Anda di halaman 1dari 2

Pemodelan struktur dilakukan secara 2D mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 2002

pasal 10.3.3 dan analisis struktur dikerjakan dengan metode pendekatan untuk menentukan momen lentur dan gaya geser dalam perencanaan balok menerus dan pelat satu arah. Pemodelan beban pada struktur digunakan untuk menyederhanakan di dalam perhitungan analisis dan desain struktur. Dalam melakukan pemodelan, analisis dan desain suatu struktur perlu ada gambaran mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur tersebut.

Gaya geser maksimum pada balok umumnya terjadi didaerah sekitar tumpuan atau disekitar beban terpusat yang cukup besar. Penulangan geser sangat diperlukan di dalam perencanaan beton bertulang hal ini untuk menghindarkan timbulnya retak-retak potensial unsur betoon bertulang.

Penentapan nilai tersebut didasarkan atas hasil-hasil pengujian yang menunjukkan bahwa umumnya regangan lentur beton hancur berada diantara nilai 0,003 dan 0,004. Pada suatu komposisi tertentu balok menahan beban sedemikian hingga regangan tekan lentur beton maksimum b mak mencapai 0,003 sedangkan tegangan tarik baja tulangan mencapai tegangan luluh fy. Apabila hal demikian terjadi, penampang dinamakan mencapai keseimbangan regangan atau disebut penampang bertulang seimbang. Persyaratan faktor keamanan dalam struktur bangunan di satu pihak bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya runtuh yang membahayakan bagi penghuni, dilain pihak harus juga memperhitungkan faktor ekonomi bangunan. Sehingga untuk mendapatkan faktor keamanan yang sesuai, perlu ditetapkan kebutuhan relatif yang ingin dicapai untuk dipakai sebagai dasar konsep faktor keamanan tersebut. 1. 2. 3. 4. 5. Menghitung tinggi efektif balok Menghitung nilai 1 untuk fc = 30 MPa Menentukan momen nominal Menghitung kapasitas momen Analisis apakah balok perlu tulangan rangkap: a. Menghitung nilai momen nominal : Mn = mu/ b. Menghitung analisis momen : Mn2= Mn- Mn1 c. Mn2 < 0 maka cukup dipakai tulangan tunggal. d. Kontrol kapasitas momen.

Pada hampir setiap gambar perencanaan struktur yang saya dapatkan, umumnya perencana struktur membagi potongan elemen struktur dalam dua posisi jarak bentang yaitu pada 0 L sisi kanan dan kiri elemen struktur dan posisi tengah bentang pada L hingga L. Kebiasaan perencana struktur ini lambat laun menjadikan suatu kesimpulan bagi kebanyakan orang bahwa pemutusan tulangan tersebut sudah menjadi standar. Bahkan pernah terjadi bahwa pengawas menuntut tambahan 20D lagi sehingga menjadi L + 20D karena menurutnya L adalah letak titik momen nol yang harus ditambahkan panjang penyaluran lagi (20D) agar struktur menjadi aman. Segitunya?

Menarik untuk dihubungkan bahwa pada suatu struktur sederhana yang terjepit pada kedua ujungnya akan memiliki momen nol pada jarak 0,205 L atau mendekati 1/5 L dari ujung tepi tumpuan. Apakah L tadi ada hubungannya dengan letak momen nol? Apakah selisih antara 1/5 L dan L dapat diartikan sebagai penyaluran tulangan setelah titik dimana momen = 0? Sehingga banyak perencana menentukan pemutusan tulangan pada L dan bahkan L + 20D? Suatu referensi buku yang kebetulan masih saya simpan karya Bapak Istimawan Dipohusodo yang berjudul Struktur Beton Bertulang, menyebutkan bahwa pada dasarnya pemutusan tulangan dapat diakhiri dimana saja asal jumlah tulangan atau struktur tersebut masih mampu untuk menahan momen yang terjadi (disebut pula titik pemutusan teoritis) dan tulangan yang diputus harus disalurkan sedemikian mampu menahan gaya-gaya terutama gaya tarik yang terjadi pada besi tulangan. Saya pikir kita harus mulai dari sana dulu. Tapi ini bukan suatu hal yang bersifat final.

Mutu Beton

Semakin baik mutu betonya, maka semakin baik kuat tekan beton tersebut (semkin keras) dan lekatan antara beton dan besi betonya juga semakin baik. Nah ini sebabnya kenapa mutu beton itu penting. Masih ingatkan parameter kualitas tekan beton..kalau lupa coba deh buka posting-posting sebelumnya.

Dalam perencanaan penampang balok beton bertulangan tunggal, keruntuhan yang diharapkan terjadi pada balok adalah keruntuhan tarik. Hal ini disebabkan karena tanda-tanda keruntuhan akan terlihat dengan adanya lendutan yang cukup besar dan terjadinya retak pada badan balok pada daerah didekat beban yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai