INTERPRETIVE SOCIOLOGY
Anis CHARIRI
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
4 PARADIGMA SOSIOLOGI
(Burrell dan Morgan 1979)
Sociology of Radical Change
Interpretive
Functionalist
Sociology of Regulation
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 3
4 PARADIGMA SOSIOLOGI
(Burrell dan Morgan 1979)
Sociology of Radical Change
Interpretive
Functionalist
Sociology of Regulation
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 4
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
FOKUS FILSAFAT
Perilaku dan pengalaman manusia sangatlah kompleks dan problematik Intepretive mengritik positivisme dgn argumen:
Natural science mengabaikan human values dalam proses scientific enquiry (kenyataan menunjukkan bahwa scientific method tidak lagi value free) Menurut Cultural Science (Geisterwissenschaften), manusia memiliki spiritual character sehingga manusia bukan subyek physical law tetapi subyek yang bebas
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 7
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
Konsep Dilthey ttg verstehen pada akhirnya mempengaruhi aliran permikiran hermeneutic
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
10
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
11
MAX WEBER
membangun objective science of sociology berdasarkan subjective meaning & individual action fokus pada ideal type (objectivity tercapai krn pemakaian ideal type melalui method of verstehen) Ideal type: pemahaman yang didasarkan pada satu sudut pandang, yang dihasilkan melalui sintesis berbagai pandangan yang berbeda ttg fenomena yang dialami individu mengenalkan causal theory of social explanation berdasarkan :
thorough-going analysis of social order
rationality
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
12
MAX WEBER
Objective Reality of social world bukanlah isu utama Yang utama adalah cara-cara yg digunakan oleh manusia (social actors) dalam melakukan interpretasi thd social affairs (identik dgn behavioral symbolic interaction) Pandangan ontology verstehen versi Weber dilanjutkan oleh Edmund Husserl (1859-1939)
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
13
Ontology:
Dunia berisi berbagai aliran kesadaran/pemikiran (streams of consciousness & experimental) Subjective adalah sumber dari objectivitas
Peran Epistemology: to explore and reveal the essential types and structure of experience
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 15
Tugas Filsafat:
memahami kehidupan sehari-hari dan menjelaskan implikasinya (bukan untuk mengujinya) Prosedur yg digunakan: poche (suspended complexity) dari sikap atau perilaku natural
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
16
Interpretive Sociology
HERMENEUTICS
Hermeneutics berkaitan dgn interpretasi (interpretaion) dan pemahaman (understanding) thd produk pemikiran manusia (makna) yang mewarnai social cultural world Ontology: menggunakan pandangan objective idealist yg melihat lingkungan sosio-kultural sebagai fenomena yang dibentuk oleh manusia Manusia mewujudkan internal process of minds dalam bentuk artifak budaya (seni, sastra, bahasa, agama dll) melalui proses objectification Objectification of human minds merupakan subyek studi dalam hermeneutics.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 18
HERMENEUTICS: DILTHEY
Menurut Dilthey:
hermenetik merupakan methodology dalam mempelajari objectification of mind. Untuk menghasilkan objectively valid knowledge diperlukan metode Verstehen dengan memahami makna sesuai situasi historis atau sosial atau artifak budaya. Untuk memahaminya, subyek yang diteliti perlu dihidupkan kembali dalam kehidupan subyektif si observer (reliving) Jadi, hermenetik dapat dikatakan sbg metode utk memahami the world of objective mind melalui institusi, situasi historis, bahasa dll.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 19
HERMENEUTICS: DILTHEY
So, dalam menghasilkan kowledge of general laws, textual analysis atas makna dipandang lebih tepat dibandingkan scientific method Pendekatan Dilthey dalam hermenetik dinamakan Hermeneutic Circle
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
20
10
Hermeneutic Circle
Dunia sosial tdk dapat dipahami secara independen, terpisah dari bagian-bagiannya Kata-kata dalam kalimat harus dipahami dalam konteknya krn kata-kata dapat diartikan berbeda oleh orang yg berbeda. Jadi, sosial fenomena harus dipahami dalam konteksnya, sehingga makna dari fenomena sosial harus dicari secara berputar agar dapat diperoleh makna yang sebenarnya Lihat karya Hans Gadamer
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 21
11
HANS-GEORG GADAMER
Verstehen berkaitan dgn apresiasi thd interchange of the frames of reference on the observer and the observed Jadi, bahasa berperan sbg medium of intersubjectivity dan sebagai the concrete expression of forms of life or tradition, atau Bahasa merupakan titik sentral dalam proses pemahaman (understanding)
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
23
SUMBANGAN GADAMER
Bahasa bagi Gadamer tidak sekedar system of symbols untuk memberi nama external world, tetapi bahasa menjadi an expression of the human mode of being in the world Menurut Gadamer: Being is manifest in language
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
24
12
SOLIPSISM
Bagi solipsist, dunia merupakan creation of his mind Secara ontology, dunia tidak memiliki eksistensi selain sensasi yang ada dalam pikiran (ideal perception) Solipsist berkembang berdasarkan ide Bishop Berkeley (1685-1753)
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
25
13
Solipsism merupakan aliran subyektif yang paling subyektif Solipsism tidak murni aliran interpretive tetapi berada di antara paradigma interpretive dan radical humanist
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
27
PHENOMENOLOGY
Atas dasar ide Husserl, phenomenology berkembang menjadi dua aliran:
Transcendental (Pure) Phenomenology versi Husserl Existential Phenomenology versi Schutz
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
28
14
Transcendental Phenomenology
Science ditandai oleh intentionality: manusia secara sadar mencari dasar-dasar logika dan science Hasil dari science selalu berupa approximate dan imperfect, meskipun manusia selalu berniat mencari obyektivitas. Jadi yang penting adalah the ideas of science bukan the result (hasilnya) So, dalam science; yang penting adalah the central questions of meaning bukan factual realities , bukan pula the formulation of hypothesis
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 29
Transcendental Phenomenology
Analisis penomenologi digunakan untuk menangkap makna sebenarnya dari apa yang nampak
Metode poche (suspended complexity) dari sikap atau perilaku natural, memainkan peranan penting dalam phenomenology reduction terhadap consciousness dan the world, dan dalam mengungkap new and fundamental level of meaning Dalam transcendental philosophy, Husserl berusaha menangkap dunia sebagi fenomena berdasarkan maknanya, bukan sebagai obyek
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
30
15
Transcendental Phenomenology
Intentionality merupakan sumber dari segala arti (meaning):
Realita tidak dibentuk dari kesadaran tetapi muncul melalui tindakan yang disengaja (the act of intentionality)
Dalam perkembangannya, transcendental phenomenology tidak begitu diperhatikan dalam interpretive paradigm Transcendental Phenomenology ini melatar belakangi munculnya teori berbasis radical humanist paradigm.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 31
16
Menurut Schutz:
Consciousness tidak memiliki makna (meaning) sendiri, tetapi sangat tergantung pada reflexity, yaitu proses memutar kembali apa yang sedang terjadi dalam kehidupan Meaning melekat pada tindakan dan hanya pengalaman yang telah terjadi yang memiliki makna Attribute atas makna terletak pada tujuan yang dikehendaki oleh individu tersebut Kehidupan sosial hanya dapat dipahami dengan melihat apa yang ada (natural attitude) berdasarkan pada intersubjective understanding
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 33
Menurut Schutz:
Schutz memisahkan genuine undertstanding of the other person dengan the abstract conceptualisation of his action Proses understanding dinamakan dengan istilah typification yaitu proses yang digunakan seseorang untuk memahami makna berdasarkan apa yang dipikirkan/dikerjakan orang lain (biographical situation) Tujuan social science adlh untuk memahami social world dari sudut pandang mereka yg mengalaminya berdasarkan interpretasi atas construct dan explanation.
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
34
17
PHENOMENOLOGICAL SOCIOLOGY
Dua aliran:
Ethnomethodology versi H. Garfinkel Phenomenological Symbolic Interaction versi G. H. Mead
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
35
Ethnomethodology
Tokoh: Harold Garfinkel (lahir 1917) merupakan Professor Emeritus in sociology pada University of California, Los Angeles. Garfinkel dikenal sebagai tokoh utama tradisi phenomenology dalam Sosiologi American.
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
36
18
Ethnomethodology:
Ethnomethodology mempelajari cara-cara yang digunakan orang untuk mengatur dan membuat aktivitas kehidupan menjadi bermakna sehingga observable dan reportable Melihat interaksi individu dalam kehidupan sosial sebagai ongoing accomplishment yang dilandasi berbagai asumsi, kebiasaan, praktik dll yang mempengaruhi perilaku mereka
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
37
Ethnomethodology:
Fokus study:
Identifikasi taken for granted assumption yang mewarnai kehidupan sosial Identifiksi cara-cara yang digunakan orang dalam lingkungan sosial sehingga membuat aktivitas individu menjadi rationally accountable
Fokus Analisis:
Indexicality (cara-cara yang digunakan individu dalam mengorganisir dan mengekpresikan kegiatan yang tidak dinyatakan secara eksplisit) Reflexity (kemampuan utk melihat apa yang ada dibalik kejadian yang terjadi sebelumnya)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 38
19
Ethnomethodology: JENIS
LINGUISTIC ETHNOMETHODOLOGY
Pemakaian bahasa dan cara-cara membentuk percakapan Orientasi: taken for granted Meanings
SITUATIONAL ETHNOMETHODOLOGY
Melihat berbagai aktivitas sosial dan memahami cara-cara yg digunakan orang dalam bernegosiasi dengan lingkungan sosial Orientasi: taken for granted elements of social life
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
40
20
KONSEPNYA:
Fokus pada interaksi yang membuat individu menciptakan dunia sosial (jadi, individu bukan bereaksi terhadap dunia sosial) Makna/arti sudah ada di lingkungan, tidak diambil dari aktor individual Tindakan yg dilakukan individu merupakan sesuatu yang dibangun/dibentuknya; bukan sebagai mekanisme respon thd kondisi sosial Tujuan science adalah mempelajari interaksi simbolis antar individu dengan memahami bagaimana individu menciptakan dunianya
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 41
SO WHAT
Interpretive paradigm melihat:
Manusia sebagai aktor tidak dapat dipelajari melalui metode natural science Nilai-nilai yang dibawa manusia berpengaruh thd process of scientific enquiry
Pencarian pengetahuan (Inquiry) merupakan proses pencarian yang didasarkan pada makna yang dialami individu (verstehen) sesuai dengan pengalaman pribadinya. Understanding (Verstehen) is a mental process (Dilthey 1976)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 42
21
1.
Skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah lainnya tidak lebih dari RETORIKA Penelitian adalah proses yang bersifat SUBYEKTIF Tidak ada pendekatan penelitian yang PALING BENAR (yg ada hanya kebetulan benar) Dari sisi filsafat, validitas pengetahuan hanya tercapai jika ada koherensi antara ONTOLOGI, EPISTEMOLOGY dan METHODOLOGY)
2.
3.
4.
Anis CHARIRI
Interpretive Sociology
43
22