Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Creative Thinking
Definisi & Mind Maping
Program Studi
Manajemen Produksi
Tatap Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
Taupik Lubis, B.Sc.ed
1. Definisi Creative Thinking Kata Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create. Kata create secara kreatif bisa dijabarkan sebagai berikut:
Combine (menggabungkan) Reverse (membalik) Eliminate (menghilangkan) Alternative (pilihan) Twist (memutar) Elaborate (memerinci)
Penggabungan suatu hal dengan hal lain Membalikan beberapa bagian atau proses Menghilangkan beberapa bagian Menggunakan cara, bahan dll dengan yang lain. Memutarkan sesuatu dengan ikatan Memerinci atau menambah sesuatu
Menurut John Adair kreativitas adalah daya pikir dan semangat yang memungkinkan kita untuk mengadakan sesuatu yang memiliki kegunaan, tatanan, keindahan, atau arti penting dari sesuatu yang kelihatannya tidak ada. Sedangkan menurut Conny R. Semiawan kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan gagasan baru dan menerapkanya dalam pemecahan masalah. Adapun menurut Rhode Kreatifitas dapat didefinisikan dalam empat jenis dimensi : Person, Process, Press (desakan), Product.
Kreativitas adalah membawa sesuatu yang tidak ada sebelumnya, baik sebagai produk, proses atau pikiran. Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan kreativitas. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkret, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, di antaranya berupa ide. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yang kita miliki, memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita. Kreativitas meliputi aptitude (kecakapan) dan Non aptitude Aptitude 1. Fluency (kefasihan) 2. Flexibility (kelenturan) 3. Originality (keaslian) Non Aptitude 1. Rasa ingin tahu 2. Senang mengajukan pertanyaan 3. Selalu ingin mencaripengalaman baru
Definisi Kreativitas secara keseluruhan Kemampuan seseorang untuk Melahirkan sesuatu yang baru baik gagasan maupun karya nyata yang berbentuk aptitude maupun non aptitude baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang semuanya berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya . Dengan demikian, berpikir kreatif berarti : 1. Melepaskan diri dari pola umum yang sudah tertanam dalam ingatan. 2. Mampu mencermati sesuatu yang luput dari pengamatan orang lain. 3. Mengemukakan gagasan yang tidak umum 4. Berani mengambil resiko berbeda 5. Peka akan alam dan manusia 6. Mudah tertarik untuk bermain main dengan gagasan aneh (asumsi). 7. Menggabungkan ide - ide atau unsur unsur yang sudah ada.
Berpikir Kreatif Proses berpikir dan bertindak dalam Produk/hasil akhir menghasilkan suatu gagasan baru pendekatan khusus dalam menghadapi Hal yang mistik/bersifat magis kehidupan Fitrah semua manusia sejak lahir Bisa dipelajari Semua jawaban benar Karya sehari-hari Bakat khusus Hanya milik orang jenius saja Sebuah jawaban benar Karya seni/produk besar X
Terlepas pentingnya kemampuan seseorang untuk berpikir kreatif, tidak banyak orang yang mempunyai ketrampilan ini. Menurut Skipp Ross : 2 % pria / wanita berusia 40-an sangat kreatif 2% pria / wanita berusia 35-an sangat kreatif 2% pria / wanita berusia 30-an sangat kreatif 10% pria / wanita berusia 7 tahun sangat kreatif 90% pria / wanita berusia 5 tahun sangat kreatif
Anda disebut berkreativitas bila : Menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya Menciptakan sesuatu yang ada di tempat lain tetapi Anda tidak menyadari Menciptakan sebuah proses baru untuk melakukan sesuatu Terapkan ulang proses yang ada atau produk ke pasar yang baru atau berbeda Mengembangkan cara baru untuk melihat sesuatu (membawa ide baru ke dalam sebuah eksistensi) Mengubah cara orang lain memandang sesuatu
Pada kenyataannya, kita semua kreatif setiap hari karena kita terusmenerus mengubah ide-ide yang dalam kehidupan kita. Kreativitas tidak harus berbicara tentang mengembangkan sesuatu yang baru untuk dunia, tetapi lebih utama adalah untuk melakukan dan mengembangkan sesuatu yang baru untuk diri kita sendiri. Ketika kita mengubah diri kita, perubahan dunia mengikutinya.
4. Berpikir kritis versus Berpikir kreatif Banyak orang yang lulus dari pendidikan formal memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam berfikir kritis (critical thinking) namun kemampuan berfikir kreatifnya (creative thinking) masih belum cukup terasah. Mengapa?
Karena, menurut Robert Harris, pendidikan formal lebih menekankan pada kemampuan untuk berfikir kritis dalam proses belajarnya dan kurang mengasah kemampuan para siswanya untuk berfikir kreatif. Oleh sebab itu, dalam dunia kerja para pegawai perlu untuk melatih dan terbiasa berfikir kreatif agar dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatifnya. Menurut Harris, perbedaan antara berfikir kritis dan berfikir kreatif dapat dijelaskan seperti isi tabel berikut ini. Critical Thinking 1. analytic 2. convergent (memusat) Creative Thinking 1. generative 2. divergent (menyebar)
3. vertical 4. probability 5. judgment 6. focused 7. objective 8. answer 9. left brain 10. verbal 11. linear 12. reasoning 13. yes but
3. lateral 4. possibility 5. suspended judgment 6. diffuse 7. subjective 8. an answer 9. right brain 10. visual 11. associative 12. richness, novelty 13. yes and
menuju satu kesimpulan, fokus, objektif, dan alasan yang logis dalam mencari jawaban. Proses berfikirnya lebih didominasi dari hasil pemikiran otak kiri yang lebih bersifat objektif dan rasional. Sebaliknya berfikir kreatif lebih bersifat generatif, divergen atau menyebar yang sangat berguna untuk dapat mengembangkan berbagai alternatif dan kemungkinan (posibilitas). Proses berfikirnya lebih didominasi oleh hasil pemikiran dari otak kanan yang lebih bersifat subjektif yang kaya akan hal-hal yang baru. Berfikir kritis (critical thinking) dan berfikir kreatif (creative thinking) dua-duanya penting dan dibutuhkan dalam melakukan analisis dan pemecahan masalah. Dalam menganalisis masalah maka mungkin orang akan lebih banyak
membutuhkan kemampuan berfikir kritis. Namun dalam mencari atau menemukan alternatif solusi, orang akan lebih banyak membutuhkan
kemampuan berfikir kreatif. Selanjutnya, setelah alternatif solusi dihasilkan dan harus memilih solusi yang paling baik maka kemampuan berfikir kritis akan lebih banyak digunakan. Namun demikian, menurut Robert Harris, dalam
praktiknya, kedua jenis kemampuan berfikir ini beroperasi bersama dan tidak benar-benar independen satu sama lain. Oleh sebab itu, kemampuan berfikir kritis dan berfikir kreatif harus dikuasai kedua-duanya.
Mengingat
berfikir
kreatif
kurang
mendapatkan
latihan
dalam
pendidikan formal, maka kemampuan berfikir kreatif perlu untuk mendapatkan perhatian untuk dilatih dan dikembangkan sehingga dapat menguasai kemampuan berfikir kreatif tersebut sama baiknya dengan kemampuan berfikir kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Edwrad de Bono yang disajikan di awal tulisan ini yang mengatakan bahwa berfikir kreatif bukanlah bakat tetapi kemampuan yang dapat dipelajari dan dilatih. Semakin sering kita menggunakan dan melatihnya maka kita akan semakin mahir dalam melakukannya.
5. Prinsip-prinsip berpikir kreatif Ada tujuh prinsip di dalam pola pikir kreatif (The Basic of Creative Thingking) yaitu: 1. Opposite atau think differently, posisikan diri Anda berlawanan atau berbeda dengan yang lain. Prinsipnya ialah: Start from different position. Seorang creator ulung atau penemu-penemu dunia pasti memiliki iris mata atau pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Ciri-ciri orang seperti ini ialah tidak puas diri (tidak mudah puas), pantang menyerah, dan berfikir berlawanan arah (menentang arah) atau yang lebih dikenal dengan kata think differently. Kita juga dapat
melihat anak-anak yang kreatif sering kali menyulitkan orang, sering dianggap aneh, perenung, pendiam, atau seperti E instein, dianggap idiot pada usia 3 tahun dimana pola kehidupannya berbeda dari kebiasaan atau norma norma yang ada. Pola hidup seperti atau mirip kelelawar siang tidur dan malam bekerja. Ada beberap prinsip dan jenis dari cara berfikir berbeda yaitu: i. Jangan pernah mengikuti pola pikir orang banyak atau mengikuti kebiasaan ii. Hindari jebakan LOGIKA anda 2. The innovation theory: Think differently dari nothing to give spectacular result. 3. Think more detail: Berpikirlah lebih detail daripada yang lain atau biasanya. Untuk memperkuat konsep kreativitas anda, perlu diketahui
bahwa dalam innovation Theory terkandung prinsip think more detailyang dapat Anda latih dengan melakukan hal-hal seperti: i. Ubah pola kebiasaan anda ii. Didalam melihat, janganlah hanya secara visual, tetapi lebih jauh lihat secara detail iii. Amati film bukan dari tokohnya iv. Kunjungi tempat, took pameran dagang, event atau eksibisi 4. Have a Perfect result: Berpikirlah bahwa apa yang anda ingin capai itu sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh orang lain. 5. Think: there must be a solution,bahwa apa pun kesulitannya, pasti ada jalan keluarnya 6. Kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, satu di depan dan yang lain di belakangnya 7. Knowladge only 1%, imagination 99%: Sebagian besar penemu dunia memiliki pola pikir imajinasi yang kuat. Einstein juga memiliki imajinasi yang sangat kuat. Ia Berkata, Imagination is more important than knowledge. Knowladge is limited. Imagination encircles the word . Kreativitas itu tidak akan Anda dapatkan bila Anda tidak berimajinasi. Imajinasi itu membuat Anda berangan-angan dan berfikir detail dan mencoba mereka-reka untuk mencari solusi dan menemukan ide pemecahannya: i. Mulailah belajar melakukan coretan-coretan sketsa tentang pemecahan masalah, melamun, menerawang jauh,
membayangkan dan lain-lain ii. Pikirkandan imajinasikan suatu keinginan yang selama ini Anda Impikan iii. Ajaklah anak atau keponakan anda berjalan jalan dan cobalah bertanya kepadanya tentang sesuatu kejadian, apa yang menjadi jawaban mereka?
6. Metode latihan berpikir kreatif A. Busting Assumption technique (Asumsi-Busting tehnik) Asumsi adalah jalan pintas mental : kita berasumsi bahwa situasi yang kita hadapi adalah seperti situasi lain yang kita temui sebelumnya, dan bahwa apa yang berhasil kemudian akan bekerja lagi. Dalam rangka untuk menantang asumsi-asumsi Anda, tuliskan semua ide-ide dominan yang berlaku untuk situasi tertentu dan kemudian sengaja menantang mereka. Daftar semua asumsi bahwa Anda membuat dan disebelah masing-masing menulis asumsi-kontra tidak harus negasi, tetapi sebaliknya. Anda bisa men-drop solusi yang tidak mungkin dan lakukan untuk menemukan solusi yang lebih baik.. Salah satu pendekatan yang disarankan oleh Jurgen-Wolff di blog-nya Time to Write-adalah berpura-pura bahwa Anda seorang Mars yang baru saja mendarat di muka bumi dan melihat hal-hal di planet ini untuk pertama kalinya. Hal ini akan menempatkan Anda dalam posisi mempertanyakan segala sesuatu, melihat masalah Anda atau situasi dengan mata benar-benar segar, dan mengambil apa-apa untuk diberikan.
B. Brainstorming Brainstorming adalah suatu proses untuk menghasilkan ide-ide baru di mana aturan-aturan khusus dan teknik yang diterapkan yang mendorong dan memicu dari ide-ide baru yang tidak akan terjadi dalam keadaan normal. Aturan brainstorming pada dasarnya bisa dilakukan sebagai berikut: Tanpa judgment dan kritik. Selama tahap pertama dari sesi brainstorming ide-ide yang ada tidak dilakukan dievaluasi dengan cara apapun. Ada ide yang aneh , biarkana saja. Yang diutamakan adalah kuantitas, bukan kualitas. Beri kesempatan untuk membangun dari ide yang diajukan oleh
orang lain. Melakukan mutasi dan kombinasi, yaitu memodifikasi ide-ide yang ada dan berusaha untuk membangun ide-ide baru dari kombinasi yang sudah ada.
C. Edisons Idea File Edison Idea File terdiri dari melacak ide-ide yang baik yang Anda jumpai dengan menulis dan menyimpan disuatu tempat di mana Anda dengan mudah akan menemukannya ketika Anda membutuhkannya. Semua ide adalah merupakan tangan kedua, sadar atau tidak sadar diambil dari satu juta sumber-sumber diluar dan digunakan oleh orang kreatif dengan kebanggaan dan kepuasan.
D. Koinonia Koinonia adalah teknik kreativitas seperti dijelaskan oleh Michael Michalko dalam bukunya Thinkertoys: Untuk menghasilkan ide-ide, bertukar pikiran dengan orang lain di bidang Anda. Contohnya Einstein, bebas bertukar ide dan pendapat dengan rekan-rekannya. Einstein menggunakan teknik yang berasal dari Socrates di mana prinsip-prinsip Koinonia yang diterapkan. Koinonia berarti spirit of fellowship. Bagaimana Mendorong Kolaborasi pada Tim Anda. Fisikawan David Bohm meneliti kehidupan Einstein dan rekan-rekannyaHeisenberg, Pauli dan Bohr-dan menemukan bahwa mereka
menghabiskan bertahun-tahun secara terbuka mengungkapkan ide dan memantul dari satu sama lain. Mereka saling adu konsep tanpa berusaha untuk mengubah pikiran orang lain . Mereka merasa bebas untuk mengusulkan apa pun yang tahu mereka dikandung, mendirikan sebuah persekutuan profesional yang luar biasa. This risk-free collaboration led to breakthroughs and discoveries that later became the foundations of modern physics. Kolaborasi bebas resiko menyebabkan terobosan dan penemuan yang kemudian menjadi dasar dari fisika modern. Prinsip Koinonia:
o Membangun dialog, dalam bahasa Yunani,kata dialog berarti berbicara melalui.(talking through) Membangun dialog adalah untuk bertukar pikiran tanpa berusaha mengubah pikiran orang lain. o clarify your thinking, untuk memperjelas pemikiran Anda, Anda harus menunda semua asumsi yang belum teruji. Menyadari asumsi Anda dan menangguhkan mereka untuk memungkinkan berpikir mengalir dengan bebas. o Be honest, Katakanlah apa yang Anda pikirkan, bahkan jika pikiran Anda kontroversial.
E. Lateral thinking/Berpikir Lateral Mencari untuk memecahkan masalah dengan metode tidak ortodoks atau metode yang tampaknya tidak logis. (Concise Oxford Dictionary ). Creativity involves breaking out of established patterns i n order to look at things in a different way. ( Edward de Bono) Otak kita adalah merupakan pattern recognition systems/sistem yang menggambarkan pengenalan pola, yang membantu kita untuk segera mengevaluasi lingkungan kita dengan respon yang sesuai.. Namun, kita bisa terjebak dengan pola, yang menghambat kemampuan kita untuk menghasilkan ide-ide baru. Berpikir lateral berusaha untuk memberikan teknik untuk dorongan keluar dari pola otak tersebut. Berpikir lateral dapat dipelajari, dan Dr de Bono telah menciptakan beberapa teknik untuk membantu anda menerapkan berpikir lateral untuk memecahkan masalah Berpikir lateral adalah istilah yang diciptakan oleh Edward de Bono dalam buku nya New Think : The Use of Lateral Thinking yang diterbitkan pada tahun 1967. Contoh sederhana aplikasi berpikir lateral : Bisakah Anda menghubungkan sembilan titik-titik dengan menggunakan 4 garis lurus, tanpa mengangkat pensil anda dari kertas dan tanpa menapak ada garis?
Secara psikologi banyak yang berspekulasi bahwa sembilan-titik masalah adalah sulit karena orang orang sangat didominasi oleh persepsi persegi bahwa mereka tidak melihat kemungkinan memperluas garis luar persegi yang dibentuk oleh titik-titik.
F. The Lotus Blossom Approach The Lotus Blossom Approach bekerja sebagai berikut: Jelaskan masalah yang Anda hadapi dan menuliskannya pada kartu dan menempatkannya di tengah-tengah suatu area kerja yang besar. Gunakan alat lainnya untuk membuat ide-ide untuk menghasilkan satu set ide-ide tentang cara untuk memecahkan masalah. Tulis setiap gagasan pada kartu tadi sekitar deskripsi masalah. Ini adalah lapisan pertama dari The Lotus Blossom tadi. Buat salinan dari masing-masing kartu ide dan menempatkan mereka lebih jauh dari lapisan pertama. Sekarang mengelilingi masingmasing kartu ide disalin dengan ide-ide sekunder , ingat hanya menggunakan kartu ide disalin sebagai rangsangan. Hal ini harus menghasilkan ide-ide yang lebih lanjut dari masalah asli. Melihat-lihat banyak ide Anda sekarang miliki dan berusaha untuk menghubungkan beberapa ide ini untuk melihat masalah asli.
7. Kesimpulan Berdasarkan pendekatan yang dikembangkan oleh Edward de Bono tersebut maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, kreativitas bukanlah monopoli dari para seniman. Orang yang bukan seniman pun dapat menjadi orang yang kreatif. Kreativitas adalah skill yang dapat dipelajari dan
dilatih. Semakin rajin kita berfikir secara kreatif maka semakin mahir kita dalam melakukannya sehingga kita dapat menerapkannya pada setiap situasi yang dihadapi. Kedua, kita tidak dapat menunggu suatu ide itu datang dengan sendirinya secara tidak sengaja, namun ide tersebut perlu dicari dan digali secara sengaja sehingga kita dapat menghasilkannya tepat pada waktunya. Ketiga, berfikir kreatif dalam pengambilan keputusan berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh para pemberontak yang ingin selalu tampil berbeda. Para kompromis yang secara sengaja berfikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru akan lebih mampu untuk melakukannya dibandingkan para pemberontak yang kreativitasnya hanya didorong hanya untuk berbeda dari yang lain. Terakhir, alat dan teknik yang tepat sangat penting untuk dapat membantu menghasilkan ideide baru yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah yang salah satu alatnya adalah lateral thinking seperti yang diperkenalkan oleh Edward de Bono.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta / berkreasi. Sebagian orang beranggapan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasikan gagasan baru atau wawasan segar. Definisi sederhana dari kreativitas adalah sebuah proses untuk menghasilkan sesuatu yang tidak berkembang secara alamiah atau tidak dibuat secara biasa.Kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk meninggalkan kebiasaan lama yang kaku / monoton. Kreativitas adalah kemampuan individu untuk mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan baru yang sangat bernilai bagi individu tersebut. Setiap orang memiliki kreativitas, bahkan mereka yang sudah berusia diatas 45tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Kenyataannya masih banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal.
Apakah ada hal yang menghambat kretivitas seseorang dalam berpikir? Tentu ada, banyak psikolog yang merumuskan berbagai hal yang menghambat pola berpikir kreatif. Secara umum hambatan tersebut dibagi menjadi 2, 1. Hambatan eksternal, dimana hal-hal yang datang dari luar diri sendiri, seperti lingkungan, material, kebiasaan masyarakat, budaya. 2. Hambatan internal, faktor yang muncul dari dalam diri sendiri yang sering disebut sebagai mental block seperti, kebiasaan, perasaan, stress, keyakinan dan sebagainya. Untuk lebih detilnya, berikut adalah berbagai hal yang dianggap menjadi penghambat kreatifitas seseorang dalam berpikir. Menurut Robert W Olson dalam bukunya Seni Berfikir Kreatif, terdapat sejumlah hambatan untuk menjadi kreatif. 1. Kebiasaan. Kalau kita mau menelaah, sebenarnya sebagian besar aktivtas kehidupan kita bersumber dari kebiasaan. Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali isinya adalah aktivitas yang sifatnya adalah kebiasaan. Kebiasaan pada umumnya dianggap sebagai hal yang tidak kreatif karena kebiasaan adalah sebuah reaksi dan respon yang telah kita pelajari untuk bertindak secara otomatis tanpa berfikir terlebih dahulu. Dengan kebiasaan ini maka kita akan otomatis makan siang setelah jam 12 siang walaupun perut tidak terasa lapar, tidur jam 10 malam walaupun tidak merasa ngantuk. Ilustrasi :
Lipatlah tangan anda dan letakkan di dada. Tangan manakah yang berada diatas..? Tangan kanan ataukah tangan kiri..? Secara reflek saya akan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri. Cobalah ubah, ternyata mengubah sebuah kebiasaan cukup sulit juga. Ilustrasi lain, ambillah 6 tusuk gigi, coba buatlah 4 buah segitiga dengan 6 tusuk gigi tersebut. Bagaimana hasilnya? Solusinya adalah Tetrahedron.
2. Waktu. Kesibukan adalah alasan klasik mengapa orang tidak bisa kreatif, Tidak ada waktu. Menurut Henry Ford, " Semakin banyak berfikir sebenarnya semakin banyak pula waktu yang anda miliki". Sebenarnya menginvestasikan sedikit waktu dapat menajamkan
kreativitas sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan dalam hal menghemat waktu. 3. Dibanjiri Masalah dan merasa tidak ada masalah. Manusia pada prinsipnya adalah mahluk yang terus menerus menghadapi masalah dan berusaha memecahkan masalahnya. Jika masalah dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan maka kita tidak akan pernah mengenal masalah tersebut dan merasa tidak pernah mempunyai masalah. Sebenarnya setiap masalah menawarkan sebuah tantangan kreatif dan peluang diri kita untuk tumbuh lebih kreatif. 4. Takut gagal. Hidup tidak akan diisi dengan kegagalan bila : selalu menyesuaikan diri, menggunakan gagasan yang telah terbukti berhasil, berjalan pada lorong yang sama yang telah dirintis. Namun sesungguhnya bila itu yang kita ikuti, kita sebenarnya telah gagal jadi manusia. Kita tidak tumbuh menjadi manusia kreatif yang mampu hidup diluar kebiasaan-kebiasaan lama dan nalurinya. Menurut Dr. Land (penemu kamera polaroid), " Salah satu aspek penting dari kreatifitas adalah tidak takut gagal. Para ilmuwan telah berhasil membuat eksperimen dan berulang kali gagal sebelum akhirnya mereka menemukan hasil yang meraka inginkan ". Dan
sesungguhnya berapa banyak kemudahan hidup yang kita rasakan sekarang ini berawal dari kegagalan-kegagalan tersebut. Agak sedikit berbeda dengan pendapat di atas, menurut James L. Adams dalam bukunya Conceptual Blockbusting (1986) telah mengidentifikasikan hambatan kreativitas tersebut dalam klasifikasi sebagai berikut : 1. Hambatan Persepsi : hambatan yang membuat manusia sulit mempersepsikan masalah atau menangkap informasi yang relevan. a. Pola pikir stereotip. b. Membatasi masalah secara berlebihan c. Terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi 2. Hambatan Emosi : hambatan yang menggangu kemampuan
seseorang memcahkan masalah melalui berbagai cara. a. Takut mengambil resiko b. Tidak menyukai ketidakpastian c. Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan d. Menggangap remeh suatu masalah e. Tergesa-gesa menyelesaikan masalah 3. Hambatan Kultural : hambatan yang dapat menjangkiti seseorang bila ia dihadapkan pada seperangkat pola kultural di lingkungannya. a. Kultur menghambat pengakumulasian gagasan 4. Hambatan Lingkungan : merupakan hambatan kultural yang lebih luas. Iklim organisasi atau budaya perusahaan dapat menjadi penghambat atau perangsang kreativitas organisasi/perusahaan
dimana dapat mengupayakan lingkungan yang kondusif terhadap kreativitas. a. Kurangnya dukungan sarana, prasarana kerja 5. Hambatan Intelektual : hambatan yang disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru. a. Terlalu mengandalkan logika b. Enggan menggunakan intuisi c. Menggunakan pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya 6. Adapun menurut Fogler dan Le Blanc (2000) satu faktor hambatan lagi berupa Hambatan Ekspresif, yaitu ketidak mampuan seseorang untuk mengkomunikasikan gagasan baik secara lisan maupun tertulis.
Menurut Carol Kinsey Goman P.hD, dalam bukunya yang berjudul Creativity in Bussines (2001) , mengidentifikasi hambatan kreativitas sebagai berikut : 1. Sikap Negatif 2. Taat pada Aturan 3. Membuat Asumsi
4. Stres yang Berlebihan 5. Takut Gagal 6. Berkeyakinan Bahwa Diri Sendiri Tidak Kreatif 7. Terlalu Mengandalkan Logika
Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif. Kenali hambatanhambatan tersebut, lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda. Secara umum berikut adalah hal yang bisa kita simpulkan:
Hambatan 1: Rasa Takut "Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?" "Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan. " Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan `post-it' notes?
Hambatan 2: Rasa Puas "Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?" Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada
keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.
Hambatan 3: Rutinitas Tinggi "Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya. " Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan' Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan- perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?
Hambatan 4: Kemalasan Mental "Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar." "Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya. " Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru.
Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?
Hambatan 5: Birokrasi "Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
Hambatan 6: Terpaku pada masalah Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang
menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan
mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.
Hambatan 7: "Stereotyping" Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita. Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk
mengoptimalkan kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?
BEBERAPA CARA UNTUK MEMPERKUAT KREATIVITAS Melonggarkan kontrol. Seseorang yang terbiasa dengan supervisi dan kontrol yang ketat akan kehilangan spontanitas dan kepercayaan diri yang sangat penting dalam semangat kreatif. Menginspirasi kesungguhan. Semua energi kreatif di dunia tidak akan berguna bila produknya tidak dilihat sampai selesai. Tunjukkan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan seseorang. Tekan impuls untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab orang lain. Menoleransi offbeat. Tunjukkan pada anggota tim bahwa mendapatkan jawaban yang benar dari sebuah masalah tidak selalu kritikal bahwa yang terpenting adalah pendekatan yang novel, inovatif, dan unik. Menyediakan atmosfer kreatif. Materi kreatif harus tersediauntuk digunakan. Beberapa peralatan dasar seperti buku, catatan, materi gambar, dll. Perencanaan dan pemecahan masalah. Mendorong pemecahan masalah yang kreatif dengan berbagai cara. Mengajak anggota tim untuk melihat alternatif, mengevaluasi alternatif, dan kemudian menentukan bagaiman cara
melaksanakan alternatif tersebut dengan sukses. Menawarkan tetapi tidak menekan. Tahan godaan untuk melakukan aktivitas yang terorganisasi berlebihan dalam rangka menumbuhkan kreativitas. Berikan waktu sendiri kepada tiap individu untuk mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri kita.
1. METODE 1: KEBALIKAN / REVERSAL Kebalikan/reversal adalah sebuah metode yang bagus untuk
meningkatkan sebuah materi, produk atau jasa. Untuk menggunakan Kebalikan, tanyakan lawan dari pertanyaan yang ingin ditanyakan dan terapkan hasilnya. Contoh: Bayangkan Anda ingin meningkatkan respondari sebuah service center. Menggunakan Kebalikan, Anda perlu menanyakan Bagaimana sa yadapat menurunkan kepuasan pelanggan? Setelah mempertimbangkan pertanyaan ini,
Poin Kunci: Kebalikan/reversal adalah sebuah cara yang bagus, proses yang mudah untuk meningkatkan materi, produk dan jasa. Anda dapat menggunakannya dengan menanyakan lawan dari pertanyaan yang ingin Anda jawab,dan kemudian menerapkan hasilnya. Latihan: Pilih dua sampai tiga isu/perilaku kunci/materi untuk dibalik (atau masing masing satu). Diskusikan dan sepakati bagaimana menangani masing-masing isu, dengan sebuah cara positif.
2. METODE 2: SCAMPER SCAMPER adalah sebuah checklist/daftar periksa yang membantu Anda untuk berpikir mengenai perubahan yang dapat Anda lakukan pada draft materi untuk menciptakan sesuatu yang baru, lebih kreatif. Anda dapat menggunakan perubahan-perubahan ini sebagai saran langsung ataupun sebagai titik awal. S C A M P E Substitusi/mengganti komponen, material, orang Campur/menggabungkan, bagian atau jasa lain Adopsi, merubah fungsi atau menggunakan bagian dari elemen lain Modifikasi, menambah atau mengurangi skala,merubah bentuk, memodifikasi atribut seperti warna, dll. Pakai untuk kegunaan lain Eliminasi/menghapus elemen, menyederhanakan, mengurangi fungsi yang penting mengkombinasikan, mengintegrasikan dengan
Contoh: Bayangkan Anda sebagai seorang pekerja senidan Anda sedang mencari sebuah tipe materi baru. SCAMPER akan memberikan: Substitusi penggunaan materi cetak baru plastik, gelas, karet Campur integrasi plastik, gelas dan atau karet Adopsi menambahkan musik (non-cetak) pada bagian cetak Modifikasi membuat beberapa produkyang berbeda, tidak hanya satu Pakai untuk kegunaan lain bisa digunakan sebagai kipas, tatakan, napkin Eliminasi menghilangkan text, gambar, halaman Reverse membuat hanya bagian cetak musik non-cetak Dengan menggunakan SCAMPER, dapat membantu Anda untuk
mengidentifikasi materi baru yang mungkin dan/atau cara melihat materi yang dihasilkan. Beberapa ide mungkin tidak bisa dipraktekkan, tetapi ide-ide lain dapat menjadi titik awal untuk menghasilkan produk baru. Poin Kunci: SCAMPER adalah akronim untuk Substitusi, Campur, Adopsi, Modifikasi, Pakai untuk kegunaan lain, Eliminasi,, Reverse. SCAMPER merupakan daftar perubahan yang dapat Anda buat terhadap materi draft untuk membuka kesempatan baru. Latihan: Ambil bagian dari materi draft atau materi lain yang Anda sukai atau Anda miliki dari program lain cetak dan non cetak dan gunakan dalam proses SCAMPER. Sesuaikan/rubah atau diskusikan kemungkinan perubahan terhadap materi. 3. METODE 3: BRAINSTORMING GRUP ATAU INDIVIDU Brainstorming adalah sebuah metode popular yang dapat membantu Anda untuk memunculkan solusi-solusi kreatif terhadap suatu masalah. Brainstorming biasanya bermanfaat bila Anda ingin memecahkan pola piker yang sudah terbentuk sehingga Anda dapat mengembangkan cara baru untuk melihat suatu
hal. Brainstorming menggabungkan pendekatan informal dan longgar untuk pemecahan masalah dengan berpikir lateral. Brainstorming memungkinkan seseorang untuk menyampaikan ide-ide dan pemikiran-pemikiran yangawalnya mungkin terlihat agak gila. Filosofinya adalah bahwa beberapa ide yang disampaikan dapat dipoles menjadi solusi yang kreatif dan original terhadap suatu masalah yang ingin kita pecahkan, sementara ide-ide yang lain masih mungkin untuk memicu munculnya ide lain. Pendekatan ini bertujuan untukmenghindarkan kita dari jalan buntu, dengan menarik kita keluar dari cara berpikir yang normal. Poin Kunci: Brainstorming adalah sebuah cara yang bergunauntuk menghasilkan solusi yang radikal terhadap suatu masalah, asalkan dimanage dengan baik. Selama sesi brainstorming, tidak boleh ada kritik terhadap ide dan tidak ada batasan terhadapkreativitas seseorang (kritik dan penilaian akan menghambat
kreativitas) sehingga akan membuat sesi brainstorming dalam grup menjadi pengalaman yang menyenangkan yang dapat menyatukan anggota tim. Menggunakan brainstorming juga membuat tim komit terhadap solusi karena mereka ikutserta dalam pengembangan solusi tersebut. Pendekatan terbaik untuk brainstorming adalah menggabungkan brainstorming grup dan individu. Brainstorming grup memerlukan aturan-aturan formal untuk menjamin lancarnya pelaksanaan sesi brainstorming. Latihan: Dalam sesi brainstorming dianjurkan tidak ada kritik terhadap ide: Anda berusaha untuk terbuka terhadap semua kemungkinan dan memecahkanasumsi yang tidak benar mengenai batasan-batasan dari suatu malasah. Pada tahap ini, penilaian dan analisis akan mematikan munculnya ide-ide. Ide-ide baru akan dievaluasi pada akhir sesi brainstorming waktu di mana solusi yang ada dieksplore lebih jauh dengan menggunakan pendekatan konvensional. Pilihlan brainstorming grup atau individu untuk pekerjaan Anda. Pilih satu jenis materi cetak atau bukan cetak dan ikuti petunjuk di bawah ini. Brainstorming Individu
Meskipun
brainstorming
grup
seringkali
lebih
efektif
dalam
memunculkan ide-ide dibanding dengan pemecahan masalah grup, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada saat seseorang melakukan brainstorm individu ternyata mereka menghasilkan ide yang lebih banyak (dan seringkali dengan kualitas yang lebih bagus) dibandingkan dengan kelompokorang yang melakukan brainstorming bersama-sama dalam grup. Hal in terjadi sebagian karena, dalam grup, anggota tidak selalu bisa mematuhi aturan brainstorming, dan perilaku grup yang tidak baik muncul. Biasanya, hal ini terjadi karena mereka terlalu memperhatikan ide yang disampaikan orang lain sehingga mereka justru tidak mempunyai ide sendiri atau mereka lupa ide yang sudah dipikirkan karena menunggu giliran untuk berbicara. Ini yang biasa disebut dengan blocking. Ketika Anda melakukan brainstorming sendiri, Andaakan cenderung untuk menghasilkan ide yang sangat luas dibandingkan denganbrainstorming grup Anda tidak perlu khawatir mengenai ego atau pendapat orang lain, sehingga lebih bebas untuk berkreasi. Sebagai contoh, Anda mungkin menemukan bahwa sebuah ide yang sulit diungkapkandalam sesi grup justru berkembang menjadi sesuatu yang khusus pada saat dieksplore melalui brainstorming individu. Dan juga Anda tidak perlu menunggu orang lain berhenti bicara sebelum Anda menyampaikan ide Anda. Anda mungkin tidak bisa mengembangkan ide secara penuh pada saat melakukan brainstorming sendiri, karena tidak mempunyai pengalaman yang lebih luas dari anggota lain untuk membantu Anda.
Brainstorming Grup Bila bekerja dengan baik, brainstorming grup dapat menjadi sangat efektif untuk membawa pengalaman dan kreativitas semua anggota tim secara penuh terhadap suatu masalah. Pada saat individu dalam tim
menemui jalan buntu, anggota lain dapat menyampaikan kreatifitas dan pengalaman mereka untuk membawa suatu ide ke tahapan selanjutnya. Sehingga brainstorming grup dapat mengembangkan ide dengan lebih dalam dibandingkan dengan brainstorming individu. Keuntungan lain dari brainstorming grup adalah membantu setiap orang terlibat dan menumbuhkan perasaan bahwa mereka sudah memberikan kontribusi terhadap solusi akhir, sekaligus mengingatkan bahwa orang lain juga mempunyai ide kreatif yang disampaikan. Terlebih lagi, brainstorming sangat menyenangkan dan sangat bermanfaat untuk team building! Brainstorming dalam kelompok dapat beresiko untuk individu. Saran yang bermanfaat namun aneh akan terlihat bodoh pada awalnya. Karenanya, Anda perlu memandu sesi dengan baik sehingga ide-ide tidak dimentahkan, dan juga supaya masalah-masalah umum yang muncul dalam pemecahan masalah grup tidak menghambat kreativitas. Untuk menjalankan brainstorming grup yang efektif: o Cari sebuah lingkungan pertemuan yang nyaman dan siapkan untuk sesi. o Tunjuk satu orang untuk mencatat ide-ide yang muncul dalam sesi. Ide-ide harus dicatat dalam format sedemikian sehingga setiap orang bisa melihat dan menjadikannya acuan. Bergantung pada pendekatan yang ingin Anda gunakan, Andamungkin perlu untuk mencatat ide-ide di flip charts, papan tulis, atau computer dengan projector data. o Definisikan bahan yang akan di-brainstorm dan petakan criteria yang harus dicapai. Jelaskan bahwa tujuan pertemuan adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin gagasan. o Berikan peserta waktu yang cukup pada awal sesi untuk menghasilkan gagasan mereka sendiri sebanyak mungkin.
o Minta peserta untuk memberikan gagasan mereka, yakinkan bahwa Anda memberi kesempatan bagi setiap orang untuk berkontribusi. o Doronglah peserta untuk mengembangkan gagasan yang
diungkapkan oleh peserta lain, atau untuk menggunakan gagasan lain untuk menciptakan gagasan baru. o Doronglah sikap antusiasme dan tidak mengkritisi pendapat peserta dalam kelompok. Cobalah untuk mendorong setiap orang untuk berkontribusi dan mengembangkan gagasan termasuk anggota kelompok yang paling tenang. o Pastikan bahwa tidak ada seorangpun yang mengkritisi atau mengevaluasi ide-ide selama sesi berlangsung. Sikap mengkritisi dapat menimbulkan risiko bagi anggota kelompok yang akan mengutarakan gagasan. Hal ini menghambat kreativitas dan mengganggu jalannya sesi brainstorming yang baik. o Biarkan peserta memiliki brainstorming yang menyenangkan. Doronglah mereka untuk mengutarakan gagasan sebanyak mungkin, dari yangsangat mudah diterapkan hingga yang sangat sulit diterapkan. Sambutlah kreativitas! o Pastikan bahwa tidak ada pembahasan ide yangditelusuri dalam waktu yang terlalu lama. Pastikan bahwa Anda menghasilkan gagasan-gagasan yang berbeda dalam jumlah yang memadai dan menggali gagasan-gagasan individu secara rinci. o Dalam suatu sesi yang panjang, ambilah waktu rehat yang cukup supaya peserta dapat melanjutkan berkonsentrasi. o Bilamana mungkin, peserta dalam proses brainstorming harus memiliki latar belakang dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Hal ini akan membawa pengalamanyang beragam dalam sesi itu dan membantu mengembangkan kreativitas. Tetapi, jangan
membentuk kelompok yang terlalu besar mengingat dengan tipetipe teamwork, kelompok yang terdiri dari lima sampai tujuh peserta adalah paling efektif.
4. METODE 4: MASUKAN ACAK / RANDOM INPUT Masukan acak atau membuat suatu terobosan kreatif sangat berguna ketika Anda memerlukan ide yang baru atau pandangan baru selama pengembangan materi. Dalam kebanyakan pengembangan materi, kita condong untuk berpikir dengan mengenali pola. Kita bereaksi terhadap pola ini dengan berdasarkan pada pengalaman masa lalu dan pengembangan dari pengalaman itu. Sekalipun demikian, kadang-kadang kita juga terpaku dengan hal ini. Masukan acak adalah teknik untuk menghubungkan pola-pola pemikiran dengan pola pemikiran yang sedang kita gunakan. Contoh: Bayangkan saat anda memikirkan masalah mengenai bagaimana mengurangi polusi mobil. Sejauh ini, dalam memikirkan permasalahan yang ada, Anda telah mempertimbangkan semua solusi yaitu konversi katalitik dan bahan bakar yang bersih. Dengan memilih kata benda secara acak dari suatu rak buku, Anda mungkin melihat kata plant/tumbuhan. Dengan melakukan brainstorming dari kata ini, Anda dapat menghasilkan beberapa gagasan baru: Menanam pohon di sisi jalan untukmengubah CO2 menjadi oksigen. Dengan konsep yang sama, melewatkan gas buangan kendaraan bermotor melalui lapisan algae untuk mengubah CO2 menjadi oksigen. Mungkin ini adalah cara kerja air scrubber di pesawat luar angkasa? Memasukkan bakteri yang memetabolisme sulfur di dalam prosesor gas buangan untuk membersihkan gas buangan. Apakah komponen nitrogen akan menjadi makanan bagi bakteri ini? Makna lain dari Plant/Tumbuhan adalah pabrik. Barangkali gas buangan dapat dikumpulkan dalam suatu kontainer dan dikirimkan ke suatu tempat untuk dibersihkan? Barangkali Anda dapat melepaskan gas ini pada saat yang sama waktu Anda mengisi bahan bakar? Gagasangagasan ini sangat jarang. Beberapa bisa jadi tidak benar atau tidak praktis. Namun, salah satu dari gagasan ini bisa jadi sangat original dan bisa menjadi dasar pengembangan yang bermanfaat.
Poin Kunci: Masukan acak berguna dalam menghasilkan perspektif baru dalam
pengembangan materi. Hal ini sering kali mengarah pada terobosan-terobosan yang kreatif. Hal ini memberi jalan yang mudah untuk memecahkan pola pikir yang bersifat membatasi. Masukan acak ini membantu Anda untuk terhubung dalam keseluruhan rentang solusi baru yang mana tanpa adanya hal ini Anda tidak dapat menghubungkannya dengan permasalahan yang ada. Kata-kata terbaik yang digunakan adalah kata benda konkret, yang dapat berasal dari bidang-bidang keahlian Anda. Namun, kata benda ini sebaiknya tidak berasal dari bidang yang sama dengan permasalahan yang Anda sedang pertimbangkan karena keseluruhan ide dengan masukan acak ini adalah untuk terhubung dengan pola pemikiran baru, dan tidak tinggal dalam pola pikir yang lama. Latihan: Pilihlah suatu kata benda acak dari kamus atau daftar kata yang telah dipersiapkan sebelumnya. Seringkali lebih membantuapabila kata benda itu
adalah sesuatu yang dapat dilihat atau diraba (misalnya helikopter, anjing) daripada suatu konsep (misalnya kewajaran). Gunakan kata benda ini sebagai pijakan untuk brainstorming permasalahan Anda. Anda dapat menemukan bahwa Anda mendapatkan pemahaman yang baik jika Anda memilih suatu kata dari bidang yang terpisah dengan bidang keahlian Anda. Jika Anda memilih suatu kata yang bagus, rentang gagasan dan konsep baru dalam brainstorming Anda akan bertambah. Anda akan memperoleh beberapa pemahaman baru yang bagus dan paling tidak, salah satu dari ini dapat menjadi terobosan yang kreatif.
5. METODE 5: PROVOKASI Provokasi adalah sebuah teknik berpikir yang menggerakkan pemikiran Anda keluar dari pola pikir yang sudah terbentuk yang terbiasa kita gunakan untuk menghadapi suatu masalah. Kita berpikir dengan mengenali pola dan bereaksi terhadap pola tersebut. Reaksi ini muncul dari pengalaman kita sebelumnya dan logika di balik pengalaman tersebut. Seringkali kita tidak berpikir di luar polapola yang sudah terbentuk ini. Sehingga meskipun kita tahu jawaban dari
berbagai masalah yang berbeda, struktur otak kita membuat kita sulit untuk menghubungkan jawaban tersebut. Provokasi tidak selalu menghasilkan ide yang bagus dan relevan, tetapi provokasi membebaskan pikiran kita dan memunculkan ide-ide yang baru dan original. Contoh: Seorang pemilik toko persewaan video sedang mencari ide baru bisnis untuk bersaing dengan Internet. Dia memulai dengan provokasi Pelanggan tidak perlu membayar untuk meminjam video. Si pemilik kemudian memeriksa provokasi: Konsekuensi: Tokonya tidak akan mendapatkan penghasilan dari persewaan video sehingga akan memerlukan alternatif sumber
pendapatan lain. Akan lebih murah meminjam video dari persewaan daripada mengunduh film atau memesan dari katalog. Keuntungan:Lebih banyak orang akan datang untuk meminjam video. Banyak orang yang lalu lalang/melewati tokonya. Tokonya bisa merebut pelanggan toko video lain di kawasan tersebut. Kondisi: Tokonya memerlukan sumber pendapatan lain. Mungkin si pemilik toko bisa menjual iklan di tokonya, atau menjual popcorn, permen, minuman atau pizza kepada orang-orang yang akan meminjam film. Ini akan menjadikan tokonya sebagai satu perhentian Night at Home. Atau bisa juga, tokonya hanya meminjamkan video kepada pelanggan yang telah menyaksikan iklan komersial selama 30 detik atau yang sudah mengisi kuesioner riset pasar. Poin Kunci: Provokasi adalah sebuah teknik berpikir yang memunculkan titik awal untuk berpikir kreatif. Untuk menggunakan provokasi, kita perlu untuk secara sengaja membuat komentar yang bodoh terhadap suatu masalah yang sedang kita pikirkan. Kemudian kita perlu membuat penilaian, dan menggunakan pernyataan tersebut sebagai sebuah titik awal untuk memunculkan ide-ide. Seringkali pendekatan ini akan membantu kita untuk menghasilkan sebuah konsep yang sama sekali baru. Latihan:
Mulai dengan membuat suatu pernyataan bodoh (provokasi), di mana apa yang kita yakini dalam suatu situasi tidak benar. Pernyataan tersebut harus bodoh sehingga mengejutkan pikiran kita dan membuat kita keluar dari pemikiran yang sudah biasa. Sekali kita sudah membuat pernyataan provokasi, kemudian kita lakukan penilaian untuk menghasilkan ide-ide. Provokasi memberikan kita sebuah langkah awal original untuk berpikir kreatif. Sebagai contoh, buat pernyataan Rumah tidak perlu mempunyai atap. Secara umum, ini bukan merupakan ide yang bagus; tetapi pernyataan ini akan mendorong seseorang untuk berpikir mengenai rumah dengan atap terbuka, atau rumah dengan atap dari kaca sehingga memungkinkan kita untuk berbaring di tempat tidur sambil melihat bintang. Sekali Anda sudah membuat Provokasi, Anda dapat menggunakan hal tersebut dengan beberapa cara berbeda; dengan memeriksa (Anda dapat menggunakan daftar di bawah ini sebagai checklist): Konsekuensi dari pernyataan tersebut Apa keuntungan yang didapatkan Pada kondisi seperti apa solusitersebut dapat diterapkan Prinsip-prinsip yang diperlukan untuk mendukung dan membuat solusi dapat bekerja Bagaimana itu bekerja dari waktu ke waktu Apa yang terjadi jika urut-urutan kejadian dirubah
6. METODE 6 : SIX THINKING HATS The hats 1. White hat- neutral - (think of white paper) Information - What do we know? What information do we want? What do we need? 2. Red hat- fire, warmth Feelings, emotion, intuition, hunches 3. Black hat - caution Legality, judgement, morality 4. Yellow hat - sunshine
Positive, optimism, benefits 5. Green hat - growth New ideas, new slants, options, opportunities 6. Blue hat - sky Overview, control of the process, agenda, next step, action plans, conclusions
7. METODE 7 : 4WH
1. What? What is being done? (what is being achieved) Why is it necessary? What else couldbe done? What else shouldbe done? 2. Where? Where is it being done? Why there? Where else couldit be done? Where else shouldit be done? 3. When? When is it done? Why then? When else couldit be done? When else shouldit be done? 4. Who? Who does it? Why this person/group? Who else coulddo it? Who else shoulddo it? 5. How? How is it done? Why this way? How else couldit be done?
Sumber rujukan (Pustaka): John Buckeridge, ET.AL. Berpikir Kreatif dan Cerdas Dengan Puzzle dan Teka-Teki, Image Press, Cetakan I, Klaten-Jawa Tengah. 2007, Widjajakusuma, Muhamad Karebet. Be The Best not be asa. Prestasi, Cetakan II, Jakarta. 2007. Nasution, Arman Hakim. (2006). Creative Thinking: How to Get Success in Your Future Carrer. Penerbit Andi. de Bono, Edward. (2006). Lateral Thinking The Power of
Provocation. de Bono Thinking Systems, Des Moines, Iowa. Howard-Jones, Paul. (2008). Fostering creative thinking: co-constructed insights from neuroscience and education. Higher Education Academy Education Subject Centre ESCalate University of Bristol Maran, Rafael Raga. (2007). Pengantar Logika. Grasindo. Mundiri, H. (2008). Logika. Raja Grafindo Persada Elfiky, Ibrahim. (2009). Terapi berpikir positif. Zaman Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan, Erlangga. Sunarya,PO,Abas. Sudaryono. Saefullah, Asep. (2011). Kewirausahaan. Penerbit Andi