Anda di halaman 1dari 21

Nama : Supriyadi

NPM : 08330050115
Dosen : Andi Subri, SH, MM
Mata Kuliah : Hukum Pidana

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SATYAGAMA JAKARTA
2009

Tuesday, 23 June 2009


Rampas Rp2,6 juta, Dua Jambret Ditembak

YOGYAKARTA (SI) – Dua orang pelaku jambret ditembak anggota Jatanras Polda DIY dan
Polres Sleman pada Senin (22/6) malam.

Kapolres Sleman AKBP Sudarmanto mengungkapkan, penembakan terhadap para pelaku


tersebut dilakukan karena kedua tersangka Sjt alias Alex,38,dan Shd alias Lanjar, 50, tetap
berusaha kabur meski telah diberikan tembakan peringatan. ”Tersangka telah kabur kurang
lebih hingga tiga kilometer dari tempat kejadian perkara.

Tembakan peringatan dua kali tidak diindahkan terpaksa anggota menembak untuk
melumpuhkan,” jelasnya kemarin. Tersangka Shd hingga kemarin masih belum sadarkan
diri akibat terjatuh dari sepeda motor Shogun AB 3782 HQ yang ditumpanginya bersama Sjt
dalam melakukan aksinya. Dengan kondisi tersebut Sudarmanto mengaku anggotanya
baru bisa memeriksa tersangka Sjt.

Dari pemeriksaan awal, tersangka mengakui pernah dihukum dalam kasus yang sama
pada 2007 lalu dengan hukuman enam bulan penjara. ”Tersangka Sjt ini merupakan
residivis dan dalam kasus ini bertugas sebagi eksekutor sementara Shd sebagai jongki dan
hanya menunggu di sepeda motor,” jelas perwira menengah dengan dua melati dua di
pundak tersebut.

Selain mengamankan kedua tersangka sesaat setelah melakukan aski perampasan


terhadap pemilik toko kelontong Ny Tri Subardi, polisi juga berhasil mengamankan uang
tunai sebanyak Rp2,69 juta milik korban . Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Endriyardi
menambahkan,dalam melakukan aksinya kedua pelaku berpura-pura menjadi seorang
pembeli rokok.

”Saat korban sedang mengambilkan uang kembalian pembelian rokok tersebutlah pelaku
langsung merampas uang korban dan melarikan diri,” jelasnya. Namun teriakan Ny Tri
Subadi didengar oleh anggota Jatanras yang sedang melakukan observasi lapangan
pengamanan cipta kondisi menjelang Pilpres 8 Juli mendatang. Pelaku kemudian dikejar
dan dilumpuhkan dengan tembakan. (maha deva)
Dalam kasus di atas di ketahui bahwa pelaku terdiri dari 2 orang SJT dan SHD. SJT
sebagai eksekutor sedangkan SHD hanya sebagai joki. Jenis kejahatan perampasan,
dengan modus operandi berpura–pura sebagai kostumer. Korban adalah ny.Tri Subardi
pemilik took klontong. Barang bukti yang berhasil diamankan adalah uang hasil rampasan rp.
2,69 juta dan sepeda motor shogun dan nomor polisi AB 3782 HQ yang di gunakan untuk
melarikan diri. TKP nya toko kelontong Ny Tri Subandi ( Sleman)

Dilihat dari lokasi kejahatannya maka yang berhak menangani kasus ini ( wilayah
hukum ) polres sleman. Dua orang pelaku melanggar pasal 362 KUHP dengan ancaman
hukuman 5 tahun penjara. Tetapi jika dilihat dari pembagian tugasnya, SJT yang seorang
eksekutor dan juga residivis bisa mendapat hukuman lebih berat dibanding rekannya SHD
yang bertugas menbawa kendaraan kena ( pasal 57 ayat 1 KUHP )

Sedangkan prosedur yang di gunakan oleh petugas jatanras sudah sesuai dengan
aturan hukum yang ada. Karena tertangkap tangan jadi di lakukan tanpa surat perintah dan
pelaku beserta barang buktinya harus segera di serahkan kepada penyidik ( pasal 18 ayat 1
KUHP )
Karena SJT adalah seorang residivis maka dia akan terkena pasal 468 KUHP tentang
pergolongan kejahatan. Hukumnya diambil 1/3 dari hukuman sebelumnya ( menurut pasal
362 KUHP ). Sedangkan rekannya SHD karena hanya membantu hukumannya bis kurang
bisa kurang 1/3 dari hukuman sebenarnya ( ketetapan pasal 57 ayat 1 KUHP )

Senin, 09 Maret 2009


Disksa Majikan, TKW Asal Bandung Lumpuh
BANDUNG - Penganiayaan terhadap tenaga kerja wanita (TKW) kembali terjadi. Seorang
TKW bernama Euis Mulyati (34) asal Desa Pakuhaji, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat, lumpuh setelah dianiaya majikannnya.
Selama bekerja, korban juga disekap dan diberi makanan basi oleh majikannya. Korban
berhasil selamat setelah nekat melarikan diri dari rumah majikannya di daerah Batam,
Kepulauan Riau.

Menurut pengakuannya, korban pertama kali berangkat pada 2003, saat itu korban tinggal
bersama suaminya bernama Alit dan satu orang anaknya di Kampung Lio, Cibitung,
Sagaranten, Sukabumi, Jawa Barat.

Korban bekerja di Arab Saudi karena dipaksa sang suami. dengan dibantu kakak dari
suaminya, korban kemudian meninggalkan sukabumi dan menuju sebuah perusahaan
penyalur tenaga kerja PT Insani Bakti Gemilang yang terletak di kawasan Condet, Jakarta
Selatan.

Namun, sudah hampir satu tahun korban bersama puluhan calon TKW lainnya belum juga
diberangkatkan dengan alasan tidak ada pemasukan dari sponsor. Akhirnya korban bersama
dua orang TKW lainnya melarikan diri.

Di tengah perjalanan, korban beserta dua orang rekannya bertenu sorang perempuan yang
kemudian menawarkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di kawasan Batam,
Kepulauan Riau dengan iming-iming gaji Rp3 juta per bulan.

Setelah disepakati, ketiganya berangkat. Sesampainya di tempat tujuan, korban bersama


dua orang rekannya langsung bekerja di sebuah perumahan mewah. selama bekerja, korban
mengaku kerap dipukuli dengan kayu dan disekap di sebuah ruangan bawah tanah dengan
hanya diberi makan nasi basi dan tidak diberi minum selama empat tahun.

Bahkan, dalam kurun waktu tersebut, mereka tidak menerima gaji sepeserpun seperti yang
dijanjikan. Ketika majikannya lengah, ketiganya kemudian melarikan diri.
Entah dengan cara bagaimana, korban tiba di kediaman orangtuanya pada Jumat 6 maret
2009 dengan diantar tukang ojek. Hingga kini, suami dan anaknya yang tinggal di sukabumi
belum mengetahui keberadaan korban. Korban sendiri belum bisa dimintai keterangan nama
serta lamat jelas majikannya di Batam kerena kondisinya masih syok.(0z)

Ternyata penganiayaan PRT ( pembantu rumah tangga ) tidak hanya terjadi di luar
negri, bahkan negri sendiri kasus serupa sering di lewati. Padahal jelas diterangkan dalam
UUD republik indonesia bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang sama atau
sejajar dalam hukum tanpa terkecuali, selain KUHP keberadaan PRT juga di lindungi dalam
undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

Penyiksaan yang dialami Euis Mulyati oleh majikannya yang di batam sangat tidak
manusiawi selain bertindak kriminal majikannya tersebut telah melanggar HAM, karena
merampas kebebasan seseorang. Majikan tersebut juga melanggar undang-undang
ketenaga kerjaan karena tidak membayar upah kepada PRT nya selama ia bekerja. Jenis
penyiksaan yang di lakukan dapat dijerat dengan ( pasal 333 KUHP ayat 2 ) dengan
ancaman hukuman pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Sedangkan kasus ini terjadi di batam, jika Euis melaporkan kasus ini di wilayah hukum
sukabumi, maka aparat hukum sukabumi harus melimpahkan berkasnya kepada aparat
hukum di batam karna TKP dan alamat perlu di batam

2 ABG Digilas Truk, 1 Tewas


Tuesday, 23 June 2009
MAKASSAR (SI) – Kecelakaan lalu lintas (lalin) kembali merenggut korban jiwa. Lestari Ayu
Ningsih, 13, warga Jalan Monginsidi Baru, tewas seketika setelah dilindas truk di Jalan
Sungai Saddang Baru,Kecamatan Makassar, Senin (22/6) malam.

Kepala ABG ini remuk setelah dihimpit roda truk yang hendak mengarah ke Jalan Veteran
Selatan ini. Sementara itu rekannya, Dahliah, 15,mengalami pendarahan serius di
pergelangan tangan dan kakinya. Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 22.00 Wita ini
bermula saat Dahliah yang berboncengan dengan Lestari menggunakan sepeda motor
bernopol DD 2125 SA melaju dari arah Jalan AP Pettarani menuju ke rumahnya di Jalan
Monginsidi Baru.

Sejumlah saksi mata menyebutkan, ketika melintas di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) Pertamina, Jalan Sungai Saddang Baru, Dahliah yang diketahui tidak
memiliki surat izin mengemudi (SIM) ini melaju cepat dan berusaha melampaui truk 12 roda
yang dikemudikan Bahtiar Daeng Sese, warga Desa Bontobonto,Kecamatan Parangloe,
Kabupaten Gowa.

Ironisnya, dalam keadaan lalu lintas yang cukup padat, korban yang saat itu menyalip tidak
dapat mengimbangi sepeda motornya sehingga oleng dan terjatuh ke dalam roda belakang
truk bernopol DD 9608 BM tersebut.”Kuat kemungkinan, korban hendak menghindari
kendaraan dari arah berlawanan sehingga setir motornya terkena roda truk itu,” kata Kasat
Lantas Polresta Makassar Barat AKP Djamaluddin kemarin.

Akibatnya,akibat gesekan roda truk tersebut, Lestari yang saat itu sedang dibonceng, tidak
dapat menghindar sehingga kepalanya remuk dilindas ban.Sementara itu, Dahliah sempat
masuk ke bawah truk, tapi nyawanya berhasil terselamatkan karena hanya kaki dan
lengannya yang tergilas.

Dahliah yang diketahui putus sekolah ini langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Labuang
Baji untuk dirawat intensif.Sementara jenazah Lestari sempat divisum di RS
Bhayangkara,Mappaoudang,sebelum disemayamkan di rumahnya. Sopir truk bernama
Bahtiar Daeng Sese nyaris menjadi bulanbulanan warga sekitar karena dianggap sebagai
biang kecelakaan maut tersebut.

Beruntung,petugas Polresta Makassar Barat dan Polsekta Makassar langsung


mengamankannya dan menggelandangnya untuk dimintai keterangan. ”Dalam kasus ini
beberapa saksi telah kami mintai keterangan, termasuk sopir truk. Dua kendaraan yang
terlibat kecelakaan lalin juga disita sebagai barang bukti,” tandas Djamaluddin kepada
wartawan.

Dia menambahkan, hingga kemarin, pihaknya masih belum mengetahui persis penyebab
kecelakaan lalin yang merenggut satu korban jiwa ini.Pasalnya,dia masih harus memeriksa
saksi korban Dahliah yang masih terbaring di RS Labuang Baji. Sementara dari pemeriksaan
sopir truk, mengaku tidak menghentikan kendaraannya saat kedua korban terjatuh dari
sepeda motornya.

”Kronologisnya belum pasti. Belum ada tersangka dan untuk sekarang sopir truk itu kami
anggap lalai karena tidak menghentikan laju kendaraannya setelah melihat kedua korban
terjatuh,” tandas Perwira Pertama (Pama) Polri ini. (wahyudi)

Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban tewasnya ataupun luka-
luka dapat di kenakan ( pasal 359 KUHP ) Barangsiapa karma kesalahan ( kealpaan )
menyebabkan orang lain mati, di ancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana kurang paling lama satu tahun. Dalam kasus ini, andai kata korban juga memiliki
kesalahan maka tidak menghapuskan kesalahan terdakwa ( pasal 359 KUHP ).

Jika ada tuntutan banding maupun kasasi dari terdakwa karena menganggap korban
memiliki kesalahan dalam peristiwa kecelakaan tersebut, tidak dapat diterima karena
kesalahan orang lain tidak menghilangkan kesalahan terdakwa.
Tidak setiap penderitaan yang timbul karena kesalahan dapat dihukum, akan tetepi
hanya penderitaan yang mempunyai sudut arti. Pasal ini tidah membedakan apakah karena
terhalangnya pelaksanaan tugas jabatan atau pekerjaan menimbulkan kerugian materil atau
tidak.

Kasus diatas dapat di gunakan sebagai pekerjaan dari banyaknya kasus kecelakaan
lain karena ketidak patuhan para pengendara terhadap pemakai jalan. Kurang disi[linnya
pengendara fatal terhadap diri sendiri maupun orang lain dijalan raya.

Curi 485 Tabung Elpiji,Empat Karyawan Dibui


Tuesday, 23 June 2009

SURABAYA (SI) – Setelah enam bulan sukses jadi ”tikus”di CV Anwar Efendi, kompleks
Pergudangan Suri Mulya Bolok E/5-7 Margomulyo, empat karyawan ini akhirnya dibekuk.

Selama beraksi mereka berhasil menggasak 485 tabung elpiji ukuran 3 kg. Akibat ulah
mereka, perusahaan yang bergerak dalam distributor elpiji ini harus menanggung kerugian
Rp80 juta lebih.Empat maling yang berhasil diamankan itu adalah Yudi Kristiawan, 27; Rudi
Sugiarto,23; Juantoro alias Jian,27 ketiganya warga Tanggul, Jember; dan Imam Saiful, 27,
warga Sumberbaru, Jember.

Dalam beraksi, keempatnya bergerak sendiri-sendiri.Namun, belum diketahui siapa yang


pertama kali punya ide jahat itu.Aksi mereka dilakukan bergiliran.Jika hari ini sudah ada yang
beraksi, yang lainnya berhenti. Mereka mencuri ketika mendapat tugas mengantarkan elpiji
ke agen dengan truk.

Biasanya mereka mengangkut tabung lebih dari jumlah yang dipesan. ”Biasanya
mengirimkan sekitar 432 tabung, kemudian saya tambah dua untuk saya jual sendiri,”aku
Jian. Di tengah jalan, kelebihan tabung itu dijual.Ada yang dijual ke agen,juga ada yang
dijual ke pemilik warung makan.Satu tabung dihargai Rp110.000.

Padahal, harga resmi di pasaran mencapai Rp160.000 per tabung.Dalam setiap minggu
masing-masing orang bisa beraksi paling sedikit dua kali. Kasatreskrim Polresta Surabaya
Utara AKP I Wayan Winaya mengungkapkan, kasus ini terbongkar setelah polisi menerima
laporan dari perusahaan.

Perusahaan curiga karena tabung terus berkurang dari bulan ke bulan. ”Awalnya
perusahaan mengira tabung memang belum kembali ke perusahaan.Tapi setelah beberapa
bulan tetap tidak ada yang kembali, bahkan yang hilang makin banyak,”kata I Wayan. Lalu
polisi menyelidiki laporan itu.Setelah dapat bukti kuat,polisi menangkap keempat tersangka
di tempat kerjanya.
Polisi juga berhasil mengamankan barang bukti tujuh tabung elpiji hasil curian yang belum
sempat dijual. Keempat orang ini hanya pasrah saat digelandang ke Mapolresta Surabaya
Utara. ”Kami masih mengembangkan kasus ini, di antaranya memburu penadahnya. Melihat
banyaknya barang yang berhasil dicuri, tentunya mereka punya penadah,”tandas I Wayan.
(lutfi yuhandi)

Kasus di atas termasuk dalam kasus pencurian yang dapat di kenakan ( pasal 362
KUHP ), dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Dari keempat pelaku karena bertindak
atas nama pribadi tanpa berkelompok, maka masing-masing didakwa secara terpisah.
Karena TKP dari empat pelaku sama yaitu CV Anwar Elfen di kompleks pergudangan suri
mulya blok E/5-7 marga mulya, maka mereka dapat di peroses di wilayah hukum yang sama
yaitu polsek marga mulya. 7 buah tabung elpiji yang belum sempat di jual bisa di jadikan
barang bukti.

Pemilik CV juga berhak memutuskan hubungan kerja secara langsung ( PHK ) karena
tindakan mereka juga melanggar aturan ketenaga kerjaan. Untuk tuntutan kerugian yang
dialami korban selama ini dapat dimasukan pada dakwaan supsedair sesuai kerugian yang
dialaminya.

Pasutri Dihajar Perampok


Tuesday, 23 June 2009
PALEMBANG (SI) – Pasangan suami-istri Sumarsono,45,dan Nuriyah,33,Selasa (23/6) pukul
03.30 WIB nyaris menjadi korban perampokan di Jalan Dusun Talang Kelapa Talang Pete.

Pasangan suami-istri (pasutri) warga Jalan Dusun Talang Kelapa Desa Lebung Permai
Komplek Kodam II Sriwijaya RT14 Kelurahan Talang Kelapa Kecamatan Alang Alang
Lebar,saat itu hendak pergi ke Pasar Alang Alang Lebar (AAL). Tiba-tiba di lokasi tempat
kejadian perkara (TKP) muncul tiga orang yang tidak dikenal. Dua diantaranya bertubuh
pendek, mereka langsung mengayunkan dua buah kayu gelam diarahkan ke tubuh korban
Nuriyah yang saat itu sedang dibonceng suaminya, Sumarsono.

Alhasil, laju sepeda motor mereka oleng.Diperparah lagi dengan kondisi akses jalan yang
ada cukup memprihatikan di tengah gencar-gencarnya pembangunan di Kota Palembang.
Seketika itu juga kedua pasutri terjatuh di tanah dan korban Sumarsono terpental dari atas
sepeda motor. Lalu,korban Nuriyah dipukuli berkali-kali hingga kepalanya pecah.Sedangkan
korban Sumarsono langsung belari minta pertolongan kepada warga sekitar yang terdekat.

Tak lama kemudian, muncul satu unit sepeda motor tetangga korban yang hendak pergi ke
pasar dan melihat kejadian itu. Seketika itu juga kawanan perampok melarikan diri di tengah
kegelapan yang saat itu berupaya mengambil sepeda motor korban tetapi upayanya tidak
berhasil karena sepeda motor tidak juga hidup. Lalu,muncul warga ke lokasi membantu
korban dan membawa kedua pasutri ke Rumah Sakit Siti Khadijah untuk mendapatkan
perawatan intensif.

Korban Sumarsono saat ditemui di rumahnya mengatakan, dirinya tidak ada firasat apa-apa
saat kejadian.Namun dirinya terkejut ketika ada suara kayu memukul tubuh istrinya di
belakang. “Aku tekejut pak, saat itu muncul tiga orang mengejar kami ketika melintas dijalan
itu,dan seketika itu laju motor tidak bisa kencang karena jalan yang ada rusak parah bahkan
belum pernah dilakukan pengaspalan,” ujar Sumarsono,kemarin.
Tak lama kemudian, pukulan salah satu tersangka mengenai tubuh istrinya dan seketika itu
juga dirinya terpental sedangkan istrinya terjebak di atas sepeda motor.“ Usai terjatuh aku
tinggali istri aku cari pertolongan dan tak lama kemudian muncul warga sekitar membantu
kami,”jelasnya. Sementara itu, korban Nuriyah menuturkan, dirinya terkejut ketika dikejar
orang yang tidak dikenal.

Bahkan ketika dipukul dan jatuh, dirinya sempat merasakan kesakitan, namun tetap saja
dirinya dipukuli lagi oleh ketiganya saat terjatuh. “Aku dak biso katoke pak sakitnyo saat
mereka pukul dan ketika itu pelaku mencoba mengambil motor namun ketika dihidupkan
tidak bisa akhirnya ketika warga datang mereka langsung lari dari lokasi,” ungkap korban
yang telah tiga tahun melakoni usaha bedagang ini.

Terpisah, Kapolsekta Sukarami AKP Sugeng Hariyadi Sik saat dikonfirmasi membenarkan
pihaknya telah menerima laporan yang terjadi dan kedua korban telah mendapatkan
perawatan dari petugas medis. “Petugas sekarang sedang melakukan penyelidikan terkait
kasus yang ada,” pungkasnya. (hengky chandra agoes)

Perampokan yang dialami korban suami istri Sumarsono dan Nuriyah ini berlokasi di
jalan dusun talang pete. Dan masuk wilayah hukum polsek alang-alang lebar. Pelaku yang
berjumlah 3 orang dapat di jerat ( pasal 365 KUHP ayat 1 ) dengan ancaman hukuman 9
tahun penjara karena pencuriannya dilakukan dengan tindak kekerasan. Juga bisa di jerat
dengan ( pasal 351 ayat 2 KUHP ) tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka-luka
berat, dengan ancaman kurungan 5 tahun. Tetapi karena 3pelaku tidak berhasil merampas
motor korban maka ( pasal 53 KUHP ) bisa digunakan untuk dasar hukum. Karena walaupun
perampasan tidak terbukti tetapi pencobaan kejahatan sangat nyata dengan tindak
kekerasan yang ada.
Seperti perampokan ini memeng sudah di rencanakan mengingat kondisi jalan yang
rusak membuat pengendara yang melintas mengurangi kecepatan, dan korban memang
secara rutin melewati jalan tersebut. Oleh karena itu perampok telah memperhitungkan
kedatangan korban, dan juga terbukti dengan sengaja yang digunakan terkesan sudah
disiapkan.

Untuk tindakan antisipasi diharapkan jalan-jalan yang memeang rawan tindak


kejahatan diberi penerangan yang cukup serta petugas yang berpatroli agar lebih
meningkatkan keamanan. Para pengguna jalan juga harus meningkatkan kewaspadaan
ataupun mencari jalan alternatif yang lebih aman walaupun lebih jauh jarak yang
ditempuhnya untuk tujuan nya itu.

Tuesday, 23 June 2009


TULUNGAGUNG(SI) – Petugas Polwil Kediri benarbenar dibuat pusing oleh kawanan
perampok.Betapa tidak,setelah Blitar diacak-acak,kini kawanan bromocorah mengalihkan
sasaran ke wilayah Tulungagung.

Peristiwa terakhir terjadi pada Selasa (22/6) dini hari kemarin. Kali ini perampok menyasar
rumah Saimah, 70, asal Dusun Krajan, Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban.
Diduga dua anggota kawanan perampok masuk dengan mencongkel pintu belakang dan
langsung menghajar janda tua ini. Saimah keluar kamar setelah mendengar suara berisik
dariarah dapur.

Akibat pukulan keras tersebut, Saimah jatuh terjerembab di lantai dapur. Dengankeji, salah
seorang perampok menginjak punggung Saimah sembari mengikat tangan serta menyekap
mulut dengan lakban. Akibat perlakuan kasar itu, selain babak belur, Saimah mengalami
retak tulang pada bagian punggung.

Saimah baru berani bergerak mendatangi rumah anaknya sembari berteriak minta tolong,
setelah para penjahat itu pergi.Rumah Yaji,45,anak sulungnya ini berada sekitar 20 meter
dari rumah korban.“ Saat mendengar suara nenek merintih minta tolong, kami langsung
keluar rumah dan nenek kondisinya babak belur,” tutur Irwan, 19,anak Yaji atau cucu korban
Musibah itu berlangsung sekitar pukul 02.00 WIB.

Dalam waktu 20 menit perampok yang tidak mengenakan penutup wajah itu mengacak-acak
isi almari. Sebelumnya mereka memaksa Saimah menunjukkan tempat menyimpan harta
bendanya. Dari dalam almari pakaian mereka mendapatkan uang tunai Rp5 juta dan
perhiasan emas seberat 93 gram yang ditempatkan di kaleng biskuit.

Uang dan perhiasan tersebut merupakan hasil keringat anak Saimah, yang dikumpulkan nya
selama menjadi TKI di luar negeri. Kapolres Tulungagung AKBP Rudi Kristantio yang
langsung datang ke TKP mengatakan, pelaku diduga bukan warga jauh. Itu dengan melihat
modus yang dilakukan, termasuk tahu harta benda korban.
“Melihat modusnya,sepertinya pelaku tidak jauh,” ujarnya. Dalam kasus ini petugas
mengamankan lakban dan tali rafia yang digunakan untuk menyekap dan mengikat korban.
Apakah pelaku masih ada kaitan dengan jaringan perampok di Blitar? Kapolres Rudi hanya
mengatakan,hal itu tidak tertutup kemungkinan terjadi.“Karena setelah para pelaku di Blitar
tertangkap, sekarang justru Tulungagung,” pungkasnya. (solichan arif)

Kasus perampokan yang marak terjadi perlu di sikapi dengan tegas oleh pihak
kepolisian, apabila jika yang jadi korban adalah orang yang sudah lanjut usia seperti ibu
saimah ini. Perampokan disertai kekerasan kerap terjadi dan menimpa korban yang memang
diketahui tinggal sendiri di rumah ( dalam keadaan lemah atau mudah di lumpuhkan ) besar
kemungkinan pelaku adalah orang dekat yang mengetahui tentang situasi dan kondisi
korbannya. Petugas yang sigap setelah melakukan olah TKP dan menemukan sidik jari
korban ataupun setelah mendengar keterangan saksi korban seharusnya bias cepat
mengamankan pelaku, pelaku yang tidak menggunakan topeng akan mudah keruhi oleh
korbannya.

Pelaku dapat di jerat dengan hukuman penjara 12 tahun dengan ( pasal 365 KUHP
ayat 2 butir 1 ) karena termasuk dengan pencurian yang disertai dengan tindak kekerasan
dan dilakukan didalam rumah pada waktu malam hari.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa diperlukan kewaspadaan dari masyarakat dan


juga tindak tegas dari aparat kepolisian, agar korban kejahatan yang sama tidak lagi
berjatuhan.

Jika pelaku melarikan diri keluar daerah maka di butuhkan kerjasama dari pihak
kepolisian terkait. Didaerah merupakan pelaku berhasil ditangkap, maka proses hukum tetap
dilaksanakan dimana TKP terjadi ( tulung agung )

Perdagangan Perempuan dan Anak


Andi 40 tahun merupakan calo keliling yang mencari perempuan muda di desa dengan
menjanjikan akan dipekerjakan di kota atau di luar negeri. Yang pada akhirnya dia menjual
untuk menjadi pelacur atau menjadi perempuan penghibur.

Korbannya adalah siti 15 tahun, awalnya ia di janjikan untuk bekerja di kota. Namun
sesampainya dikota siti malah di jual dan disuruh menjadi penghibur atau menjadi pelacur.

Bila saya liat dan anaalisis dari kasus yang terjadi diatas maka andi 40 tahun
termasuk melakukan perdagangan perempuan dan anak juga modus penipuan. Pasal yang
menjeratnya adalah pasal 297 ”perdagangan perempuan dan anak yang belum dewasa
diancam dengan hukuman pidana penjara paling lama enam tahun. Pasal 297 KUHP, Pasal
324 juga dapat digunakan menjaring sebagian perbuatan perdagangan orang karena pasal
ini melarang perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia. Undang-
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga dapat digunakan menjaring
trafficker sebagaimana diatur dalam Pasal 83 dan Pasal 88.

Pasal 83, "Setiap orang yang memperdagangkan, menjual atau menculik anak untuk
diri sendiri atau untuk dijual, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan
paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak Rp300 juta dan paling sedikit Rp60 juta.

Pasal 88, "Setiap orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp200 juta.

Modus penipuannya kena jerat pasal 378 KUHP, penipuan adalah "Barang siapa
dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak,
baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat,
maupun dengan karangan-karangan perkataan bohong, membujuk orang supaya
memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena
penipuan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun."

Polisi Kejar Pembeli Bayi


JAKARTA, JUMAT - Guna membongkar jaringan penjualan anak yang dilakukan Herawati
alias Erika (28), aparat Polrestro Jakarta Pusat mengejar pasangan suami istri yang membeli
anak Erika, yaitu Diana Eka dan Adi.

Kepala Unit Reserse Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakpus AKP Sentike
Bossayor, Kamis (3/7) siang, mengatakan, "Kami bekerja sama dengan Polrestro Jakarta
Selatan karena diduga pasangan suami istri yang membeli anak itu berada atau tinggal di
wilayah itu."

Polisi juga tengah memburu perantara penjual anak itu, yaitu Siti dan Pani. Kedua orang
inilah yang memperkenalkan Erika kepada pasangan Diana-Adi sehingga terjadi jual-beli
tersebut.

Menurut Sentike, Pani kenal dengan Erika karena beberapa kali bertemu di Mal Atrium
Senen, Jakarta Pusat. Pani kenal dengan Adi dan Diana karena dikenalkan oleh
keponakannya, Nova, yang kebetulan salah satu karyawan di perusahaan Diana. Informasi
bahwa ada pasangan belum punya anak itu diberitahukan kepada Erika yang tengah
mengandung.

Siti yang juga kenal Pani menyarankan agar Erika menjual bayinya kepada Diana. "Kami
belum tahu seberapa besar peran Pani. Tetapi, berdasarkan keterangan Erika dan Siti, Pani
juga salah seorang perantara," ujar Sentike.

Erika menjual bayinya seharga Rp 5 juta demi membeli dua paket putaw. Selain itu, uang
hasil menjual anaknya itu juga digunakan untuk membayar utang, membayar kontrakan
rumah, dan biaya hidup sehari-hari. (Warta Kota/get

Bila saya liat dari kasus di atas maka dinyatakan dian eka dan andi pembeli anak, Herawati
alias Erik adalah yang menjual atau penjual anak sedangkan Pani, Nova dan Siti adalah
perantara dari penjualan anak tersebut
Di Pinggir Pantai Gadis Itu Dicium, Dielus, Lalu Dinodai

senin, 29 Juni 2009 | 21:17 WIB


SUNGAILIAT, KOMPAS.com — Semua orangtua pasti akan marah besar jika tahu anak
gadisnya dipermainkan, apalagi sampai digauli. Itulah yang dilakukan Sr warga KD Koba,
Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip.

Dia tak terima dengan prilaku bejat Yar (29). Kendati masih terhitung ipar, ulah Yar
mempermalukan keluarga Sr. Terlebih-lebih mengancam masa depan putri kesayangannya
yang beranjak remaja itu.

Perbuatan asusila dilakukan Yar berkali-kali. Yar menaruh perhatian kepada sebut saja
Bunga (14), yang mulai beranjak dewasa dan cantik.

Pikiran cabul ingin bercumbu dengan keponakan kian membara. Akhirnya, April 2009 lalu di
sebuah kebun di kawasan KD Koba, tersangka nekat mencium bibir korban. Saat itu Yar
mengancam Bunga agar menceritakan kepada siapa pun.

Kejadian itu kembali terulang beberapa waktu kemudian di rumah tersangka, tetapi kali ini
Yar yang sudah mata gelap sempat meremas dada Bunga, dan memaksa melayani nafsu
bejatnya. Namun, Bunga lolos dari perbuatan tercela Yar.

Akhirnya Yar mendapatkan kesempatan, Jumat malam, Bunga dipaksa diajak ke Pantai
Matras dengan menggunakan sepeda motor. Di sini, gadis ABG diperdaya dibuat terlena,
dielus, hingga akhirnya dinodai.

Keesokan harinya perbuatan Yar tercium oleh orangtua Bunga. Merasa anaknya yang masih
di bawah umur dipelakukan tak senonoh, orangtua korban mengamuk dan melaporkan ke
Polres Bangka.

Kapolres Bangka AKBP H Norman Widjajadi, Sik sempat turun langsung ke lapangan.
"Kasus ini awalnya dilaporkan ke Polsek Sungailiat, namun sekarang diambil alih ke
Mapolres Bangka," kata Kapolres Bangka AKBP Norman Widjajadi Sik didampingi Kasat
Reskrim AKP Abdul Azis Sik ketika dikonfirmasi, Minggu siang. (fly)

Menurut pandangan saya perbuatan yar ini bertentangan dengan UU Nomor 23 Tahun
2002 tentang perlindungan anak di bawah umur "Tersangka terancam jeratan Pasal 287 289
Ancaman hukuman sembilan tahun penjara," dan (Pasal 66 UU No 23/2002), (pasal 88 UU
No 23/2002).

Tersangka juga kena larangan dalam hukum islam di karnakan bunga masih adik ipar
yang dilarang dalam islam untuk dinikahi, Sebaiknya anak2 perempuan yang beranjak
remaja jangan dibiarkan ber akrab2 dengan laki2 lain sekalipun dari kerabat dekat ( saudara
sepupu, paman dan orang dekat lainnya ). Batasan2nya sudah di atur dalam agama
( maksudnya islam ) seperti berhijab, menjaga pandangan, menjaga pergaulan dll. Laki2 dan
perempuan kodratnya saling tertarik, makanya pergaulan ini harus di atur dan tidak bebas

memang orang tua harus extra ketat dalam menjaga anaknya, walaupun masih
keluarga namun tetaplah harus hati2, sebab manusia kadang kala bisa khilaf... saran saya
jauhkan anak2 dari kedekatan orang dewasa yg tidak bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai