang kembali.
Pengukuran Sipat Datar Memanjang Pergi Pulang, Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket situasi yang akan diukur. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik (jarak antar titik 20 m). Dirikan pesawat di antara titik P1 dan P2 kemudian lakukan penyetelan alat sampai di dapat kedataran. Arahkan pesawat ke titik P1 dan baca benang tengahnya. Putar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat benang tengahnya. Pindahkan teropong pesawat di antara titik P2 dan P3 dan lakukan penyetelan alat sampai datar. Arahkan pesawat ke titik P2 dan baca benang tengahnya. Putar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik P3, baca dan catat benang tengahnya. Dengan cara yang sama, lakukan sampai titik yang terakhir. (pengukuran pergi).
14
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA Setelah pengukuran sampai pada titik yang terakhir, lakukan pengukuran kembali (pengukuran pulang) dari arah titik terakhir sampai ke titik awal dengan cara yang sama pada pengukuran pergi. Lakukan perhitungan beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan. Dirikan bak ukur di beberapa titik (sepanjang garis teropong) yang diperlukan sebagai titik detail di sebelah kiri titik P2. Kemudian baca dan catat benang tengahnya. Putar pesawat searah jarum jam dengan besar sudut horizontal. Dirikan bak ukur di beberapa titik (sepanjang garis teropong) yang diperlukan sebagai titik detail di sebelah kanan titik P2. Kemudian baca dan catat benang tengahnya. Ukurlah tinggi pesawat dan jarak antar titik detail. Dengan cara yang sama lakukan pengukuran profil melintang di atas tiap titik pokok sampai titik yang terakhir. Hitung beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan
6.1
15
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
6.2
Langkah Perhitungan
6.2.1 Beberapa rumus yang digunakan sebagai berikut : Jarak optis = (ba-bb) x 100 pengukuran pergi jarak optis titik I ke A jarak optis titik I ke B =( 0.684 = 7.600 =( 1.918 12.40 = 0 =( 1.732 = 9.800 =( 1.354 10.20 = 0 =( 1.553 10.40 = 0 0.60 8 ) X 100 1.79 4 ) X 100 1.63 4 ) X 100 1.25 2 ) X 100 1.44 9 ) X 100
16
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
jarak optis titik III ke D jarak optis titik IV ke D jarak optis titik IV ke E
=( 1.300 = 9.400 =( 1.475 = 9.000 =( 0.632 11.00 = 0 =( 1.562 12.20 = 0 =( 1.338 = 8.500 =( 1.382 = 9.300 =( 1.601 11.80 = 0 =( 0.767 = 8.000 =( 1.640 12.00 = 0 =( 1.098 = 5.100 = ( 1.396 15.00 = 0 =( 1.313 12.20 = 0 =( 1.668
1.20 6 ) X 100 1.38 5 ) X 100 0.52 2 ) X 100 1.44 0 ) X 100 1.25 3 ) X 100 1.28 9 ) X 100
jarak optis titik V ke F jarak optis titik VI ke F Pengukuran pulang jarak optis titik VI ke E
1.48 3 ) X 100 0.68 7 ) X 100 1.52 0 ) X 100 1.04 7 ) X 100 1.24 6 ) X 100 1.19 1 ) X 100 1.59 ) X 100
17
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2 = jarak optis titik X ke B ( = jarak optis titik X ke A Panjang /jumlah 7.600 2.097 17.80 0 1.91 9 ) X 100
0.78 ( 0.807 2 ) X 100 = 2.500 = jarak optis muka + jarak optis belakang
PENGUKURAN PERGI Panjang A - B Panjang B - C Panjang C - D Panjang D - E Panjang E - F = = = = = 7.600 9.800 10.40 0 9.000 12.20 0 + + + + + 12.40 0 = 10.20 0 = 9.400 = 11.00 0 = 8.500 = 11.80 0 = 12.00 0 = 15.00 0 = 7.600 = 2.500 = 20.000 20.000 19.800 20.000 20.700
PENGUKURAN PULANG Panjang F - E Panjang E - D Panjang D - C Panjang C - B Panjang B - A = = = = = 9.300 8.000 5.100 12.20 0 17.80 0 + + + + + 21.100 20.000 20.100 19.800 20.300
Beda tinggi
= bt belakang bt muka
18
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
beda tinggi B - C
= =
1.303
beda tinggi C - D
= =
1.253
beda tinggi D - E
= =
0.577
beda tinggi E - F
= =
1.296
PENGUKURAN PULANG beda tinggi F - E = = beda tinggi E - D = = beda tinggi D - C = = beda tinggi C - B = = beda tinggi B - A = = 1.335 -0.207 0.727 -0.853 1.072 -0.249 1.252 -0.378 2.008 1.213 0.795 1.630 1.321 1.580 1.542
-(
PENGUKURAN PERGI koreksi beda tinggi A - B = = -1.210 0.000 (( ( 0.68 4 + 0.60 8 )/2)-(( 1.91 8 + 1.79 4 )/2))
19
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
(( ( (( ( (( ( (( ( 1.73 2 1.55 3 1.47 5 1.56 2 1.63 4 1.44 9 1.38 5 1.44 0 1.35 4 1.30 0 0.63 2 1.33 8 1.25 2 1.20 6 0.52 2 1.25 3
= =
)/2)-((
)/2))
= =
)/2)-((
)/2))
= =
)/2)-((
)/2))
= =
)/2)-((
)/2))
PENGUKURAN PULANG koreksi beda tinggi F - E = = koreksi beda tinggi E - D = = koreksi beda tinggi D - C = = koreksi beda tinggi C - B = = koreksi beda tinggi B - A = = -0.207 0.000 5 -0.853 0.000 0 -0.249 0.000 5 -0.378 0.000 0 1.213 0.000 5 (( ( 1.38 2 + 1.28 9 )/2)-(( 1.60 1 + 1.48 3 )/2))
(( ( (( (
0.76 7 1.09 8
0.68 7 1.04 7
)/2)-((
1.64 0 1.39 6
1.52 0 1.24 6
)/2))
)/2)-((
)/2))
(( ( (( (
1.31 3 2.09 7
1.19 1 1.91 9
)/2)-((
1.66 8 0.80 7
1.59 2 0.78 2
)/2))
)/2)-((
)/2))
Beda tinggi setelah dikoreksi = Beda tinggi + koreksi Beda tinggi PENGUKURAN PERGI beda tinggi A - B beda tinggi B - C beda tinggi C - D = = = = = -1.210 -1.210 0.380 0.380 0.248 + + + 0.000 0.000 0.000
20
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
= = = = =
+ +
0.000 -0.0005
= -0.207 + -0.0005 = -0.2075 beda tinggi E - D = -0.853 + 0.000 = -0.8530 beda tinggi D - C = -0.249 + -0.0005 = -0.2495 beda tinggi C - B = -0.378 + 0.000 = -0.378 beda tinggi B - A = 1.213 + -0.0005 = 1.2125 Tinggi = tinggi sebelumnya + Beda tinggi setelah dikoreksi Contoh : Tinggi patok A = 12.000 , beda tinggi A B setelah dikoreksi = -1,210 Jadi tinggi patok B = 12,000 - 1,210 = 10,790
beda tinggi F - E
21
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
6.3
Temp at Pesaw at
9.800
-1.210
0.0000
-1.2100
10.400
10.20 0
20.00 0
0.380
0.0000
0.3800
11.1 70
9.000
9.400
19.80 0
0.248
0.0000
0.2480
11.4 18
IV
12.200
11.00 0
20.00 0
0.853
0.0000
0.8530
12.2 71
9.300
8.500
20.70 0
0.205
-0.0005
0.2045
12.4 76
VI
8.000
11.80 0
21.10 0
-0.207
-0.0005
-0.2075
12.2 68
VII
5.100
12.00 0
20.00 0
-0.853
0.0000
-0.8530
11.4 15
22
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
1.52 0 1.39 6 1.32 1 1.24 6 1.66 8 1.63 0 1.59 2 0.80 7 0.79 5 0.78 2
VIII
12.200
15.00 0
20.10 0
-0.249
-0.0005
-0.2495
11.1 66
IX
17.800
7.600
19.80 0
-0.378
0.0000
-0.3780
10.7 88
2.500
20.30 0
1.213
-0.0005
1.2125
12.0 00
JUMLA H
101.40 0
100.4 00
201.8 00
0.002
-0.002
0.000
23
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
pengalaman jarak patok yang cukup representative menghasilkan pengukuran yang lebih akurat maksimal 20 m agar ketelitian pembacaan bak ukur akurat. 2. Untuk beberapa peralatan sangat sensitif dengan udara panas karena itu bila pengukuran dilakukan dicuaca panas sebaiknya menggunakan pelindung /payung pada peralatan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA http://civil-in-us.blogspot.com/2011/02/pengukuran-waterpas.html, 12 maret 2013 jam 9.10 http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/pengukuran-menyipat-datar-memanjang, 12 maret 2013 jam 10.03 http://zulzulaidy.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-1.html, 12 maret 2013 jam 10.30 http://3.bp.blogspot.com/_zjKTrdtvmv0/TOICwYF4VNI/AAAAAAAAABg/TSCKGDSsVQ/s400/Screenshot+%252817h+16m+04s%2529.jpg, 12 maret 2013 jam 10.47
24
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUTE SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
LAMPIRAN
25