Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN MAGANG PRA PRAKTIK KERJA LAPANGAN II DI DESA BANTAR JAYA KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR

Disusun oleh KELOMPOK I Nama : 1. DEDI KUSWANDI 2. EKA YULI SUSANTI 3. KUSMAWAN 4. RASIDIN 5. SUHERLAN NIRM : 04.1.11.0558 04.1.11.0561 04.1.11.0564 04.1.11.0570 04.1.11.0572

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penyusunan laporan Magang Pra PKL II di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor telah dapat kami selesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pelaksanaan Magang Pra PKL II serta sebagai wahana pembelajaran bagi mahasiswa STPP Bogor dalam melaksanakan Praktik Identifikasi Potensi Wilayah menggunakan Pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) dan menumbuhkembangkan Gabungan

Kelompoktani, dimana keduanya merupakan unit kompetensi yang harus dilaksanakan pada PKL II. Dalam penyusunan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Achmad Suwandi selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Ir. Djaka Sulistya, MS selaku Dosen Pembimbing II, Ibu Niti Karniti SP, selaku Pembimbing Eksternal Magang, Bapak Sudjito selaku Ketua Gapoktan Mandiri, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita semua. Amin.

Bogor,

Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................

i ii

PENDAHULUAN ................................................................................. A. Latar Belakang ....................................................................... B. Tujuan ..................................................................................... C. Manfaat ...................................................................................

1 1 3 4

PELAKSANAAN KEGIATAN .............................................................. A. Waktu dan Tempat ................................................................. B. Alat dan Bahan ....................................................................... C. Pengambilan Data Potensi Wilayah Menggunakan Pendekatan Rapid ural Appraisal (RRA) ............................... D. Menumbuhkembangkan Gabungan Kelompoktani..............

5 5 5

5 7

HASIL DAN PEMBAHASAN. .............................................................. A. Identifikasi Potensi Wilayah Menggunakan Pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) ................................................. 1. Data Umum Wilayah Desa Bantar Jaya ........................... 2. Data Sumberdaya Manusia .............................................. 3. Data Sumberdaya Alam ................................................... 4. Data Sarana dan Prasarana ............................................. 5. Data Penunjang ................................................................ B. Menumbuhkembangkan Gabungan Kelompoktani..............

8 8 8 9 19 20 22

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... A. Kesimpulan............................................................................. B. Saran .......................................................................................

26 26 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ LAMPIRAN..........................................................................................

27 28

ii

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Peningkatan kompetensi penyuluh dapat dilakukan dengan pendidikan

formal dan non formal. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan melakukan praktik kerja lapangan dan uji kompetensi penyuluh pertanian bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan formal agar mahasiswa memiliki kompetensi yang cukup dalam pelaksanaan tugas nantinya dan diharapkan mahasiswa setelah lulus dapat menjalankan perannya sebagai penyuluh pertanian yang handal dan cakap guna membantu pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu merubah nasibnya. Kegiatan PKL II diawali dengan magang di Gabungan Kelompoktani yang dianggap sudah berhasil menjalankan fungsi-fungsinya sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Adapun kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama magang adalah melaksanakan Praktik Identifikasi Potensi Wilayah menggunakan Pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) dan belajar menumbuhkembangkan Gabungan Kelompoktani, dimana keduanya merupakan unit kompetensi yang harus dilaksanakan pada PKL II. Kedua unit kompetensi tersebut sangat penting dalam membantu perencanaan pembangunan pertanian di desa. Dalam penyusunan rencana pembangunan desa khususnya di bidang pertanian, proses pengenalan kondisi wilayah sangat diperlukan untuk mengkaji kehidupan sosial ekonomi desa. Proses identifikasi dilakukan dengan melibatkan komponen yang ada di masyarakat. Berbagai pendekatan telah dikembangkan untuk membantu masyarakat desa dalam menggali informasi, identifikasi masalah, analisis sosial-ekonomi,dan dan lain-lain. Dalam memahami suatu wilayah desa dikenal dua pendekatan yaitu Rapid Rural Appraisal (RRA) dan Participatory Rural Appraisal (PRA). Masing-masing pendekatan tersebut memiliki kesamaan dan perbedaan dalam prakteknya. Sebagai suatu metode, RRA digunakan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. RRA merupakan salah satu metode yang relevan dengan tingkat kerumitan yang rendah, biaya murah, cepat dan efektif. Masyarakat

dapat mempelajari secara cepat dan memanfaatkan RRA untuk kepentingan

penyusunan

rencana

pembangunan.

Umumnya

RRA

digunakan

untuk

menghasilkan informasi dan data yang bersifat jangka pendek/tahunan atau jangka panjang. Jika akan dikembangkan untuk jangka panjang diperlukan perangkat penilaian yang lebih rinci dan lengkap serta dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan penumbuhan dan pengembangan gapoktan didasarkan atas prinsip dari, oleh dan untuk petani. Kegiatan-kegiatan gapoktan yang dikelola tergantung kepada kesepakatan anggotanya. Dapat berdasarkan jenis usaha, unsur-unsur subsistem agribisnis (pengadaan sarana produksi, pemasaran, pengolahan hasil pasca panen). Dalam penumbuhan gapoktan tersebut perlu diperhatikan kondisi-kondisi kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antar petani, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota gapoktan dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari apa yang ada dalam kelompoktani. Desa Bantar Jaya merupakan salah satu desa di Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor yang dijadikan lokasi Magang Pra PKL II oleh Kelompok I Mahasiswa Tingkat II A Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Bogor untuk melakukan identifikasi potensi wilayah dengan menggunakan pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) dan tempat pembelajaran menumbuhkembangkan Gabungan Kelompoktani. Desa Bantar Jaya dipilih sebagai lokasi Magang Pra PKL II berdasarkan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki Gabungan Kelompoktani yang dianggap sudah berhasil menjalankan fungsi-fungsinya sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. B. Tujuan Adapun tujuan Magang Pra PKL II yang dilaksanakan di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor adalah : 1. Agar mahasiswa dapat melaksanakan praktik identifikasi potensi wilayah menggunakan pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) secara benar, dalam rangka memperoleh data potensi wilayah secara cepat dan akurat, mengidentifikasi permasalahan yang ada di desa dan mencarikan solusinya, serta mengembangkan usahatani yang potensial. 2. Agar mahasiswa dapat menumbuhkembangkan gabungan kelompoktani dalam rangka meningkatkan kemampuan gapoktan agar dapat berfungsi

sebagai unit usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran dan unit usaha keuangan mikro serta unit jasa penunjang lainnya sehingga menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. C. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Magang Pra PKL II di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor adalah : 1. Bagi mahasiswa - Sebagai wahana pembelajaran dalam melakukan pengambilan data yang akurat sebagai dasar dalam membuat suatu program atau kebijakan. - Sebagai wahana dalam mengimplementasikan teori yang diperoleh di dalam kelas dengan mempraktikannya di lapangan. 2. Bagi pemerintah - Dapat diperoleh informasi tentang masalah dan potensi bidang pertanian secara lebih akurat - Dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan program dan kebijakan pembangunan pertanian di Desa Bantar Jaya

3. Bagi masyarakat - Dapat digunakan sebagai acuan pembangunan desa dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat dan terarah

PELAKSANAAN KEGIATAN

A.

Waktu dan Tempat Kegiatan Magang Pra PKL II ini dilaksanakan dari tanggal 12 Mei 2013 s.d

18 Mei 2013 bertempat di Gabungan Kelompoktani Mandiri Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan antara lain: alat tulis, laptop, lembar kuesioner, kamera dan lain-lain. C. Pengambilan Data Potensi Wilayah Menggunakan Pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA). Pengambilan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan RRA setelah tim RRA selesai membuat rencana pengambilan data sesuai dengan masalah yang akan digali. Proses pengambilan data memegang peranan penting dalam menentukan validitas hasil. Kesalahan dalam pengambilan data terutama data primer akan berakibat secara langsung terhadap hasil analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan dijawab sehingga hasilnya akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Metode pengambilan data yang dilakukan pada kegiatan Magang Pra PKL II di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor terdiri atas pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara semi terstruktur terhadap responden yang dianggap mengetahui data-data yang diperlukan serta melalui pengamatan langsung di lapangan. Adapun data sekunder diperoleh dari Profil Desa Bantar Jaya dan RKTP Penyuluh Wilayah Binaan Desa Bantar Jaya. Prosedur pengambilan data primer dilakukan sebagai berikut : Menyiapkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden Menentukan responden yang dianggap menguasai data-data yang akan ditanyakan Membuat kesepakatan wawancara dengan responden mengenai waktu dan tempat wawancara Melakukan wawancara semi terstruktur berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan.

Kuesioner yang digunakan merupakan alat penggali data di Desa Bantar Jaya yang akan dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan khususnya bidang pertanian yang ingin diketahui. Pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Kuesioner yang dibuat berupa kuesioner terbuka yang memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban seluas-luasnya sesuai dengan yang diketahuinya. Namun demikian, dalam pelaksanaan wawancara dengan responden, kuesioner hanya digunakan sebagai panduan wawancara saja agar pertanyaan tidak menyimpang dari yang seharusnya. Karena teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, maka kuesioner tidak diberikan kepada responden tetapi dipegang oleh pewawancara kemudian jawaban responden dicatat oleh pewawancara. Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan yang diharapkan, maka penentuan responden yang diwawancarai dilakukan dengan

memperhatikan aspek penguasaannya terhadap

data yang akan diambil.

Selanjutnya, mengingat data yang akan diambil adalah data tentang pertanian maka responden yang dipilih adalah yang menguasai tentang kegiatan pertanian di Desa Bantar Jaya. Berdasarkan hal tersebut, kemudian ditentukan responden yang akan diwawancarai adalah Kepala Desa Bantar Jaya , aparat Desa Bantar Jaya yang membidangi pertanian, Pengurus Gabungan Kelompoktani Mandiri dan Penyuluh Pertanian yang membina Desa Bantar Jaya . Data yang diambil dalam praktik identifikasi potensi wilayah dengan pendekatan RRA di Desa Bantar Jaya terdiri atas : data keadaan umum wilayah Desa Bantar Jaya , data sumberdaya manusia, data sumberdaya alam, data sarana dan pasarana serta data penunjang. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengambilan data tersebut, maka dilakukan pembagian tugas bagi anggota kelompok sebagai tim RRA sesuai bidangnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih pekerjaan serta untuk efisiensi dan efektivitas kerja tim RRA. Adapun prosedur pengambilan data sekunder adalah dengan mengunjungi Kantor Desa Bantar Jaya dan meminta data yang dibutuhkan dari profil Desa Bantar Jaya. Demikian juga pengambilan data primer dari RKTP Penyuluh Pertanian Desa Bantar Jaya dilakukan dengan cara mengunjungi penyuluh yang bersangkutan di Balai Penyuluhan Pertanian. Data primer yang diambil terutama yang berkaitan dengan data keadaan umum wilayah, data sumberdaya manusia

dan sarana/prasarana. Kegiatan ini adalah proses untuk mempelajari keadaan desa berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak yang berkaitan. Setelah data primer dan data sekunder diperoleh secara lengkap, kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data merupakan bagian yang penting dalam RRA, karena dengan pengolahan data, maka data tersebut dapat memberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah yang sedang dikaji. Data mentah yang telah dikumpulkan kemudian diadakan kategorisasi dan diolah sedemikian rupa sehingga mempunyai makna untuk menjawab masalah yang ada. Setelah data diolah dan dianalisis, langkah selanjutnya adalah

menginterpretasikan hasil analisis data tersebut. Menginterpretasikan hasil analisis dilakukan dengan memperhatikan agar interpretasi tidak melenceng dari hasil analisis dan interpretasi masih dalam batas kerangka kajian. Kemudian langkah terakhir adalah menarik kesimpulan yang berisi intisari dari seluruh rangkaian kegiatan identifikasi dan membuat rekomendasinya. D. Menumbuhkembangkan Gabungan Kelompoktani Mahasiswa menggali tentang tata cara pembentukan gapoktan dan mengidentifikasi administrasi gapoktan dimana kegiatan ini merupakan proses pembelajaran dalam menumbuhkankembangkan gapoktan. Adapun uraian kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pertemuan dengan pengurus Gapoktan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara untuk menggali informasi tentang terbentuknya Gapoktan. 2. Melakukan terbentuknya Gapoktan 3. Mengumpulkan, mengolah, serta menginterpretasikan data 4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan wawancara Gapoktan, bersama pengurus mengenai dan sejarah

pengadministrasian

fungsi-fungsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Identifikasi Potensi Wilayah Menggunakan Pendekatan Rapid Rural Appraisal (RRA) Berdasarkan identifikasi potensi wilayah dengan pendekatan RRA yang

telah dilaksanakan di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Data Umum Wilayah Desa Bantar Jaya Desa Bantar Jaya terletak di Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah mencapai 214,73 ha. Desa Bantar Jaya terletak pada ketinggian tempat antara 290 meter diatas permukaan laut. Letak lokasi Desa Bantar Jaya berada 4,5 km dari ibukota kecamatan, 24 km dari ibukota Kabupaten Bogor, 120 km dari ibukota Propinsi Jawa Barat, 60 Km dari ibukota negara, semua dihubungkan dengan jalan beraspal yang dapat dilalui dengan kendaraan umum. Desa Bantar Jaya memiliki batas wilayah sebagai berikut. Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Desa Bantarsari : Desa Bantarsari : Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga : Desa Pasirgaok dan Desa Cimulang

Dari data diatas terlihat bahwa Desa Bantar Jaya merupakan desa dengan letak geografis yang sangat strategis karena berada dekat dengan pusat pemerintahan seperti ibukota kecamatan, ibukota kabupaten bahkan dengan ibukota negara. Hal tersebut sangat memudahkan masyarakat dalam mengakses segala hal yang dibutuhkan, terutama dalam menunjang kegiatan perekonomian karena pusat pemerintahan biasanya identik dengan pusat perekonomian. Selain itu letak Desa Bantar Jaya yang berada pada ketinggian tempat 290 meter diatas permukaan laut merupakan tempat yang ideal untuk hunian karena pada ketinggian tempat tersebut suhu tergolong sedang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Ketinggian pada kisaran tersebut juga sangat ideal untuk pengembangan usaha pertanian seperti tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan dan perikanan.

Luas wilayah Desa Bantar Jaya seluas 214,73 hektar merupakan potensi untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian, disamping usaha

perekonomian dibidang lainnya. Usaha pertanian mempunyai prospek yang bagus karena ditunjang pasar yang dapat menyerap produk pertanian dalam jumlah yang besar dan berkelanjutan. Desa Bantar Jaya juga berbatasan dengan desa-desa lain di Kecamatan Rancabungur yang memiliki karakteristik geografis yang hampir sama. Hubungan aktifitas masyarakat ditunjang dengan prasarana transportasi yang cukup memadai. 2. Data Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur tercatat

sebanyak 9395 orang terdiri dari laki-laki 4970 orang dan perempuan 4425 orang dengan jumlah kepala keluarga 2405 KK. Data jumlah penduduk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Data Jumlah Penduduk Desa Bantar Jaya Kelompok Umur (Tahun) 0 - 15 16 - 35 36 - 45 46 keatas Jumlah Sumber : RKTP Wilayah Binaan Bantarsari Tahun 2013. Dari tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbesar pada kelompok umur antara antara 0 - 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk desa sebagian besar adalah usia anak-anak dan remaja. Pada usia ini penduduk sebagian belum bersekolah dan sebagian lagi bersekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Posisi kedua terbesar adalah penduduk usia 16 35 tahun. Pada usia ini penduduk sebagian masih bersekolah, lulus sekolah, bekerja dan berumah tangga. Sedangkan penduduk terkecil pada kelompok umur 36 45 tahun. Jika kelompok nomor 2 dan 3 diasumsikan sebagai penduduk produktif dan selebihnya adalah penduduk tidak produktif maka jumlah penduduk produktif lebih besar dari penduduk tidak produktif.

No 1 2 3 4

Jumlah (Orang) 3490 2821 807 2277 9395

Penduduk yang berdomisili di Desa Bantar Jaya

sebagian besar

merupakan kelompok etnis Sunda. Perilaku kehidupan masyarakat sendiri sebagian masih bersifat pedesaan tetapi tata kehidupan secara umum telah dipengaruhi oleh pola hidup modern. Penduduk yang berada di Desa Bantar Jaya terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Baik penduduk asli dan

pendatang memiliki kepercayaan yang dianutnya masing-masing. Agama yang dominan dipeluk oleh warga adalah agama Islam. Sebagian besar penduduk di Desa Bantar Jaya bermata pencaharian

sebagai petani dan buruh. Hal ini sesuai dengan kondisi daerah yang memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas. Jumlah petani di Desa Bantar Jaya tercatat hanya 1169 orang. Mereka sebagian besar berusaha di sektor on-farm seperti usaha tani budidaya tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Minat untuk bekerja di sektor swasta dan pabrik-pabrik industri terutama diminati oleh kaum muda yang baru lulus pendidikan, baik menengah maupun tinggi. Selain buruh dan pegawai swasta, di Desa Bantar Jaya juga terdapat pedagang yang melakukan usaha perdagangan dalam skala kecil dan menengah. Berikut adalah tabel data kependudukan berdasarkan mata pencaharian utama di Desa Bantar Jaya tahun 2013. Tabel 2 Data Mata Pencaharian Utama Penduduk Desa Bantar Jaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 Petani Peternak Pembudidaya ikan Pedagang Jasa Pegawai swasta PNS Buruh Jumlah Sumber : RKTP Wilayah Binaan Bantar Sari Tahun 2013. Mata pencaharian Jumlah (orang) 1169 102 105 123 98 160 85 565 2407

10

Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Bantar Jaya sangat bervariasi mulai dari yang tidak pernah sekolah sampai lulus Perguruan Tinggi seperti terlihat dari Tabel 3 : Tabel 3 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bantar Jaya No 1 2 3 4 5 6 Pendidikan Penduduk tidak tamat SD SD/ sederajat SLTP/ sederajat SLTA/ sederajat D3 S1 Jumlah Sumber : RKTP Wilayah Binaan Bantar Sari Tahun 2013. Dari tabel 3 menunjukan bahwa tingkat pendidikan penduduk terbesar adalah tamat SLTA/sederajat yaitu sebanyak 956 orang. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Bantar Jaya secara umum sudah menyadari akan Jumlah (orang) 3447 2928 1051 1780 94 95 9395

pentingnya pendidikan. Namun demikian dari data diatas terlihat jumlah penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 689 orang. Jumlah ini termasuk tinggi terutama jika dilihat dari letak geografis Desa Bantar Jaya yang dekat dengan pusat pemerintahan. Penduduk yang tidak tamat SD sebagian besar merupakan penduduk usia lanjut. Jika dilihat secara keseluruhan penduduk Desa Bantar Jaya sangat memperhatikan pendidikan dimana jumlah penduduk yang mampu sekolah dari SD sampai perguruan tinggi cukup tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak tamat SD. Kelembagaan tani di Desa Bantar Jaya tumbuh dan berkembang sejalan dengan pembinaan yang dilakukan melalui kegiatan penyuluhan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan, oleh penyuluh pertanian wilbin Desa Bantar Jaya. Kontinuitas kegiatan penyuluhan berkesinambungan memberikan percepatan proses penguatan kapasitas kelembagaan tani.

11

Data keragaan kelembagaan tani di Desa Bantar Jaya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Data Keragaan Kelembagaan Tani Desa Bantar Jaya No Kelembagaan Tani Yang ditumbuhkan Kelompok Tani Tanaman Pangan 1 Kelompok Tani Ternak Kelompok Tani Pembudidaya/UPR 2 3 4 Gabungan Kelompok Tani KWT Perkempulan Petani Pemakai Air (P3A Mitra Cai) Jumlah 6 1 1 1 2 1

Sumber : RKTP Wilayah Binaan Bantar Sari Tahun 2013 Jumlah kelompoktani yang ada di Desa Bantar Jaya tercatat sebanyak 6 kelompoktani dan 2 kelompok wanita tani (KWT). Berikut data keadaan dan kelas kelompoktani tersebut. Tabel 5 Keadaan dan Kelas Kelompoktani
Jumlah Kelompok Tani Berdasarkan No Nama Kelompok Pemula 1 2 3 4 5 6 7 8 Mandiri Bahagia Mekar Jaya Moyan Indah Lestari Lembayung KWT Mandiri Asri KWT Mekar Jaya Lanjut Kelas Madya Utama Ket

Sumber : RKTP Wilayah Binaan Bantar Sari Tahun 2013 Dari tabel 5 terlihat bahwa Desa Bantar Jaya mempunyai 6 kelompoktani di dan 2 Kelompok Wanita Tani, dimana tingkat kemampuan 4 kelompok tani berada pada kelas lanjut dan 2 berada pada kelas pemula sedangkan KWT semuanya masih kelas pemula. Dengan demikian perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus untuk dapat meningkatkan kelas kemampuan

kelompoktani tersebut.

12

3.

Data Sumberdaya Alam Sumberdaya alam merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan

pertanian, salah satu keberhasilan kegiatan pertanian di suatu wilayah juga bergantung pada potensi sumberdaya alam yang tersedia di wilayah tersebut. Desa Bantar Jaya memiliki ketinggian tempat antara 290 meter dari permukaan laut. Topografi bervariasi dari dataran sedikit bergelombang. Tingkat kemiringan lahan antara 15 - 25 derajat. Jenis tanah pada umumnya adalah termasuk latosol coklat kemerahan. Sedangkan pH tanah pada lahan sawah adalah antara 5-7 dan lahan darat antara 5-6. Presivitasi uap air dalam bentuk air hujan di Desa Bantar Jaya termasuk daerah basah, intensitas hujan besar yang berarti sering terjadi hujan lebat. Intensifikasi hujan dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 398,458 mm/tahun. sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan September. Tipe curah hujan tergolong klasifikasi tipe A: sangat basah, rata-rata BB: 11,5 bulan dan rata-rata BK: 0,5 bulan (Schmidt dan Fergusson,1951). Data curah hujan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Data Curah Hujan Tahun 2002 s.d Tahun 2012
TAHUN NO BULAN JUMLAH RATARATA

2008 445 380 344 334 371 148 20 200 89 240 149 296
3016 301,6

2009 507 468 283 153 537 336 55 233 149 367 315 444
3767 259,08

2010 442 373 193 589 301 212 288 145 285 346 292 356
3.767 313,91

2011 260 554 542 496 52 38 312 403 255 424 345 256
7237 723,7

2012 256 85 230 304 457 451 136 34 24 256 445 347
4728 394

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

1910 1860 1592 1576 1718 1185 811 1015 802 1633 1546 1699
22515 1992,29

382 372 318,4 315,2 343,6 237 162,2 203 160,4 326,6 309,2 339,8
4503 398,58

JUMLAH RATA-RATA

Sumber: RKTP Wilayah Binaan Bantar Sari Tahun 2013

13

Berdasarkan data diatas, Desa Bantar Jaya berada pada ketinggian 290 m dpl dan mempunyai curah hujan rata-rata tahunan yaitu 398,458 mm/tahun. Bila melihat zonefikasi iklim berdasarkan sistem Junghuhn dimana unsur utama yang diperhitungkan ialah penurunan suhu berdasarkan ketinggian tempat, maka wilayah ini cocok untuk lahan pertanian. Dudal dan Soepraptohardjo (1957) menyebutkan bahwa tanah Latosol terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi terjadi di bawah pengaruh curah hujan dan suhu yang tinggi di daerah tropik dimana gaya-gaya hancuran bekerja lebih cepat dan pengaruhnya lebih ekstrim daripada daerah dengan curah hujan dan suhu sedang. Pelapukan dan pencucian sangat intensif dan mineral silikat cepat hancur. Pada banyak tempat di daerah tropik, musim basah dan kering terjadi silih berganti. Hal ini berakibat semakin meningkatnya kegiatan kimia dalam tanah. Latosol umumnya telah mengalami perkembangan lanjut, solum tebal, batas horizon baur, lapisan atas sedikit mengandung bahan organik, lapisan bawah yang berwarna merah, kadar fiksasi liat yang agak tinggi sampai tinggi dan hampir merata pada semua horizon. Horizon B kaya akan seskuioksida (Al2O3+Fe2O3) bertekstur halus, struktur lemah sampai gumpal, konsistensi gembur sampai agak teguh, porositas sedang sampai baik, permeabilitas dan drainase sedang sampai cepat dan cadangan mineral rendah sampai sedang. Proses hidrolisis dan oksidasi berlangsung sangat intensif, sehingga basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na cepat dibebaskan oleh bahan organik. Oleh karena itu, tanah Latosol memiliki kejenuhan basa rendah (<35%) dan KTK yang sangat rendah (<24 me/100g). Menurut Kalpage (1974) menyebutkan bahwa kesuburan tanah Latosol umumnya sedang sampai sangat rendah, kandungan akan mineral primer (kecuali kwarsa) dan unsur hara tanah rendah. Tanah bereaksi masam sampai sangat masam dan fiksasi ion fosfat tinggi. Masalah kemasaman ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tapi pengapuran kurang nyata

pengaruhnya karena kapasitas pertukaran basa rendah sehingga penambahan bahan kapur akan meninggalkan efek residu yang sangat terbatas atau kecil. Tanah latosol cocok untuk tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit dan buah-buahan.

14

Tataguna lahan Desa Bantar Jaya

untuk pertanian, peternakan, ladang/

tegalan, perkebunan dan lain-lain dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 7 Tataguna Lahan Desa Bantar Jaya Lahan Basah Sawah Sawah Pengairan Pengairan Semi Teknis Teknis 95,246 50 Lahan Kering Ternak Ladang/ Tegalan 5,25 Kebun Hutan Perairan Situ Kolam

4,25

12

Sumber : RKTP Wilayah Binaan Bantar Sari Tahun 2013 Tata guna lahan adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk

pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, pertanian dan lain-lain. Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan suatu wilayah. Keseimbangan antara kawasan budidaya dan kawasan konservasi merupakan kunci dari pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya lahan untuk menunjang pembangunan dan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi ternyata meningkatkan tekanan terhadap pemanfaatan sumberdaya lahan untuk

kepentingan lainnya. Selain itu, pengembangan sumberdaya lahan juga menghadapi timbulnya konflik kepentingan berbagai sektor yang pada akhirnya masalah ekonomi menjadi kontra produktif satu dengan lainnya. Keadaan ini, dapat menyebabkan sistem pengelolaan sumberdaya lahan yang tidak

berkelanjutan dan menyebabkan suatu lahan menjadi tidak produktif. Proporsi pemanfaatan tanah untuk permukiman yang terus meningkat menyebabkan pergeseran pengelolaan sumber agraria tanah di Desa Bantar Jaya, yakni areal pertanian pun menjadi terdesak (alih fungsi lahan pertanian) untuk kebutuhan areal non-pertanian. Hal ini menyebabkan akses petani terhadap sumber agraria tanah makin berkurang. Beberapa komoditas tanaman yang biasa diusahakan oleh petani di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur antara lain adalah komoditas tanaman pangan, sayuran dan buah-buahan. Disamping itu terdapat pula ternak peliharaan yang diusahakan dalam skala keluarga seperti sapi, kambing, ayam dan lain-lain.

15

Tanaman yang ditanam secara bergiliran antara tanaman jagung, tanaman kacang tanah dan sayuran. Namun usaha budidaya tanaman pangan, khususnya komoditas padi di Desa Bantar Jaya dilakukan secara subsisten, yaitu terbatas untuk pemenuhan kebutuhan keluarga sendiri. Hal ini disebabkan karena penguasaan lahan yang semakin sempit dan adanya komoditas sayuran yang lebih prospektif. Usaha tani sayuran dan buah-buahan merupakan sumber pendapatan tunai bagi petani di Desa Bantar Jaya sebagai sumber pendapatan keluarga oleh karena ditunjang oleh potensi lahan dan iklim, potensi sumberdaya manusia serta peluang pasar domestik yang sangat besar. Selain sebagai komoditas unggulan di Desa Bantar Jaya, komoditas sayuran juga berperan sebagai sumber gizi masyarakat penunjang kegiatan agrowisata dan agroindustri. Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa usaha usaha agribisnis sayuran merupakan sumber pendapatan masyarakat di pedesaan melalui usahausaha agribisnis yang luas mulai dari penyedia input produksi, usahatani, pengolahan hasil hingga pemasaran, sehingga berpeluang dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu pengembangan komoditas sayuran yang berbasis agribisnis sangat penting dilakukan melalui perubahan kebijakan dan penajaman ke arah perencanaan pembangunan agribisnis yang menguntungkan, stabil,

berkelanjutan, efisien dan efektif serta berkualitas. Usahatani sayuran merupakan usahatani intensif yang membutuhkan biaya produksi yang tergolong tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya, oleh karena itu petani umumnya menanam sayuran disesuaikan dengan ketersediaan biaya. Petani menanam sayuran dengan teknik monokultur untuk semua jenis sayuran, selain menggunakan teknik tumpangsari. Petani mempunyai kebiasaan untuk menanam dua hingga tiga jenis sayuran secara bersamaan. Secara keseluruhan, penerapan teknologi budidaya untuk berbagai jenis sayuran belum dapat dikuasai dengan baik mulai oleh dari petani atau hanya

mengandalkan

pengetahuan

seadanya,

komponen

teknologi

pengolahan lahan, pembibitan, perawatan tanaman hingga panen dan pascapanen. Kelebihannya adalah penggunaan pestisida yang sangat minim di kalangan petani, dengan alasan yang cukup sederhana bahwa penggunaan pestisida dapat mengakibatkan kerusakan daun atau batang sayuran.

16

Permintaan pasar yang tinggi terhadap produk sayuran umumnya didorong oleh kebutuhan konsumsi masyarakat yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan perkapita Dari analisis data sekunder desa berdasarkan komoditas unggulan, komoditi sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Permasalahan usaha tani yang dihadapi petani di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur antara lain: a. Belum diterapkannya teknologi budidaya sesuai anjuran b. Harga pupuk di tingkat petani masih tinggi c. Regenerasi atau pengkaderan kelompok masih sangat kecil d. Kerjasama antara anggota kelompok masih rendah Sementara itu untuk potensi tanaman buah-buahan di Desa Bantar Jaya belum diusahakan secara penuh oleh petani serta masih banyak kendala dalam pengembangannya seperti rendahnya tingkat keterampilan dan pengetahuan petani dan keterbatasan teknologi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung pengembangan tanaman buah-buahan di Kabupaten Bogor, seperti program pengembangan kawasan sentra produksi tanaman buah-buahan, pemberian paket bantuan sarana produksi, peningkatan kemampuan

sumberdaya petani dan petugas penyuluh, serta pengolahan pasca panen dan pemasarannya. Walaupun demikian pengembangan komoditas ini masih menghadapi berbagai macam permasalahan. Untuk itu perlu segera dirumuskan strategi pengembangan sistem agribisnis tanaman buah-buahan unggulan daerah yang tangguh dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah khususnya Desa Bantar Jaya. Usaha peternakan yang di budidayakan di Desa Bantar Jaya antara lain sapi, domba, kambing dan ayam buras. Populasi domba cukup banyak namun terkendala karena keterbatasan lahan dan juga lahan hijauan yang juga semakin sulit diusahakan. Desa Bantar Jaya merupakan salah satu desa yang cocok untuk sentra pengembangan ternak domba, karena posisi daerah dekat dengan pasar atau daerah pemasaran terutama DKI Jakarta. Sumberdaya peternakan yang memegang peranan penting dalam pengembangan ternak domba adalah sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi, modal dan kelembagaan. Kelima sumberdaya tersebut harus saling

17

melengkapi satu dengan yang lainnya, karena tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat jika hanya satu sumberdaya yang digunakan. Sehingga perlu diketahui keadaan sumberdaya peternakan yang mendukung pengembangan ternak domba diwilayah Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur. Agar

interaksi antara sektor peternakan dengan sektor lainnya tidak menimbulkan permasalahan maka perlu dilakukan perencanaan yang baik, khususnya dibidang lahan sehingga akhirnya ternak yang ada di satu wilayah dalam kondisi optimal, yaitu jumlah ternak seimbang dengan pakan yang tersedia.

Peningkatkan produktivitas domba perlu dukungan ketersediaan pakan yang kontinyu, sehingga ternak domba dapat tumbuh dan mendapat ransum dalam jumlah dan kualitas yang cukup. Keberadaan teknologi peternakan merupakan faktor utama sebagai pelengkap faktor-faktor utama yang telah dijelaskan di atas. Beberapa contoh penerapan teknologi adalah inseminasi buatan, teknologi pakan, pengolahan hasil ternak, teknologi pasar dan pemasaran. Potensi yang tersedia tersebut dapat memberikan peranan sangat penting bagi pengembangan peternakan, khususnya ternak domba. Pengelolaan tanaman hutan untuk kegiatan usaha dan konservasi tanah dan air sudah dilaksanakan secara optimal oleh masyarakat di Desa Bantar Jaya. Kesadaran masyarakat akan pentingnya tanaman hutan rakyat didasari oleh pengetahuan yang semakin meningkat tentang fungsi hutan dalam mendukung kelestarian lingkungan. Selain itu kegemaran masyarakat untuk membudidayakan tanaman hutan rakyat, karena dipicu harga kayu rakyat yang makin meningkat. Pesatnya perkembangan hutan rakyat terutama setelah perhatian

masyarakat berorientasi pada pasar. Adanya jaminan pasar kayu yang semakin baik memberi motivasi tinggi terhadap minat masyarakat untuk menanam berbagai jenis kayu, sehingga sentra-sentra budidaya dan industri kayu hutan rakyat sudah mulai tampak dan berkembang. Meskipun konsep pengelolaan hutan rakyat lestari belum menjangkau petani hutan rakyat secara menyeluruh, perubahan orientasi kearah komersial ternyata mampu membawa pengelolaan hutan rakyat lebih bisa bertahan dibandingkan dengan hutan alam. Berkaitan dengan orientasi dan motivasi petani menanam kayu, maka penentuan jenis pohon yang ditanam merupakan pertimbangan penting yang harus diupayakan

18

petani. Pasar membutuhkan jenis kayu tertentu dan kualitas yang memadai untuk bahan baku industri, sehingga masyarakat petani harus tahu jenis-jenis yang dibutuhkan pasar saat ini dan jangka waktu kedepan. Dengan luas kepemilikan lahan yang terbatas petani harus mampu menentukan jumlah dan jenis pohon yang ditanam, karena hal ini berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas kayu yang dihasilkan. 4. Data Sarana dan Prasarana Desa Bantar Jaya memiliki wilayah yang strategis dengan adanya jalan yang dapat mengakses dengan mudah ke kecamatan lain, ke ibukota kabupaten dan ke ibukota negara. Dilihat dari faktor pendukung berupa kondisi jalan, jalan utama di Desa Bantar Jaya merupakan jalan kabupaten dengan kondisi jalan beraspal baik, begitu pula jalan desa beraspal dengan kondisi baik. Kondisi jalan tersebut sangat mendukung kelancaran pengangkutan sarana produksi dan hasil produksi desa. Faktor pendukung fisik lainnya, berupa sarana komunikasi yang tersedia, relatif mudah untuk diakses dengan adanya jaringan telepon yang menyebar di wilayah desa. Jaringan listrik PLN telah menyebar ke seluruh desa dan sebagian besar rumah penduduk telah menggunakannya. Sarana media massa cetak, berupa surat kabar dan majalah yang beredar di Desa Bantar Jaya, ketersediaannya sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh permintaan

masyarakat akan media cetak tersebut masih rendah. Sedangkan infrastruktur ekonomi, seperti pasar dan perbankan tidak terdapat di Desa Bantar Jaya. Namun penduduk dapat mengakses kedua lembaga ekonomi tersebut di ibukota kecamatan. Saluran irigasi non teknis untuk areal persawahan yang terdapat di desa Bantar Jaya, sangat mendukung usaha pertanian masyarakatnya, dapat mengairi sawah milik petani sebanyak tiga kali dalam setahun, sehingga memberikan kesempatan kepada petani untuk melakukan penanaman padi sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Ketersediaan air sepanjang tahun di Desa Bantar Jaya didukung oleh jaringan irigasi yang mengaliri Desa Bantar Jaya. Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor bagi masyarakat Desa Bantar Jaya, umumnya dilaksanakan pemeliharaan dan penyediaan sarana dan prasarana fisik publik, seperti pemeliharaan jalan, pemeliharaan jembatan, penambahan sarana pelayanan kesehatan beserta tenaga medisnya. Lembaga

19

ekonomi terutama lembaga keuangan yang ada adalah Koperasi Unit Desa (KUD), namun kegiatan dan keberadaanya hingga saat ini relatif tidak berperan bagi masyarakat. Dalam usaha untuk mengembangkan potensi masyarakat desa, diperlukan bantuan teknis dan finansial yang relatif lebih longgar dan luwes dalam prosedur mendapatkannya, sehingga petani memiliki kesempatan luas untuk mengembangkan usahanya. Berikut data sarana yang dimiliki oleh masyarakat Desa Bantar Jaya. Tabel 10 Data Sarana Bidang Pertanian di Desa Bantar Jaya No 1 2 3 4 5 6 Jenis Fasilitas Penggilingan Padi Traktor Kios Saprotan Koperasi Unit Desa Pasar Hands Sprayer Jumlah 2 2 4 1 200

5.

Data Penunjang Selain potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana dan

prasarana, Desa Bantar Jaya

juga memiliki potensi penunjang yang sangat

membantu dalam mensukseskan program pembangunan, khususnya bidang pertanian. Data penunjang tersebut antara lain adalah kebijakan pemerintah khususnya yang berkaitan dengan pembangunan pertanian. Program pemerintah yang masuk ke Desa Bantar Jaya antara lain adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi sawah pada tahun 2012, SL-PHT pada tahun 2009, dan PUAP tahun 2010. Dalam rangka meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya beras, pemerintah melalui Kementerian Pertanian, telah menyelenggarakan SLPTT padi yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia, pada areal padi non hibrida seluas 1,5 juta ha dan areal padi hibrida seluas 87 ribu ha, dengan sasaran dapat tercapainya produksi padi sebesar 60-61 juta ton GKG. SLPTT merupakan metoda penyuluhan dalam penyebarluasan teknologi baru yang dianggap paling efektif dewasa ini, sehingga kegiatannya perlu untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan kondisi agro klimat setempat serta teknologi spesifik lokasi.

20

Dengan adanya program SL-PTT padi sawah, petani peserta SL-PTT di Desa Bantar Jaya mampu mengambil keputusan atas dasar pertimbangan

teknis dan ekonomis dalam setiap tahapan budidaya usahatani padi sawah serta mampu mengaplikasikan teknologi dalam usahataninya secara benar sehingga meningkatkan produksi dan pendapatannya. Dari bantuan pemerintah kepada masyarakat tersebut sangat membantu dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Program PUAP merupakan program terobosan Kementerian Pertanian untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar sub sektor. PUAP berbentuk fasilitasi bantuan modal usaha petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Program PUAP memiliki tujuan antara lain: (1) Untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah. (2) Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani. (3) Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. (4) Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

dicanangkan pada tahun 2008. Melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai pelaksana langsung program PUAP diharapkan dana Bantuan Langsung Mandiri (BLM) bisa tersalurkan dengan tepat sasaran. Penyaluran dana ini difokuskan pada daerah-daerah tertinggal yang memiliki potensi pertanian agribisnis.

21

B.

Menumbuhkembangkan Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) Kegiatan magang di Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur tidak

hanya melaksanakan RRA tetapi juga belajar menumbuhkembangkan Gapoktan, yaitu Gapoktan Mandiri. Kegiatan ini awali dengan koordinasi dengan pengurus gapoktan, kebetulan induk semang tempat dilaksanakan magang kali ini adalah Ketua Gapoktan, sehingga mempermudah dalam mengkoordinir penguruspengurus gapoktan yang lain. penggalian informasi tentang sejarah dan proses pembentuhan gapoktan didapatkan dari hasil wawancara dengan pengurus gapoktan, selain itu profil gapoktan juga sangat membantu untuk melengkapi data baik adminsitrasi dan perkembangan kelembagaan gapoktan. Pendirian Gabungan Kelompok Tani Mandiri ini bermula dari sebuah ide anggota kelompok tani yang berinisiatif untuk mendirikan sebuah wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan para petani. Gabungan Kelompok tani Mandiri terbentuk atas kesepakatan bersama atas kesamaan komoditas yang diusahakan oleh kelompoktan tani yaitu jambu biji merah sebagai komoditas utama, selain itu komoditas yang diusahakan juga berupa jenis tanaman sayuran dan hortikultura. Oleh karena kesamaan komoditas tersebut, maka kelompoktani tersebut sepakat untuk membentuk kelompok tani. Berdasarkan hasil musyawarah bersama kelompoktani, pada tanggal 10 Agustus 2008 diadakan rapat pembentukan Gabungan Kelompok tani gabungan

(Gapoktan) dalam rangka pengukuhan keberadaan Gapoktan yang bergerak dalam bidang pertanian dengan nama GAPOKTAN MANDIRI dan disahkan oleh Kepala Desa BantarJaya sesuai dengan Surat Pengukuhan nomor: 520/45Kep/VIII/2008. Adapun kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan mandiri sebagi berikut : No 1. 2. 3. 4. Nama Poktan Mandiri Bahagia Mekar Jaya Moyan Indah Jumlah Anggota 20 Orang 25 Orang 20 Orang 25 Orang Jenis Usaha Pangan, Ternak Pangan, Ternak, Ikan Pangan, Ternak, Ikan Pangan, Ternak, Ikan

22

Hasil pengukuhan tersebut juga disepakati susunan pengurus Gapoktan Mandiri sebagai berikut : Ketua Wakil Ketua Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara II Seksi-seksi : 1. Humas : 1. Hasbullah Syam 2. Ujang Sueb 2. Usaha 3. Pendidikan 4. Rohani 5. Pengurus : Adung : E. Arumansyah : H. Odin Jakarta : 1. H. Adhari 2. Jejeh 3. Hasan D. 6. Pemasaran : Sukarta : Sudjito : H. Suwardi : Sukarta : Fahriyah Hastuti : Jama Faturahman : Saanin

Kegiatan Gapoktan harus sesuai dengan fungsi dan perannya, sesuai dengan yang tertuang dalam Anggaran Dasar (AD) Gapoktan antara lain sebagi berikut: a. b. Sebagai lembaga dan wadah kegiatan usaha anggota Membangun dan mengembangkan potensi usaha yang dimiliki anggota khusunya dan masyarakat umumnya yang membawa dampak positif untuk peningkatan usaha dan pendapatan. c. d. Mendorong dan membantu kegiatan usaha yang dijalankan oleh anggota Mengkoordinir dan memfasilitasi kegiatan usaha yang dijalankan anggota. Dalam keanggotaan Gapoktan didasarkan pada kesadaran, kerelaan dan kesungguhan untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan Gapoktan. Selain itu, penerimaan dan pemberhetian anggota ditentukan oleh rapat anggota Gapoktan dan rapat-rapat khusus yang diselenggarakan dengan memeprhatikan usul dan saran dari penasehat dan pembina. Mulai dan berakhirnya keanggotaan Gapoktan berlaku dan hanya dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota.

23

Hak dan kewajiban anggota dalam gapoktan dengan jelas diuraikan dalam Anggaran Dasar (AD) gapoktan. Setiap anggota masing-masing kelompok hak dan kewajiban. Adapun hak bagi anggota Gapoktan antara lain: a. b. Sebagai pemilik dan pengguna kegiaan usaha gabungan kelompok tani. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota. c. d. Untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus. Untuk menelaah pembukuan gabungan kelompok tani pada setiap saat atau pada setiap rapat anggota. e. Mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang sama dari kegiatan usaha yang dijalankan gabungan kelompok tani. f. Mendapatkan SHU (sisa hasil usaha) sesuai dengan aktifitas kegiatan yang dilakukan anggotabdalam gabungan kelompok tani (secara proposional). g. Mendapatkan sisa hasil penyelesaian apabila gabungan kelompok tani dibubarkan atau berhenti dari keanggotaan. Sedangkan kewajiban bagi anggota masing-masing kelompok adalah sebagai berikut : a. b. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan gabungan kelompok tani. Mematuhi ketentuan yang ada dalam AD dan ART, keputusan Rapat serta peraturan khusus yang telah disepakati dalam rapat anggota. c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh gabungan kelompok tani. d. Menyelenggarakan pembukuan kelompok masing-masing sesuai dengan arahan yang diterima dan kemudian pembukuan kelompok tersebut diserahkan kepada pengurus gabungan kelompok tani menjadi pembukuan kelompok tani. e. f. Membayar simpanan wajib iuran kelompok yang telah disepakati. Menanggung resiko usaha secara tanggung renteng.

Untuk mengatur dan menyelenggarakan program Gapoktan perlu diadakan organisasi kepengurusan yang menjalankan tatalaksana Gapoktan. Pengurus Gapoktan dipilih dari keanggotaan pengurus kelompok masing-masing dan dipilih rapat anggota. Yang dapat dipilih menjadi pengurus Gapoktan hendaknya dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam Gapoktan anatara lain sebagai berikut: 24

a.

Memiliki sifat jujur, aktif, trampil bekerja dan berdedikasi terhadap kelompok.

b. c.

Posisi dikelompok sebagai pengurus kelompok. Mempunyai pengertian dan wawasan yang cukup baik terhadap kelompok dan tatalaksana berkelompok.

Untuk mendukung permodalaan di dalam kelompok dibutuhkan kas gabungan kelompok. Kas tersebut bersumber dari: a. Iuaran anggota berupa simpanan kelompok, yang dibayarkan oleh masingmasing anggota yang disimpan pada Gapoktan atas nama simpanan masin-masing kelompok. b. c. d. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat. Sisa hasil usaha (SHU). Pinjaman atau bantuan dari pihak ketiga.

Di dalam pengembangan usaha Gapoktan, maka Gapoktan Mandiri telah mengembangkan usaha anatara lain: a. b. c. d. Budidaya Pertanian (Padi/palawija, sayuran, dan buah) Budidaya Peternakan Budidaya Perikanan Air Tawar. Pengolahan Hasil (Rengginang, kripik ubi, kripik bayam, dodol jambu biji merah) e. f. g. Perdagangan Pemasaran (penampungan hasil produksi) Jasa Alsintan

25

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan di Gapoktan Mandiri Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancabungur Kabupaten dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Desa Bantar Jaya memiliki potensi wilayah yang sangat mendukung untuk pengembangan pertanian berupa daya dukung wilayah yang sangat ideal untuk usaha pertanian, sumberdaya manusia dengan jumlah yang besar dan cukup potensial didukung tingkat pendidikan yang semakin meningkat, sumberdaya alam yang berlimpah 2. Permasalahan yang ada di Desa Bantar Jaya dalam bidang pertanian

antara lain: Belum diterapkannya teknologi budidaya sesuai anjuran, harga pupuk di tingkat petani masih tinggi, regenerasi atau pengkaderan kelompok masih sangat kecil dan kerjasama antara anggota kelompok masih rendah. 3. Jenis usahatani yang berpotensi untuk dikembangkan di Desa Bantar Jaya adalah usahatani budidaya tanaman sayuran dan buah-buahan. Hal ini ditunjang oleh kondisi iklim dan cuaca yang memadai serta ketersediaan air sepanjang tahun. Selain itu akses terhadap pasar sangat dekat dan dapat menampung produk dalam jumlah yang besar dan berkesinambungan. B. Saran Ada beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain: 1. Dalam membuat kebijakan pembangunan terutama pembangunan pertanian di Desa Bantar Jaya sebaiknya didahului dengan melakukan identifikasi

potensi wilayah seakurat mungkin dengan menggunakan pendekatan RRA/PRA. 2. Perlu adanya upaya terpadu semua pihak dalam mengatasi alih fungsi lahan pertanian dengan mengeluarkan peraturan dari pihak pemerintah pada semua tingkatan 3. Perlu pembinaan lebih intensif dari para petugas terkait dalam melakukan pemberdayaan terhadap petani, kelompoktani, gapoktan dan unit usaha pertanian lainnya.

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008 Profil GAPOKTAN Mandiri Desa Bantar Jaya Kecamatan Rancangbungur 2008. Anonim, 2013 Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian BP3K wilayah Ciseeng tahun 2013

27

Lampiran

Desa Bantarsari

Desa Bantarsari Desa Cimulang Situ Babakan

Situ Moyan

Desa Pasirgaok

Sungai Cisadane Desa Semplak Barat

Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga

Keterangan : : Padi sawah : Tanaman buah : Palawija : Pemukiman : Jalan : Sungai : Situ : Tanaman hutan : Hewan ternak

28

Anda mungkin juga menyukai