Anda di halaman 1dari 29

MATA KULIAH PRAKTIKUM ANTENA DAN PROPAGASI LAPORAN ANTENA PEMANCAR, ANTENA PENERIMA, DIAGRAM POLAR ANTENA DAN

PENGUKURAN PENGUATAN

Disusun oleh : Damar Yustian P 1031130036/06

TEKNIK TELEKOMUNIKASI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2013

ANTENA PEMANCAR 1. Tujuan 1.1 Mengoperasikan pemancar UHF dan mengetahui daya yang diradiasikan. 1.2 Mengerti kondisi match dan mis-match, antara beban pada ujung saluran koaksial dan antenna pemancar. 1.3 Mengerti dasar-dasar antenna pemancar yang digunakan sebagai beban 1.4 Mengenal hubungan asymmetric, antenna batang setengah gelombang (rod antenna) dan antenna dipole symetric setengah gelombang, menggunakan rangkaian simetri dengan saluran koaksial. 1.5 Mengenal kualitas dan efektivitas rangkaian simetri ini, saat antenna matching. 1.6 Mengukur distribusi arus dan tegangan sepanjang setengah gelombang dipole dan sepanjang rod antenna 1.7 Menentukan dengan pengukuran, polarisasi gelombang yang diradiasikan 1.8 Mengerti perubahan pada cirri-ciri antenna, menghasilkan perubahan perbandingan yang baik.

2. Alat dan instrument yang digunakan 1 Pemancar UHF 1 Antena 2-elemen 1 Setengah gelombang, folded dipole (dari antenna Yagi) 1 kabel koaks (50 ohm), panjang 50 cm 1 hand probe untuk indikasi arus 1 hand probe untuk indikasi tegangan

3. Set-up perangkat a. Siapkan alat dan instrument yang digunakan b. Pasang kabel power pada pemancar UHF c. Hubungkan antenna folded dipole dengan pemancar UHF menggunakan kabel koaksial (50). d. Nyalakan saklar listrik e. Nyalakan power pemancar UHF

f. Atur Pout pemancar 0,5W a. Antena Pemancar

S1 1 S2 0 P Out Sensitivitas

b. Pengukuran pemancar dan antena

S1 1 S2 0 P
Out

S1 1 S2 0 P
Out

Sensitivitas

Sensitivitas

c. Pengukuran polarisasi

S1 1 S2 0 P
Out

Sensitivitas

S1 1 S2 0 P Out Sensitivitas

d. Pengukuran distribusi arus dan tegangan

Distribusi Arus

Distribusi Tegangan 4. Prosedur percobaan 4.1 Pemancar 4.1.1 Pengoperasian Pemancar membangkitkan frekuensi 434 MHz. Daya keluaran dapat diatur dengan control 1 (Pout) antara 0 sampai 2 Watt.

S1 1 S2 0 P Out Sensitivitas

Meter menunjukkan daya yang dibangkitkan oleh pemancar, saat switch S1 ke atas untuk mengatur Pout. Untuk pengukuran matching, dihubungkan secara langsung didalamnya antara unit pemancar dengan output BNC socket, dengan salah satu penunjukkan :
a. Tegangan maju (forward voltage), switch S1 ke SWR (Standing Wave

Ratio) dan S2 ke UF (Forward Voltage).

b. Untuk keadaan mis-match, tegangan balik (reflected voltage), ketika S2

diatur ke UR Control 2 (sensitivity), digunakan untuk mengatur sensitivitas meter untuk pengukuran SWR Contoh, control ini diatur penunjukan jarum 100 % (f.s.f) untuk forward voltage, dengan mengatur S2 pada UR reflection factor dapat dibaca langsung dari skala meter. dengan r Antenna dapat dipasang a pada bahan dielektrik, secara langsung pada pemancar. 4.1.2 Pengukuran pemancar Hubungkan folded dipole dengan kabel koaksial ke output pemancar. S1 ke posisi Pout dan S2 pada UF, amati perubahan daya output dengan mengatur control 1 antara 0 sampai 2 Watt. Amati daya pemancar untuk perubahan saat obyek logam di bawa mendekati antenna. Hindari hal ini, agar pengoperasianya dalam kondisi normal. Hitung panjang gelombang pada frekuensi 434 MHz, menggunakan persamaan, dengan c = 300.000 km/sec kecepatan cahaya 4.2 Antena pemancar Antenna yang dimaksud adalah dua jenis antenna yang dipergunakanbdalam percobaan : a. Folded dipole, dimatch dengan kabel koaksial 50 yang menggunakan stub seperti gambar 16, dan b. Double antenna, terdiri dari 2 dipole lurus yang menurut aturan kopling induktif parsial dan transformasi impedansi feeder, dapat juga dihubungakan dengan kabel koaksial.

Susunan antenna ini, satu dipole dengan panjang lurus terhadap yang lain dan antenna ini diarahkan sesuai yang diinginkan, seperti pada bagian sebelumnya. 4.3 Pengukuran Pemancar dan Antena 4.3.1 Mengukur matching antenna a. Hubungkan folded dipole dengan kabel koaksial pada pada output pemancar dan atur daya output 2W. set switch pada SWR, set tegangan Uf pada 100% b. Dalam Pensetingan switch UR, presentase reflected forward voltage dapat langsung dibaca pada meter. c. Tentukan factor refleksi dari antenna : R= d. Hitung reflected power, PR PR = r2 . Pout e. Hitung daya yang diradiasikan uleh antenna, P P = Pout - PR = Pout. (1-r2) f. Hitung SWR antenna SWR = 1+r 1-r Tunjukkan bagaimana besar tegangan fluktuasi yang direfleksikan ketika obyek logam yang menimbulkan pengaruh pada antenna. Ini harus dihindari dalam pemakaian praktek. g. Ulangi pengukuran dan perhitungan diatas, menggunakan antenna double dipole.

4.3.2

Pengukuran polarisasi a. Pasang folded dipole pada tiang pemancar dan cari polarisasi horizontal b. Atur daya output pemancar mendekati 0.5 W c. Gunakan hand probe untuk indikasi tegangan dan pada jarak kurang lebih 1cm, tunjukkan bidang polarisasi, periksa tegangan yang

ditunjukkan hand probe saat probe diputar hingga 90 derajat pada bidang polarisasi. d. Ulangi pengukuran, dengan menggunakan antenna double dipole e. Putar tiang, bersama dengan double dipole 180 derajat dan amati hand probe, perbedaan dalam radiasi pada posisi depan dan belakang antenna. f. Amati juga bidang polarisasi.

4.3.3

Pengukuran distribusi arus dan tegangan a. Untuk tujuan pengetesan, double dipole lurus digunakan secara inisial. Atur daya pemancar mendekati 0.5 W. Gerakkan hand probe untuk indikasi tegangan sepanjang antenna, pada jarak mendekati 1 cm dari antenna b. Amati respon probe (dengan mengatur sensitivitas probe pada level yang sesuai), pada kuat medan E dan bandingkan dengan medan E. Ulangi pengukuran dengan folded dipole, distribusi arus diukur dengan hand probe indikasi arus. c. Kurangi daya pemancar kurang lebih 0.1 W. gerakkan hand probe indikasi arus sepanjang dipole. Amati penyimpangan pada probe meter dan bandingkan distribusi arus.

5. Hasil Percobaan 5.1 Pengukuran Matching Antena Antena Folded dipole P (Watt) 1.75 W UR 22 % r= 0.22 PR= r2.Pout 0.0847 W P = Po-PR
atau

Po. (1- r2)

SWR= 1.56 W

1.6653 W

Antena Double dipole P (Watt) 2W UR 20 % r= 0.2 PR= r2.Pout 0.08 W P = Po-PR


atau

Po. (1- r2)

SWR= 1.5 W

1.92 W

5.2 Pengukuran Distribusi Arus Folded dipole (P = 1,5 W) Distribusi arus : Double dipole Distribusi tegangan : Distribusi arus :

ANTENA PENERIMA

1. Tujuan a. Mengetahui matching polarisasi antena pemancar dan penerima b. Mengetahui hambatan dalam transmisi antara pemancar dan penerima, dapat menyebabkan interferensi pada sinyal. c. Mengenal kemungkinan isolasi sinyal oleh pengoperasian sistem yang menggunakan diversi polarisasi. d. Menghitung pelemahan ruang bebas ( free space ) antara pemancar dan penerima. e. Menentukan perbedaan level sinyal dan pelemahan dalam decibel (dB ). f. Mengukur penurunan kuat medan sinyal, dengan bertambahnya jarak antena penerima.

2. Alat dan Instrumen yang digunakan a. 1 pemancar UHF dengan antenna b. 1 penerima UHF dengan antenna

c. 1 antena 2 elemen d. 1 folded dipole setengah gelombang, dari antenna Yagi e. 2 kabel koaksial dengan konektor BNC ( 50 ) f. 1 handprobe untuk indikasi tegangan

g. 1 tiang pemasangan dengan beberapa elemen director ( dari antena Yagi )

3. Set up Perangkat a. Siapkan alat dan instrument yang digunakan b. Pasang kabel power pada pemancar dan penerima UHF c. Letakkan pemancar dan penerima UHF berjarak 0,5m d. Pasang antenna folded dipole pada pemancar UHF dan antenna double dipole pada penerima UHF secara horizontal kemudian vertical (antenna bergantian) e. Pasang kabel koaksial (50) pada antenna dan sambungkan ke pemancar atau penerima UHF f. Nyalakan saklar listrik g. Nyalakan power pemancar dan penerima UHF

Rangkaian Percobaan a. Antena pemancar dan penerima dalam posisi Horisontal


Antena Folded Dipole Antena Double Dipole

D= 0,5

S1 1 S2 0 P
Out

RF In 1 0 SENS

DETECTOR

Sensitivitas

UHF RECEIVER

b. Antena pemancar dalam posisi horizontal dan antenna penerima dalam posisi vertical

Antena Double Dipole Antena Folded Dipole

D= 0,5 m

S1 1 S2 0 P
Out

RF In 1 0 SENS

DETECTOR

Sensitivitas

UHF RECEIVER

c. Cross-Polarisasi
Antena Folded Dipole Antena Double Dipole

Elemen Director Antena Yagi

S1 1 S2 0 P
Out

RF In 1 0 SENS

DETECTOR

Sensitivitas

UHF RECEIVER

d. Co-Polarisasi
Antena Folded Dipole Antena Double Dipole

Elemen Director Antena Yagi

S1 1 S2 0 P
Out

RF In 1 0 SENS

DETECTOR

Sensitivitas

UHF RECEIVER

4. Prosedur Percobaan a. Unit Penerima

Pemancar

Penerima

Gambar1. Unit Pemancar dan Penerima

Pemancar diletakkan berjauhan dengan penerima 1. Frekuensi tinggi, melalui detector HF dan mengatur penguatan d.c, dapat dihubungkan ke test meter pada socket BNC Penerima UHF . 2. Antena penerima dipasang pada tiang yang telah disediakan pada unit penerima, tiang dapat diputar dan sudutnya dapat dirubah atau diatur sesuai dengan pembacaan pada skala yang ada untuk pengaturan antena. 3. Jarak antena pemancar dan penerima , dalam praktek, lebih kecil 10 kali dari panjang gelombang signal yang ditransmisikan. 4. Tidak boleh ada bahan logam yang sifatnya memantulkan dalam ruang atau daerah pengukuran. Hal ini menyebabkan terjadinya gelombang berdiri ( standing wave ).

b. Co Polarisasi dan Cross Polarisasi

Gambar 2. Polarisasi Horisontal dan Vertical 1. Memasang Folded dipole horizontal pada pemancar dan atur daya pemancar 0,1 W 2. Memasang antena 2 elemen pada penerima, juga horisontal, dengan dipole yang lebih pendek diarahkan ke pemancar. Hubungkan input penerima dan atur kontrol Sensitivity untuk penyimpangan jarum yang besar. 3. Mengamati Pembacaan pada meter penerima dan catat hasilnya. 4. Memasang antena 2 elemen pada penerima dengan posisi vertikal. 5. Mengamati pembacaan pada meter penerima dan catat hasilnya. Apa yang terjadi pada pembacaan meter penerima, bila daya pemancar dinaikkan. Perkirakan pelemahan yang dihasilkan oleh pemilihan polarisasi yang salah, misalnya apakah dengan adanya polarisasi isolasi tersebut lebih besar ( atau cross polarisasi ) dapat dicapai ?

c. Pengukuran dan Perhitungan untuk pelemahan antara Antena Pemancar danPenerima. 1. Menggunakan Nomograph , tentukan pelemahan ruang bebas pada frekuensi 434 MHz, untuk jarak transmisi seperti dalam tabel :

Jarak Perhitungan [ Pelemahan Ruang Bebas ]

3m 34 dB

30 m 54 dB

300 m 75 dB

3 km 94 dB

30 km -

2. Menempatkan pemancar dan penerima sekitar 1 m 3. Mengurangi daya pemancar kurang lebih 0,1 W untuk penyimpangan skala tengah pada meter penerima. 4. Menambahkan jarak antena pemancar dan penerima sekitar 1 m. 5. Menaikkan daya pemancar, sehingga diperoleh pembacaan meter yang sama pada penerima sebelumnya.

6. Bandingkan, berapa daya pemancar yang dinaikkan antara kedua antena, sehingga diperoleh sinyal penerimaan yang sama sebelum jarak dinaikkan. 7. Bila memungkinkan, naikkan jarak antena dari 1 m sampai 2 m. Sekali lagi, amati daya pemancar, bila perlu, pertahankan penerimaan signal konstan. 8. Pertahankan handprobe untuk indikasi tegangan di tengah, antara antena pemancar dan penerima, pada posisi co polarisasi dan cross polarisasi. Apa pengaruh pada meter penerima. 9. Menempatkan elemen director antena Yagi, dalam sumbu radiasi antara antena pemancar dan penerima, juga dalam posisi co polarisasi dan cross polarisasi. Amati apa pengaruhnya?

5. Hasil Percobaan 5.1 Co-Polarisasi dan Cross Polarisasi Antenna pemancar dan penerima dalam posisi horizontal. Pout = 0,1 W RFin = 100% Antenna pemancar dalam posisi horizontal,antenna penerima dalam posisi vertical. Pout = 0,1 W RFin = 70% Bila daya pemancar dinaikkan, maka nilai RFin juga meningkat ( antenna dalam posisi vertical). Pout = 0,25 W RFin = 100% Pelemahan akan semakin besar apabila pemilihan polarisasi salah. 5.2 Pengukuran dan Perhitungan untuk pelemahan antara antenna pemancar dan penerima Pelemahan Antena Menggunakan Nomograph 3m 30 m 300 m 3 km 34.5 dB 54 dB 73.5dB 94.5dB

Jarak

30 km -

Nomograph [ Pelemahan Ruang Bebas ]

Perhitungan Pelemahan Antena Menggunakan rumus : N = 20 log (4R/ ) Jarak 3m 30 m 300 m 3 km 30 km Perhitungan [ Pelemahan Ruang Bebas ] 34.7dB 54.7dB 74.6dB 94.6dB 114dB

DIAGRAM POLAR ANTENA DAN PENGUKURAN PENGUATAN A. TUJUAN 1. Menentukan karakteristik pengarahan, celah antenna atau jarak antara elemen dan lebar arahan setengah gelombang (half wave beam width) antenna. 2. Menggambarkan diagram polar horizontal dan vertical antenna dari pengukuran yang dilakukan pada linier atau koordinat polar. 3. Mengartikan gambar diagram polar, sehingga menerti bentuk Side-lobe, Zero-point, dan Front-to-back ratio. 4. Mengenal hubungan antara maksud pengarahan dan penguatan antenna. 5. Menentukan penguatan antenna dengan dengan perhitungan atau pengukuran.

B. ALAT DAN INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN 1. 1 pemancar UHF, dengan antenna 2. 1 penerima UHF, dengan antenna yang dapat diputar 3. 1 antena double dipole 4. 1 antena folded dipole 5. 2 kabel koaksial dengan konektor BNC (50)

C. SET UP PERANGKAT 1. Siapkan alat dan instrument yang digunakan 2. Pasang kabel power pada pemancar dan penerima UHF 3. Letakkan pemancar dan penerima UHF berjarak 0,5m 4. Pasang antenna folded dipole pada pemancar UHF dan antenna double dipole pada penerima UHF secara horizontal kemudian vertical (antenna bergantian) 5. Pasang kabel koaksial (50) pada antenna dan sambungkan ke pemancar atau penerima UHF 6. Nyalakan saklar listrik 7. Nyalakan power pemancar dan penerima UHF 8. Atur Pout pemancar 0,5W 9. Atur sensitivity pada penerima UHF sehingga diperoleh RFin maksimal

D. PROSEDUR PERCOBAAN Polar Horisontal Diagram polar antena horizontal, antena dua elemen dan dipole folded

RF In 1 0 SENS

DETECTOR 1 S2 0 P
Out

S1

UHF RECEIVER

Sensitivitas

Gambar Layout percobaan Pemancar dan Penerima

1. Pertama menggunakan folded dipole pada pemancar, dipasang pada tiang dielektrik, secara horizontal. 2. Sebagai antenna tes, antenna 2-elemen dipasang pada tiang penerima, juga secara horizontal. 3. Pemasangan kedua antena dengan jarak 0,5 m dan atur daya sebesar 0,5 W untuk pembacaan maksimum pada meter penerima. 4. Putar antena penerima 1800, perstep 100, searah jarum jam; perhatikan nilai pada meter penerima setiap step dan semua nilai sesuai dengan pengaturan sudut, pada diagram koordinat polar. 5. Sekarang ganti dua antena dengan yang lain dan ulangi pengukuran untuk folded dipole pada penerima.

Polar Vertikal Diagram polar antena vertical, antena dua elemen dan dipole folded

RF In 1 0 SENS

DETECTOR 1 S2 0 P
Out

S1

UHF RECEIVER

Sensitivitas

1. Pertama menggunakan folded dipole pada pemancar, dipasang pada tiang dielektrik, secara vertical. 2. Sebagai antenna tes, antenna 2-elemen dipasang pada tiang penerima, juga secara vertical. 3. Pemasangan kedua antena dengan jarak 0,5 m dan atur daya sebesar 0,5 W untuk pembacaan maksimum pada meter penerima. 4. Putar antena penerima 1800, perstep 100, searah jarum jam; perhatikan nilai pada meter penerima setiap step dan semua nilai sesuai dengan pengaturan sudut, pada diagram koordinat polar. 5. Sekarang ganti dua antena dengan yang lain dan ulangi pengukuran untuk folded dipole pada penerima.

Diagram polar antena horizontal, dipole folded dan antenna dua elemen

RF In 1 0 SENS

DETECTOR 1 S2 0 P
Out

S1

UHF RECEIVER

Sensitivitas

Diagram polar antena vertikal, dipole folded dan antenna dua elemen

RF In DETECTOR 1 0 SENS 1 S2 0 P
Out

S1

UHF RECEIVER

Sensitivitas

E. HASIL PERCOBAAN Polarisasi Horisontal Folded dipole sebagai pemancar: Sudut 0


0

RFin 100 % 90 % 70 % 84 % 46 % 38 % 12 % 0% 2% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2% 2%

100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800

Double dipole sebagai pemancar : Sudut 00 10


0

RFin 100 % 90 % 70 % 50 % 10 % 10 % 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2% 4% 20 % 40 % 60 % 80 % 70 %

200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800

Diagram koordinat polar untuk polarisasi Vertical Folded dipole sebagai pemancar: Sudut 00 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 RFin 100 % 90 % 70 % 60 % 60 % 60 % 40 % 30 % 38 % 40 % 30 % 20 % 20 % 18 % 22 % 15 % 10 % 4% 2%

Double dipole sebagai pemancar : Sudut 00 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 RFin 100 % 90 % 80 % 70 % 70 % 80 % 60 % 60 % 50 % 64 % 40 % 50 % 20 % 10 % 24 % 10 % 0% 0% 0%

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

Polarisasi Horisontal Penerima


330 320 310 300 290 280 270 260 250 240 230 220 210 200 190 180 170 160 150 350 100 340 80 60 40 20 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140

Polarisasi horizontal pemancar


0

330 320 310 300 290 280 270 260 250 240 230 220 210

350 100 340 80 60 40 20 0

10

20

39 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

200

190

180

170

160

polarisasi Vertical penerima


330 320 310 300 290 280 270 260 250 240 230 220 210 200 190 180 170 160 150 350 340 100 80 60 40 20 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140

Polarisasi vertical pemancar


0

330 320 310 300 290 280 270 260 250 240 230 220 210

340

350 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

10

20

30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

200

190

180

170

160

Anda mungkin juga menyukai