Anda di halaman 1dari 1

PENDAHULUAN Elevasi muka air laut rata-rata merupakan salah satu parameter penting dalam berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan laut atau pantai (Yuwono dalam Admodjo, 2000). Pengkajian tentang elevasi muka air laut berkaitan dengan kegiatan pelayaran dan dalam perencanaan bangunan pantai. Perubahan elevasi muka air laut akan membawa pengaruh terhadap kondisi daerah yang berbatasan langsung dengan laut, yang sering terjadi adalah masuknya air laut ke daratan yang biasa dikenal sebagai rob. Perubahan elevasi muka air laut dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah tingkat curah hujan di suatu daerah. Wilayah pesisir merupakan wilayah sangat rentan terhadap tekanan lingkungan baik yang berasal dari darat maupun dari laut. Salah satu tekanan yang akhir-akhir ini mengancam keberlangsungan wilayah pesisir di seluruh belahan dunia adalah adanya kenaikan muka air laut. Secara umum, kenaikan muka air laut merupakan dampak dari pemanasan global (global warming) yang melanda seluruh belahan bumi ini. Berdasarkan laporan IPCC (International Panel On Climate Change) bahwa rata - rata suhu permukaan global meningkat 0,3 - 0,60C sejak akhir abad 19 dan sampai tahun 2100 suhu bumi diperkirakan akan naik sekitar 1,4 - 5,80C (Dahuri dalam Wirasatriya dkk, 2006 dan Bratasida dalam Wirasatriya dkk, 2006). Naiknya suhu permukaan global menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan bumi sehingga terjadilah kenaikan muka laut ( Sea Level Rise). Diperkirakan dari tahun 1999 - 2100 mendatang kenaikan muka air laut sekitar 1,4 - 5,8 m (Dahuri dalam Wirasatriya dkk, 2006). Berdasarkan laporan terakhir, elevasi muka air laut rata-rata mengalami peningkatan dan diprediksi mencapai 30 cm dari level air laut rata-rata sepanjang abad 21 (Thomson, Bornhold and Mazzotti, 2008) Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama perubahan iklim. Perubahan iklim adalah dampak dari pemanasan global yang melibatkan unsur aktivitas manusia dan alamiah. Perubahan iklim merupakan perubahan baik pola maupun intensitas unsur iklim pada periode waktu yang dapat dibandingkan (biasanya terhadap rata-rata 30 tahun). Perubahan iklim dapat berupa perubahan dalam kondisi cuaca rata-rata atau perubahan dalam distribusi kejadian cuaca terhadap kondisi rata-ratanya. Sebagai contoh, lebih sering atau berkurangnya kejadian cuaca ekstrim, berubahnya pola musim dan peningkatan luasan daerah rawan kekeringan. Perubahan iklim merupakan perubahan pada komponen iklim yaitu suhu, curah hujan, kelembaban, evaporasi, arah dan kecepatan angin, dan perawanan (BMKG, 2011). Hujan sebagai salah satu sumber air di muka bumi, air hujan yang tidak terserap kedalam tanah akan dialirkan melalui saluran-saluran air yang ada di permukaan tanah, misalnya sungai. Sungai mempunyai hilir yang bermuara ke laut, pada akhirnya air hujan dan sumber air lain yang mengalir melalui sungai akan masuk ke laut. Selain melalui sungai, air hujan juga dapat langsung masuk ke laut jika hujan terjadi di wilayah laut. Sehingga air hujan dapat memberikan pengaruh terhadap ketinggian permukaan air laut. Besar kecilnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari intensitas hujan yang terjadi dan juga besar kecilnya curah hujan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai