I. IDENTITAS
Nama Umur Jenis Kelamin Agama Alamat Tanggal masuk Tanggal Pemeriksaan No. CM : An. Dhipa : 4,6 tahun : Laki-laki : Islam : Grumbul 06/14 Pengkol Tanon, Sragen : 21 januari 2009 : 21 januari 2009 : 77 84 33
II. ANAMNESIS
Diperoleh dengan cara alloanamnesis terhadap ibu dan ayah penderita
Riwayat alergi obat/makanan (-) Riwayat asma pada keluarga (+) bapak penderita dan nenek pasien dari keluarga ibu
E.
Morbili
Gabakan saat berusia 1 tahun tapi 1 minggu hilang dan pasien tidak menderita sakit yang parah
Disentri Basiler Disentri Amoeba Thypus abdominalis Cacingan Gegar otak Fraktur
6-8 bulan
Bubur susu 23 x sehari satu mangkok kecil dan diselingi dengan ASI jika bayi lapar. Buah sudah mulai diberi
8-12 bulan
Nasi tim 2-3 x sehari satu mangkok kecil dengan sayur hijau/wortel, lauk ikan /tahu/tempe, dengan diselingi ASI jika bayi masih lapar
1-2 tahun
Diperkenalkan makanan dewasa dengan sayur bervariasi dan lauk ikan, ayam /tempe, porsi menyesuaikan, 3 kali sehari. ASI masih tapi hanya kadangkadang
Frekuensi pemeriksaan Frekuensi pemeriksaan Frekuensi pemeriksaan pada trimester I pada trimester II trimester III 1 kali tiap bulan Penyakit kehamilan (-). 1 kali tiap bulan Penyakit kehamilan (-) 2 kali tiap bulan Penyakit kehamilan (-)
I.
Riwayat Kelahiran
Di Rumah Bersalin di Sragen Partus spontan Ditolong oleh bidan Cukup bulan Menangis kuat segera setelah lahir. Berat waktu lahir 2900 gram, panjang badan saat lahir 50 cm.
J.
Pemeriksaan bayi setelah lahir dilakukan di posyandu dan bidan setiap 1 bulan sekali dan saat imunisasi.
Indonesia
K. Riwayat Imunisasi
Umur
7 hari
1 bulan
Hepatitis B
HB1
BCG
DPT
Polio
Campak
2 bulan
3 bulan 4 bulan 9 bulan
HB2
HB3
DPT 1
DPT 1
Polio 1
Polio 2
DPT 1
Polio 3
Polio 4
Bahasa
Bersuara ooh/aah : 2 bulan Berkata bu (tidak spesifik) : 7 bln Berkata 2-3 kata spesifik : 1,5 thn Bicara mengerti : 2 tahun Menyebut warna : 3,5 tahun Menghitung : 4,5 tahun Sekolah : sekarang sekolah taman kanak-kanak nol kecil
Personal sosial
Tersenyum : 2 bulan Mulai makan : 6 bulan Tepuk tangan, da-da : 9 bulan Memakai baju : 2 tahun
Menggambar : 4 tahun Gosok gigi tanpa bantuan : 3 thn Sekolah : sekarang sekolah taman Sekolah : sekarang sekolah taman kanak-kanak nol kecil kanak-kanak nol kecil
M. Keluarga Berencana
Keluarga tidak mengikuti program KB
2.
Vital sign TD : 130/70 mmHg N : 140 x/ reguler, simetris, isi dan tegangan cukup. Rr : 44 x/ irreguler, cepat dan dangkal, memanjang waktu ekspirasi, tipe thoracal S : 37,7 oC BB : 17 kg PB : 110 cm
STATUS ANTROPOMETRI
BB/U : 17/17,5 x 100 % = 97 % (percentil 50) Gizi baik : 110/105 x 100 % = 104 % (75<p<90) Gizi baik
: 17/32 x 100 % = 81,25 % Gizi baik
TB/U
BB/TB
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk mesocephal, UUB sudah menutup, rambut hitam tidak mudah rontok dan tidak sukar dicabut. Muka : sembab (-), wajah orang tua (-). Mata : cowong (-), bulu mata hitam lurus tidak rontok, conjunctiva anemis (-/-), strabismus (-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm / 3 mm) Hidung : bentuk normal, napas cuping hidung (+/+), sekret (+/+), darah (-), deformitas(-). Mulut : Bibir sianosis (+), bibir kering (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-), mukosa basah (+), susunan gigi normal.
Pemeriksaan Fisik
Tenggorokan : uvula di tengah, tonsil T1 T1, pharing hiperemis (+), pseudomembran (-), post nasal drip (-). Telinga : bentuk normal, kelainan MAE (-), membrana timpani utuh, prosesus mastoideus tidak nyeri tekan, tragus pain (-), sekret (-). Leher : bentuk normal, trachea ditengah, kelenjar thyroid tidak membesar. Limfonodi : kelenjar limfe auricular, submandibuler, servikalis, suparaklavikularis, aksilaris, dan inguinalis tidak membesar.
Pemeriksaan Fisik
Thorax : bentuk normochest, retraksi (+) dalam suprasternal dan intercostal dalam, gerakan simetris ka = ki
Cor :
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi : Batas jantung kesan tidak membesar Kiri atas : SIC II LPSS Kiri bawah : SIC IV LMCS Kanan atas : SIC II LPSD Kanan bwah : SIC IV LPSD Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pemeriksaan Fisik
Pulmo
Inspeksi
Palpasi Perkusi
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Inspeksi : dinding dada setinggi dinding perut Auskultasi : peristaltik (+) normal Perkusi : tympani Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba. Urogenital : dalam batas normal Gluteus : Baggy pants (-) Ekstremitas : akral dingin - sianosis wasting -
oedem
V. RESUME
Seorang anak laki-laki, 4 tahun 6 bulan, datang dengan keluhan utama sesak napas yang terjadi sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien datang dengan digendong dan ketika istirahat pasien terlihat memilih posisi duduk dengan tangan bertopang pada lutut. Pasien hanya dapat mengucapkan kata yang terputus-putus saat serangan sesak. Sesak napas disertai dengan dada seperti tertekan (+), batuk, pilek dan panas (+) yang timbul 1 hari sebelum masuk rumah sakit, kebiruan pada bibir (+) sedangkan pada tangan maupun kaki (-). Sesak napas merupakan yang ketiga dalam satu tahun ini, 1 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami sesak sebanyak 2 kali.
V. RESUME
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum sesak, compos mentis dan gizi kesan baik, tanda vital: tensi 130/70 mmHg, suhu 380C, nadi frekuensi: 140x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup. frekuensi nafas: 44 x/menit, reguler, napas dalam, ekspirasi lebih memanjang dengan pernapasan tipe thorakal. Pada pemeriksaan didapatkan kepala : bentuk mesocephal. Hidung : Napas cuping hidung (+/+), sekret (+/+). Mulut : Bibir sianosis (+), Pharynx hiperemis (+). Pada pemeriksaan thorax : Retraksi dalam (+) suprasternal dan intercostal, pengembangan dada kanan = kiri, Fremitus raba kanan = kiri , pada perkusi : Sonor / Sonor, Auskultasi: SD bronchovesikuler (+/+), suara tambahan (+/+), Wheezing (+/+), RBK (+/+)
V. RESUME
Pada pemeriksaan laboratorium darah tanggal 21 januari 2009 didapatkan Hb: 12,7 gr/d1, Hct : 37,6 vol %, AE : 4,71 x 10 6/ L, AT : 261.000 /mm3 AL : 12,2 x 10 3/ L.
VIII. PENATALAKSANAAN
O2 nasal 4 liter/ menit Terapi inhalasi (nebulizer) Nacl 3 cc + Berotec 5 tetes + Atrovent 7 tetes Evaluasi sesak setelah 10 ` Ku : CM, masih terlihat sesak Vs : - Tekanan Darah : 130/70 MmHg - Rr : 42x/ mnt - Nadi : 148 x/ menit -t : 38 C
Hidung : NCH (+/+) Mulut : sianosis (+/+) Dada : Retraksi suprasternal (+/dalam) Pulmo : - Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri Dangkal dan cepat, tipe thoracal - Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri - Perkusi : Sonor/ sonor - Auscultasi : SDV (+/+), ST (+/+) Wheezing (+/+), RBK (+/+)
VIII. PENATALAKSANAAN
Infus D 5 % 14 tpm makro Inj. Aminophilin 7 mg/KgBB dalam 30` Aminophilin 120mg + D5% s/d 30 cc kecepatan 60 cc/ jam (Syringe pump) Inj. Dexametason 1 ampul bolus (Di IGD) Evaluasi sesak setelah 10 ` Ku : CM, masih sesak tapi sudah berkurang Vs : - Tekanan Darah : 130/70 MmHg - Rr : 36x/ menit - Nadi : 120 x/ menit -t : 38 C Hidung : NCH (+/+) Mulut : sianosis (-/-) Dada : Retraksi suprasternal (+/dangkal) Pulmo: - Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri Dangkal dan cepat, tipe thoracal - Palpasi : fremitus raba kanan = kiri - Perkusi : sonor/ sonor - Auscultasi : SDV (+/+), ST (+/+) Wheezing (+/+), RBK (+/+)
VIII. PENATALAKSANAAN
Evaluasi sesak setelah 10 ` Ku : CM, masih sesak tapi sudah berkurang Vs : - Tekanan Darah : 130/70 MmHg - Rr : 32x/ mnt - Nadi : 115 x/ menit -t : 38 C
Terapi lanjutan
Mondok bangsal pulmo Diet sonde / NGT 1500 kalori./ hari Injeksi Metil Prednisolon 20 mg/ 6 jam (IV) 4 Jam setelah bolus aminophilin drip aminophilin 0,75 mg/KgBB/jam aminophilin 100mg + D 5% 500 cc kecepatan 14 tpm makro dalam 2 jam Inj. Ampicillin 500 mg/ 8 jam Rhinotiol Syr 3 X I Cth Parasetamol 200mg (bila demam) Nebulizer Nacl 3 cc + Berotec 7 tetes + atrovent 7 tetes / 4 jam
Terapi lanjutan
Monitoring KU dan VS per 2 jam Awasi tanda-tanda distress napas Balance cairan/ Diuresis per 8 jam Planning Rontgen Thorax DL 2 rutin Urine/ feces rutin Edukasi Motivasi keluarga tentang penyakitnya Istirahat
IX. PROGNOSIS
Ad vitam Baik Ad sanam Dubia et malam Ad fungsionam Dubia et malam : : :
: 120/70 mmHg x/menit : 168 x/menit (isi cukup, tekanan, kuat) : 35 x/menit (dangkal, tipe thoracal) : 36,6 C
Kepala : Mesocephal Mata : Conjunctiva anemis(-/-), Sclera ikterik(-/-) Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (+/+) Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-) Tenggorok : Faring hiperemis (+), Tonsil T1-T1 Thorax : Retraksi (+) suprasternal dan intercostal dangkal
Terapi : Diet nasi lauk 1500 kalori./ hari O2 nasal 3 liter/ menit Infus D 5 % 14 tpm makro Inj. Ampicillin 500 mg/ 8 jam Inj. Metil Prednisolon 20 mg/ 6 jam (IV) Rhinotiol Syr 3 X I Cth Parasetamol 200mg (bila demam) Nebulizer Nacl 3 cc + Berotec 7 tetes + atrovent 5 tetes / 4 jam Planning diagnostik: DL 2 Urin lengkap Feses lengkap Monitoring: KU/VS tiap 4 jam Balance cairan tiap 8 jam Awasi distress napas Edukasi :-Motivasi keluarga
Menolak NGT
: pengembangan dada kanan = kiri : fremitus raba kanan = kiri : sonor/ sonor : SDV (+/+), ST (+/+) Wheezing (+/+), RBK (+/+)
Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Abdomen : Dinding perut = dinding dada, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat, peristaltik (+) normal Ekstremitas : Akral dingin CRT < 2 detik A. dorsalis pedis teraba kuat
---
sianosis
---
Assesment : 1. Asma episode sering, serangan berat 2. Rhinopharyngitis akut 3. Gizi baik
: 110/60 mmHg x/menit : 128 x/menit (isi cukup, tekanan, kuat) : 30 x/menit (dangkal, tipe thoracal) : 36,3 C
Kepala : Mesocephal Mata : Conjunctiva anemis(-/-), Sclera ikterik(-/-) Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (+/+) Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-) Tenggorok : Faring hiperemis (+), Tonsil T1-T1 Thorax : Retraksi (+) suprasternal dangkal Pulmo: - Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri - Palpasi : fremitus raba kanan = kiri - Perkusi : sonor/ sonor - Auscultasi : SDV (+/+), ST (+/+) Wheezing (+/+), RBK (-/-) Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Abdomen : Dinding perut = dinding dada, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat, peristaltik (+) normal Ekstremitas : Akral dingin CRT < 2 detik A. dorsalis pedis teraba kuat
Terapi : Diet nasi lauk 1500 kalori./ hari O2 nasal 3 liter/ menit Infus D 5 % 14 tpm makro Inj. Ampicillin 500 mg/ 8 jam Inj. Metil Prednisolon 20 mg/ 6 jam (IV) Rhinotiol Syr 3 X I Cth Parasetamol 200mg (bila demam) Nebulizer Nacl 3 cc + Berotec 7 tetes + atrovent 5 tetes / 6 jam Planning diagnostik: Monitoring: KU/VS tiap 4 jam Awasi distress napas
---
sianosis
---
Assesment : 1. Asma episode sering, serangan berat 2. Rhinopharyngitis akut 3. Gizi baik
: 105/70 mmHg x/menit : 120 x/menit (isi cukup, tekanan, kuat) : 33 x/menit (tipe thoracal) : 36,8 C
: Mesocephal : Conjunctiva anemis(-/-), Sclera ikterik(-/-) : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-) : Mukosa basah (+), sianosis (-) : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 : Retraksi (-)
: pengembangan dada kanan = kiri
Terapi : Diet nasi lauk 1500 kalori./ hari O2 nasal 3 liter/ menit Infus D 5 % 14 tpm makro Inj. Ampicillin 500 mg/ 8 jam Inj. Metil Prednisolon 20 mg/ 6 jam (IV)
Rhinotiol Syr 3 X I Cth Parasetamol 200mg (bila demam) Nebulizer Nacl 3 cc + Berotec 7 tetes + atrovent 5 tetes / 8 jam
- Palpasi : fremitus raba kanan = kiri - Perkusi : sonor/ sonor - Auscultasi : SDV (+/+), ST (+/+) Wheezing (+/+), RBK (-/-)
Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Abdomen : Dinding perut = dinding dada, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat, peristaltik (+) normal Ekstremitas : Akral dingin CRT < 2 detik A. dorsalis pedis teraba kuat
---
sianosis
---
Assesment : 1. Asma episode sering, serangan berat (teratasi) 2. Rhinopharyngitis akut 3. Gizi baik
Terapi :
: 110/70 mmHg x/menit : 128 x/mnt (isi cukup, tekanan kuat) : 25 x/menit (tipe thoracal) : 36,8 C
Diet nasi lauk 1500 kalori./ hari Infus D 5 % 14 tpm makro Inj. Ampicillin 500 mg/ 8 jam
Kepala : Mesocephal Mata : Conjunctiva anemis(-/-), Sclera ikterik(-/-) Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-) Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-) Tenggorok : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 Thorax : Retraksi (-)
Rhinotiol Syr 3 X I Cth Parasetamol 200mg (bila demam) Nebulizer Nacl 3 cc + Berotec 7 tetes + atrovent 5 tetes / 8 jam
: pengembangan dada kanan = kiri : fremitus raba kanan = kiri : sonor/ sonor : SDV (+/+), ST (+/+) Wheezing (+/+), RBK (-/-)
Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Abdomen : Dinding perut = dinding dada, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat, peristaltik (+) normal sianosis
Ekstremitas : Akral dingin CRT < 2 detik A. dorsalis pedis teraba kuat
Assesment : 1. Asma episode sering, serangan berat (teratasi) 2. Rhinopharyngitis akut 3. Gizi baik
ANALISA KASUS
Pada kasus ini diagnosis Asma Bronkhiale serangan berat episode sering ditegakkan berdasarkan :
A.
Anamnesis
Penderita mengalami sesak napas mendadak sebelum masuk rumah sakit Sebelumnya penderita pernah mengalami sesak sebanyak 3 kali dalam setahun, serangan terakhir 1 bulan yang lalu sebanyak 2 kali dan disertai dengan mengi Sehari sebelum masuk rumah sakit penderita mengalami demam disertai dengan batuk dan pilek Orangtua penderita memberitahukan bahwa terdapat warna kebiruan pada daerah bibir saat pasien sesak napas Ayah dan nenek dari keluarga ibu penderita mempunyai riwayat asma
Keadaan umum tampak kesulitan bernapas, compos mentis, gizi kesan baik Tanda vital penderita: tensi 130/70 mmHg, frekuensi nadi: 140x/menit, reguler, simetris, isi dan tegangan cukup. frekuensi nafas: 44 x/menit, napas dalam, ekspirasi lebih memanjang dengan pernapasan tipe thorakal, suhu 380C Hidung : Napas cuping hidung (+/+), sekret (+/+). Mulut : Bibir sianosis (+), Pharynx hiperemis (+).
Pada pemeriksaan thorax : Retraksi (+) dalam pada suprasternal dan intercostal, pengembangan dada kanan = kiri, Fremitus raba kanan = kiri, perkusi : Sonor / Sonor, Auskultasi : SD bronchovesikuler (+/+), suara tambahan (+/+), Wheezing (+/+), RBK (+/+).
Kemungkinan asma - Episodik -Nokturnal -Musiman -Setelah beban fisik -Riwayat asma dan atopi pada anak dan keluarga Bila mungkin pemeriksaan dengan peak flow meter sesering mungkin untuk melihat reversibilitas dan variabilitas Berhasil terhadap pemberian bronkhiodilator Sangat mungkin asma Ditentukan berat dan pencetusnya Foto Rontgen dada bila asma lebih dari episodik ringan Dicoba dengan pemberian obat antiasma Diagnosis dan ketaatan dinilai lagi bila pengobatan tidak berhasil
Gambaran klinik tak jelas asma atau kemungkinan diagnosis lain : -timbul pada masa neonatus -gagal tumbuh -infeksi kronik -muntah/ tersedak -kelainan paru setempat atau kelainan sitem kardiovasculer Pertimbanagan untuk melakukan : -Foto rontgen dada dan sinus paranasalis -Provokasi bronkhus dan atau reaksi terhadap bronkhodilator -Uji tuberkulin -Uji keringat -Pemeriksaan imunologik
Negatif
Positif
Perimeter Aktivitas
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kata-kata
Posisi
Bisa berbaring
Kesadaran Sianosis
Kebingungan
Mengi
Sesak napas
Laju napas
Meningkat
Menurun
Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar : Usia : Laju napas normal < 2 bulan < 60/ menit 2-12 bulan < 50/ menit 1-5 tahun < 40/ menit 6-8 tahun < 30/ menit Laju nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku laju nadi pada anak : Usia : Laju napas normal 2-12 bulan < 160/ menit 1-2 tahun < 120/ menit 3-8 tahun < 110/ menit Pulsus paradoksus Tidak ada Ada Ada Tidak ada, tanda kelelahan otot napas
Tatalaksana Awal Nebulasi B-agonis 1-3x, selang 20 Nebulasi ketiga + antikolinergik Jika serangan berat, nebulasi 1x (+antikolinergik)
Serangan ringan (nebulasi 1x, respon baik, gejala hilang) Observasi 1-2 jam Jika efek bertahan boleh pulang Jika gejala timbul lagi, perlakukan sebagai serangan sedang
Serangan sedang (nebulasi 2-3x, respon parsial) Berikan oksigen Nilai kembali derajat serangan, jika sesuai dengan derajat serangan sedang, observasi di ruang gawat sehari Pasang jalur parenteral
Serangan berat (nebulasi 3x, respon buruk) Sejak awal berikan O2 saat/ diluar nebulasi Pasang jalur parenteral Nilai ulang klinisnya, jika sesuai dengan serangan berat, rawat di ruang rawat inap Foto Rontgen thorax
Boleh pulang Bekali obat B-agonis (inhalasi/oral) Jika sudah ada obat pengendali teruskan Jika infeksi virus sebagai pencetus dapat diberi steroid oral Dalam 24-48 jam kontrol ke klinik R. Jalan, untuk reevaluasi
Ruang Rawat Sehari Oksigen teruskan Berikan steroid oral Nebulasi tiap 2 jam Bila dalam 8-12 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang Jika dalam 12 jam klinis tetap belum membaik, alih ke ruang rawat inap
Catatan : 1. Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulasi cukup 1x langsung dengan B-agonis + antikolinergik 2 Jika alat tidak tersedia, nebulasi dapat diganti dengan adrenalin subcutan 0,01 ml/KgBB/kali maksimal 0,3 ml/kali 3 Untuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4 liter/ menit diberikan sejak awal, termasuk saat nebulasi
Ruang Rawat Inap Oksigen teruskan Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada Berikan steroid IV tiap 6-8 jam Nebulasi tiap 1-2 jam Aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan Jika membaik dalam 4-6x nebulasi, interval jadi 4-6 jam Bila dalam 24 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang Jika dengan steroid dan aminophilin parenteral tidak membaik, bahkan timbul ancaman henti napas, alih rawat keruang rawat intensif
TERIMA KASIH