Anda di halaman 1dari 0

7

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Teknologi
Berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu La Teknique yang dapat
diartikan dengan Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk
mewujudkan sesuatu secara rasional. Dalam hal ini yang dimaksudkan
dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep. Teknologi
dalam arti ini dapat diketahui melalui barang-barang, benda-benda, atau
alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk memudahkan kegiatan
sehari-hari manusia.

2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut OBrien (2005, p38), informasi adalah data yang telah
diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai
akhir.
Menurut Turban (2006, p38), informasi adalah data yang telah
diatur sehingga mereka memiliki arti dan nilai bagi si penerima.
Menurut McLeod dan Scheel (2007, p11), informasi adalah data
hasil pemrosesan yang memiliki makna, biasanya menceritakan suatu hal
8

yang belum diketahui kepada pengguna. Suatu informasi bisa berguna
haruslah memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik berikut ini:

Sebuah informasi yang baik memiliki karakteristik penting:
a. Relevance (cocok atau sesuai)
Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat
keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidakpastian dan bisa
meningkatkan nilai dari suatu kepastian.
b. Reliable (dapat dipercaya)
Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam
mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.
c. Timely (tepat waktu)
Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
d. Complete (kelengkapan)
Informasi harus mampu menyajikan gambaran lengkap dari suatu
permasalahan atau penyelesaian.
e. Understandable (dapat dimengerti)
Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah
dimengerti oleh si pembuat keputusan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa informasi adalah sekumpulan atau semua data yang telah diproses
9

dan memiliki arti untuk dimengerti dan digunakan oleh pengguna
informasi tertentu.

2.1.3 Teknologi Informasi
Menurut McLeod dan Scheel (2007, p1), teknologi informasi
adalah sumber daya fisik dan sumber daya manusia yang digunakan
manager untuk mengelola perusahaan.
Menurut Stair dan Reynolds (2006, p17), teknologi informasi
adalah sekumpulan komponen teknologi yang terdiri dari hardware,
software, database, telekomunikasi, sumber daya manusia dan prosedur.
Menurut OBrien (2005, p704), teknologi informasi adalah
hardware, software, manajemen database, teknologi pemrosesan
informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis
komputer.
J adi dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa teknologi informasi merupakan komponen dari sistem
informasi yang berfungsi untuk memproses data menjadi suatu informasi
yang berguna bagi perusahaan.

2.1.4 Infrastruktur Teknologi Informasi
Menurut Laudon dan Laudon (2004, p14), infrastruktur dari
teknologi informasi terdiri dari:
1. Perangkat Keras (Hardware)
10

Peralatan fisik yang digunakan untuk menginput, memproses, dan
menghasilkan aktivitas dalam sebuah sistem informasi.
2. Perangkat Lunak (Software)
Instruksi yang detail dan terprogram yang mengontrol dan
mengkoordinasikan kinerja dari komponen hardware dari suatu
komputer dalam sebuah sistem informasi.
3. Teknologi penyimpanan (Storage Technology)
Media fisik dan software yang memerintahkan penyimpanan dan
pengorganisasian data untuk penggunaan dalam sebuah sistem
informasi.
4. Teknologi komunikasi (Communication Technology)
Peralatan fisik dan software yang menghubungkan berbagai komponen
hardware komputer dan mentransfer data dari satu lokasi fisik ke
lainnya. Peralatan komputer dan komunikasi dapat dikoneksikan dalam
suatu jaringan untuk membagikan suara, data, gambar, ataupun video.
J aringan (network) menghubungkan dua atau lebih komputer untuk
berbagi data atau sumber daya seperti contohnya adalah printer.

2.1.5 Pengelompokan Teknologi Informasi
2.1.5.1 Teknologi Masukan
Teknologi masukan (input technology) adalah teknologi yang
berhubungan dengan peralatan untuk memasukkan data ke dalam
sistem komputer. Perangkat komputer yang termasuk dalam
11

teknologi masukan antara lain adalah Scanner, Keyboard, Mouse
dan Webcam.

2.1.5.2 Teknologi Mesin Pemrosesan
Teknologi ini lebih dikenal dengan sebutan CPU (Central
Processing Unit), mikroprosesor, atau prosesor, yang berfungsi
untuk melakukan operasi aritmatika dan logika terhadap data yang
diambil dari memory atau data dari informasi yang dimasukkan
melalui input technology.
2.1.5.3 Teknologi Penyimpanan
Teknologi penyimpanan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
memori internal dan memori eksternal. Memori internal (biasa
juga disebut main memory atau memori utama) berfungsi sebagai
pengikat sementara baik bagi data, program, maupun informasi
ketika proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Dua contoh
memori internal yaitu ROM dan RAM. ROM (Read Only
Memory) adalah memori yang hanya bisa dibaca, sedangkan
RAM (Read Access Memory) adalah memori yang isinya bisa
diperbaharui. Memori eksternal (external storage) dikenal juga
dengan sebutan penyimpanan sekunder. Memori external adalah
segala piranti yang berfungsi untuk menyimpan data secara
permanen. Pengertian permanen disini berarti bahwa data yang
terdapat pada penyimpanan akan tetap terpelihara dengan baik
12

sekalipun komputer sudah dalam keadaan mati. Harddisk, disket,
disc juga flashdisk adalah contoh penyimpanan eksternal.
2.1.5.4 Teknologi Keluaran
Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang
berhubungan dengan segala piranti yang berfungsi untuk
menyajikan informasi hasil pengolahan sistem. Perangkat
komputer yang termasuk dalam output technology adalah
Monitor, Speaker, Printer dan Plotter.
2.1.5.5 Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi sering juga disebut dengan teknologi
jaringan, dimana masing-masing hardware, software dan network
bekerja sama untuk melakukan penukaran data. Berdasarkan
skalanya, teknologi ini dibagi menjadi Local Area Network
(LAN), Metropolitant Area Network (MAN), dan Wide Area
Network (WAN).

2.1.6 Evolusi Teknologi Informasi
Teknologi informasi berevolusi dalam beberapa tahap, antara lain :
2.1.6.1 Era Komputerisasi
Pada era ini dilakukan penekanan pada unsur teknologi
(komputer). Era ini berlangsung pada tahun 1960. Teknologi-
teknologi yang digunakan pada era ini adalah minicomputer dan
mainframe. Pada era ini teknologi informasi berfungsi untuk
13

melakukan pengolahan data (data processing) agar menjadi lebih
efisien dalam waktu maupun biaya dibandingkan dengan sistem
manual.
2.1.6.2 Era Teknologi Informasi
Pada era ini bisa ditandai dengan berkembangnya teknologi
perangkat keras (hardware) dan juga perangkat lunak (software),
era ini dimulai sejak tahun 1970-an , dimana PC (Personal
Computer) sudah mulai digunakan dan dikembangkan. Teknologi
pada era ini digunakan untuk melakukan kegiatan data
processing, database, spreadsheet untuk meningkatkan efisiensi
dan proses kerja lebih efektif
2.1.6.3 Era Sistem Informasi
Ciri-ciri dari era ini adalah penggunaan dan penerapan sistem
informasi berbasis komputer, dimulai sejak tahun 1980-an.
Dimana teknologi digunakan untuk memproses informasi untuk
meningkatkan pelayanan dan keunggulan kompetitif.
2.1.6.4 Era Globalisasi Informasi
Penerapan teknologi LAN, WAN, Internet, Intranet, Extranet
sudah mulai dilakukan pada tahun 1990-an, dimana networking
sangat berkembang dan digunakan untuk menguasai dunia pasar.



14

2.1.7 Pengertian Investasi
Menurut Reilly (2006, p708), investasi adalah komitmen
pandanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil
kompensasi bagi investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi
selama periode waktu tersebut dan resiko yang termasuk didalamnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan
sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli
suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan
nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu
penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada
keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko
yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Adapun pemahaman lain yang menyatakan bahwa investasi
adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan dimasa depan.
Menurut Eakins, Stanley G (2005, p4), investasi adalah proses
mengenai bagaimana keadaan dollar diwaktu yang sekarang mampu
diubah menjadi beberapa jumlah dollar dimasa yang akan datang.
Menurut Sutojo (2000, p1), investasi merupakan upaya
menanamkan faktor-faktor produksi langka pada proyek tertentu. Proyek
15

tersebut dapat bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang ada.
Investasi bertujuan utama untuk memperoleh berbagai macam
keuntungan baik dari segi kuantitatif (keuangan financial dan makro
ekonomi) dan kualitatif (keuntungan, politis, sosial, budaya) atau
kombinasi keduannya.

2.1.8 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
Menurut Fitzpatrick (2005, p28), investasi TI terdiri dari biaya
total life cycle dari keseluruhan proyek atau potongan proyek yang
melibatkan IT termasuk didalamnya biaya operasi setelah proyek dari
sistem yang telah diimplementasikan. Investasi akan diberhentikan ketika
telah digantikan atau dieliminasi untuk berbagai alasan.
Investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi
dalam mengalokasikan seluruh tipe dari Manajemen Sistem Informasi
termasuk diantaranya manusia. Pertimbangan yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan
investasi sistem dan teknologi informasi :
a) Strategi bisnis organisasi secara keseluruhan.
b) Posisi organisasi pada pasar termasuk menganalisa fasilitas yang ada
untuk persaingan dan pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan.
c) Situasi keuangan organisasi.
d) Keahlian TI yang dimiliki oleh organisasi.
e) Analisa trend dan standar TI.
16

Adapun menurut jurnal IT Assets, Organizational Capabilities,
and Firm Performance: How Resource Allocations and Organizational
Differences Explain Performance Variation dari Organization Science
menyatakan bahwa Firms' total IT investment is not associated with
performance, but investments in specific IT assets explain performance
differences along dimensions consistent with their strategic purpose.
(Sinan Aral, Peter Weill, 2007).
J adi, dapat disimpulkan bahwa investasi IT menjembatani celah
dalam komunikasi dan memperlihatkan bagaimana kita bekerjasama
untuk membuat sebuah keputusan investasi, dimana investasi yang
dilakukan didukung oleh total life cycle dari keseluruhan proyek.

2.1.9 Karakteristik Investasi Teknologi Informasi
Karakteristik khusus dari investasi menurut Remenyi (2001)
dalam bidang TI adalah sebagai berikut :
a) Teknologi informasi membawa resiko yang tinggi, biaya yang tinggi,
tetapi memungkinkan membawa keuntungan yang besar, jadi kita
tidak dapat mengesampingkannya.
b) Pengeluaran dalam teknologi informasi merupakan sebuah proporsi
yang signifikan terhadap pengeluaran modal organisasi.
c) Laju dari perubahan teknologi, dan macam-macam penggunaannya,
mendatangkan kesulitan pada manager untuk mengenalnya dengan
semua aspek dalam pengambilan keputusan.
17

d) Dalam kebanyakan organisasi tidak ada kepercayaan terhadap
pencatatan dalam anggaran belanja, ukuran biaya dan keuntungan.

Menurut jurnal The Impact of Information Technology Investments
on Firm Performance and Evaluation: Evidence from Newly
Industrialized Economies dari Information Systems Research
menyatakan bahwa IT investment is not correlated with shareholder's
return . (Kar Yan Tam, 1998).

2.1.10 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi
Tujuan dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi
adalah sebagai berikut (Indrajit, 2004, p30) :
a) Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri
dalam arti kata perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi
informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.
b) Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan.
c) Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan
kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan
mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.

Manfaat dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi
adalah sebagai berikut (Indrajit, 2004, p41) :
a) Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement).
18

b) Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance).
c) Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis).
d) Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact
analysis).

Menurut jurnal HOW TO MEASURE AND IMPROVE THE
VALUE OF IT dari Proquest menyatakan bahwaA primary reason for
doubts about the potential value organizations can derive from existing
and future IT investments is related to the absence of a proper way to
measure IT's value-creating role and evaluate the payoffs of IT
investments. An IT performance measurement and management system
must focus on the casual relationships and linkages within the
organization and the actions managers can take to improve both
customer and corporate profitability and drive increased value. (Marc J
Epstein, Adriana Rejc, 2005).

2.1.11 Evaluasi Investasi dalam TI
Menurut Benson, Bugnitz, Walton, (2004, p51), terdapat 3 tipe
utama dari aplikasi yang menjadi pertimbangan, yaitu:
1. Development : Gambaran pada pengembangan strategi baru.
2. Enhancement : Tools dipakai untuk meningkatkan kemampuan
aplikasi yang ada dan biasanya untuk ukuran skala menengah keatas.
19

3. Maintenance : Digunakan untuk mendukung aplikasi yang sudah
berubah sesuai kebutuhan, pada umumnya berskala kecil.


Gambar 2.1 Pertimbangan utama dalam aplikasi

2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian New Information Economics
Menurut Benson et al (2004, p99), New Information Economics
(NIE) adalah sekumpulan praktek terkoordinasi didasarkan pada prinsip
dan aktivitas terintegrasi yang secara efektif dihubungkan dengan proses
bisnis dan proses manajemen IT serta dengan demikian menghubungkan
strategi bisnis perusahaan pada inisiatif IT dan aktivitasnya.
NIE adalah pandangan yang lengkap dari hubungan yang
dibutuhkan antara unit bisnis dengan IT, yang didasarkan untuk
mengesampingkan prinsip bahwa semua aktivitas perusahaan dan sumber
dayanya harus mendukung strategi perusahaan dan dampak pada Bottom
20

Line. Hal ini membutuhkan sebuah konsistensi untuk mengintegrasikan
sekumpulan praktek dari perencanaan, inovasi, prioritasi, penyelarasan,
dan alokasi sumber daya serta mengatur performa perusahaan. Hal ini
juga membutuhkan perhatian pada budaya manajemen yang dapat
mencegah adopsi dari praktek NIE.
Secara praktek perusahaan memiliki proses yang sudah ada dan
proses manajemen yang berhubungan dengan rencana IT dan anggaran.
Proses yang sudah ada ini berkaitan dengan perencanaan dan keputusan
sumber daya dan operasionalisasi perencanaan melalui anggaran dan
matriks.
Menurut jurnal An Extension of Benefit Cost Analysis to IS/IT
Investments dari Proquest, menyatakan bahwa Unfortunately, evaluation
methods that rely on financial measures are not as well-suited for newer
generations of IT applications. (Hugo Rehesaar, Amanda Mead. 2005).


Gambar 2.2 Kemungkinan pengeluaran biaya perusahaan
21

Menurut Benson et al, (2004, p4-5), untuk mencapai
kemungkinan biaya dan dampak bottom line, ada empat kemungkinan
tujuan yang ditampilkan dalam gambar 2.1, yang mungkin akan diikuti
oleh perusahaan tergantung dari lingkungan yang ada.
1. Tujuan Pengurangan Biaya
Dengan mengaplikasikan kerangka kerja dan praktek manajemen,
perusahaan dapat mengurangi biaya TI dan mempertahankan
kontribusi yang dibuat TI ke bottom-line. Kinerja TI tetap seperti
sebelumnya, namun biaya berkurang.
2. Tujuan untuk menstabilkan biaya
Manajemen perusahaan dapat terus meningkatkan kegunaan TI dan
tetap dengan pertumbuhan bisnis, dan dapat mengontrol seluruh biaya
yang digunakan TI. TI dapat meningkatkan dukungannya pada bisnis
dan dampaknya pada bottom-line, namun dengan tingkat biaya
sekarang.
3. Tujuan Sweet Spot
Mengkombinasikan pengurangan biaya dengan dampak pada bottom-
line yang lebih baik. TI dapat mengurangi biaya dan juga
meningkatkan kinerjanya dengan dampak pada bottom-line.
4. Tujuan Higher Growth
Diterapkam untuk perusahaan yang mengalami perubahan atau
pertumbuhan yang cepat. Dalam kasus ini, biaya IT yang tinggi
22

meskipun dikontrol tetapi juga harus dijustifikasi karena akan
berpengaruh besar pada bottom-line.

2.2.2 Rights Results dan Right Decisions
Right result menurut Benson et al. (2004, p1) adalah hasil yang
benar adalah biaya Teknologi Informasi (TI) yang terkontrol dan juga
peningkatan dampak pada bottom line.
Right decision menurut Benson et al. (2004, p1) yaitu langkah-
langkah manajemen yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
benar. Langkah-langkah tersebut dapat berupa:
1. Membuat alternatif investasi atau dalam segi TI, membuat ide-ide
yang lebih baik untuk proyek pengembangan.
2. Memilih investasi dan proyek yang tepat dari berbagai alternatif yang
ada.
3. Menghapus sumber daya TI yang tidak bekerja atau tidak bekerja
dengan baik dari anggaran yang ada.
4. Meningkatan kinerja sumber daya TI lain yang ada.
5. Menerapkan dan memantau investasi dan peningkatan kinerja.




23

Tujuan dan prinsip Right result and right decision menurut
Benson et al (2004, p86):
1. Menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi arahan
strategis yang dapat dilaksanakan dan dipahami semua orang. Prinsip-
prinsipnya adalah:
a) Proses perencanaan dan pengelolaan perusahaan harus
menghasilkan arahan strategis yang eksplisit dan dapat
diterapkan sehingga dapat menentukan inisiatif bisnis dan TI
yang dapat mencapainya.
b) Seluruh langkah dan pengeluaran TI harus disesuaikan dengan
arahan strategi bisnis.
c) Manager dari berbagai area fungsional harus memiliki
pemahanam dan komitmen yang sama mengenai arahan
strategi perusahaan. Tiap bagian perusahaan, termasuk TI,
harus memahami bagaimana aktivitas disemua area
fungsional, pada saat ini dan masa mendatang mendukung
arahan strategi perusahaan.
2. Mendapatkan manfaat yang tepat dari teknologi informasi yang ada
dan yang akan datang dengan mengevaluasi pengaruhnya terhadap
arahan strategis. Prinsip-prinsipnya adalah:
a) Pengaruh TI terhadap bisnis harus ditentukan dari hubungan
sebab akibat dengan keluaran bisnis. Aktivitas dan Sumber
daya harus direncanakan, diprioritaskan, dilaksanakan, dan
24

diukur, berdasarkan atas hubungan dan kontribusinya pada
hasil atau keluaran dari bisnis.
b) Sumber daya yang baik untuk pengeluaran tetap dan investasi
baru harus dialokasikan dan dianggarkan berdasarkan
hubungan eksplisitnya dengan arahan strategis bisnis.
3. Mengelola budaya dan peran manajemen yang tepat sejalan dengan
digunakannya TI untuk mencapai arahan strategi bisnis. Prinsipnya
adalah:
a) Peran manager terdefinisikan dengan jelas untuk memastikan
partisipasi yang benar dan menghindari tidak adanya
hubungan yang dapat diakibatkan oleh budaya yang ada
sekarang.
4. Mengelola TI sebagai sesuatu kumpulan sumber daya dan portofolio.
Prinsipnya adalah:
a) Seluruh aktivitas dan pengeluaran TI harus dikelola dalam
portofolio sumber daya dan proses untuk kepentingan
penilaian pengaruh, pengaturan kinerja, penilaian tingkat
kualitas dan layanan, dan komitmen sumber daya.
b) Menghasilkan langkah-langkah dan hasil bottom line yang
tepat dengan menggunakan evaluasi proyek dan pengukuran
kinerja untuk mencapainya. Prinsipnya adalah:
Perencanaan, penentuan prioritas, dan pengukuran harus
menyatukan hubungan pada strategy to action dengan
25

kemampuan untuk bereaksi terhadap kejadian yang terduga
dan perubahan-perubahan bisnis.

2.2.3 Praktek dari New Information Economics (NIE)
Menurut Benson et al. (2004, p9-10), lima praktek NIE akan
menghasilkan sekumpulan alat untuk digunakan oleh manager IT dan
bisnis, disimpan dalam proses manajemen, untuk menterjemahkan
strategi bisnis perusahaan kedalam program dan inisiatif yang dapat
diimplementasikan oleh IT. Definisi dari kelima praktek tersebut adalah:
1. Strategic Demand / Supply Planning
Menterjemahkan strategi bisnis sehingga memberikan arah
yang jelas bagi Teknologi Informasi (TI) tentang apa yang ingin
dicapai perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan strategis TI
untuk mencapai strategi bisnis tersebut. Hasilnya adalah suatu agenda
penggunaan TI dalam bisnis yang dapat dijadikan rencana TI dan
langkah-langkahnya.
26


Gambar 2.3 Perencanaan Strategis Demand/Supply dan Inovasi dalam
Value Chain

2. Innovation
Mengubah strategi bisnis dengan adanya dukungan TI. TI
merespon terhadap kebutuhan bisnis, dan terkadang bisnis mengubah
arahnya berdasarkan apa yang mampu diberikan oleh TI. Hal ini
mampu menemukan peluang bisnis yang diciptakan TI dan juga
menyediakan cara untuk memasukan peluang itu kedalam
perencanaan strategi bisnis.

3. Prioritization
Menilai dampak bisnis dari rencana TI, memprioritasikan
proyek-proyek tersebut, dan mengalokasikan sumber daya ke proyek
27

yang paling bernilai. Perusahaan harus mengalokasikan dana hanya
pada proyek-proyek yang secara langsung berhubungan dengan tujuan
strategisnya. Hal ini membantu dalam mengetahui proyek TI mana
yang benar-benar mendukung strategi dan mengurutkannya
berdasarkan kontribusinya bagi masa depan bisnis.

4. Alignment
Menilai dampak TI yang ada saat ini pada bisnis dan
menentukan yang mana yang perlu mendapatkan sumber daya, dan
tidak menganggap semua TI yang beroperasi saat ini adalah yang
terpenting bagi bisnis. Hasilnya adalah suatu pendekatan yang lebih
rasional untuk pemberian sumber daya TI yang sudah ada dan
memungkinkan tersedianya dana untuk pengembangan yang baru.

5. Performance Measurement
Mengukur kinerja TI berdasarkan hubungannya dengan bisnis
dengan cara menggabungkan pengukuran kinerja operasional dan
taktis TI dengan pengukuran dampaknya dengan bisnis. Hal ini
membantu menentukan apa saja yang perlu diukur, bagaimana
mengelola IT berdasarkan ukuran tersebut, dan bagaimana
mengkomunikasikan kinerjanya pada manager bisnis dengan cara-
cara yang dapat dimengerti. Hasilnya adalah peningkatan kinerja TI
dan peningkatan komunikasi antar manajemen bisnis.
28

Selain lima teknik utama, NIE juga didukung dengan 3 teknik
pendukung, yaitu:
1. IT Impact Management
Pengelolaan IT Impact terkait dengan salah satu bagian
pengelolaan budaya perusahaan dan menawarkan suatu
kerangka kerja yang menyatakan hal-hal yang penting bagi
perusahaan.
2. Portfolio Management
Pengelolaan portfolio memberikan pertimbangan mengenai
seluruh pengeluaran teknologi informasi, menyediakan
kerangka kerja untuk menentukan prioritas dan keputusan
investasi manajemen.
3. Culture Management
Manajemen budaya memungkinkan perusahaan melakukan
perubahan yang diperlukan atas budaya yang sedang berjalan
agar dapat menghilangkan hambatan saat proses perubahan
terjadi.

2.2.4 Tujuan New Information Economics
Menurut Benson et al. (2004, p68-69), tujuan NIE secara
keseluruhan yaitu menyediakan kemampuan melihat 100% pengeluaran
TI dan membangun sebuah kerangka kerja untuk perencanaan
berdasarkan anggaran (mendukung Strategy to Bottom Line Value Chain).
29

Praktek NIE Demand / Supply Planning dan Innovation bertujuan untuk:
1) Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan dengan
Strategy Intention perusahaan. Intention (arahan) adalah refleksi dari
apa yang dilakukan manajemen dimasa yang akan datang. Strategic
Intention (arahan strategis) adalah apa yang akan dilakukan oleh
manajemen dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi
operasional dimana berpengaruh pada bottom-line.
2) Membangun fondasi untuk penilaian untuk portfolio yang ada
sekarang dan mendefinisikan portfolio strategi dimasa depan.
3) Membangun kosakata yang konsisten untuk IT dan bisnis.
4) Mendeskripsikan dimana sumber daya IT diaplikasikan dan
menghubungkan mereka dengan anggaran perusahaan dan proses
perencanaan.
5) Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk mendefinisikan kebutuhan
IT termasuk pembaharuan dan pertumbuhan.
6) Membangun hubungan untuk pengukuran performa.

Praktek NIE Prioritization bertujuan untuk:
1) Membangun dasar arahan strategi untuk pengalokasian sumber daya
dan prioritasi.
2) Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi dimasa depan.
3) Menyediakan dasar untuk penilaian resiko proyek dan keuntungan.

30

Praktek NIE Alignment bertujuan untuk :
1) Membangun dasar untuk service, kualitas, hal yang dapat dipercaya
dan penilaian resiko.
2) Membangun informasi yang digunakan untuk penyelarasan selama
bertahun-tahun.
3) Mengalamatkan 100% untuk pengeluaran TI dan menghubungkan
pengeluaran IT pada arahan strategi bisnis.

Praktek NIE Performance Measurement bertujuan untuk:
1) Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk pengukuran performa pada
100% pengeluaran TI.
2) Menghubungkan pengukuran performa dengan perencanaan strategi.
3) Menghubungkan performa bisnis yang dipengaruhi oleh portfolio TI.

2.2.5 Portfolio
2.2.5.1 Pengertian Portfolio
Menurut Benson et al. (2004, p47), Portfolio merupakan
kumpulan sumber daya. Dimana dalam TI, sebuah portfolio
adalah kumpulan dari investasi dan sumber daya TI, bersama
dengan informasi tentang investasi dan sumber daya TI tersebut.
31


Gambar 2.4 Contoh Portfolio Aplikasi

Gambar 2.4 adalah suatu contoh dari sebuah portfolio aplikasi.
Setiap baris item adalah sebuah aplikasi yang digunakan dalam suatu
perusahaan. Tujuan dari portfolio manajemen adalah untuk
memungkinkan analisis dan mengambil keputusan mengenai setiap
elemen dari portfolio. Selain itu, portfolio juga memungkinkan
manajemen untuk melihat keseluruhan portfolio dan mengidentifikasi
sekumpulan sumber daya yang dalam performa yang buruk, atau lemah
dalam kualitas, dan sebagainya.



32

2.2.5.2 Portfolio dalam Praktek NIE
Menurut Benson et al. (2004, p52-54), portfolio dalam
praktek NIE dijelaskan dalam gambar berikut:

Gambar 2.5 Portfolio dalam Praktek NIE

Gambar 2.5 menjelaskan bahwa portfolio merupakan dasar dari
praktek NIE. Pengembangan / perluasan serta portfolio lights-on
mendukung Planning, Innovation, Prioritization, Alignment, dan
Performance Measurement dalam NIE dengan informasi yang konsisten
dan lengkap tentang sumber daya TI. Informasinya spesifik seperti berapa
banyak aplikasi yang sudah digunakan, bagaimana tingkat service dan
kualitasnya, serta informasi mengenai dampak bisnis. Setiap praktek NIE
membangun penggunaan yang lebih luas dari portfolio informasi.
33

2.2.5.3 Empat Konsep Portfolio TI
Menurut Benson et al. (2004, p56-60), portfolio TI
memiliki 4 konsep :
1. Konsep 1
Portfolio manajemen diaplikasikan ke keseluruhan
sumber daya TI tidak hanya untuk pengembangan aplikasi.
Sumber daya TI 100% yang terdiri dari anggaran operasional
dan modal yang termasuk dalam portfolio TI.
2. Konsep 2
Sumber daya TI dibagi dua, yaitu investasi baru dan
lights-on yang sudah ada.


Gambar 2.6 Pembagian Sumber Daya TI ke dalam Portfolio
34

Kategori investasi baru adalah proyek, yang termasuk
anggaran modal dan beban. Portfolio investasi baru, lebih
berfokus pada prioritasi dan mengalokasikan sumber daya
untuk masing-masing portfolio.
Sedangkan kategori lights-on adalah aplikasi yang
sudah ada, infrastruktur, service, dan aktivitas manajemen.
Dimana untuk portfolio lights-on lebih berfokus pada
penyelarasan sumber daya untuk bisnis dan performa dari
sumber daya tersebut yang terkait dengan service, kualitas dan
teknologi.
3. Konsep 3
Pengeluaran lights-on diklasifikasikan berdasarkan
perspektif TI dalam portfolio yang dihubungkan dengan
manajemen teknologi.
Semua sumber daya dan pengeluaran lights-on TI
diklasifikasikan menjadi :
1. Aplikasi
Aplikasi dioperasikan dan mendukung organisasi bisnis.
2. Infrastruktur
Infrastruktur bertujuan untuk mendukung aplikasi dan
service.
3. Service
Perluasan untuk organisasi bisnis.
35

4. Manajemen
Sekumpulan aktivitas seperti perencanaan, penganggaran
dan sumber daya manusia untuk aktivitas TI.

Gambar 2.7 Empat Portfolio Lights-On
4. Konsep 4
Investasi baru juga diklasifikasikan berdasarkan
perspektif bisnis serta investasi keuangan yang serupa.
Investasi baru terbagi atas strategic, mandatory, new strategic,
dan factory.
36


Gambar 2.8 Keseimbangan Portfolio TI
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengertian
manajemen tentang investasi yang alami, tetapi lebih penting
untuk memungkinkan manajemen dalam menyeimbangkan
investasi diantara kategori investasi.

Dua masalah yang harus diperhatikan dalam
menyeimbangkan investasi TI, yaitu:
1. Adanya perbedaan antara dana yang sesuai dengan
kebijaksanaan ataupun dana yang tidak sesuai dengan
kebijaksanaan. Seringkali investasi dibuat karena adanya
37

aturan atau perintah pemilik, terlepas dari nilai bisnis
investasi.
2. Investasi TI yang berbeda memiliki hasil dan resiko yang
berbeda pula.

2.2.5.4 Empat faktor Portfolio Analisis Sistem yang sedang Berjalan
(Lights-On)
Menurut Benson et al. (2004, p160), Portfolio TI berjalan
memiliki faktor-faktor lain, yaitu :
1. Tingkat layanan yang terbagi atas :
a. Ketersediaan
Ketersediaan sebagai masalah untuk alur kerja atau proses
bisnis.
b. Kecepatan merespon
Kecepatan merespon pada kebutuhan proses kerja atau
proses bisnis.
2. Kualitas yang terbagi atas :
a. Fungsionalitas
Fungsionalitas dari aplikasi, infrastruktur, dan service
direlasikan dengan kebutuhan dari alur kerja atau proses
bisnis.


38


b. Keakuratan
Keakuratan data atau layanan yang dihasilkan oleh
aplikasi, infrastruktur atau service yang dihubungkan
dengan kebutuhan alur kerja atau proses bisnis.
3. Teknologi yang terbagi atas :
a. Arsitektur
Pemenuhan standar arsitektur perusahaan.
b. Dukungan vendor dan stabilitas
Tingkat dimana dukungan vendor adalah suatu masalah
dalam memenuhi kebutuhan.
c. Dukungan teknis
Tingkat dimana dukungan staf teknis diperlukan.
d. Ketersediaan dukungan pasar atau industri
Tingkat dimana dukungan tersedia jika dibutuhkan.
4. Intensitas pengguna yang terbagi atas:
a. Ketergantungan
Tingkat dimana aplikasi, infrastruktur atau service penting
bagi proses bisnis, organisasi ataupun user individu.
b. J angkauan pengguna
Seberapa luas pengguna aplikasi, infrastruktur atau
layanan dalam organisasi perusahaan.

39

2.2.6 Alignment
2.2.6.1 Praktik Alignment
Menurut Benson et al.(2004,p10), Praktek alignment
digunakan untuk menilai dampak bisnis dari aktivitas IT yang
sudah ada. Uang yang dikeluarkan untuk sistem yang sudah ada
adalah uang yang tidak dikeluarkan untuk pengembangan baru.
Praktek ini membiarkan bisnis dan manajer IT secara bersama-
sama memutuskan inisiatif IT mana yang harus menjadi prioritas
untuk mendapatkan sumber daya, daripada berasumsi bahwa
segala sesuatu yang sudah beroperasi adalah kritis untuk bisnis
dan harus didukung pada tingkatan yang ada. Sehingga hasilnya
lebih beralasan dibanding mengeluarkan uang untuk aktivitas
yang ada.
2.2.6.2 Tiga Bagian Praktik Alignment
Menurut Benson et al.(2004,p154-160), ada tiga jenis
alignment, yaitu :
1. Strategic Alignment, melihat pada tiga elemen IT yang
terdiri dari aplikasi, service dan infrastructure. selain itu
juga mendeterminasi bagaimana elemen IT tersebut
mendukung dua elemen bisnis (arahan Strategic dan
operasional bisnis serta kebutuhan proses).
2. Internal IT Alignment, menguji bagaimana infrastruktur
dan service mensupport aplikasi dan sebaliknya. Selain itu
40

juga bagaimana aktivitas manajemen IT mendukung
ketiga elemen dari IT.
3. Functional Alignment, Ketika praktek prioritas
memperbolehkan manajemen untuk memberikan sumber
daya untuk mendukung inisiatif IT didasarkan pada arahan
strategis, praktek penyelarasan melakukan hal yang sama
pada aplikasi dan infrastruktur IT yang sudah ada.
Dikebanyakan perusahaan, Sumber daya IT didedikasikan
untuk aplikasi yang sudah berjalan, Lebih jauh sumber
daya ini jarang diuji untuk melanjutkan kontribusi pada
bisnis. functional Alignment melanjutkan pengujian ini
dengan melihat pada kualitas, level service tingkat
pengguna, dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai