Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

Teori - teori Etika

Etika Absolut versus Etika Relatif Para penganut etika absolut dengan berbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimana pun. sementara itu, para penganut etika relatif dengan berbagai argumentasi juga tampak masuk akal membantah hal ini. Mereka mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum. Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda - beda untuk masyarakaty yangberbeda dan untuk situasi yang berbeda pula. Contohnya bisa dilihat keyakinan dua suku yang sangat berbeda. Dari suku Callatia di India dan orang-orang yunani tentang perlakuan terhadap orang tua mereka saat meninggal dunia. sebagai wujud rasa hormat kepada orang tua mereka yang telah meninggal dunia, suku Callatia akan memakan jenazah orang tua mereka, sedangkan orang-orang Yunani akan membakar jenazah orang tua mereka. Perkembangan Perilaku Modal Perilaku modal adalah perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. Moral dalam hal ini berarti adat kebiasaan atau tradisi. Perilaku tidak bermoral berarti perilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok sosial tersebut. Ketidakpatuhan ini bukan karena ketidakmampuan memahami harapan kelompok tersebut, tetapi lebih disebabkan oleh ketidaksetujuan terhadap harapan kelompok sosial tersebut, atau karena kurang merasa wajib untuk memahaminya. Perilaku di luar kesadaran modal adalah perilaku yang menyimpang dari harapan kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan dalam memahami harapan kelompok sosial. Kebanyakan perilaku anak balita dapat digolongkan ke dalam perilaku di luar kesadaran moral (unmoral behavior).

Tahap-tahap Perkembangan Moral Anak Menurut Kohlberg Tingkat (Level) Tingkat I (Peconventional) Usia < 10 Tahun 2. Orientasi pada hadiah Sublevel 1. Orientasi pada hukuman Ciri Menonjol Mematuhi peraturan untuk

menghindari hukuman Menyesuaikan diri untuk

memperoleh hadiah / pujian Tingkat II (Conventional) Usia 10-13 Tahun 4. Orientasi otoritas 3. Orientasi anak baik Menyesuaikan diri untuk

menghindari celaan orang lain Mematuhi peraturan menghindari hukum sosial kecaman dan untuk dari

otoritas dan perasaan bersalah karena kewajiban Tingkat III (Postconventional) Usia >13 Tahun 5. Orientasi kontrak sosial Tindakan yang dilakanakan atas dasar prinsip yang tidak melakukan

disepakati

bersama

masyarakat demi kehormatan diri 6. Orientasi prinsip etika Tindakan yang didasarkan atas prinsip etika yang diyakini diri sendiri untuk menghindari

penghukuman diri

Beberapa Teori Etika Suatu pengetahuan tentang suatu objek baru bisa dianggap sebagai disiplin ilmu bila pengetahuan tersebut telah dilengkapi dengan seperangkap teori tentang objek yang dikaji. Jadi, teori merupakan tulang punggung suatu ilmu.

Ilmu pada dasarnya adalah kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada, sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Fungsi teori dan ilmu pengetahuan adalahuntuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol. misalnya dalam ilmu fisika dikenal teori gravitasi. Teori yang berpengaruh untuk memperoleh pemahaman tentang berbagai teori etika yang berkembang, yaitu 1. Egoisme Terdapat dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish). Menurut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi. Jadi menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme. altruisme adalah suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest). Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Pokok-pokok pandangan egoisme etis : A. Egoisme etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela kepentingannya sendiri maupun kepentingan orang lain. B. Egoisme etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela kepentingan diri C. Meski egoisme etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela kepentingan diri, tetapi egoisme etis juga tidak mengatakan bahwa Anda harus menghindari tindakan menolong orang lain.

D. menurut paham egoisme etis, tindakan menolong orang lain dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri. E. Inti dari paham egoisme etis adalah bahwa kalau ada tindakan yang menguntungkan orang lain, maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu benar. Yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu menguntungkan diri sendiri. Alasan yang mendukung teori egoisme etis, antara lain : A. Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menhancurkan diri sendiri. tindakan peduli terhadap orang lain merupakan gangguan ofensif bagi kepentingan sendiri. selain itu, cinta kasih kepada orang lain juga akan merendahkan martabat dan kehormatan orang tersebut. B. Pandangan tentang kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai dengan moralitas akal sehat. pada akhirnya semua tindakan dapat dijelaskan dari prinsip fundamental kepentingan diri misalnya, kewajiban untuk tidak berbohong sebenarnya berangkat dari kepentingan diri. kalau kita sendiri sering berbohong kepada orang lain, maka orang lain juga akan berbohong kepada kita yang pada gilirannya tentu berakibat merugikan diri sendiri. Alasan yang menentang teori egoisme etis antara lain : A. Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan. kita memerlukan aturan moral karena dalam kenyataannya sering kali dijumpai kepentingan-kepentingan yang bertabrakan. B. Egoisme etis bersifat sewenang-wenang, misalnya dalam suatu keadaan dimana kepentinganku, agamaku, sukuku, atau negaraku berbedadengan

kepentingannyam agamanya, sukunya, atau negaranya, maka menurut paham ini tentu yang diutamakan adalah kepentinganku.

2. Utilitarianisme Paham Utilitarianisme yaitu A. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya B. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan. C. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. Perbedaan paham ultilitarianisme dengan paham egoisme etik terletak pada siapa yang memperoleh manfaat, egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan pahal utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak ( kepentingan bersama atau kepentingan masyarakat) 3. Deontologi Istilah deontologi berasal dari kata Yunani Deon yang berarti kewajiban. Paradigma teori deontologi sangat berbeda dengan paham egoisme dan utilitarianisme. kedua teori tersebut sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut, bila akibat dari suatu tindakan memberikan manfaat entah untuk individu atau untuk banyk orang / kelompok masyarakat, maka tindakan itu dikatakan etis. Sebaliknya, jika akibat suatu tindakan merugikanindividu atau sebagian besar kelompok masyarakat, maka tindakan tersebut dikatakan tidak etis. Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut disebut teori teleologi. Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. 2 konsep penting tentang paham deontologi yaitu konsep imperative hypothesis dan imperative categories. imperative hypothesis adalah perintah-perintah yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan. imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat apapun. Dalam hal ini kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada pengecualian apa pun dan tanpa dikaitkan dengan keinginan atau tujuan apa pun. 4. Teori Hak Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia. Selain itu teori hak juga merupakan suatu aspek

dari teori deontologi karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban, bagaikan 1 keping mata uang logam yang sama dengan dua sisi. Teori hak sebenarnya didasarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama. Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu hak hukum, hak moral atau kemanusiaan, dan kontraktual. Hak legal adalah hak yang didasarkan atas sistem/yuridikasi hukum suatu neara, di mana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar negara yang bersangkutan. Hak moral berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan individu itu tidak melanggar hak-hak orang lain. Hak kontraktual mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan / kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak. 5. Teori Keutamaan (Virtue Theory) Teori keutamaan tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina. dengan demikian karakter/sifat utama dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak yang telah melekat oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral dinilai baik. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina. Beberapa contoh sifat keutamaan, yaitu antara lain : kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat-sifat utama yang perlu dimiliki antara lain : kejujuran, kewajaran (fairness), kepercayaan, dan keuletan. 6. Teori Etika Teonom Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendal Allah, dan perilaku manusia dimana tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan/perintah Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci. Ada 4 persamaan fundamental filsafat etika semua gama, yaitu : A. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggiselai tujuan hidup di dunia. Hindu menyebutnya moksa, budha menyebutnya nirwana, Islam menyebutnya ahirat, dan kristen menyebutnya surga. apa pun sebutannya, berarti semua mengakui adanya eksistensi nonduniawi yang menjadi tujuan akhir umat manusia.

B. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama mengakui adanya kekuasaan tak terbatas yang mengatur alam raya ini. C. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di dunia, tetapi juga sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan akhir umat manusia dan ini adalah yang terpenting. D. Semua agama mempunyai ajaran moral yang bersumber dari kitab suci masingmasing. Ada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal dan bersifat mutlak yang dijumpai di semua agama, tetapi ada juga yang bersifat spesifik/berbeda dan hanya ada pada agama tertentu saja.

Etika Abad ke-20 Berikut ini merupakan pejelasan esensi dari beberapa pemikiran moral yang berpengaru terhadap paham/teori etika : 1) Arti Kata "Baik" menurut George Edward Moore Kata baik adalah kunci dari moralitas. Suatu kata tidak dapat didefinisikan jika kata tersebut tidak lagi terdiri atas bagian-bagian sehingga tidak dapat dianalisis. Oleh karena itu kata baik tidak dapat didefinisikan. Baik adalah baik. Setiap usaha untuk mendefinisikannya akan selalu menimbulkan kerancuan. 2) Tatanan Nilai Max Scheller Hakikat Moralitas terdiri atas kehendak untuk memnuhi kewajiban karena kewajiban itu sendiri. kewajiban bukanlah unsur primer, melainkan mengikuti apa yang bernilai. Manusa wajib memenuhi sesuatu untuk mencapai sesuatu yang baik, dan yang baik itu adalah nilai. Jadi inti dari tindakan moral adalah tujuan merealisasikan nilai-nilai dan bukan asal memenuhi kewajiban saja. 3) Etika Situasi Joseph Fletcher Setiap kewajiban moral selalu bergantungpada situasi konkret. sesuati ketika berada dalam situasi tertentu bisa jadi baik dan tepat, tetapi ketika berada dalam siatuasi yang lain bisa jadi jelek dan salah. Norma-norma umum tidak pernah berlaku begitu saja karena norma-norma itu hanya mengikat apabila tuntunan situasi konret juga diperhatikan. Tanpa adanya perhatian pada tuntutan situasi, hal-hal yang wajib dilakukan

tidak dapat diketahui. Itulah sebabnya, moralitas hanya dapat dipahami dalam situasi konkret. 4) Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch Teori-teori etika yang memusatkan perhatian kepada kehendak bebas tidak mengenai sasaran. Bahwa nilai-nilai moral dibuang dari dunia nyata dan bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang betul-betul benar 5) Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner Mengenau pengelolaan kelakuan dimulai dari pengamatannya bahwa dalam ilmu fisika dan ilmu hayat, manusia telah mencapai kemajuan luar biasa dalam dua ribu tahun terakhir. Bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika, tetapi sebuah tenologi kelakuan. Ia menacu pada ilmu kelakuan sederhana. Ide dari SKinner adalah menemukan teknologi/cara untuk mengubah perilaku. 6) Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas Walaupun kemajuan ilm pengetahuan dan teknologi telah membawa kemajuan, tetapi kemajuan tersebut juga menimbulkan masala baru berupa ancaman kelanjutan kehidupan umat manusia, bahkan kelanjutan kehidupan di bumi ini. Etika tradisional hanya memperhatikan akibat tindakan manusia dalam lingkungan dekat dan sesaat. Etika tersebut tidak dapat lagi menghadapi ancaman global kehidupan manusia dan semua kehidupan di dunia ini. 7) Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre Bahwa etika pencerahan telah gagal karena pencerahan atas nama rasionalitas justru telah membuang apa yang menjadi dasar rasionalitas setiap ajaran moral, yaitu pandangan teleologis tentang manusia. Moralitas lantas mudah dipahami sebagai jalan ke tujuan hakiki tersebut. Dengan membuang tujuan hakiki umat manusia dari ilmu etika, maka etika menjadi tidak rasional lagi.

8) Teori Etika dan Paradigma Hakikat Manusia A. Telah muncul beragam paham/teori etika, dimana masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup berpengaruh. Teori satu dipertentangkan dengan teori lainnya. B. Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir, atau pemahaman tentang hakikat hidup manusia. C. Hampir semua teori etika yang didasarkan pada paradigma tidak utuh tentang hakikat manusia, artinya setiap teori hanya ditinjau dari proses penalaran berdasarkan potongan-potongan terpisah dan terbatas dalam melihat makna atau tujuan hidup manusia D. Semua teori yang seolah-olah bertentangan tersebut sebenarnya tidaklah bertentangan E. Teori-teori yang tampak bagaikan potongan-potongan terpisah ini dapat dipadukan menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigma hakikat manusia secara utuh F. Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada : Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan. Keseimbangan modal materi, modal sosial, dan modal spiritual Kebahagiaan lahir, kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan batin Keseimbangan antara hak dengan kewajiban kepada masyarakat dan Tuhan.

No

Teori

Paradigma

Penalaran Teori

Kriteria Etis

Tujuan Hidup

Hakikat Manusia dan Kecerdasan

Egoisme

Tujuan tindakan

dari Memenuhi kepentingan pribadi

Kenikmatan duniawi individu Kesejahteraan Duniawi


bagi masyarakat

Hakikat

tidak

secara utuh (PQ,IQ)

Utilitarianisme

Tujuan tindakan

dari Memberi manfaat/ kegunaan banyak orang

Hakikat utuh

tidak

(PQ,EQ,IQ)

Deontologi

Tindakan sendiri

itu Kewajiban mutlak Demi kewajiban Hakikat setiap orang Aturan HAM

tidak

itu sendiri

utuh (IQ,EQ) tidak

Teori Hak

Tingkat kepatuhan terhadap HAM

tentang Demi

martabat Hakikat utuh (IQ)

manusia

Teori Keutamaan

Disposisi karakter

Karakter

positif- Kebahagiaan

Hakikat

tidak

negatif individu

duniawi mental (psikologis)

dan utuh (IQ,EQ)

Teori Otonom

Disposisi karakter tingkat keimanan

Karakter dan dan

mulia Kebahagiaan

Hakikat

utuh

mematuhi rohani kita suci agama masing-masing individu masyarakat dan

(PQ,IQ,EQ,SQ)

Hubungan antar Berbagai Teori Etika

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Teori/Dimensi Tingkat Kesadaran Teori Tindakan Teori Hak dan Kewajiban Teori Keutamaan Tujuan/Nilai Pemangku Kepentingan Kebutuhan Maslow Tingkat Kohlberg

Hubungan Teori Hewani => Manusiawi=> Transendental Egoisme =>Utilitarianisme => Teonom Hak => Kewajiban Manusia Hina => Manusia Utama Duniawi => Surgawi Individu => Masyarakat => Tuhan Fisik => Sosial => Aktualisasi Diri

Perkembangan Hukuman => Prinsip

9 10

Kecerdasan Covey Etika Nafis

PQ => IQ, EQ => SQ Psiko Etika => Sosio Etika => Teo Etika

Model Pengembangan Teori Etika

Paradigma Hakikat Manusia

Acuan Nilai / Tujuan Hidup

AcuanTeori Moral / Etika

Tindakan

Realisasi Nilai Hidup

Karakter

Kebiasaan

Tantangan ke Depan Etika Sebagai Ilmu Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu pola pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada : A. Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, SQ B. Kepentingan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan. C. Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual) Inti dari hakikat manusia utuh adalah keseimbangan, yang bisa diringkas sebagai berikut : A. Keseimbangan antara hak dan kewajiban B. Keseimbangan tujuan duniawi dan rohani C. Keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat D. Gabungan ketiga butir di atas akan menentukan karakter seseorang E. Hidup adalahsuatu proses evaluasi kesadaran.

KELVIN |125100438 SETIAWAN ANDI | 125100436 ETIPRO

Anda mungkin juga menyukai