Anda di halaman 1dari 5

Retinopati dan Ablasio Retina

Retinopati Retinopati merupakan istilah umum yang digunakan untuk kelainan retina yang tidak disebabkan oleh radang. Biasanya retinopati merupakan manifestasi okuler dari penyakit sistemik yang terjadi dalam tubuh. Penyebab retinopati sangat bervariasi dan biasanya retinopati diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya. Beberapa penyakit dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan retinopati adalah : Diabetes mellitus Anemia Penyakit Sickle Cell Anemia Hipertensi dan Hipotensi Arteriosklerosis Oklusi pembuluh darah retina Prematur pada bayi Pajanan langsung terhadap sinar matahari Sebagian besar retinopati bersifat progresif dan dapat berujung pada kebutaan atau penurunan penglihatan yang parah. Diagnosis dapat dilakukan oleh seorang dokter mata dan pengobatan dilakukan bergantung pada penyakit penyebab retinopati. Retinopati Diabetik Definisi Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang dapat berujung pada kebutaan. Kelainan yang terjadi berupa aneurisma, melebarnya vena, perdarahan, dan eksudat lemak. Epidemiologi Retinopati diabetik merupakan salah satu penyakit penyulit diabetes yang paling penting. Hal ini karena insidensnya yang tinggi yaitu mencapai 40-50% dari penderita diabetes. 80% dari kasus retinopati diabetik terjadi pada pasien yang telah menderita diabetes selama 10 tahun atau lebih. Dari statistik yang ada didapatkan bahwa semakin lama seseorang menderita diabetes maka risiko untuk terkena retinopati diabetik semakin besar. Retinopati diabetik merupakan salah satu penyebab kebutaan utama di Amerika Serikat dengan 5000 kebutaan pertahun. Sedangkan di Inggris retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan nomor 4. Di negara berkembang setidaknya 12% kasus kebutaan disebabkan oleh retinopati diabetik. Klasifikasi Bagian Mata FKUI-RSCM membuat klasifikasi untuk retinopati diabetik berdasarkan derajat keparahannya yaitu : Derajat I Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli Derajat II Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

Derajat III Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak, neovaskularisasi, dan proliferasi pada fundus okuli. Etiologi Penyebab pasti retinopati diabetik belum diketahui dengan pasti. Namun diyakini bahwa lamanya paparan terhadap hiperglikemia menyebabkan perubahan fisiologi dan biokimia yang akhirnya menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah. Hal ini didukung dari hasil pengamatan bahwa tidak terjadi retinopati pada orang muda dengan diabetes tipe 1 paling sedikit 3-5 tahun setelah pajanan terhadap penyakit ini. Perubahan abnormal sebagian besar hematologi dan biokimia yang terjadi antara lain : Adhesif platelet yang meningkat Agregasi eritrosit meningkat Abnormalitas lipid serum Fibrinolisis tidak sempurna Abnormalitas sekresi growth hormone

Patofisiologi Mikroaneurisma, merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat pembuluh darah terutama polus posterior. Kadangkadang pembuluh darah ini sangat kecil sehingga tidak dapat terlihat tanpa bantuan angiografi fluorosens. Mikroaneurisma ini merupakan kelainan diabetes mellitus dini pada mata. Perdarahan, dapat berbentuk titik, garis, dan bercak yang biasanya terletak dekat dengan mikroaneurisma pada polus posterior. Bentuk perdarahan ini merupakan prognosis penyakit dimana perdarahan yang luas memberikan prognosis yang lebih buruk daripada perdarahan yang sempit. Perdarahan ini dapat terjadi akibat gangguan permeabilitas pada mikroaneurisma atau karena pecahnya pembuluh darah kapiler. Dilatasi pembuluh darah vena dengan lumennya yang ireguler dan berkelok-kelok. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sirkulasi dan terkadang disertai kelainan endotel serta eksudasi plasma. Hard exudate yaitu infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya khas yaitu ireguler dan kekuningan. Eksudat ini dapat muncul dan hilang beberapa minggu. Pada awalnya terlihat oleh gambaran fluorosens sebagai kebocoran fluorosens di luar pembuluh darah. Kelainan ini terutama terdiri atas bahan-bahan lipid dan banyak ditemukan pada keadaan hiperlipoproteinemia.

Soft exudate yang sering disebut cotton wool patches merupakan iskemia retina. Pada pemeriksaan oftalsmoskopi akan telihat bercak berwarna kuning bersifat difus dan berwarna putih. Biasanya terletak di bagian tepi daerah nonirigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina. Pembuluh darah baru atau neovaskularisasi pada retina biasanya terletak di pemukaan jaringan. Neovaskularisasi terjadi akibat proliferasi sel endotel pembuluh darah. Tampak sebagai pembuluh darah yang berkelok-kelok, berkelompok, dan bentuk ireguler. Hal ini merupakan awal penyakit yang berat pada retinopati diabetik. Mula-mula neovaskularisasi terletak di dalam jaringan retina kemudian berkembang ke daerah preretinal dan ke badan kaca. Pecahnya neovaskularisasi pada daerah-daerah ini dapat menyebabkan perdarahan retina, perdarahan subhialoid, maupun perdarahan badan kaca. Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah makula sehingga sangat mengganggu tajam penglihatan pasien. Diagnosis Retinopati diabetik dapat dideteksi melalui pemeriksaan mata termasuk: Tes tajam penglihatan Dilatasi pupil Ophthalmoscopy Optical coherence tomography Manifestasi Klinis Gejala subjektif : Kesulitan membaca Penglihatan kabur Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata Melihat lingkaran-lingkaran cahaya Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip

Tata Laksana Pengobatan dapat dilakukan dengan mengontrol diabetes mellitus melalui diet dan obat-obatan antidiabetes.

Terdapat 3 pengobatan utama yang sangat efektif dalam menurunkan penurunan tajam penglihatan dari retinopati diabetik. Bahkan orang dengan retinopati diabetik tahap lanjut memiliki kemungkinan 90% untuk mempertahankan penglihatannya jika mendapatkan pengobatan sebelum retinanya rusak. Ketiga pengobatan ini adalah bedah laser, injeksi triamcinolone pada mata, dan vitrectomy. Namun perlu diingat bahwa terapi ini hanya mempetahankan penglihatan pasien dan tidak menyembuhkan retinopati diabetik. Ablasio Retina Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel masil melekat dengan membran Brunch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan koroid atau pigmen epitel sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap. Terdapat 3 bentuk ablasi retina yaitu : Ablasi retina regmatogenosa Ablasi retina eksudatif Ablasi retina traksi Patofisiologi Ablasi Retina Regmatogenosa Ablasi jenis ini terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh cairan vitreous yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid. Ablasi terjadi pada mata yang memiliki faktor predisposisi untuk terjadi ablasi retina. Trauma hanya merupakan faktor pecetus untuk terjadinya ablasi retina pada mata yang berbakat. Mata yang berbakat untuk terjadinya ablasi retina adalah mata dengan miopia tinggi, pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer. Ablasi Retina Eksudatif Ablasi retina jenis ini terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina terjadi sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah dan koroid. Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, dan idiopatik. Penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang. Ablasi Retina Traksi Pada ablasi jenis ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit. Pada badan kaca

terdapat jaringan fibrosis yang dapat diesebabkan oleh diabetes mellitus, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat infeksi atau bedah.

Ablasi retina yang berlokalisasi pada daerah superotemporal sangat berbahaya karena dapat mengangkat makula. Penglihatan akan turun secara mendadak pada ablasi retina bila lepasnya retina mengenai makula lutea. Diagnosis Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah. Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas bergoyang. Tekanan bola mata rendah dan dapat meninggi apabila telah terjadi neovaskularisasi glaukoma pada ablasi yang telah lama. Tata Laksana Pengobatan untuk ablasi retina adalah pembedahan. Sebelum dilakukan pembedahan pasien dirawat dengan mata ditutup. Pembedahan dilakukan secepat mungkin dan sebaiknya antara 1-2 hari. Pengobatan ditujukan untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas dengan cryotherapy atau laser. Selain itu juga terdapat beberapa teknik bedah lainnya seperti retinopeksi pneumatik, scleral buckling, dan vitrektomi.
1. 2. 3. Daftar Pustaka Ilyas S. Ilmu penyakit mata edisi 4. Jakarta: Penerbit FKUI, 2011. Kertes PJ, Johnson TM. Evidence based eye care. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007. Pardianto et al. Understanding diabetic retinopathy. Mimbar Ilmiah Oftamologi Indonesia, 2005.

Anda mungkin juga menyukai