OLEH :
WIJAYA
KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan tanah atas dasar sifatsifat yang dimilikinya. Satuan dasar pengelompokkanya yaitu Polypedon Pedon adalah satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah.
1. Klasifikasi Tanah Alami Klasifikasi Sistem PPT Bogor Dikenal 6 Kategori : Golongan Kumpulan Jenis Macam Rupa Seri
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor Golongan Kumpulan Jenis Macam Rupa Seri : Dengan Perkembangan Profil : : : : ABC Latosol Latosol Humik Latosol Humik, Tekstur Halus, Drainase Baik : Bogor
Grumosol
VIII. KLASIFIKASI TANAH A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor Aluvial Tanah yang berasal dari endapan baru, berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon okrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60 %. Tanah bertekstur kasar, kadar pasir > 60 %, hanya mempunyai horison penciri okrik, histik atau sulfurik.
Regosol
VIII. KLASIFIKASI TANAH A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor Andosol Tanah-tanah berwarna hitam (epipedon mollik atau umbrik) ada horison kambik ; bulk density kurang dari 0,85 g/cm3 ; banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari 60 % terdiri dari abu vulkan. Tanah dengan kadar liat > 60 %, remah sampai gumpal, warna tanah seragam, batas-batas horison yang kabur, solum dalam (> 150 cm), KB < 50 %, mempunyai epipedon umbrik dan horison kambik.
Latosol
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor Podsolik Podsol Tanah dengan horison penimbunan liat argilik, KB < 50 % dan tidak mempunyai horison albik Tanah dengan horison penimbunan Fe, Al oksida, dan bahan organik (sama dengan horison spodik), mempunyai horison albik
Mediteran Tanah dengan horison penimbunan liat argilik, KB >50 % dan tidak mempunyai horison albik.
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik (yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah, dan KTK kurang dari 16 me/100 g liat), juga mempunyai batas-batas horison yang tidak jelas.
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) : Dikenal 6 Kategori : Order SubOrder Greatgroup Subgroup Family Series
Order SubOrder
Horison penciri utama Keseragaman genetik. Pembagian Order lebih lanjut berdasarkan : pengaruh air, kelembaban tanah, bahan induk , vegetasi, tingkat dekomposisi bahan organik.
Greatgroup Pembagian Suborder lebih lanjut berdasarkan kesamaan susunan dan perkembangan horison, KB, suhu dan RH, ada tidaknya lapisan-lapisan penciri (plinthite, fragipan, duripan). Subgroup Konsep dasar taksa untuk Great group dan sifat-sifat yang menunjukkan peralihan ke lain Great group, Suborder dan Order, juga sifat-sifat peralihan ke bukan tanah.
Family
Kelas ukuran butir rata-rata dari control section atau solum, kelas mineralogi dari mineral dominan dalam solum, kelas suhu tanah (berdasarkan suhu rata-rata tahunan tanah pada kedalaman 50 cm). Jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah, sifat-sifat kimia dan mineralogi
Series
Mollik
Mengandung bahan organik lebih dari 1 %, warna value lembab kurang dari 3,5 ; tebal 18 cm atau lebih dan kejenuhan basa lebih dari 50 %. Seperti Mollik tetapi kejenuhan basa kurang dari 50 %. Horison berwarna terang (value lembab lebih dari 3,5, bahan organik kurang dari 1 %, atau keras sampai sangat keras dan masif.
Umbrik Okrik
Histik Antropik
Horison permukaan mengandung bahan organik lebih dari 20 % Seperti Mollik, tetapi mengandung lebih dari 250 ppm P2O5 larut dalam asam sitrat Tebal lebih dari 50 cm, hitam, terbentuk karena pemupukan organik yang terus menerus
Plagen
Argilik
Horison penimbunan liat ; adalah horison B yang paling sedikit mengandung 1,2 kali liat horison di atasnya ; terdapat selaput liat Horison di bawah lapisan olah, terdapat akumulasi debu, liat dan humus. Horison berwarna pucat (horison A2), warna value lembab lebih dari 5
Agrik Albik
Horison Penciri (Horison Bawah) : Kambik Indikasi lemah adanya argilik atau spodik, tetapi tidak memenuhi syarat kedua horison tersebut Tebal 15 cm atau lebih, mengandung kalsium atau magnesium karbonat Horison yang banyak gypsum (kalsium sulfat) mengandung
Kalsik Gipsik
Horison Penciri (Horison Bawah) : Natrik Oksik Spodik Sulfurik Harison argilik yang banyak mengandung natrium Tebal 30 cm atau lebih, mempunyai KTK kurang dari 16 me/100 g liat Horison iluviasi (timbunan) seskuioksida bebas dan bahan organik Horison yang banyak mengandung sulfat masam (cat clay), pH kurang dari 3,5
: Ultisol : Udult (Udus = Humide) : Tropudult : Aquic Tropudult : Aquic Tropudult, Berliat Halus, Kaolinitik, Isohipertermik : Serang Banten
Kesesuaian lahan (land suitability) adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu
Jenis atau macam kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara umum. Tingkat kesesuaian dalam ordo Jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas Perbedaan kecil yang diperlukan dalam pengelolaan subklas
Ordo
S (Suitable)
Kelas
S1 (Sangat Sesuai) S2 (Cukup Sesuai) S3 (Sesuai marginal)
N (Not Suitable)
menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu Ordo S Sesuai (Suitable) . lahan yang dapat digunakan secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lainnya. Keuntungan yang diharapkan dapat melebihi masukan yang diberikan
Ordo N
Tidak Sesuai (Not Suitable) . lahan yang mempunyai pembatas sehingga mencegah suatu penggunaan secara lestari
Menggambarkan tingkat kesesuaian dalam Ordo S1 Sangat Sesuai (highly suitable) Tidak punya pembatas yang berat untuk penggunaan lestari, atau punya pembatas yang tidak berarti terhadap produktivitas, serta tidak akan menaikkan masukan dari apa yang telah biasa diberikan.
N2
Mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam suatu kelas Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang diletakan setelah simbol kelas. Misalnya kelas S2 mempunyai faktor pembatas kedalaman efektif (s) akan menurunkan Subklas S2S.
Merupakan pembagian lebih lanjut dari subklas. Satuan-satuan berbeda satu dengan lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan, misal S3t-2.
Klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokkan tanah ke dalam satuansatuan khusus menurut kemampuannya untuk penggunaan intensif, dan perlakuan yang diperlukan untuk dapat digunakan secara terus menerus.
Dikenal 8 kelas, yaitu Kelas I sampai Kelas VIII. Semakin meningkat kelas akan semakin sedikit jenis penggunaan karena semakin banyak hambatan.
Intensitas dan Macam Penggunaan Penggembalaan Terba tas Se dang Inten sif Ter ba tas Pertanaman Se dang In ten sif Sgt Inten sif