Anda di halaman 1dari 31

kaca

Pemantulan
Pembiasan
Berbalik arahnya cahaya
karena mengenai sebuah
permukaan
Membeloknya arah cahaya
karena melewati dua benda
bening yang berbeda
udara
kerapatannya
Benda yang tembus cahaya Benda bening :
Kerapatan menunjukkan susunan partikel penyusun sebuah zat
Zat Padat Zat Cair Zat Gas
> >
udara
Hukum Pembiasan Snellius
kaca
udara
Sinar datang dari zat kurang rapat
menuju zat yang lebih rapat
dibelokkan mendekati garis normal
Sinar datang dari zat lebih rapat
menuju zat yang kurang rapat
dibelokkan menjauhi garis normal
<
udara
>
Garis normal
Garis normal
Indeks bias mutlak medium
kaca
Garis normal

i
Sudut datang

r
Sudut bias
r
i
n
u
u
sin
sin
=
udara
Persamaan Snelius
Ukuran kemampuan suatu medium
untuk membelokkan cahaya
n
udara
= 1
Sinar datang
Sinar bias
Tabel indeks bias mutlak medium
medium Indeks bias mutlak
udara/vakum 1
air 4/3
kaca 1,5 1,9
intan 2,42
gliserin 1,47
kaca
Garis normal

2
Sudut datang
Sudut bias
air
Indeks Bias Relatif
Perbandingan indeks bias mutlak
medium 2 relatif terhadap
indeks bias mutlak medium 1
n
1
n
2
2 2 1 1
sin sin u u n n =
21
1
2
2
1
sin
sin
n
n
n
= =
u
u
Indeks bias mutlak
sinar datang

1
Indeks bias mutlak
sinar bias

2
Indeks Bias Relatif
Hubungan v, f dan cahaya dengan n
Garis normal
n
1
n
2
Indeks bias mutlak
medium sinar datang
Indeks bias mutlak
medium sinar bias
Sinar datang
Sinar bias
udara
kaca
v
1
f
1

1
v
2
f
2

2
Ketika sinar memasuki dua medium yang berbeda,
frekuensinya tidak berubah
Sinar datang
Sinar bias
f f f = =
2 1
Hubungan v, f dan cahaya dengan
n
v
1
v
2
Kecepatan cahaya dalam
medium sinar datang
Kecepatan cahaya dalam
medium sinar bias
1
2
2
1
2
1
n
n
v
v
= =

2
Panjang gelombang cahaya
dalam medium sinar datang
Panjang gelombang cahaya
dalam medium sinar bias
h
h
n
a
Mengapa dasar kolam tampak dangkal?
Kedalaman bayangan
Kedalaman benda
Indeks bias mutlak zat cair
a
n h
h 1
'
=
udara n
2
Pemantulan Sempurna
air - n
1
i
1
i
2
i
3
Sudut kritis (i
k
)

Syarat
Cahaya merambat dari medium rapat ke kurang rapat
Sudut datang > sudut kritis (i
k
)
1
2
sin
n
n
i
k
=
n
2
<n
1
M
1
F
1
M
2
F
2
depan

belakang

Lensa cembung
R
1
(+), belakang lensa

R
2
(-), depan lensa

O

M
1
F
1
M
2 F
2
depan

belakang

Lensa cekung
R
2
(+), belakang lensa

R
1
(-), depan lensa

O

Persamaan Pembuat Lensa
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
=
2 1 1
2
1 1
1
1
R R n
n
f
Panjang fokus
Jari-jari
kelengkungan 2
Indeks bias medium
lensa berada
Jari-jari
kelengkungan 1
Indeks bias lensa
Sinar-sinar Istimewa
M
1
F
1
M
2
F
2
Sinar datang sejajar
sumbu utama,
dibiaskan menuju
titik fokus pertama (F
1)

Konvergen
O

Sinar-sinar Istimewa
M
1
F
1
M
2
F
2
Sinar datang melalui
titik fokus kedua (F
2
),
dibiaskan sejajar
sumbu utama
O

Sinar-sinar Istimewa
M
1
F
1
M
2
F
2
Sinar datang melalui
titik pusat lensa (O),
diteruskan
O

Pembentukan Bayangan
M
1
F
1
M
2
F
2
O

Bayangan terbentuk akibat
perpotongan sinar-sinar bias
Sifat Bayangan :
Nyata
Terbalik
diperkecil
M
1
F
1
M
2 F
2
Sinar-sinar Istimewa
Sinar datang
sejajar sumbu utama,
dibiaskan seolah-olah berasal
titik fokus pertama (F
1)

Divergen
O

M
1
F
1
M
2 F
2
Sinar-sinar Istimewa
Sinar datang menuju
titik fokus kedua (F
2
),
dibiaskan sejajar
sumbu utama
O

Sinar-sinar Istimewa
M
1
F
1
M
2
F
2
Sinar datang melalui
titik pusat lensa (O),
diteruskan
O

M
1
F
1
M
2 F
2
O

Bayangan terbentuk akibat
perpotongan perpanjangan
sinar-sinar bias
Pembentukan Bayangan
Sifat Bayangan :
Maya
Tegak
Diperkecil
Persamaan Lensa Tipis
'
1 1 1
s s f
+ =
h
h
s
s
M
' '
= =
f (+)
f (-)
Kekuatan Lensa
f
P
1
=
f
P
100
=
f dalam satuan m f dalam satuan cm
dioptri (D)
ALAT ALAT OPTIK
Anatomy
Mata
Mata Normal/Emetrop
Titik dekat mata/ Punctum Proximum (PP)
Titik jauh mata/ Punctum Remotum (PR)
Titik terdekat yang dapat dilihat mata tanpa
berakomodasi
PP = 25 cm
Titik terjauh yang dapat dilihat mata tanpa
berakomodasi
PR = ~
Pembentukan Bayangan
Mata Normal
Sifat Bayangan :
Nyata
Terbalik
Diperkecil
terjadi di Retina
Rabun Dekat/Miopi
PP = 25 cm
PR < ~
PR f
P

= =
100 100
Bayangan terbentuk
di depan retina
PR f
P

= =
1 1
Diperbaiki dengan
lensa cekung
PP f
P
1
25
1 1
= =
Rabun Jauh/Hipermetrop
PP > 25 cm
PR = ~
Bayangan terbentuk
di belakang retina
Diperbaiki dengan
lensa cembung
PP f
P
100
25
100 100
= =
1 + =
f
PP
M
Lup/kaca pembesar
Sifat Bayangan :
Maya
Tegak
Diperbesar
F
1
F
2
f
PP
M =
perbesaran
Tanpa berakomodasi/
akomodasi minimum
Dengan berakomodasi/
akomodasi maximum
Mikroskop
okuler
obyektif
benda
Bayangan 1
Bayangan 2
Sifat Bayangan :
Maya
Tegak
Diperbesar
d
s
ob
s
ob
s
ok
s
ok

Anda mungkin juga menyukai