Anda di halaman 1dari 4

OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis) A.

Pengertian Otitis media supuratif kronis adalah infeksi kronis dii telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. (Djaafar et.al, 2007) Pengertian lain OMSK adalah radang kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. OMSK juga merupakan peradangan akibat infeksi mukoperiosteum kavitas timpani yang ditandai oleh perforasi membran timpani dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 3 bulan dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen. Ada juga yang memberi batas waktu 6 minggu untuk terjadinya awal proses kronisitas pada OMSK. Sekret yang keluar mungkin serosa, mukus atau purulen. (Utami, 2010) B. Etiologi Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari Otitis Media Akut (OMA) dan sebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani akibat trauma telinga. Kuman penyebab biasanya kuman gram positif aerob, pada infeksi yang sudah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negatif dan kuman anaerob. Kuman penyebab OMSK antara lain kuman Staphylococcus aureus (26%), Pseudomonas aeruginosa (19,3%), Streptococcus epidermidimis (10,3%), gram positif lain (18,1%) dan kuman gram negatif lain (7,8%). Biasanya pasien mendapat infeksi telinga ini setelah menderita saluran napas atas misalnya influenza atau sakit tenggorokan. Melalui saluran yang menghubungkan antara hidup dan telinga (tuba Auditorius), infeksi di saluran napas atas yang tidak diobati dengan baik dapat menjalar sampai mengenai telinga. C. Faktor predisposisi Faktor predisposisi kronisitas otitis media diduga karena: 1. Disfungsi tuba auditoria kronik, infeksi fokal seperti sinusitis kronik, adenoiditis kronik dan tonsilitis kronik yang menyebabkan infeksi kronik atau berulang saluran napas atas dan selanjutnya mengakibatkan udem serta obstruksi tuba auditoria. Beberapa kelainan seperti hipertro adenoid, celah palatum mengganggu fungsi tuba auditoria. Gangguan kronik fungsi tuba auditoria menyebabkan proses infeksi di telinga tengah menjadi kronik, 2. Perforasi membran timpani yang menetap menyebabkan mukosa telinga tengah selalu berhubungan dengan udara luar. Bakteri yang berasal dari kanalis auditorius eksterna atau dari luar lebih leluasa masuk ke dalam telinga tengah menyebabkan infeksi kronik mukosa telinga tengah.

3. Pseudomonas aeruginusa dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang tersering diisolasi pada OMSKB, sebagian besar telah resisten terhadap antibiotika yang lazim digunakan. Ketidaktepatan atau terapi yang tidak adekuat menyebabkan kronisitas infeksi. 4. Faktor konstitusi, alergi merupakan salah satu faktor konstitusi yang dapat menyebabkan kronisitas. D. Patofisiologi Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan, disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. (Djaafar, et.al, 2007) OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe beniga) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna). Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering. (Djaafar, et.al, 2007) Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang.Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma. (Djaafar, et.al, 2007) Yang disebut OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik, kadang kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya. (Djaafar, et.al, 2007) E. Manifestasi Klinis Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh di telinga, atau gangguan pendengaran. Mengingat bahaya komplikasi OMSK maligna harus dideteksi sejak dini. Diagnosis pasti ditegakkan pada penemuan di kamar operasi. Beberapa tanda klinis sebagai pedoman adalah perforasi pada marginal atau atik, abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari telinga tengah, kolesteatom pada telinga tengah, sekret berbentuk nanah atau berbau khas. (Mansjoer, et.al, 2007) F. Penegakan Diagnosis Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran.

Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur, dan pemeriksaan BERA (brainstem evoked response audiometry) bagi pasien/anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometri nada murni. Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga. (Djaafar, et.al, 2007) G. Penatalaksanaan Terapinya sering lama dan berulang ulang karena : 1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen 2. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal 3. Telah terbentuk jaringan patologik yang ireversible dalam rongga mastoid 4. Gizi dan kebersihan yang kurang (Mansjoer, et.al, 2007) Prinsip terapi OMSK benigna adalah konservatif atau medikamentosa. Bila sekret keluar terus, diberikan obat cuci telinga, yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antiniotik kortikosteroid, tidak lebih dari 1- 2 minggu karena obat bersifat ototostik. Antibiotik oral dari golongan ampisilin atau eritromisisn diberikan sebelum hasil tes resistensi diterima. Pasien dianjurkan tidak berenang dan menghindari masuknya air ke dalam telinga. (Mansjoer, et.al, 2007) Bila sekret telah kering namun perforasi tetap ada setelah diobservasi selama 2 bualan, maka harus dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti. Sumber infeksi harus diobati lebih dulu, kalau perlu dengan pembedahan. (Mansjoer, et.al, 2007) Prinsip terapi OMSK maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi medikamentosa hanya bersifat sebelum pembedahan. Operasi direncanakan secepatnya untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan dan memperkecil risiko komplikasi. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikular, maka dilakukan insisi abses tersendiri sebelum mastoidektomi. (Mansjoer, et.al, 2007) H. Komplikasi Paralisis nervus fasialis, fistula labirin, labirintis, labirintis supuratif, petrositis, tromboflebitis sinus lateral, abses ekstradual, abses subdural, meningitis, abses otak, dan hidrosefalus otitis. (Mansjoer, et.al, 2007) I. Prognosis

Djaafar, et.al. 2007. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. p: 69-70. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Mansjoer, et.al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. p: 82-83. Jakarta : Media Ausculapeus FKUI.

Anda mungkin juga menyukai