Anda di halaman 1dari 5

Penatalaksanaan Penanganan awal Pasien yang tersangka pneumotorak dan dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil harus

ditangani di tempat kejadian. Semua pasien muda yang mengeluhkan sakit dada yang unilateral serta sesak yang akut, harus dipertimbangkan kemungkinan terjadi pneumothorak. Pada penderita dengan dispnoe berat, suara pernafasan yang melemah atau hilang pada sebelah thorak, dan peningkatan tekanan vena jugular, harus dipertimbangkan pneumothorax tension. Pada penderita pneumothorax tension, harus dilakukan dekompresi jarum dengan segera. Caranya adalah dengan menyisipkan kateter vena no 14G ke dalam rongga interkostal 2, garis mid-clavicular. Harus ingat jarum besi kateter perlu dikeluarkan sebelum transferkan pasien ke rumah sakit. Pada waktu yang sama, memantau tanda-tanda vital, EKG, dan pulse oxymetry. Oksigen 100% harus diberi.1 Penanganan Lanjut Penanganan seterusnya ditentukan dengan beberapa faktor:1 1) Kestabilan pasien 2) Size pneumothorak 3) Tipe pneumothorak Pneumothorak primari yang kecil1 1) 2) Pasien diobservasi di IGD selama 3 jam. Kemudian, pasien bisa pulang jika, i) Pasien stabil dari aspek klinis. ii) Foto torak ulang menunjukkan tidak ada pertambahan size pneumothorak, 3) Pasien disuruh merujuk ke spesialis paru dan difollow-up.

Pneumothorak primari yang besar (pasien stabil)1 1) Lakukan drainase pneumothorak dengan chset tube 24-28F.

2) 3)

Chest tube disambung ke valve Heimlich atau alat WSD. Pasien diopname untuk pemantauan.

Pneumothorak yang besar dengan pasien yang tidak stabil1 1) 2) Jika pasien hanya takipnoe dan/atau takikardia saja, pneumothorak harus drainase secara bertingkat dengan chest tube 24-28F. Jika pasien hipotensi: a. Pasien harus dipertembangkan penderita pneumothorak tension. b. Torakostomi jarum dengan catter vena 14G segera dilakukan di sela iga 2, garis mid-clavicular. c. Setelah ini, baru dipasangkan Cheste tube 24-28G. 3) Pasien wajib diopname.

Pasien dengan pneumothorak sekunder1 1) Semua pasien harus diopname supaya diberi penanganan dan pemantuaan karena terdapat risiko ekspansi paru-paru yang tertunda. 2) Pasien dengan pneumothorak yang besar harus dipasang chest tube sebelum diopname. 3) Pasien yang tidak stabil harus ditangani seperti cara di atas. Gejala Klinis Gejala pneumothorak berdasarkan tipe dan keparahan penyakit. Biasanya, parien akan merasakan sakit dada, namun, pneumothorak yang kecil adalah asimptomatik. Jika pasien mengalami dispnoe yang progresif disertai ketegangan dan nyeri pada dada unilateral, harus ditimbangkan pneumothorak tension. Pada pemeriksaan, dapat menemukan:2 1) 2) 3) 4) Deviasi trakea dan denyutan apex ke arah berlawanan. Hiper-resonan waktu perkusi. Inspirasi pasien yang semakin mengurang Krepitasi.

Semua gejala diatas menunjukkan terdapat tekan positif di rongga pleura. Namun, harus perhatikan tanda-tanda bahaya pada pneumothorak, seperti:2 1) 2) Pasien kelihatan distress dan gelisah, dengan pernafasan yang cepat dan dangkal. Muncul tanda-tanda syok seperti nadi yang lemah dan cepat, kulit yang dingin dan basah. Ini terjadi akibat gangguan hemodinamik karena desekan pada jantung. 3) Sianosis- biasa terdapat pada pasien muda kecuali dalam kasus pneumothorak tension. Sianosis dapat muncul pada pasien COPD dengan pneumothorak kecil. 4) Takikardia.

Tanda-tanda Pemeriksaan fisik pada Pneumothorak yang Besar2 1) 2) Pada kasus ini, biasanya terdapat takikardia tapi tanda-tanda vital tetap normal. Pada pneumothorak tension: a. Denyutan nadi > 140 b. Hipotensi c. Sianosis d. Dada yang pneumothorak akan kelihatan lebih besar dari dada yang normal. e. Sela iga lebih meluas dan menonjol. f. Gerakan dinding dada pada sisi gangguan berkurang. g. Tactile fremitus tidak terasa. h. Suara nafas mengurang karena inspirasi yang berkurang. i. Hiper-resonan pada perkusi. j. Anvil clink ditemui. k. Pneumothorak pada kiri, akan terdengar metallic tinkle yang sinkron dengan denyutan jantung. l. Pneumothorak pada kanan, hati dapat teraba dan tergeser ke arah inferior.

Diagnosa Diagnosis pneumothorak adalah berdasarkan gejala klinis dan dipastikan dengan foto torak.1 Pengenalan awal tension pneumothorax adalah penting karena thoracentesis gawat darurat adalah satu-satunya perawatan dan life-saving. Pembaziran menit berharga tidak masuk akal dalam menunggu konfirmasi radiologi. Jika ada keraguan dan pasien adalah hypoxic, makanya suplement oxigen dibutuhkan.2 Selalu diingatkan bahwa diagnosa tension pneumothorax disuspek dalam:2 1. Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanikal. 2. Pasien yang menderita pneumothorax. 3. Pasien berkondisi semakin jelek dan secara mendadak setelah procedur yang dikenal untuk menyebabkan pneumothorax. 4. Pasien yang mengalami kesulitan dalam ventilasi mekanikal sewaktu resusitasi cardio-pulmonary. Diagnosis Pasti secara Klinis Dengan menyambungkan jarum ke threeway stopcock yang disambung dengan spuit 50cc (telah sebagian diisi dengan NaCl). Menyisipkan jarum ke sela iga 2, garis midklavikular, dan melakukan aspirasi. Udara dalam rongga pleura akan segera bergegas keluar ke NaCl dalam spuit jika pasien penderita pneumotorak tension.2 Jika pneumotorak tension telah dipastikan, jarum harus tetap tinggal tersisip supaya udara dapat keluar dari spuit. Udara yang masih dalam rongga pleura dapat dikeluarkan dengan spuit dan threeway stopcock. Pasien harus dilakukan persiapan untuk pemasangan Cheste tube.2

Jika tidak ada gelembung udara yang keluar tergegas dari spuit, maka pasien tidak menderita pneumothorak tension. Jarum harus dikeluarkan dari rongga pleura.2

Daftar pustaka 1. Manning P, 2004. Pneumothorax. In: Guide to The Essentials in Emergency Medicine. Chapter 78: 353-355 2. Jain DG, 2008. Understanding and Managing Tension Pneumothorax. Available from:

Anda mungkin juga menyukai