Anda di halaman 1dari 2

Bersepeda Untuk Penyelamatan Lingkungan

Oleh : Sri Afridayanti Tanggal 5 Juni ditengarai sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Pada hari ini, lingkungan akan menjadi bahan perbincangan dari berbagai pihak. Pasti akan banyak isu-isu lingkungan yang mencuat dan diperbincangkan. Terlebih keadaan lingkungan yang semakin hari semakin rusak. Kerusakan itu tentu karena ulah manusia. Manusialah yang mempunyai potensi untuk merusak lingkungan sekaligus merawatnya. Potensi itu tumbuh karena manusia dibekali oleh Tuhan dengan akal. Dengan adanya akal ini manusia akan mampu melakukan apapun terhadap lingkungannya. Idealnya memang manusia dicipta untuk melestarikan lingkungan. Tetapi faktanya manusia banyak melakukan pengrusakan. Kasus-kasus di Indonesia misalnya, Menurut data Bank Dunia tahun 2007, Indonesia termasuk Negara terbesar ketiga (US, China dan Indonesia) penghasil emisi gas rumah kaca yang menjadi sumber penyebab pemanasan global. Pemanasan global terjadi akibat lapisan atmosfer yang tertutup oleh lapisan gas rumah kaca seperti CO2, CH4, N2O sehingga menyebabkan panas sinar matahari tidak dapat di pantulkan kembali ke atmosfer yang pada akhir menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat. Radiasi yang dipancarkan matahari akan berubah menjadi panas saat menyentuh permukaan Bumi. Sebagian panas ini kemudian diserap Bumi, sebagian lagi dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk sinar infra merah atau energi panas. Karena adanya selubung gas rumah kaca, sebagian panas yang dipantulkan oleh permukaan bumi tidak mampu menembus atmosfer dan dipantulkan kembali ke permukaan. Akibatnya, temperatur bumi pun meningkat dan timbul apa yang disebut efek rumah kaca. Kenaikan suhu global ini diprediksi mencapai 1,8 oC sampai 4 oC pada tahun 2100 dan berpotensi mengubah iklim dan cuaca secara ekstrem. Ini baru persoalan kenaikan suhu udara. Belum masalah-masalah pencemaran air, deforestasi hutan, rusaknya habitat pesisir serta laut, dan masih banyak persoalan lingkungan yang terus melanda negri ini. Jika diibaratkan manusia, alam Indonesia telah dihinggapi dengan berbagai penyakit berbahaya. Sakitnya telah membentuk komplikasi. Dari ujung kepala sampai ujung kaki telah dihinggapi dengan berbagai penyakit. Kalau diteliti dengan mikroscope sudah tentu banyak sekali kuman dan virusnya. Bukankah sangat mengerikan? Kalau itu terjadi pada kita manusia, sudah tentu kita begitu takut. Janganjangan nyawa sebentar lagi akan pisah dari raga. Pastinya kita tidak akan tinggal diam. Setidaknya akan mencari dokter atau paranormal atau dukun jika memang kepepet, untuk dimintai tolong menyembuhkan penyakit yang kita derita. Tidak jauh beda dengan lingkungan. Lingkungan yang telah sakit juga butuh disembuhkan. Ia akan meronta jika terus-menerus dibiarkan sakit. Bahkan sesekali waktu bisa marah. Kalau sedang marah ia begitu berbahaya. Satu sapuan angin puting beliung saja mampu menghancurkan beratus-ratus rumah serta menewaskan berpuluh-puluh manusia. Apalagi ditambah dengan banjir, gempa bumi, tsunami, pasti akan sangat mengerikan.

Karena itu sebelum amukan lingkungan terjadi, maka lingkungan sesegera mungkin disembuhkan penyakitya. Hal mudah yang mampu dilakukan semua orang adalah dengan penghematan BBM. Caranya beralihlah kebiasaan berkendaraan kita dengan bersepeda. Dengan cara ini kitan akan mampu mengontrol kondisi udara. Jika setiap orang mampu mengurangi gas emisi beracun satu persen saja perhari, maka dalam satu bulan sudah tiga puluh persen berkurangnya. Itu baru satu orang, kalau sepuluh orang, seratus, bahkan seribu orang, tentu dapat diprediksi betapa banyaknya zat emisi di udara yang berkurang. Dengan bersepeda ini selain mengurangi emisi gas beracun di udara, juga menyehatkan tubuh kita. Badan yang terus bergerak akan menggerakkan otot-otot di dalamnya. Ini menyebabkan kelancaran proses metabolisme tubuh sehingga tubuh selalu sehat. Dari pada kita hanya duduk berdiam di mobil atau motor, selain memperlambat proses metabolisme juga rawan dengan penyakit. Pasalnya, kita menghirup udara kotor. Lalu udara itu masuk ke tubuh dan disana udara tidak difilter dengan baik karena proses metabolismenya lambat. Akhirnya peyakit mudah menjalar. Dengan bersepeda penyakit akan difilter secara sempurna karena proses metabolisme tubuh lancar sehigga kecil kemungkinannya penyakit menjalar di tubuh. Mengingat betapa pentingnya bersepeda, tidak ada salahnya jika kita mulai melakukannya dari sekarang. Memulai tentunya dari hal yang kita mampu. Misalnya dengan memilih situasi yang tepat untuk bersepeda. Situasi itu misalnya: Pertama, situasi santai. Jika hendak pergi bermain ke tempat kawan atau rekresi alam yang menempuh jarak atara dua sampai lima kilometer maka cukup menggunakan sepeda. Jalan-jalan sore menikmati pemandangan cukup pula dengan bersepeda. Kedua, jarak yang dekat. Jika tempat kerja kita tidak begitu jauh dari rumah cukuplah dengan bersepeda untuk kesana. Jangan memanjakan diri memakai kendaraan bermotor kecuali jika sangat dibutuhkan. Pergi ke warung makan dekat rumah misalnya, juga cukup dengan bersepeda atau malah jalan kaki. Toh, lebih menyenangkan dan menyehatkan. Setelah kita memilih situasi santai dalam keseharian, lakukanlah kegiatan bersepeda ini. Ingatlah bahwa hal itu penting untuk kelestarian lingkungan. Lingkungan yang kita diami ini jangan sampai kita rusak apalagi dihancurkan. Akan kemana manusia nantinya jika bumi ini rusak? Apakah akan ke planet Mars? Jelas Tidak mungkin. Satu-satunya planet yang indah, asri, dan berpotensi bagi keberlangsungan kehidupan hanyalah planet bumi. Planet-planet yang lain masih diragukan apakah memungkinkan untuk kehidupan atau tidak. Dari ini maka kita dituntut agar mampu menjaga kelestarian bumi. Masa depan dan keberlangsungan bumi ada di tangan kita. Berbuatlah apa yang mampu kita lakukan karena bumi harus diselamatkan.

Anda mungkin juga menyukai