Anda di halaman 1dari 2

PENGENALAN SENI TRADISIONAL SULAWESI SELATAN

Judul Pengarang : Seni Tradisional Sulawesi Selatan : Lamacca Press

Penerbit : Perusahaan Penerbitan Peduli Terhadap Kehidupan Sosial Dunia Pendidikan Sejarah-Kebudayaan-Kesenian Jumlah halaman : 150 halaman

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dunia telah mengakibatkan perubahn besar dalam sendi-sendi kebudayaan manusia, termasuk dalam cara memandang apa yang disebut tradisi atau tradisional. Jika pada zaman dahulu kala, kata tradisi atau tradisional pernah dianalogikan dengan sesuatu yang kuno, ketinggalan zaman, kampungan atau pinggiran, maka kini paradigma demikian itu telah berubah. Tradisional bukan lagi sebatas penampilan, tapi juga tingkah laku, yang sesungguhnya semua itu terus bertransformasi ke zaman modern. Suatu kenyataan yang sulit dipungkiri, bahwa keberadaan seni tradisional Sulawesi Selatan makin goyah seiring dengan semakin menipisnya masyarakat pendukungnya, sehingga membuatnya terpuruk dan terpinggirkan. Keadaan itu lebih diperparah oleh sangat minimnya catatan-catatan tertulis yang dapat dijadikan acuan untuk sedikit banyak mengetahui tentang bentuk-bentuk seni tradisional Sulawesi Selatan. Naskah-naskah kuno yang memuat catatan tentang seni tradisional Sulawesi Selatan yang diharapkan dapat membantu penggaian, nyaris tidak ada yang tersimpan. Demikianlah yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui buku ini. Dalam buku ini, pengarang banyak menulis tentang macam seni tradisional di Sulawesi Selatan yang merupakan alat musik tradisional, tarian, serta permainan tradisional. Beberapa di antaranya yang diungkap pengarang ialah Pagellu, Gesong Kesong, Suling Lembang, Rumpun Mandar Tudduq Sarabadang, dan sebagainya. Tari Pagellu merupakan tarian yang berasal dari Tana Toraja. Tarian ini sudah ada sejak zaman dahulu sebelum Belanda masuk ke Toraja. Tari Pagellu memiliki 12 ragam gerak. Tarian ini merupakan suatu rangkaian cerita tentang lahirnya manusia, kemudian menjalani kehidupannya di dunia dan akhir hidupnya. Penari itu adalah gadis-gadis yang masih muda. Perkembangan tari Pagellu yang dipentaskan pada penyambutan tamu atau menjamu tamu penting. Gesong kesong berasal dari daerah Makassar dan lebih dikenal dengan nama kesokeso. Alat musik gesek tradisional ini mengeluarkan suara yang berbunyi song-song dipergunakan untuk mengiringi elong (lagu). Alat musik tradisional tersebut sekarang ini

sudah jarang ditemukan dan digunakan. Sebabnya, sudah sangat kurang orang dapat membuat alat musik itu, juga penggemarnya hampir dikatakan tidak ada lagi. Suling Lembang berkembang di Tallung Lipu, mempunyai latar belakang yang kabur dan tidak terperinci. Namun, suling Lembang sudah merupakan alat musik traddisional masyarakat Toraja sehingga tetap dijaga dan dipelihara agar tidak punah sebagai salah satuwarisan kebudayaan daerah. Fungsi suling Lembang sebagai pengiring pada upacara Rambu Tuka (upacara syukuran) dan Rambu Solo (upacara kematian) di Tallung Lipu, khususnya masyarakat yang masih menganut keperayaan Aluk Todolo. Rumpun Mandar Tudduq Sarabadang dikenal sebagai pelaut dan nelayan yang ulung dan gagah berani mengarungi lautan lepas dengann perahu-perahu tradisional, yang kadang jauh dari kampung halamannya. Maka tidaklah mengherankan seperti juga halnya orang Bugis dan Makassar kalau mereka tersebar di seluruh wilayah tanah air, dan kadang mereka juuga disebut orang Bugis di daerah perantauannya. Salah satu bagian dari budayanya adalah Tuddu Sarabadang. Buku ini memberikan banyak informasi mengenai seni tradisional di Sulawesi Selatan. Bagi masyarakat yang tidak memiliki banyak pengetahuan tentang seni tradisional Sulawesi Selatan bisa memiliki buku ini. Seni tradisional dari berbagai daerah dapat ditemukan dalam buku ini. Berbagai bentuk seni tradisional yang dapat ditemukan dalam buku ini, antara lain tarian, alat musik, permainan, serta pengetahuan tentang rumpunrumpun masyarakat Sulawesi Selatan. Kata-kata yang digunakan juga mudah dimengerti, dapat dijangkau oleh khalayak banyak. Namun sayangnya, buku ini kurang menarik untuk dibaca. Tidak adanya gambargambar atau tulisan berwarna membuat pembaca merasa bosan ketika membacanya, sehingga tidak ada gambaran sama sekali mengenai seni-seni tradisional di Sulawesi Selatan. Tapi secara keseluruhan, buku ini baik untuk dimiliki oleh masyarakat, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan yang masih memiliki pengetahuan terbatas tentang seni tradisional Sulawesi Selatan.

Anda mungkin juga menyukai