Anda di halaman 1dari 8

kemarin, seorang wargaku, umur 8 thn, yg menderita luka bakar parah, telah meninggal dunia akibat penanganan yg salah

dari seorang dukun yg arogan. Klo sudah begini, semua org diam. Tak ada keluarga yg ribut menuntut, tak ada wartawan yg datang meliput, dan tak pula ada aparat yg rela mengusut. Seolah bersikap, mati adalah takdir... Maka, tersenyumlah sang dukun dlm pembenaran semunya.. (asli mangkel dotcom )
Batal Suka 2 jam yang lalu melalui seluler

Anda dan 12 orang lainnya menyukai ini. Lihat 10 komentar lain

WP Leksono @mariya : heat burn grade lll, 40%. + sepsis. Akibat diolesi ramuan tradisional, yg katanya berisi lendir katak.. 39 menit yang lalu mela

Waduh udah super kaya apa gimana nih orang yah.. Luaar biasa ! Kakak iparku diperiksa gulanya tinggi hingga 380, dia harus dirawat dan malam itu diberi Amaryl 4 terus tengah malam datang dr spesialisnya minta disuntik insulin, besok harinya gulanya drop sampai 4, setelah dilakukan pertolongan menghilangkan pengaruh insulin dan dirawat selama 1 bulan akhirnya kakakku wafat. Sebenarnya gula darah yang tinggi, tidak boleh diturunkan terlalu cepat, sebaiknya bertahap dan perlahan. Lain halnya bila terdapat memang ada faktor risiko atau penyakit lain yang menuntut agar gula darah diturunkan cepat. Kombinasi obat oral dengan insulin pun sebaiknya dihindarkan. Karena insulin menurunkan gula dengan cepat, sementara efek obat oral dalam menurunkan gula darah berlangsung lama sehingga peluang terjadinya hipoglikemia yang berkepanjangan menjadi suatu kemungkinan yang dapat terjadi. Kalau iya mau diturunkan cepat sebaiknya dilakukan setidaknya di ruang semi-intensif sehingga observasi penurunan kadar gula, serta kadar elektrolit yang biasaya ikut turun akibat pemberian insulin dapat diamati secara lebih seksama. Respon tiap orang terhadap insulin pun berbeda-beda - tergantung dari sensitivitas terhadap insulin yang dimiliki orang tersebut. Biasaya semakin lama seseorang mengidap diabetes, dosis insulin yang dibutuhkannya pun akan semakin tinggi. Sehingga seorang dokter tidak boleh gegabah dalam memberikan terapi insulin ini. Sebenarnya pada kasus-kasus seperti ini seringkali yang jadi permasalahan adalah sempitnya waktu yang dimiliki dokter untuk menganalisa setiap pasien yang dipegangnya. Pada kasus yang dialami bapak, dokter spesialisnya datang tengah malam. Ini sebenarnya merupakan situasi yang umum terjadi di Indonesia dimana dokter terlalu sibuk dengan prakteknya hingga baru sempat melihat pasien tengah malam. Dalam situasi seperti itu dokter bisa saja sudah terlalu lelah untuk menganalisa permasalahan pasien secara seksama. Bisa saja timbul miskomunikasi antara perawat dengan dokternya dimana obat Amaryl yang sebenarnya telah diberikan tidak terkomunikasikan dengan baik sehingga

dokter yang bersangkutan tetap memutuskan untuk memberikan insulin. Bagaimana mengatasinya? Di Indonesia rumah sakit swasta dengan standar internasional telah memiliki standar ketat, misalnya peraturan waktu visite dokter sudah jelas, tidak boleh dilakukan lebih dari jam 10 malam. Jumlah pasien yang dapat dikelola dokter pun dibatasi. Bagaimana dengan di RS pemerintah? Tidak ada peraturan seperti itu karena dokter yang bekerja di RS tersebut masih terbatas. Artinya dalam seharinya dokter harus mengelola ratusan pasien. Hal ini tentunya tidak kondusif dan tidak memungkinkan dilakukannya praktik kedokteran yang baik dan benar. Rendahnya upah yang diterima oleh para dokter yang bekerja di RS Pemerintah memaksa mereka untuk praktik di tempat lain. Sehingga timbullah kebiasaan dokter visite ditengah malam. Saya kenal seorang dokter (guru besar) yang dalam seharinya mengelola pasien hingga ratusan, beliau praktik hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Dalam kesehariannya beliau tampak mengantuk dan seringkali tertidur saat praktek, namun ketika ditanya pikirannya kembali jalan dan mampu menganalisa masalah yang dimiliki pasiennya dengan cepat dan jernih sehingga beliau tidak pernah bermasalah dengan pasiennya. Sayangnya tidak semua orang mampu bekerja dan berpikir seperti beliau, dengan beban dan pola kerja seperti ini wajar saja bila di Indonesia rentan terjadi kesalahan prosedural saat mengelola pasien. Sistem pencatatan medis tradisional (kertas) yang masih banyak digunakan di Indonesia pun berpotensi jadi sumber permasalahan. Di Amerika pemerintahnya sudah memberikan insentif agar setiap institusi menggunakan rekam medik elektronik karena terbukti lebih aman dan efektif dalam menurunkan kesalahan prosedural yang mungkin timbul karena instruksi medis yang ditulis buruk. Dokter pun tidak perlu membuka-buka status yang mungkin tebal dan sulit dimengerti. Bagaimana dengan di Indonesia? Tidak ada kebijakan yang baku terkait hal ini, setiap rumah sakit dapat menciptakan sistem sendiri yang mungkin jauh dari standar. Di Rumah Sakit saya saja sistem yang baru diuji cobakan buruknya minta ampun karena sulit dipelajari dan dapat dengan mudah diakses olah orang yang tidak berkepentingan. Apa upaya pemerintah untuk menurunkan insidensi malpraktek ini? Praktis tidak ada, dari tahun ke tahun Pemerintah hanya bisa menghimbau dokter untuk bekerja secara lebih berhati-hati. Mereka tidak melakukan upaya yang cukup untuk menghilangkan hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya kesalahan prosedural atau malpraktek melalui kebijakan seperti pembatasan jumlah pasien, pembatasan jam kerja dokter, ataupun upaya untuk memperbaiki sistem rekam medis kita yang sudah jauh ketinggalan jaman. Mereka tahu mereka tidak mungkin melakukan itu semua karena jika mereka melakukannya anggaran kesehatan yang dibutuhkan untuk me-renovasi sistem kesehatan kita akan jauh lebih besar dari anggaran kesehatan yang dialokasikan pemerintah saat ini. Berapa anggaran kesehatan Indonesia saat ini? Menurut APBN 2013 Sebesar Rp. 55,9 Trilyun. Sementara itu tahun ini pemerintah memperkirakan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik menjadi Rp. 9.270 Trilyun. Ini artinya pemerintah hanya menganggarkan 0.6% dari PDB Indonesia. World Health Organization (WHO) merekomendasikan setiap negara mengalokasikan setidaknya 5% dari PDB untuk kesehatan. Anggaran Kesehatan yang berada dibawah 1% PDB ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki Anggaran Kesehatan yang terendah di dunia, dan hal ini tentunya memaksa dokter Indonesia untuk bekerja dalam situasi yang tidak ideal dan rentan terhadap timbulnya kesalahan dalam tatalaksana pasien. Bagaimana dengan Malaysia? Sudah banyak orang kita lari ke Penang untuk mendapatkan pengobatan, mengapa bisa demikian apakah pelayanan kesehatan disana sudah jauh lebih

baik dibandingkan Indonesia? Anggaran kesehatan Malaysia tahun 2013 jika dikerupiahkan adalah sekitar 60 Trilyun, itu untuk jumlah penduduk yang hanya 28 juta. Anggaran kesehatan Malaysia ini sudah tinggi sejak sejak puluhan tahun yang lalu, sementara anggaran kesehatan Indonesia konsisten rendah sejak puluhan tahun yang lalu. Jika kita mau menyaingi Malaysia dari segi anggaran kesehatan, maka anggaran kesehatan malaysia tinggal dikalikan 8 sesuai perbedaan jumlah penduduk Indonesia dengan Malaysia. Jadi kita seharusnya menghabiskan 480 Trilyun setiap tahunnya untuk kesehatan. Sekarang dengan anggaran kesehatan yang nilainya lebih rendah dari rekomendasi WHO apa tidak akan timbul berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia? Isu malpraktek adalah isu yang tidak terhindarkan dari pelayanan kesehatan. Dinegara seperti Amerika Serikat tuntutan malpraktek pun masih terjadi dan menelan biaya yang tidak sedikit. Dengan segala keterbatasan yang harus dihadapi para dokter Indonesia dari segi fasilitas yang terbatas, jumlah pasien yang membludak, permasalahan kesehatan yang banyak dan beragam adalah hal yang wajar bila terjadi kasus malpraktek. Pertanyaannya adalah apakah hal tersebut harus dibiarkan? Tanpa perlu dibuat program/upaya yang bertujuan untuk menganalisa sebesar apa sebenarnya masalah ini atau bagaimana menurunkan peluang terjadinya hal tersebut. Jika memang pemerintah memiliki itikad baik ingin memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, maka sudah saatnya pemerintah membuka hatinya untuk dapat melihat seperti apa sesungguhnya permasalahan kesehatan di negeri ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat walau langkah-langkah tersebut menelan biaya yang tidak sedikit. Apakah kita mampu? Mampu. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah dapat mengalokasikan anggaran kesehatan yang pantas untuk negara sebesar ini. Meningkatkan cukai rokok dan mengalihkan seluruh pendapatan yang didapatnya untuk kesehatan adalah salah satunya. Langkah lain yang bisa diambila adalah pengetatatan anggaran dan relokasi anggaran dari pos-pos yang dinilai tidak penting. Misalnya apa pantas membayar anggota DPR 1 milyar setahun (gaji, tunjangan, dan bonus reses) sementara dokter dibayar hanya 30-60 juta setahun? Orang lantas berpendapat dokter kan masih bisa praktek, kalo anggota DPR tidak Pandangan dan praktik dokter yang terlalu menyita waktu dan tenaga itulah yang justru menjadi penyebab kurangnya waktu dokter untuk dapat menganalisa setiap kasus yang dia kelola dengan baik. Dokter adalah manusia, yang bisa melakukan kesalahan. Sudah saatnya hal-hal yang berpotensi menimbulkan kesalahan tersebut diidentifikasi dan dieliminir agar kasus-kasus malpraktek seperti diatas tidak terulang kembali. Demi masa depan bangsa ini, sudah saatnya pembangunan kesehatan di negeri ini menjadi prioritas dan Reformasi Kesehatan yang Berkeadilan menjadi langkah selanjutnya yang harus ditempuh bangsa ini demi terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Saya menulis "Kita semua bagai putri malu yang ditumbuhi benalu" untuk mewakili aktualisasi para dokter di Indonesia sebagai komen terhadap salah satu posting di forum ini yang isinya mengajak kita untuk mendirikan partai kesehatan. Kita semua tahu tanaman putri malu (Mimosa pudica), tanaman semak berbunga ungu yang daunnya akan kuncup mengatup bila disentuh. Dalam kepustakaan asing disebut "Touchme-not" plant. Tanaman semak yang mudah kita temui diseluruh wilayah Indonesia. Kebanyakan dianggap sebagai gulma. Yang sedikit kita tahu bahwa sesungguhnya tanaman putri malu ini bisa menyuburkan tanah karena tanaman ini bersimbiosis dengan bakteri

pengikat nitrogen di akarnya. Nitrogen adalah bahan baku zat hara yang menjadi makanan tanaman. Di beberapa daerah Indonesia sejak dahulu tanaman ini digunakan sebagai pupuk organik untuk menyehatkan tanah terutama di daerah-daerah pertanian yang menanam komoditas rakus hara seperti padi-padian dan kacang-kacangan. Setelah beberapa musim panen para petani akan menanam putri malu untuk mengembalikan unsur nitrogen dalam tanah sebelum lahan tersebut ditanami tanaman pangan kembali. Mengapa saya menulis bahwa kita mengaktualisasikan diri kita ibarat putri malu? Ibarat putri malu yang ditumbuhi benalu? Kita-para dokter di Indonesia-sangat eksis dalam kehidupan bernegara dan berbangsa sehari-hari. Kita bekerja setiap hari menyehatkan bangsa. Kita benar-benar ibarat putri malu yang menyehatkan tanah agar tanaman pangan bisa berbuah banyak, pekerjaan kita adalah menyehatkan orang sakit yang setelah sehat akan membangun negara ini, memajukan bangsa ini. Pekerjaan kita mencegah terjadinya penyakit yang akan menurunkan produktivitas individu yang pada gilirannya menurunkan laju pembangunan. Kita melakukan promosi kesehatan agar keuangan peribadi dan negara tidak terserap dan terboroskan untuk pengobatan orang sakit yang selalu menelan sangat banyak biaya. Itulah yang kita lakukan setiap hari di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai daerah paling terpencil dan sulit dijangkau sekalipun. Kita bahkan melakukannya 24 jam sehari, termasuk di hari libur. Pola kerja yang sangat berbeda dengan kebanyakan pekerjaan lainnya. Kita adalah putri malu yang menyehatkan tanah bangsa ini agar orang lain dapat bekerja dan hidup produktif di atasnya. Kita memang putri malu yang daunnya akan kuncup terkatup bila disentuh. Kita tidak pernah bersuara membela saudara-saudara sejawat kita yang dizalimi. Kita tidak pernah bersuara lantang membela diri saat kita dizalimi. Kita hanya diam. Daun eksistensi kita kuncup saat kita dilanda masalah. Kita hanya berdiam diri dibebani program-program berbudget rendah yang kemudian merugikan diri kita sendiri. Program-program benalu yang kemudian mengisap darah kita sendiri. Kita hanya berdiam diri saat kita digaji secara tidak manusiawi setelah seluruh waktu dan hidup kita tersita oleh pengabdian kita sendiri. Kita hanya berdiam diri saat kita dipaksa bekerja dengan fasilitas yang tidak memadai. Kita hanya berdiam diri saat kita dipakai sebagai komoditi untuk kampanye dan kelancaran pekerjaan dan ambisi orang-orang tertentu, pihak tertentu dan partai tertentu. Kita hanya berdiam diri saat dipaksa menjalankan program kesehatan gratis yang merupakan janji kampanye pejabat tertentu yang dalam proses penetapannya bahkan tidak berkonsultasi sama sekali. Setelah program-program tersebut menjumpai banyak hambatan dalam implementasinya kitapun hanya terdiam terkuncup malu. Setelah banyak ditemukan kesalahan dan kelemahan program-program tersebut kitapun hanya bagai daun putri malu yang terkatup, tidak bersuara sama sekali. Pada saat saudara-saudara kita disakiti oleh berbagai pihakpun kita hanya berdiam diri. Pada saat diri kita disakitipun kita hanya berdiam diri. Kitapun mendiamkan pada saat saudara-saudara kita memilih berdiam diri pada saat diri kita dizalimi. Sungguh berbeda dengan profesi lain. Organisasi profesi kitapun seperti itu. Seperti tanaman putri malu yang daunnya kuncup mengatup saat disentuh. Mulut kita selalu kuncup mengatup rapat di saatsaat kita harus bersuara. Sungguh berbeda dengan ikatan profesi lain yang rajin menyampaikan aspirasi anggotanya. Kita bahkan jauh berbeda dengan para buruh yang kebanyakan taraf pendidikannya jauh dibawah kita. Kita bahkan berbeda dengan rakyat proletar yang berani mengungkapkan suara hati dan aspirasi hidupnya dengan membuat aksi langsung di masyarakat. Aksi yang sekalipun kecil tetapi selalu mengundang perhatian khalayak luas. Mereka mungkin cuma menanam pokok pisang di tengah jalan untuk memprotes jalan pedesaan yang berlubang tetapi aksi seperti itu selalu ramai diberitakan di semua media massa. Mereka mungkin cuma menyegel sehari sekolah yang atapnya

terancam rubuh, tetapi setelah aksi itu segala macam perhatian akan datang. Mengapa kita tidak berani menyegel program kesehatan yang sebenarnya hanya bernuansa politik? Kita memang ibarat putri malu. Seperti yang saya tulis sebelumnya bahwa hanya sedikit yang mengetahui dan menyadari bahwa putri malu bisa menyehatkan tanah. Hanya sedikit pihak yang menyadari peranan kita yang sebenarnya, kita yang mempersehat tanah bangsa agar orang dapat membangun di atasnya. Kita seharusnya seperti daun jati. Walau tampak sepele daunnya kuat lebar melindungi. Bila digunakan membungkus makanan akan menambah aroma dan kelezatan makanan tersebut. Kita seharusnya seperti daun janur, sekalipun sudah dipisah dari pokoknya masih bisa dibuat berbagai hiasan yang indah menyejukkan hati. Kita seharusnya seperti daun teratai, sekalipun hidup dari lumpur daunnya selalu bersih tak dinodai lumpur. Kita semua seharusnya kuat melindungi, memperlezat dan memperindah bangsa, sebagai kesatuan atau sebagai individu, dan jauh dari segala perbuatan yang menimbulkan cercaan orang lain. Posting ini saya persembahkan buat para sejawat di Jakarta yang sudah berani memprotes secara terbuka tentang ketidakadilan KJS dari sisi pemberi pelayanan, dan untuk para saudara sejawat di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang berdemo terbuka memprotes kesewenangan anggota DPR terhadap salah seorang saudara kita di sana. Bravo, guys! All my thumbs up for you! Terima kasih sudah menunjukkan bahwa kita bisa memilih tidak menjadi daun putri malu. Saya persembahkan juga buat para sejawat di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan yang SpB nya dizalimi dan belum terdengar kabar signifikan pembelaan dari saudara sejawatnya hingga saat ini.

Mahatma Gandhi : 7 Hal yang akan Menghancurkan Kita - Kekayaan tanpa kerja - Kenikmatan tanpa nurani - Pengetahuan tanpa karakter - Bisnis tanpa moralitas - Ilmu pengetahuan tanpa kemanusiaan - Ibadah tanpa pengorbanan - Politik tanpa prinsip Buat yg mau mudik: Tip yang aman meninggalkan rumah saat lebaran untuk pulang kampung: 1. Kunci pintu, nyalakan tv dan radio cukup keras, letakan sandal (sandal jepit lebih disarankan) Tidak usah terlalu banyak, mungkin 20-30 pasang. Supaya malingnya takut masuk, biar dikira saudara dari kampung lagi datang Kalo sandal ilang biasalah, udah resiko, yg penting ngga masuk rumah. 2. Kalau ragu dengan tips no 1, berikut tips no 2 Matikan lampu dan buka sedikit gorden, gantungkan guling dengan bentuk seperti pocong gantung diri di gorden yang sedikit terbuka tadi. Dijamin maling mengurungkan niatnya karena melihat pocong. 3. Masih ragu dengan tips 1 dan 2? Tenang saja, masih ada tips no 3 Pasang Papan atau Triplek didepan rumah, tulis tulisan "RUMAH INI DIJUAL" atau "RUMAH INI DISITA BANK"

Ngga bakal deh tu maling masuk, rumah bermasalah. 4. Masih ragu dengan Tips nomor 1 s/d 3, masih ada Tips no 4 yang paling cetar membahana.. Pergilah ke kantor polisi dan pinjam Police Line (Garis Polisi). Pasang di sekeliling rumah, belilah 2-3 ekor ayam untuk bekal mudik, sembelih ayamnya dan jangan lupa cecerkan darahnya disekeliling rumah. Seakan-akan rumah sedang terjadi pertumpahan darah atau pembunuhan. Yakin deh, maling ngga akan mendekat ama rumah yg lagi ada pembunuhan berdarah-darah. 5. Udah 4 tips tuh, masa masih ragu, kalo masih ragu ampun dah, tips terakhir, bawa mudik aja tuh rumah... Gitu aja kok repot... "Mudah-mudahan Tips dari saya ngga dibaca maling..." Karena kejahatan bukan saja dari niat pelakunya, Tapi bisa juga terjadi karena ada kesempatan. Waspadalah.....waspadalah...... Orang Miskin Dilarang Sakit, Tapi Boleh Merokok!? Menurut survey sekitar 75%-80% lebih dari total perokok Indonesia adalah mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, sementara Pendapatan negara dari cukai rokok diperkirakan mencapai lebih dari 50 triliun dan termasuk penyumbang total pendapatan domestik bruto Indonesia yang terbesar. Itu berarti potensi hilangnya uang rakyat miskin dinegara kita adalah 75% dari total pendapat cukai sebesar 50 triliun jika dijumlahkan total dana yang dikeluarkan warga miskin untuk merokok pertahun sekitar 37,5 trilyun. Itu hanya dihitung dari total cukai yang didapat negara, namun jika dihitung dari total penjualan kotor dari seluruh produk rokok nasional pada 2013 mencapai Rp223 triliun. Dikutip dari pernyataan Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kemenperin . Sekarang mari kita berhitung lagi berapa sebenarnya kerugian dan potensi hilangnya uang rakyat miskin kita akibat rokok? ya sangat fantastis dari jumlah 75% perokok yang miskin dikalikan total pemasukkan penjualan pabrik rokok nasional sebesar 223 triliun maka didapatkan total dana yang hilang adalah 170 triliun/Tahun. Amazing! bisa dibayangkan jika dana tersebut ditabung atau dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang lebih bermanfaat. Sementara anggaran kesehatan negara ini hanya berkisar antara 2-3% dari total APBN berkisar 40-45 triliun pertahunnya. Dimana dana sejumlah tersebut masih harus dibagi-bagi untuk pembiayaan fasilitas kesehatan, pembelian alat kesehatan dan obat-obatan, pembayaran gaji pegawai, pembiayaan berobat gratis bagi warga tidak mampu (jamkesmas, askeskin, jampersal), dsb. Sekarang secara kasat mata bisa dihitung bahwa potensi hilangnya uang rakyat miskin dari rokok nilainya jauh lebih besar dengan anggaran yang dikeluarkan negara untuk membiayai pelayanan kesehatan di negeri ini. Sementara tak bisa dipungkiri bahwa rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar penyakit di indonesia. Rokok meningkatkan resiko penyakit jantung, kanker, impotensi, TBC, dll. Jadi bisa disimpulkan, sebenarnya negara Indonesia tidak mendapatkan keuntungan apaapa dari penjualan rokok, tapi justru membuat menderita rakyatnya karena tanpa pernah disadari mereka mengeluarkan dana begitu besar untuk membeli rokok sementara untuk makan, sekolah, berobat, membeli sembako, mereka selalu merasa kekurangan. Anggaran kesehatan yang dikeluarkan negara yang hanya 2-3% dari APBN dari yang seharusnya

diamanatkan undang-undang dasar sebesar 5% juga menimbulkan potensi tidak maksimalnya pelayanan kesehatan terutama bagi mereka yang tidak mampu. Apakah halhal seperti ini telah dipikirkan oleh para petinggi kita? atau mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi semata tanpa memperdulikan rakyatnya? Lalu masih pantaskah rakyat kita menuntut dan selalu mengeluhkan pelayanan bidang kesehatan di Indonesia? kenapa mereka yg mengatasnamakan rakyat miskin selalu berUjar Rakyat miskin dilarang SAKIT dengan alasan mahalnya biaya berobat, sementara mereka tidak pernah berteriak Rakyat miskin dilarang MeROKOK supaya mereka bisa menabung dan mempersiapkan dana tak terduga jika sewaktu-waktu diperlukan, ketimbang hanya untuk membeli rokok dan mengKayakan mereka para pengusaha rokok yang notabene para pengusaha dan keluarganya tersebut tidak merokok karena tahu betul bahaya rokok bagi kesehatan! Mari kita jadi masyarakat yang cerdas, masyarakat yang menghargai nikmat sehat, masyarakat yang berpedoman Mencegah lebih baik dari mengobati dan lantang berteriak STOP MEROKOK! untuk Indonesia lebih sehat. Tidak ada orang yang menginginkan sakit dan hidup miskin. Namun alasan tersebut bukan berarti kita tidak bisa berperilaku hidup sehat, semua tergantung niat dan usaha kita bersama. Masa depan kita, adalah tanggung jawab diri kita sendiri. Jangan mencari pembenaran atas apa yang sebenarnya salah hanya karena anda sulit untuk lepas dari ketergantungan ROKOK. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/08/06/orang-miskin-dilarang-sakit-tapiboleh-merokok-582552.html Baca juga tulisan TS kita dr. Erta yg jadi headline kompasiana hari ini:http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/08/05/meningkatnya-kematian-jantungmendadak-saat-lebaran-582366.html Mari bersama mencerahkan, mencerahkan bersama lewat tulisan. Semoga setelah kita tiada nanti apa yg kita tinggalkan didunia msh dapat memberikan manfaat utk sesama

Anda mungkin juga menyukai