Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelabuhan merupakan pintu perekonomian suatu negara yang sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selama ini Tanjung Perak telah berperan sebagai salah satu gerbang yang menghubungkan Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dengan Indonesia timur, Indonesia barat, dan dunia Internasional. Dengan semakin besarnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Timur maka semakin besar pula kebutuhan akan pelabuhan pelabuhan bongkar muat ekspor impor di Jawa Timur. Salah satu pelabuhan penting yang akan dikembangkan di Jawa Timur adalah pelabuhan bongkar muat peti kemas di Socah kabupaten Bangkalan. Pelabuhan ini terletak di Selat Madura yang merupakan salah satu selat tersibuk di Indonesia yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan perekonomian di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di kecamatan Socah kabupaten Bangkalan. Lokasi dari pelabuhan ini adalah terletak di sebelah barat kota Bangkalan tepatnya berada di sekitar Tanjung Bulu. Jarak antara titik tengah Selat Madura dengan pantai adalah sekitar 1,5 km, hal ini sudah cukup untuk kegiatan operasional pelabuhan. Sementara itu, jalan akses ke pelabuhan Socah untuk sementara ini masih berupa jalan nasional. Untuk kedepannya dengan selesainya proyek Jembatan Suramadu maka akan dibangun juga akses road berupa jalan tol yang langsung menghubungkan Jembatan Suramadu dengan Socah. Pelabuhan di Socah merupakan pelabuhan khusus untuk lapangan penumpukan petikemas yang hanya melayani bongkar muat petikemas. Pelabuhan ini dibangun dengan harapan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu ini tidak hanya akan sebagai jalan akses bagi warga yang akan

2
menyebrang dari pulau jawa ke madura, tapi juga sebagai pembangkit perekeonomian di pulau Madura. Dengan adanya pelabuhan petikemas baru di pulau Madura ini maka diharapkan perekonomian di Madura akan terangkat. Dalam tugas akhir ini akan direncanakan pengembangan pelabuhan peti kemas berupa wharf akan dikembangkan dalam dua fase pengembangan seperti dapat dilihat dalam layout (gambar 1.1 sampai 1.4). Fase pertama dalam perencanaan pelabuhan ini kedalaman yang dibutuhkan adalah -10 m dan pada fase kedua kedalaman kolam dermaga yang dicapai adalah -12 m..Pengembangan pelabuhan di Socah ini diharapkan akan mampu menampung kebutuhan akan kurangnya lapangan bongkar muat peti kemas tersebut.

Gambar 1.1- Lokasi rencana pelabuhan di Socah (Sumber : Google Maps )

Selat

TelukLamong

Gambar 1.2- Lokasi rencana pelabuhan di Socah (Sumber : Google Maps )

Lokasi Studi Selat Madura

Gambar 1.3 - Rencana Lokasi dermaga Petikemas, Socah, Bangkalan (Sumber : The Study Development of the Greater Surabaya Metropolitan Ports in The Republik of Indonesia, oleh JICA)

Gambar 1.4 - Rencana layout dermaga Petikemas, Socah, Bangkalan (Sumber : The Study Development of the Greater Surabaya Metropolitan Ports in The Republik of Indonesia, oleh JICA)

1.2.

Permasalahan Permasalahan yang ada adalah : 1. Tidak mampunya pelabuhan Tanjung Perak dalam menampung meningkatnya arus petikemas maka akan direncanakan dermaga petikemas baru di Socah. Bagaimana rencana pembangunan dermaga baru di Socah sebagai solusi untuk menampung kelebihan kapasitas dari petikemas tersebut?

5
2. Bagaimana metode pelaksanaan yang tepat untuk pembangunan dermaga petikemas baru di Socah? 3. Berapa rencana anggaran biaya dari pembangunan dermaga petikemas di Socah?

1.3.

Tujuan

Tujuan dalam pengerjaan adalah: 1. Mendesain struktur dermaga petikemas di Socah dengan kedalaman rencana adalah 13 m untuk kapal rencana 30.000 DWT 2. Merencanakan metode pelaksanaan pekerjaan pembangunan dermaga petikemas baru di Socah. 3. Merencanakan anggaran biaya untuk pembangunan dermaga petikemas di Socah.

1.4.

Lingkup Pekerjaan dan Batasan Masalah

Lingkup pekerjaan dan batasan masalah dalam pengerjaan ini adalah: 1. Mendisain struktur dermaga, meliputi : a. Mengevaluasi layout dermaga b. Menghitung struktur dermaga dan trestle meliputi perhitungan tiang pancang, poer, plat, dan balok. c. Merencanakan pengerukan kolam dermaga dan alur masuk. d. Tidak merencanakan lapangan penumpukan peti kemas e. Tidak merencanakan dan menghitung breakwater f. Tidak merencanakan struktur causeway 2. Merencanakan metode pelaksanaan pembangunan dermaga petikemas Socah 3. Menghitung rencana anggaran biaya (RAB)

6
1.5. Metodologi

Metodologi penyusunan tugas akhir dapat dilihat dalam diagram alir pada gambar 1.5.
Menyusun Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan dan Analisa Data

Evaluasi layout

Koreksi

No yes Kriteria Desain Perencanaan Struktur Perencanaan Dredging

Perencanaan Metode pelaksanaan

Perhitungan RAB

Kesimpulan Hasil

Gambar 1.5 Diagram Alir Metodologi Penyusunan Tugas Akhir

7
3.1. Pendahuluan Membahas latar belakang, permasalahan, batasan masalah dan tujuan penulisan. 3.2 Tinjauan Pustaka Berisi kumpulan dasar perumusan yang akan dipakai dalam perhitungan dan dalam penentuan pekerjaan konstrukasi dermaga baru. 3.3 Pengumpulan dan Analisa Data Data yang digunakan untuk perencanaan adalah data sekunder yaitu : Peta bathymetri Data pasang surut Data arus Data tanah Analisa data meliputi : Analisa data pasang surut Analisa data arus Analisa data tanah 3.4 Evaluasi layout 3.4.1 Evaluasi layout perairan Evaluasi layout perairan yang dilakukan meliputi: Kapal rencana Kolam dermaga (basin) Kaedalaman perairan 3.4.2 Evaluasi Layout Dermaga Layout yang digunakan berpedoman pada layout Rencana Pengembangan Pelabuhan Peti Kemas di Soca sesuai studi kelayakan yang dilakukan oleh JICA (Japan International Cooperation Agency), 2007.

3.5 Kriteria Desain Kriteria desain meliputi pemilihan bahan untuk struktur dan spesifikasi bahan tersebut apakah memenuhi tandar yang ditetapkan atau tidak. Pemilihan tersebut meliputi pemilihan baja tulangan, kuat beton rencana, pemilihan tiang pancang, fender dan boulder. 3.6 Perencanaan Struktur Dermaga dan trestle

Perencanaan struktur pelabuhan meliputi :


3.6.1 Penentuan Perencanaan Plat yaitu : Pembebanan plat Menghitung momen plat Perhitungan tulangan plat 3.6.2 Perencanaan Layout Pembalokan Perencanaan layout pembalokan yaitu penentuan layout balok, posisi tiang pancang, posisi dilatasi antar blok dermaga , lokasi fasilitas lain misal pipa , rel , boulder dan fender. Jarak antar balok antara 3-8 m, yang paling umum digunakan antara 4-6 m. Tiang pancang diletakkan dibawah pertemuan antara balok memanjang dan melintang baik menupu langsung atau disatukan lebih dulu dengan poer. Untuk Balok crane jaraknya kurang lebih 16 m antar balok crane. 3.6.3 Analisa Struktur Analisa struktur bertujuan untuk mendapatkan gaya dan momen dengan menggunakan software SAP 2000. Kombinasi pembebanan untuk analisa struktur adalah: Beban mati + beban hidup. Beban mati + beban terpusat dalam berbagai posisi Beban mati + beban horizontal (salah satu fender atau boulder )

9
3.6.4 Perencanaan Penulangan Perencanaan penulangan menggunakan metode elastis atau cara n dalam PBI 71 atau menggunakan SNI03-2847-2002 untuk penulangan pelat, balok dan poer. Prinsip kerusakan dalam metode elastis adalah tulangan akan leleh lebih dulu sebelum beton retak, hal ini melindungi struktur dari karat akibat retak. 3.6.5 Perencanaan Pondasi Struktur dermaga yang direncanaan adalah jetty dengan tiang pancang sebagai struktur bangunan bawahnya. Prosedur untuk perencanaan tiang pancang adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Type material untuk tiang pancang, yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton dan tiang pancang baja. 2. Mengecek hasil analisa struktur agar defleksi keseluruhan bagian atas tiang pancang dan sisi bawah struktur atas besarnya maksimum 4 mm. Defleksi horizontal tiang pancang dapat dihitung dengan rumus 2.18. 3. Menghitung daya dukung tiang dengan metode Luciano Decourt (1982) seperti pada rumus 2.13 sampai dengan 2.15. 4. Menentukan tinggi daerah jepit tiang dengan menggunakan rumus 2.17. 5. Kontrol kekuatan internal bahan dengan mengecek besarnya tegangan yang terjadi akibat beban luar dimana harus lebih kecil dari pada tegangan ijin bahan seperti pada rumus 2.19 dan 2.20. 6. Mengecek kekuatan tiang saat berdiri sendiri terhadap frekuansi gelombang dimana frekuansi tiang harus lebih besar dari pada frekuansi gelombang. 7. Menghitung daya dukung tiang pancang dengan sistem kalendering.

10
3.7 Perencanaan dredging Dari peta bathymetri akan dapat dihitung volume pengerukan (dredging) yang akan di lakukan. 3.8 Perencanaan Metode Pelaksanaan Dari sekian banyak bidang yang harus diselesaikan, perlu juga direncanakan mengenai metode pelaksanaan yang akan digunakan. Adapun metode-metode yang direncanakan adalah metode pelaksanaan struktur dermaga dan trestle yaitu untuk pelaksanaan pemancangan, pengecoran poer, erection balok melintang dan memanjang, pengecoran pelat lantai dan lain-lain. 3.9 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Analisa ini dilakukan sesuai dengan standar dan kebutuhan yang ada. Hal ini terutama perlu memperhatikan adanya pengaruh inflasi dan faktor risiko. Tahapan dari analisa ini yaitu : 1. Harga material dan upah 2. Perhitungan volume pekerjaan 3. Analisa harga satuan 4. Perhitungan rencana anggaran biaya 3.10 Kesimpulan dan Hasil Dari beberapa perhitungan dan perencanaan diperoleh hasil perencanaan dermaga dan trestle tersebut.

Anda mungkin juga menyukai