Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fungsi-fungsi Liver.
Liver melaksanakan lebih dari lima ratus fungsi di dalam tubuh. Semua fungsi ini dapat sebaik mungkin dimengerti dan disederhanakan dalam tiga bagian utama :
Bagian primer dari aktifitas biokimia di dalam liver adalah hepatosit dan proses biokimia tersebut adalah sebagai berikut : Mensintesa faktor pembekuan darah yang diperlukan untuk mencegah pendarahan. Mensintesa dan mensekresi albumin, sebuah protein darah mayor yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan cairan penting di dalam tubuh. Sebuah penurunan jumlah albumin darah dapat menyebabkan akumulasi abnormal dari cairan-cairan tubuh. Detoksifikasi dari berbagai macam substansi berbahaya, racun, alkohol, dll. Sisa-sisa metabolisme yang terdetoksifikasi kemudian dikurangi dari tubuh melalui kedua ginjal dan urin. Mensintesa empedu untuk pencernaan dan penyerapan Empedu juga merangsang gerak peristalsis dari usus besar. Mensintesa kolesterol dan asam lemak. Memelihara glukosa darah. Menyimpan zat-zat besi, tembaga, vitamin-vitamin seperti : A, D, E, K dan B 12. Memetabolisme amoniak, produksi pokok dari metabolisme protein. Jika liver tidak mampu untuk memetabolisme amoniak dengan baik, dapat mengakibatkan fungsi mental yang lemah. lemak-lemak.
Adalah kanker liver primer yang berasal dari hepatosit atau sel-sel dari liver. Pasien dengan kanker jenis ini pada umumnya menunjukkan kenaikan nilai alpha fetoprotein(AFP) dan alkaline phospatase(ALP), level rendah dari glukosa darah dan level tinggi kalsium, lipid dan sel-sel darah merah.
2.Cholangiocarcinoma.
Adalah kanker liver primer yang berasal dari lapisan saluran empedu di dalam liver atau kantung empedu. Pasien dengan kanker jenis ini menunjukkan kenaikan level CEA.
3.Heptoblastoma.
Adalah kanker yang biasa dijumpai pada bayi.
Pembedahan.
Jika terdeteksi dini dan jika ukuran tumor masih sangat kecil. Pasien bisa bertahan hidup satu atau dua tahun setelah pembedahan. Prosentase kelangsungan hidup atau bisa bertahan hidup selama 5 tahun setelah pembedahan adalah 10% - 30%. Pembedahan atau operasi hanyalah plihan pengobatan yang menawarkan perubahan dari kesembuhan pasien dengan ukuran tumor yang sangat kecil pada saat diagnosa. Sayangnya pasien-pasien serupa jarang dijumpai. Kirakira 80% pasien dengan hepatoma juga menderita liver cirrhosis atau pengerasan hati. Untuk kasus-kasus yang sama, prosentase kelangsungan hidup selama 5 tahun adalah rendah. Pembedahan tidak mungkin dilakukan pada pasien yang menderita cirrhosis tahap lanjut. Jika pasien-pasien serupa nekad menjalani pembedahan, maka prognosis atau ramalan medis untuk kelangsungan hidup pasien rendah.
Prosentase kelangsungan hidup selama 5 tahun hanya kira-kira 1% pada pasien dengan tumor di liver yang tidak dapat diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
Pilihan-pilihan pengobatan terbatas untuk pasien-pasien dengan tumor berukuran besar di liver atau pada kasus-kasus stadium lanjut dimana kanker sudah menyebar ke luar dari liver. Pada kasus-kasus yang sama, semua pengobatan medis yang diberikan hanya bersifat paliatif atau meredakan gejala-gejala yang muncul dan tidak satupun yang menyembuhkan. Hal ini disebabkan : Liver tidak tahan terhadap radiasi dosis tinggi. Sebagai akibat dari percobaan-percobaan yang membabibuta telah menunjukkan bahwa kemoembolisasi atau pengobatan serupa lainnya telah memberikan kesempatan kelangsungan hidup. Catatan : Kemoembolisasi merupakan sebuah prosedur dimana kateter dilewatkan melalui arteri hepatik ke saluran makanan tumor. Obat-obatan dan material lainnya diinjeksikan ke pembekuan aliran darah pada tumor. Prosedur ini tidak menyembuhkan. Kanker liver tidak responsif terhadap kemoterapi.
Singkatnya, prognosis sesudah pengobatan untuk hepatoma banyak tergantung pada ukuran tumor yang semakin membesar setelah dirusak oleh cirrhosis dan presentasi dari pasien-pasien itu sendiri, yaitu jika kondisi yang ditunjukkan optimal untuk pembedahan atau kebijaksanaan pengobatan lainnya.
Pembedahan.
Untuk kanker liver yang berasal dari kolorektal atau usus besar dan anus, telah ditunjukkan bahwa pembedahan menyisakan satu-satunya harapan. Prosentase kelangsungan hidup selama 5 tahun adalah 20% - 35% sedangkan prosentase kelangsungan hidup selama 10 tahun adalah 12% - 21%. Itupun jika pembedahan
dilakukan secara tepat dan cepat. Akibatnya, pembedahan kemungkinan hanya bisa dilakukan jika kondisinya sebagai berikut : Jika ahli bedah memiliki keahlian yang teliti. Bagian yang metastase atau menyebar diiris dengan marginal kurang dari 1 cm dari jaringan-jaringan parenkim yang sehat. Kehilangan darah seminimal mungkin selama pembedahan. Ukuran tumor relatif kecil. Pembedahan tidak direkomendasikan jika ukuran tumor besar.
Kanker liver metastase biasanya tidak respon atau memiliki respon yang sangat kecil terhadap semua jenis pengobatan medis. Jadi kebanyakan pengobatan untuk kanker liver metasatase ini hanyalah bersifat paliatif alami, tidak untuk menyembuhkan. Hal ini disebabkan : Radioterapi terkadang bisa mengurangi rasa nyeri yang hebat, tetapi membuatnya tidak ada kemanjuran lainnya. Kemoterapi sementara waktu bisa menyusutkan ukuran tumor dan memperpanjang kelangsungan hidup, tetapi tidak menyembuhkan. Pengobatan bisa memperlambat pertumbuhan tumor dan mengurangi gejalagejalanya tetapi tidak mengubah prognosis. Kemoembolisasi, kemoterapi intra hepatik, alkohol atau ablasi frekuensi radio bisa memberikan paliasi tetapi tidak mengobati.
Untuk kebanyakan pasien dengan kanker liver ekstensif, semua dokter dapat melakukan tindakan paliatif atau meringankan gejala-gejalanya saja. Singkatnya tidak satupun dari kebanyakan orang dapat melakukan untuk menyembuhkannya.
Juga dikenal sebagai SGOT, enzim ini juga dijumpai di dalam jantung dan otot-otot kerangka di samping liver. JIka sel-sel liver sehat, aktifitas ALT dan AST di dalam darah berada dalam batasan normal. Ketika hepatosit-hepatosit sedang mati, ALT dan AST mulai keluar dari sel-sel mati dan sebagai akibatnya, aktifitas-aktifitasnya di dalam darah meningkat. Jadi, kenaikan level ALT dan AST berhubungan dengan kematian sel-sel liver. Keuntungannya, banyak dokter yang menghubung-hubungkan ALT dan AST sebagai enzim liver atau sebagai tolak ukur hasil tes fungsi liver. Hal ini tidak benar, ALT dan AST tidak berhubungan dengan fungsi liver secara keseluruhan, tetapi agaknya mengindikasikan tingkatan kematian sel-sel liver.
5. Bilirubin.
Kenaikan level bilirubin, dalam kondisi yang disebut hyperbilirubinnemia, dapat mengakibatkan penyumbatan besar dan kecil pada saluran empedu atau disfungsi liver atau kerusakan liver. Level normal bilirubin di dalam darah adalah kira-kira 1 mg/dL. Jika level bilirubin melebihi 2 mg/dL, seseorang dapat mengalami jaundice.
6. Albumin.
Protein ini disintesa di dalam liver dan disembunyikan di dalam aliran darah. Pada malfungsi liver, albumin darah bisa jatuh bangun dalam kondisi yang disebut hypoalbuminemia. Albumin rendah juga bisa mengakibatkan beberapa malfungsi, penyakit ginjal atau keanehan bentuk dari disfungsi usus.
Liver abnormal gagal untuk mensintesa beberapa faktor pembeku darah. Pada kasus-kasus serupa . prothrombin time diperpanjang . Kondisi lain yang bisa memperpanjang PT adalah defisiensi vitamin K, penyerapan obat-obatan seperti warfarin atau ketidakteraturan pembekuan dalam darah genetik.
9. Ammonia.
Ammonia di dalam darah meningkat dalam kasus-kasus ketika liver mengalami malfungsi.
10.
Alpha-Fetoprotein (AFP).
AFP biasanya digunakan sebagai tumor marker atau pertanda tumor. Kenaikan level AFP memberi kesan penyakit liver kronis. Kira-kira 70% pasien dengan hepatocellular carcinoma memiliki kenaikan AFP. Pasien dengan kanker testicular juga mengalami kenaikan AFP.
Ketidakmampuan menyimpan dan membebaskan darah mengkontribusikan kepada stagnasi Qi di dalam tubuh. Jika hal ini terjadi, distribusi energi di dalam tubuh membahayakan dan mengakibatkan sakit. Ketika tubuh dalam keadaan istirahat, tubuh memerlukan sedikit darah dan kelebihan darah disimpan di dalam liver. Liver akan meningkat aliran darahnya, ketika tubuh memerlukan lebih banyak darah. Dalam hal ini, liver mengatur jumlah darah yang bersirkulasi di dalam tubuh setiap waktu. Qi adalah komandan dari darah. Jika darah mengalir, maka Qi juga mengalir. Harus ada aliran bebas dari Qi supaya tubuh menjadi sehat. Stagnasi Qi membawa kepada ketidakharmonisan di dalam tubuh yang berakibat kesehatan menurun. Pada wanita, liver berhubungan dengan menstruasi. Kebanyakan problem ginekologi berhubungan dengan ketidakharmonisan liver. Contoh : benjolan di payudara dan di daerah pangkal paha disebakan oleh stagnasi liver. Kekurangan darah dari liver mengakibatkan ketidaksuburan dan kekurangan darah pada saat menstruasi. Panas dalam liver mengakibatkan menstruasi berlebihan. Aliran halus Qi mengakibatkan ketidakharmonisan emosi. Aliran halus Qi juga menggiatkan pencernaan yang sehat. Stagnasi Qi liver menyerang lambung dan limpa, mengakibatkan muntah, mual, sendawa, nyeri di perut, perut kembung dan tinja lembek. Sekresi empedu juga memerlukan aliran bebas Qi. Ketidakharmonisan di antara liver dan kantung empedu mengakibatkan rasa pahit. Sendawa dengan mulut berbusa, muntah dengan cairan pahit, sembelit, ketidakmampuan membuat keputusan atau kecenderungan untuk membuat keputusan terburu-buru, perut kembung dan jaundice. Seseorang dengan ketidakharmonisan liver atau stagnasi Qi liver sering menunjukkan kemarahan, frustasi, sifat lekas marah, depresi, ketidakstabilan emosional, dada mengencang, sakit kepala, sindrom menstruasi terus menerus, pembengkakan payudara, perut kembung, dll. Liver juga mempengaruhi pergerakan dan fleksibilitas dikarenakan fungsi dari tendon dan urat bergantung pada makanan dari darah di liver. Makanan yang baik dalam pengolahannya memerlukan aliran lembut dari liver. Jika fungsi liver terganggu, tubuh menjadi lemah dan kaku dan bisa terjadi kejang, mati rasa pada tungkai dan lengan, kehilangan tenaga pada persendian dan ketegangan pada tendon dan uraturat. Ketegangan otot yang berlebihan, khususnya daerah di sekitar bahu dan leher adalah gejala dari problem liver. Sakit punggung yang terasa pada bagian tengah punggung belakang mengindikasikan ketidakseimbangan liver. Jendela dari liver yang sehat adalah kuku dan mata. Menurut TCM, kuku termasuk tendon yang berhubungan dengan liver. Liver yang sehat menggiatkan kekuatan dan membasahi kuku-kuku. Liver yang rusak ditunjukkkan degan liver yang tipis, rapuh dan kuku-kuku pucat. Liver membuka mata. Liver yang sehat memelihara kesehatan mata dengan penglihatan yang baik. Liver yang rusak menimbulkan penglihatan kabur dan aneka ragam ketidakberesan pada mata. Contoh : panas dalam liver memanifestasikan dirinya sendiri dan mengakibatkan mata merah.
Contoh : Uap panas, alkohol, gangguan emosional, racun, dll. Luka pada liver dan limpa mengakibatkan stasis darah atau stagnasi. Rangkaian peristiwa yang terjadi : Limpa yang rusak atau terganggu kehilangan fungsi vitalnya yaitu pergantian dan pengangkutan. Seperti malfungsi mengakibatkan retensi kelembaban. Liver yang rusak tertekan mengakibatkan stagnasi Qi dan darah sehingga mengakibatkan pembentukan benjolan. Jika stagnasi Qi liver diperbolehkan terus menerus untuk waktu yang terlalu lama, maka akan terjadi peruibahan bentuk ke dalam api yang kemudian terakumulasi di sepanjang pembangkit bagian dalam panas udara. Kondisi lebih serius berkembang. Di bawah situasi ini, stasis darah kemudian bertambah buruk. Benjolan menjadi lebih besar. Panas uap dan api di liver akan terjadi pertarungan sengit sehingga mengakibatkan termakan dan habisnya cairan tubuh dan membawa kepada defisiensi ginjal dan liver. Penyakit pada tingkatan ini bisa memanifestasikan sendiri ke dalam tanda-tanda seperti : lidah berwarna merah gelap dan kehausan, pengkonsumsian cairan YIN, nyeri hypochondriac, pembengkakan pada anggota badan bawah dan sedikit sekali urin dan berwarna gelap dan keruh. Akumulasi panjang stasis darah memberikan reaksi kepada penyakit demam dan jaundice.
Gejala-gejala kanker liver pada stadium awal, lebih utama disebabkan stagnasi Qi. Jadi, prinsip dalam pengobatan pada kanker liver stadium dini adalah mengurangi depresi liver dan menguatkan limpa. Sebagaimana penyakit yang akan berkembang lebih jauh, gejala-gejala akan timbul menjadi lebih serius akibat dari terganggunya YIN. Pada kanker stadium lanjut atau akhir, problem utamanya disebabkan kerusakan YIN Pengobatan kemudian mengarah pada pemberian makanan YIN dan menghilangkan panas. Ketika panas hilang, penyakit masih dapat dikontrol.
Perkembangan kanker liver agak cepat pada pasien-pasien kanker. Dimulai pada stadium dini yang ditandai dengan hilangnya napsu makan dan kelesuhan. Diikuti perut dan dada kembung sesudah makan dan kegelisahan. Tumor biasanya keras seperti batu dan memiliki batas yang kasar. Pada pasien-pasien stadium serius bisa memiliki otot terbuka subcutaneous dari dinding abdominal, retensi dan protrusi dari umbilicus. Bibir dan kaki bengkak. Pasien yang memiliki warna kulit pucat secara berangsur-angsur berubah menjadi lebih gelap. Sebagai tambahan, pasien tersebut akan kurus, produksi urin sangat sedikit dan bisa mengalami pendarahan pada hidung, muntah darah dan menuju kepada koma.
Depresi emosional dan kurangnya koordinasi dari liver dan limpa dapat mengakibatkan stagnasi Qi dan darah, mengakibatkan hambatan pada meridian dan akumulasi kelembaban. Prinsip pengobatan pada kasus ini adalah melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan stasis darah dan mengatur aliran Qi.
6. Jaundice.
Disebabkan oleh akumulasi panas dan kelembaban lainnya atau produksi internal dari kelembaban dingin dikarenakan hypofungsi limpa dan lambung. Prinsip pengobatan adalah menghilangkan kelembaban dengan menguatkan limpa, menormalkan fungsi lambung dan mengatur aliran Qi.