Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Created By : VI
Pengertian
Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang
menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil (Kaiser, 2005) Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh (Ilyas, 2001 ).
Etiologi
Arif Mansjoer (2000), mengemukakan penyebab sehingga terjadinya keratitis, antara lain : Bakteri, seperti: Staphylococcus, streptococcus, pseudomonas dan pneumococcus Virus, seperti: Virus herpes simpleks dan virus herpes zoster Jamur, seperti: Candida dan aspergillus Hipersensitif: toksin/allergen Gangguan hervus trigeminus Idiopatik
Patofisiologi
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung yang uniform dan jendela yang dilalui berkas cahaya retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler, dan deturgesens. Deturgesens atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea, dipertahankan oleh fungsi sawar epitel. Epitel adalah sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea dan merupakan satu lapis sel-sel pelapis permukaan posterior kornea yang tak dapat diganti baru. Sel-sel ini berfungsi sebagai pompa cairan dan menjaga agar kornea tetap tipis dan basah, dengan demikian mempertahankan kejernihan optiknya. Jika sel-sel ini cedera atau hilang, timbul edema dan penebalan kornea yang pada akhirnya mengganggu penglihatan
Klasifikasi
Keratitis Jamur Keratitis Virus Keratitis Alergi. Keratitis Pungtata Keratitis Marginal Keratitis Interstisial Keratitis Fasikularis Keratitis Sklerotikan
Manifestasi Klinis
Ihsan (2009), berpendapat bahwa manifestasi klinis pasien dengan peradangan pada mata khususnya keratitis sering dijumpai, yaitu : Mata sakit, gatal dan silau Gangguan penglihatan (visus menurun) Mata merah dan bengkak Hiperemi konjungtiva Merasa kelilipan Gangguan kornea (sensibilitas kornea yang hipestesia) Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat filament pada kornea
Pemeriksaan Penunjang
Vera, H.D dan Margaret R.T, (2000), mengemukakan bahwa pemeriksaan penunjang meliputi : Kultur untuk bakteri dan fungi Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10 % terhadap kerokan kornea. Uji fluoresein Uji sensibilitas kornea Uji fistel Uji biakan dan sensitivitas Uji plasido
Penatalaksanaan Medic
Pemberian antibiotik, air mata buatan. Pada keratitis bakterial diberikan gentacimin 15 mg/ml, tobramisin 15 mg/ml, seturoksim 50 mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap 30 menit kemudian diturunkan menjadi 1 jam dan selanjutnya 2 jam bila keadaan mulai membaik Perlu diberikan sikloplegik untuk menghindari terbentuknya sinekia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar Pada terapi jamur sebaikna diberikan ekanazol 1 % yang berspektum luas. Antivirus,anti inflamasi dan analgesik
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian a. Keluhan Utama nyeri, mata berair, mata merah, silau dan sekret pada mata b. Riwayat Penyakit Sekarang
penuruna tajam penglihatan, trauma pada mata. Riwayat gejala mata seperti nyeri
meliputi lokasi, awitan durasi, upaya menguragi dan beratnya, pusing, silau. c. Riwayat Penyakit Dahulu diabetes militus, herpes zooster, herpes simplek.
B. Diagnosa keperwatan
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi atau infeksi pada mata 2. Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori / status organ indera. 3. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak sekret dengan mata sehat atau mata orang lain 4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan : adanya nyeri; kemungkinan / kenyataan kehilangan penglihatan.
C. Intervensi keperawatan
Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan b/d gangguan penerimaan
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya. Rasional : Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 2. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan seperti kurangi kekacauan, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat dan perbaiki sinar suram. Rasional : Membantu pasien dalam beraktivitas. 3.Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata. Rasional : Dapat mengidentifikasi intervensi lanjutan. 4.Evaluasi ketajaman penglihatan pasien, catat apakah satu atau kedua mata terlibat. Rasional : Mengetahui ketajaman penglihatan pasien.
Thanks